Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG. Universitas Sumatera Utara, Medan, 2015, Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

KUALITAS HASIL PENIMBANGAN BERAT BADAN BALITA OLEH KADER POSYANDU

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Balita, Sikap Ibu Balita, Status Pekerjaan Ibu Balita, Frekuensi Penimbangan Balita.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Keywords: Posyandu, cadres knowledge, infant and under five children growth monitoring

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER POSYANDU DENGAN CAPAIAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS GERUNG LOMBOK BARAT

Warijan & Titi Suherni Poltekkes Kemenkes Semarang

Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER GIZI TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN PENCAPAIAN D/S DAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

LUTFI NANDA PURNAMASARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

ABSTRAK GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN SAMOJA KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2007

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

KARAKTERISTIK KADER POSYANDU TERKAIT KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (STATUS N dan T) DI KOTA BOGOR

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN DENGAN PERILAKU IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU III KELURAHAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Kesehatan Kartika 50

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

ANDHINA KUSUMA WARDHANI J

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

KAJIAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DI POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEPATUHAN IBU DATANG KE POSYANDU DI DESA MAYUNGSARI BENER PURWOREJO

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

Jurnal Kebidanan 09 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

INTISARI. KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DI DESA PLEDO KECAMATAN WITIHAMA ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI Latar Belakang : Kader posyandu adalah kader kesehatan laki-laki atau perempuan yang dipilih masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Tugas kader adalah mencatat identitas balita, menimbang balita dan memasukan hasil penimbangan balita didalam KMS. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan keterampilan kader dalam penimbangan di posyandu. Metode Penelitian : Penelitian dilakukan secara cross sectional study di Posyandu Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. Sebanyak 30 kader diteliti sebagai responde. Variable penelitian ini adalah pengetahuan kader, keterampilan menimbang, keterampilan dalam pengisian KMS dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS. Untuk menguji hipotesa mengunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Sebanyak kader 76,7% pengetahuan sedang dan 23,3% pengetahuan kurang, sebanyak 63,3% kader keterampilan dalam menimbang balita kurang, sebanyak 53,% kader keterampilan dalam pengisian KMS kurang dan sebanyak 66,7% kader keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita kurang. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader pengisian KMS balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita. Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian KMS balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita. Kata kunci : Pengetahuan, keterampilan, kader posyandu, penimbangan. 1. Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta 2. Dosen Poltekkes Yogyakarta 3. Dosen Universitas Respati Yogyakarta

LEVEL OF KNOWLEGDE AND CADRES SKILL ON WEIGHING AT INTEGRATED SERVICE UNIT (POSYANDU) OF PLEDO VILLAGE WITIHAMA ADONARA DISTRICT EAST FLORES REGENCY NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. ABSTRACTS Backgrounds: A Posyandu cadre is a man or woman choosen by s society and be trained to handle health cases of a person or society as a whole, also to work in a really close relation with places where he/she gives the health services. Task of a cadre is to record the toddler s indentities, weighing the toddlers and inputing the results into the KMS. Objectives: To know the relationships between cadre s knowledge and skill in weighing at Posyandu. Methods of research: The research is a cross sectional study at Pledo Village, District of Witihama, Adonara, East Flores, NTT. As much as 30 cadres were examined as respondents. Research variables are cadre s knowledge, weighing skills, skills of filling the KMS and skills on filling the weighing results into the KMS. Chi-Square test is used to test the hypothesis. Results: 76,7% cadres has medium knowledge and 23,3% has low knowledge, 63,3% lacking skills on weighing toddlers, 53,% cadres lacking skills of filling KMS, and 66,7% cadres lacking of skills on inputting the weighing results into KMS. There are no relationships between cadres level of knowledge and their skills of weighing. There are relations between cadres level of knowledge and cadres s skill in filling the KMS. There are relations between cadres level of knowledge and their skills on filling the weighing results into toddlers KMS. Results: There are no relationships between cadres level of knowledge and their skills of weighing toddlers. There are relations between cadres level of knowledge and cadres s skill in filling the KMS. There are relations between cadres level of knowledge and their skills on filling the weighing results into toddlers KMS. Keyword: Knowledge, skills, posyandu cadres, waighing. 1. Undergraduate student of Respati University Yogyakarta 2. Lecturer at Poltekkes Yogyakarta 3. Lecturer at Respati University Yogyakarta

