Heman Pailak*) Sri Widodo**), Shobirun***)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Maria Dagobercia Uskenat *)., Ns. Sri Puguh K, M.Kep.,Sp.MB **), Achmad Solechan, S.Kom.,M.Si ***)

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN NAFAS DALAMTERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH ABDOMEN DI RSUD KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION

Yecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KECEMASAN LANSIA DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU SEMARANG BARAT

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1

mahasiswa fakultas kedokteran di dunia Pendahuluan rata-ratanya mencapai 80%. Ketika ujian Objective Structured Clinical

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PERUBAHAN STATUS MENTAL KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DAN II DI BPM WILAYAH KLATEN

PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR DI SMC RS TELOGOREJO

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

EFEKTIFITAS KOMBINASI TERAPI : GUIDED IMAGERY

PENGARUH TERAPI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PESERTA PROLANIS

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa

EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Resa Nirmala Jona *), Sri Widodo **), Shobirun ***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PE GARUH TI GKAT PE GETAHUA TE TA G PE GOBATA KEMOTERAPI TERHADAP TI GKAT KECEMASA PASIE KA KER DI RUA G SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARA G

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF MENURUNKAN ANSIETAS REMAJA AWAL YANG MENGALAMI PREMENSTRUAL SYNDROME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (UMY). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Heman Pailak*) Sri Widodo**), Shobirun***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Semarang ***) Staf Pengajar Poli Teknik Kesehatan Negeri Semarang ABSTRAK Operasi merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan yang dapat mengancam integritas tubuh dan jiwa seseorang sehinggga menimbulkan respon fisiologi dan psikologi pada pasien. Respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi yaitu. Kecemasan pada pasien pre operasi ini dapat dicegah atau diturunkan dengan teknik relaksasi, baik itu relaksasi otot progresif maupun napas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap tingkat pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Desain peneliatian menggunakan quasy experiment dengan rancangan pre-post tes design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 15 orang untuk relaksasi porgresif dan 15 orang untuk relaksasi napas dalam. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan Mann-Witney Test didapatkanhasil analisis univariat pada karakteristik responden tingkat terdapat 12 (40%) pada perampuan, 18 (60%) pada laki-laki, sedangkan pada usia responden terbanyak adalah pada usia >30 sebanyak 13 (43,3%) dan terendah pada usia < 20 tahun sebanyak 5 16,7% selain itu hasil analisis univariat didpatkan nilai p-value sebesar 0,953 atau > 0,05 hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap tingkat pada pasien pre operasi. Rekomendasi hasil penelitian ini yaitu mengganti variabel seperti relaksasi imajinas dan spesifikasi operasi. Kata kunci:, relaksasi otot progresif, relaksasi napas dalam dan operasi. ABSTRACT Surgery is one form of therapeutic treatment that can threaten the integrity of one's body and soul so as cause physiological and psychological in patients respon Psychological response that usually occurs in the preoperative patient anxiety.anxiety in patient pre operation can be prevented or reduced by relaxation technique, one of them is progressive muscle and deep breathing relaxation. This study were to know the influence of progressive muscle and deep breathing relaxation toward anxiety level of patient anxiety pre surgery in hospital Telogorejo Semarang. The designe of this research is quasy experiment using pre and post test design with 15 respondents applied progressive muscle and 15 respondent for relaxation breath in purposive sampling technique. The result using Mann Whitney test of the research showed had no different influence between progressive muscle and deep breathing relaxation toward anxiety level of patient anxiety pre surgery, it can be seen from p value of the result is 0,953 (0,05). From the respondent characteristic, it is 12 (40%) for females, 18 (60%) for males. Meanwhile, for factor ages, the most respondent are upper 30 (43,3%) years old and the lowest age respondent are under 20 (16,7%) years old. A recomendation from this research is, to replace variables such as relaxation of the imagination and spesific operation. Keyword : progressive muscle relaxation, deep breathing relaxation, anxiety level 1