PENDAHULUAN Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk balita. Kegiatan tersebut meliputi penimbangan balita, pelayanan imunisasi, penyuluhan gizi serta pelayanan kesehatan ibu dan anak¹. Tugas kader posyandu adalah sebagai berikut : melakukan kegiatan bulanan posyandu (penimbangan balita dan pengisian hasil timbangan kedalam KMS balita), melaksanakan kegiatan diluar posyandu, melakukan kegiatan bulanan posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu tercatat sebanyak 25 Posyandu, sedangkan pada tahun 2004, meningkat menjadi 438.699 Posyandu. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai². Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Tegal menunjukan bahwa tingkat presisi kader kurang sebanyak 53,1% dan tingkat akurasi kurang sebanyak 56%³. Studi yang dilakukan di 4 Kabupaten yaitu Sukabumi dan Bogor di Jawa Barat, serta Demak dan Semarang di Jawa Tengah sebanyak 59,7% kader memiliki tingkat presisi yang kurang baik dan hampir semua kader (97,2%) memiliki tingkat akurasi yang kurang baik. Dengan demikian kualitas data hasil penimbangan oleh kader masih sangat rendah. Dari 97,2% kader yang tidak akurat ternyata 82,5% tidak mendapat pembinaan yang baik. Faktor keterampilan merupakan faktor penting pada kualitas data, sebagian besar kader kurang terampil, terutama dalam hal mengatur posisi bandul timbangan 4. Menurut Tjahjowati, pengetahuan kader dalam menimbang balita sangat penting karena mempengaruhi ketrampilan kader dalam menimbang berat badan balita dan mempengaruhi ketelitian (akurasi) hasil penimbangan 3. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan kader posyandu dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional study) dan dianalisa dengan uji Chi-Square. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Desa Pledo Kecamatan Witihama Adonara Timur Kabupaten Flores Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011. Sebanyak 30 kader posyandu dari keempat dusun (posyandu Mawar, posyandu Melati, posyandu Sedang Mekar dan Posyandu Meko) diteliti sebagai subyek penelitian. Jenis data yang dikumpulkan yaitu pengetahuan kader, keterampilan menimbang, keterampilan dalam pengisian KMS dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS. Data di analisis menggunakan uji statistic Chi-Square untuk melihat hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan pengisian hasil penimbangan di KMS, dengan tingkat kemaknaan 95%. Pengambilan keputusan berdasarkan : a) p > 0,05 maka tidak ada hubungan bermakna antar variabel. b) p < 0,05 maka ada hubungan bermakna antar variabel

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian meliputi tingkat pendidikan, umur, lama bekerja dapat tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik Frekuensi (kader) Persentase (%) Usia 20 30 th 8 26,6 31 40 th 20 66,7 40 50 th 2 6,7 Tingkat Pendidikan Tamat SMP 7 23,3 Tamat SMA 23 76,7 Lama Bekerja 1-5 th 10 33,3 6-10 th 18 60,0 > 10 th 2 6,7 dilihat pada Jumlah 30 100,0 Tabel 1 menunjukan bahwa sebanyak 66,7 % kader berusia lebih dari 20 tahun dan 6,7 % kader berusia lebih dari 41 tahun. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan subyek penelitian tamat SMA merupakan frekuensi yang terbanyak dengan jumlah 23 kader (76,7 %). Sebanyak 60,0 % kader dengan lama bekerja 6 10 tahun. 2. Variabel Penelitian a. Pengetahuan Kader Pengetahuan Kader adalah pemahaman kader tentang penimbangan, pengisian KMS dan pertumbuhan balita. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Kader Menurut Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase Kader (Kader) (%) Baik 0 0 Sedang 23 76,7 Kurang 7 23,3 Jumlah 30 100,0 Tabel 2 menunjukan bahwa sebanyak 76,7% kader berpengetahuan sedang dan 23,3% kader berpengetahuan kurang.