LATAR BELKANG Operasi merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Tindakan operasi yang direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologi dan psikologi pada pasien. Respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi yaitu. Kecemasan yang terjadi dihubungkan dengan rasa nyeri, kemungkinan cacat, menjadi bergantung dengan orang lain dan mungkin kematian (Potter & Perry, 2005, hlm. 1790). Penelitian terkait tingkat pada kasus operasi yang dilakukan oleh Makmuri et al (2007 dalam Paryanto, 2009, 6) disimpulkan bahwa sebagian besar pasien pre operasi mengalami. Penelitian yang dilakukan oleh Ferilina dalam 2008 ditemukan sekitar 80% pasien operasi mengalami. Hal ini menunjukan sebagian besar pasien pre operasi mengalami. Kecemasan pada pasien pre operasi ini dapat dicegah atau diturunkan dengan teknik relaksasi. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan (Stuart, 2007, hlm.169). Beberapa jenis relaksasi diantaranya relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam. Berdasarkan beberapa penelitian tentang terapi relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap tingkat yang dilakukan oleh Uskenat tahun 2012 tentang perbedaan tingkat pada pasien pre operasi dengan general anestesi sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif menyimpulkan bahwa hasil uji statistik Paired Sample T- Test diperoleh nilai P sebasar 0,000 atau < 0,005, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif pada pasien pre operasi dengan general anestesi. Penelitian yang dilakukan oleh Mukti tahun 2012 tentang perbedaan tingkat pada pasien akut miokard infark sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi otot progresif menyimpulkan bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai P sebesar 0,002 < 0,005, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi otot progresif pada pasien akut miokard infark. Hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Ghovur & Eko pada tahun 2007 tentang pengaruh napas dalam terhadap perubahan tingkat pada ibu persalinan kala 1 dipondok bersalin menyimpulkan bahwa hasil uji paired Sample T-Test diperoleh nilai P sebesar 0,000 atau < 0,005, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap tingkat. Berdasarkan penelitian sebelumnya di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa masing-masing teknik relaksasi berpengaruh terhadap tingkat. Dari kesimpulan tersebut peneliti tertarik meneliti perbedaan pengaruh teknik relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap tingkat pasien pre operasi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang karena jumlah pasien post operasi dari bulan Agustus tahun 2011 sampai bulan Agustus 2012 sebanyak 7556 pasien, dan dari penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti tentang teknik relaksasi tersebut. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh relaksasi otot progresf dan napas dalam terhadap tingkat pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yaitu suatu metode yang tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman terhadap validitas dengan rancangan Pretest Post Test Design dimana rancangan ini menggunakan dua kelompok, namun kedua kelompok diberikan perlakuan atau tidak memakai kelompok kontrol, kemudian dilakukan pre test pada kedua kelompok tersebut, diikuti dengan intervensi pada masing-masing kelompok dan diakhiri dengan melakukan post test pada masingmasing kelompok setelah beberapa waktu (Notoatmodjo, 2010, hlm.58). Populasi dalam penelitian ini semua pasien yang dilakukan operasi di Ruangan Bougenvllie 2 dan 3 Rumah Sakit Teogorejo Semarang pada bulan Agustus 2011- Agustus 2012. Teknik sampling yang digunakan 2

dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu suatu penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2008, hlm. 94). Penlitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juni-23 Juli 2013. HASIL PENELITIAN 1. Jenis kelamin Tabel 1 Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin (n=30) Tabel 1. diatas maka dapat dikatakan frekuensi jenis kelamin yang mengalami adalah laki-laki sebanyak 18 orang atau 60%. 2. Usia Frekuensi Persen Laki-laki 18 60.0 Perempuan 12 40.0 Usia Total 30 100.0 Tabel 2 Frekuensi responden berdasarkan usia (n=30) Frekuensi Persen Dewasa muda (<20 tahun) 5 16.7 Dewasa menengah (21-30) 12 40.0 Dewasa tua >30 13 43.3 Total 30 100.0 Tabel.2 dijelaskan bahwa frekuensi usia yang mengalami adalah usia >30 tahun sebanyak 13 orang atau 43,3%. 3. frekuensi tingkat sebelum perlakuan relakasasi otot progresif dan relaksasi napas dalam sebagai berikut: Tabel 3 Frekuensi responden berdasarkan tingkat sebelum perlakuan relaksasi otot progresif dan napas dalam (n=15) Tingkat Otot progresif Napas dalam Frekue Peresen Freku Persent nsi ensi Cemas ringan 8 53,3 7 46,7 Cemas 7 46,7 8 53,3 sedang Total 15 100,0 15 100,0 Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan sebelum perlakuan relaksasi otot progresif responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 8 orang atau 53,3% sedangkan pada perlakuan relaksasi napas dalam yang mengalami cemas sedang sebanyak 8 orang 53,3%. 4. Frekuensi tingkat sesudah perlakuan relakasasi otot progresif dan relaksasi napas dalam sebagai berikut: Tabel 4 Frekuensi responden berdasarkan tingkat Sesudah perlakuan (n=15) Tingkat Otot progresif Napas dalam Frekuesi Persen Frekuensi Persen Tidak 10 66,7 10 66,7 cemas Cemas 5 33,3 5 33,3 ringan Total 15 100,0 15 100,0 Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa frekuensi sesudah perlakuan relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam diketahui bahwa responden yang tidak mengalami sebanyak 10 orang atau 66,7%. 5. Pengaruh realaksasi otot progresif terhadap tingkat pada pasien pre operasi. 3

Variabel (Otot progresif) Tabel 5 Pengaruh realaksasi otot progresif terhadap tingkat pada pasien pre operasi di RS Telogorejo Semarang (n = 15) N Mean Standar deviasi P-value Pre 15 2,46 0,516 0,000 Post 15 1,33 0,487 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa sebelum perlakuan otot progresif didapatkan nilai p-value 0,000 (atau nilai p- value< 0,05). Sehingga disimpulkan ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat pasien pre operasi. 6. Pengaruh relaksasi napas dalam terhadap tingkat Tabel.6 Pengaruh realaksasi napas dalam terhadap tingkat pasien pre operasi 25 April 23 Mei 2013 (n = 15) Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa Variabel N Mean Standar p-value deviasi (Napas dalam) Pre 15 2,53 0,516 0,001 Post 15 1,33 0,487 sebelum perlakuan relaksasi napas dalam didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 (atau nilai p-value< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat pasien pre operasi. 7. Perbedaan pengaruh teknik relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam terhadap tingkat sebagai berikut: Tabel 7 Perbedaan pengaruh relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadaptingkat pasien pre operasi di RS Telogorejo Semarang25 April 23 Mei 2013 (n=30) Variabel Relaksai Tabel 7 menunjukan bahwa teknik relaksasi otot progresif mempunyai nilai p-value sebesar 0,935 (atau > 0,05) yang artinya p-value lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap penurunan tingkat pada pasien pre operasi. PEMBAHASAN N Mean rank Sum oran k Std devisi p- value Otot progresif 15 15,63 234,5 0,487 0,935 Napas dalam 15 15,73 230,5 0,487 1. Jenis kelamin Hasil penelitian frekuensi operasi dan berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki dengan tingkat operasi dan pada laki-laki sebanyak 18 orang atau 60% sedangkan perempuan sebanyak 12 orang atau 40%. Hal ini disebabkan karena pada saat penelitian didapatkan jenis operasi yang terbanyak adalah operasi prostatektomi dimana operasi ini hanya untuk kaum laki-laki yang berusia dewasa tua. Menurut Friedman dan Bowden (2009, hlm. 456) bahwa koping yang dilakukan laki-laki dalam memecahkan masalah cenderung menggunakan strategi yang lebih menarik diri seperti mencoba menyimpan perasaan. Hal ini menurut teori interpersonal dari Harry Stack Sullivian (1952 dalam Sheila L 2008, hlm. 334) mengatakan bahwa semakin rendah kemampuan untuk mengomunikasi suatu masalah semakin 4