b. Keterampilan Kader Dalam Menimbang Balita Keterampilan kader dalam menimbang balita, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Kader Dalam Keterampilan Menimbang Balita Keterampilan Kader Dalam Frekuensi Persentase Menimbang Balita (Kader) (%) Baik 11 36,7 Kurang 19 63,3 Jumlah 30 100,0 Tabel 3 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam menimbang balita kurang yaitu sebanyak 19 responden atau (63,3%). c. Keterampilan Kader dalam Pengisian KMS Keterampilan kader dalam pengisian KMS (identitas balita dan memasukan hasil penimbangan balita) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Distribusi Kader menurut Keterampilan Pengisian KMS Keterampilan Kader Dalam Frekuensi Persentase Pengisian KMS (Kader) (%) Baik 14 46,7 Kurang 16 53,3 Jumlah 30 100,0 Tabel 4 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam pengisian KMS kurang yaitu sebanyak 16 responden atau (53,3%). Sedangkan keterampilan kader dalam pengisian KMS baik adalah 14 responden atau (46,7%). d. Keterampilan Kader Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS. berikut ini : Keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita dapat dilihat pada tabel Tabel 5. Distribusi Kader Menurut Keterampilan Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Keterampilan Kader Dalam Frekuensi Persentase Pengisian Hasil Penimbangan di KMS (Kader) (%) Baik 10 33,3 Kurang 20 66,7 Jumlah 30 100,0

Tabel 5 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita kurang yaitu sebanyak 20 responden atau (66,7%). Sedangkan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita baik adalah 10 responden atau (33,3%). 3. Hubungan Antar Variabel a) Pengetahuan Kader Dan Keterampilan Kader Dalam Menimbang Balita. Pengetahuan kader dan keterampilan dalam menimbang balita, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Pengetahuan Kader dan Keterampilan Dalam Menimbang Balita Keterampilan Menimbang Jumlah Kurang Baik p Tingkat Pengetahuan Kader Sedang 17 (56,66%) 6 (20,0%) 23 (76,67) 0,068 Kurang 2 (6,7%) 5 (16,7%) 7 (23,33%) Jumlah 19 (63,3%) 11 (36,7%) 30 (100%) Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan menimbang balita. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan menimbang balita sedang (r = 0,370). b) Pengetahuan Kader dan Keterampilan Kader Dalam Pengisian KMS berikut ini : Variabel Pengetahuan kader dan keterampilan dalam pengisian KMS balita, dapat dilihat pada tabel 7 Tabel 7. Pengetahuan Kader dan Keterampilan Dalam Pengisian KMS Keterampilan Dalam Mengisi KMS Jumlah Kurang Baik p Tingkat Sedang Pengetahuan Kader 12 (40,0%) 11 (36,7%) 23 (76,67 %) 0,011 Kurang 4 (13,3%) 3 (10,0%) 7 (23,33%) Total 16 (53,3%) 14 (46,7%) 30 (100%)

Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS sedang (r = 0,508). c) Pengetahuan Kader dan Keterampilan Kader Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Pengetahuan kader dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS, dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Pengetahuan Kader dan Keterampilan dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Keterampilan Dalam Pengisian Hasil Penimbangan Jumlah Kurang Baik p Tingkat Sedang Pengetahuan Kader 15 (50,0%) 8 (26,7%) 23 (76,67%) 0,044 Kurang 2 (6,7%) 5 (16,7%) 7 (23,33%) Total 20 (66,7%) 10 (33,3%) 30 (100%) Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan di KMS sedang (r = 0,403). B. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Menimbang Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader dengan keterampilan menimbang balita. Hasil penelitian ini didukung oleh 3 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kader posyandu tidak berhubungan signifikan dengan keterampilan menimbang balita. Menurut Tjahjowati, dalam penelitian 3 pengetahuan kader dalam menimbang balita sangat penting karena mempengaruhi keterampilan kader dalam menimbang berat badan balita dan mempengaruhi ketelitian (akurasi) hasil penimbangan. Berdasarkan teori, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaa terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang 5.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan kader akan sangat berpengaruh terhadap keadaan yang ikut serta dalam suatu kegiatan dan mempunyai dampak terhadap perilaku, namun bila dianalisis lebih jauh proses terbentuknya suatu kesadaran tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan saja belum cukup untuk membuat seseorang merubah perilakunya. Perubahan atau adopsi perilaku adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatife lama 5. Evaluasi merupakan tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi dan merupakan domain yang sangat penting 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila kader mempunyai pengetahuan yang baik maka kader akan semakin terampil dalam menimbang khususnya menerapkan 9 langkah penimbangan dengan benar. 2. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Pengisian KMS Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS p < 0,05. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan pengisian KMS, sedang (r = 0,508). Apabila kader mempunyai pengetahuan yang baik terhadap penilaian hasil penimbangan maka kader akan semakin terampil dalam mengisi KMS. Artinya semakin tinggi pengetahuan kader, maka semakin tinggi keterampilan dalam mengisi KMS. Tingkat pendidikan kader posyandu mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka. Dan tingkat pengetahuan mempengaruhi keterampilan mereka dalam melaksanakan pengisian KMS balita. Kader yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang khususnya kader dalam menerima suatu program dan inovasi baru dalam masyarakat 6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan keterampilan kader. Pelatihan yang berbasis kompetensi mempunyai hubungan yang bermakna dengan keterampilan kader dalam mengelola posyandu 7. 3. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa pengetahuan kader posyandu berhubungan signifikan dengan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS (p-value = 0,044 < Level of Significant = 0,05). Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan di KMS, sedang (r = 0,403). Semakin tinggi tingkat pendidikan kader diharapkan cara berpikir akan lebih rasional sehingga kader akan semakin terarah dalam mengikuti atau berpartisipasi dalam program penimbangan balita untuk memantau pertumbuhan serta memasukan hasil penimbangan kedalam KMS balita. Menginterpretasi hasil penimbangan tersebut dan menggambar grafik pertumbuhan anak dalam KMS sebagai modal dasar dalam deteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak balita 8.

Keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS ini dipengaruhi juga karena kader jarang mendapatkan pelatihan. Pelatihan kader dilakukan untuk meningkatkan dan memperluas wawasan serta menambah pengalaman agar kader bisa melakukan kegiatan diposyandu dengan baik mulai dari pencatatan identitas balita, penimbangan dan memasukan hasil penimbangan serta menggambar grafik pertumbuhan dalam KMS balita. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik, tidak menjamin kader tersebut terampil dalam melakukan pengisian hasil penimbangan dan menggambarkan grafik pertumbuhan anak. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan : 1. Sebanyak kader 76,7% pengetahuan sedang dan 23,3% pengetahuan kurang, sebanyak 63,3% kader keterampilan dalam menimbang balita kurang, sebanyak 53,% kader keterampilan dalam pengisian KMS kurang dan sebanyak 66,7% kader keterampilan dalam penentuan status gizi balita kurang. 2. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita. 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader pengisian KMS balita. 4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka pengetahuan dan keterampilan kader posyandu masih kurang. Salah satu cara menambah pengetahuan kader dalam bidang kegiatan posyandu adalah dengan diadakannya pelatihan kader. Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader serta menambah pengalaman dan kematangan kader yang berguna dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pelaksana utama di posyandu.

DAFTAR PUSTAKA 1 KMPK UGM, Proses Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Posyandu Terhadap Intensitas Posyandu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,2007. 2 Departemen Kesehatan RI. Panduan Penggunaan KMS Balita bagi Petugas Kesehatan, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta, 2005. 3 Azizah, M. Hubungan Antara Kompetensi Kader Posyandu Dengan Presisi dan Akurasi Kader dalam Menimbang Balita pada Kegiatan Posyandu di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,2006. 4 Indriaty, Cahaya. Presesi dan Akurasi Hasil Penimbangan di Posyandu di Kabupaten Sukabumi, Bogor, Demak dan Semarang. Available from : http://www.d igilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=78276&lokasi=lokal[accesed 27 Mei 2008 5 Notoatmodjo, Soekidj. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,2003. 6 Wibisana, W Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta, 1997. 7 Sutoto. Dampak Pelatihan Asuhan Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat di RSUD Banyumas, UGM, Yogyakarta, 1996. 8 Departemen Kesehatan RI. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Tim pengelola UPGK Tingkat Pusat, Jakarta,2000.