besar pula kesempatan untuk terjadi gangguan. 2. Usia Hasil penelitian frekuensi operasi dan tingkat pada pasien pre operasi berdasarkan usia didapatkan usia <20 tahun (dewasa muda) sebanyak 5 (16,7%), 20-30 tahun (dewasa menengah) sebanyak 12 (40,0%), dan >30 tahun (dewasa tua) sebanyak 13 (43,3%). jadi dapat disimpulkan usia yang menjalani operasi dan yang mengalami terbanyak adalah usia dewasa tua ( > 30 tahun). Semakin bertambah umur seseorang akan akan mengalami masalah kesehatan fisik dan psikologi. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung mengalmi penurunan fungsi otak, homeostatis, dan sel tubuh hal ini akan mempengaruhi kemampuan motorik sehinngga menimbulkan kesadaran tentang merosotnya perasaan akan rendah diri kalau dibandingkan dengan orang yang lebih muda, dalam arti kekuatan, kecepatan dan keterampilan selain itu menimbulkan sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, dan pekerjaan, serta kehidupan pada umumnya. Tekanan emosi yang berasal dari sebab-sebab adanya perubahan fisik dan psikologi akan mempengaruhi motivasi pertahanan sebagai upaya manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap stress Santrock (2007 dalam Gunarsa, 2004, hlm. 323). 3. Tingkat Frekuensi tingkat sebelum perlakuan relaksasi otot progresif didapatkan responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 8 (53,3%), cemas sedang sebanyak 7 (46,7%) sedangkan sesudah perlakuan sebanyak 10 orang (66,7%) tidak mengalami cemas, 5 (33,3%) mengalami cemas ringan. selain itu frekuensi tingkat sebelum perlakuan relaksasi napas dalam didapatkan sebanyak 7 (46,7%) mengalami cemas ringan, sebanyak 8 (53,3%) mengalami cemas sedang, sedangkan frekuensi sesudah perlakuan sebanyak 10 (66,7%) tidak mengalami cemas dan 5 (33,3%) mengalami cemas ringan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan tingkat sebelum dan sesudah diberikan relaksasi baik itu relaksasi otot progresif maupun relaksasi napas dalam. ). Kecemasan pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap pasien sebagai suatu ancaman dalam peran hidup, integritas tubuh, bahkan kehidupan itu sendiri (Smeltzer & Bare, 2001, hlm. 429). 4. Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum perlakuan otot progresif didapatkan nilai p-value 0,000 (atau nilai p-value< 0,05). Sehingga disimpulkan ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat pasien pre operasi. Hal ini didukung oleh Menurut Lutfa & Maliya, 2008, hlm. 132 relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kerja saraf para simpatis dengan mengurangi kerja saraf simpatis sehingga dapat menekan rasa tegang yang dialami individu secara timbal balik atau counter condition (penghilangan) dampaknya akan menurunkan ketegangan, dan tekanan darah, serta denyut jantung. 5. Pengaruh relaksasi napas dalam terhadap tingkat Hasil penelitian menunjukan sebelum perlakuan relaksasi napas dalam didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 (atau nilai p-value< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat pasien pre operasi. Napas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonari (Anonim, 2012. 3). Dari peregangan kardiopulmonari dapat meningkatkan baroreseptor yang akan merangsang saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis. Peningkatan saraf parasimpatis akan menurunkan ketegangan, serta mengendalikan fungsi denyut jantung sehingga membuat tubuh rileks (Muttaqin, 2009, hlm. 9) 6. Perbedaan pengaruh relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam terhadap tingkat Tabel 7 menunjukan bahwa teknik relaksasi otot progresif mempunyai nilai p-value sebesar 0,935 5

(atau > 0,05) yang artinya p-value lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh relaksasi otot progresif dan napas dalam terhadap penurunan tingkat pada pasien pre operasi. Hasil penelitian diatas sejalan dengan kebenaran teori menurut Dalimartha (2008, hlm.28) yang mengatakan bahwa relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam mempunyai kesamaan fungsi dalam menurunkan tingkat, stress, tekanan darah serta denyut jantung. SIMPULAN 1. Gambaran tingkat sebelum perlakuan relaksasi otot progresif didapatkan responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan responden yang mengalami cemas sedang sebanyak 7 orang (46,7%). 2. Gambaran tingkat sebelum perlakuan relaksasi napas dalam didapatkan responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 7 orang (46,7%) dan responden yang mengalami cemas sedang sebanyak 8 orang (53,3%). 3. Gambaran tingkat sesudah perlakuan relaksasi otot progresif diketahui bahwa yang tidak mengalami sebanyak 10 orang (66,7%) sedangkan yang mengalami cemas ringan sebanyak 5 orang (33,3%). 4. Gambaran tingkat sesudah perlakuan relaksasi napas dalam diketahui bahwa yang tidak mengalami sebanyak 10 orang (66,7%) sedangkan yang mengalami cemas ringan sebanyak 5 orang (33,3%). SARAN 1. Bagi pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan perawat untuk melakukan tindakan relaksasi otot progresif dan napas dalam saat persiapan pasien pre operasi yang mengalami. 2. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat meningkatkan ilmu keperawatan sehingga memacu institusi pendidikan untuk mengeksploitasi kemampuan mahasiswa supaya lebih melakukan tindakan mandiri khususnya tindakan relaksasi otot progresif dan relaksasi napas dalam terhadap tingkat pasien pre operasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah. Selain itu dapat dimodifikasi dengan penabahan sampel, atau mengganti variabel seperti relaksasi imajinasi, dan yoga. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2012).Manfaat Menarik Nafas Dalam Bagi Kesehatan. http ://www. gratisbaca.com /manfaat-menarik-nafas-dalam-dalampanjangbagi- kesehatan/. Diroleh pada tanggal 7 Februari 2013. Dalimartha et al., (2008). Care your self hipertensi. Jakarta : Penebar Plus. Gofur, A.,& Eko, P. (2007). Pengaruh teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat pada ibu persalinan kala I di Pondok bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen : http://www. skripsistikes.com. Diperoleh pada tanggal 21 Oktober 2012. Gunarsa, D.S. (2004). Buku rampai psikologi perkembangan dari anak sampai usia lanjut. Alih bahasa: Shinto, B. Jakarta: BPK Lutfa, U., & Maliya, A. (2008 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam tindakan kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. http://eprint. ums. ac.id/111/1/4g.pdf. Diperoleh tanggal 23 Mei 2013. Muttaqin, A., & Sari,K. (2009). Asuhan keperawatan perioperatif: konsep, proses dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Mukti, H.S. (2012). Perbedaan tingkat pada pasien infark miokard sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi otot progresif di RSUD Tugu Rejo Semarang:http: ejournal. Stikestelogorejo. ac.id/index. php/ ilmukeperawatan/article/view/59/. Vol 1 No 1. Diambil pada tanggal 5 November 2012. 6

Notoadmojo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008).Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan. Pedoman skirpsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan. Edisi 2 Jakarta : Salemba Medika. Paryanto (2009). Perbedaan tingkat pasien pre operasi selama Menunggu jam operasi antara ruang rawat inap dengan ruang persiapan operasi di Rumah Sakit Ortpedi Surakarta/Http epd eprit 5. Ac. Id/ Pdf.. Diperoleh pada tanggal 23 Oktober 2012. Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental: konsep, dan praktek. Edisi 4. Alih bahasa Renata, K. Jakarta: EGC Sheila, L.V. (2008). Buku ajar keperawatan Jiwa. Alih bahasa: Renata, K. Jakarta: EGC. Stuart, G.W. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5. Alih bahasa Ramona, G.K.,& Egi, K.Y.Jakarta. Uskenat, M.D. (2012). Perbedaan tingkat pada pasien pre operasi dengan general anestesi sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresfif di RS Pantiwilsa Citarum Semarang: http:// ejournal. Stikestelogorejo. ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/ 59. Vol 1.Nol 1. Diambil pada tanggal 5 November 2012. 7