Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

There are no translations available.

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB VI PENUTUP. 1. Imunitas Kepala Negara dalam Hukum Internasional. Meski telah diatur dalam hukum internasional dan hukum kebiasaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

ejournal Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 1, 2013:

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN PBB DALAM MENANGGULANGI PERMASALAHAN HAM TERKAIT KONFLIK BERSENJATA LRA (LORD S RESISTANCE ARMY) DI UGANDA

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

PELAKSANAAN INTERVENSI HAK ASASI MANUSIA DALAM KONFLIK BERSENJATA NON INTERNASIONAL DI DARFUR

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. operasi dukungan untuk perdamaian sejak tahun PSOs pertama yaitu An

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Komitmen Penegakan HAM Pemerintah dan Implikasinya dalam Hubungan Internasional

UPAYA PEMERINTAH UGANDA DALAM MENGATASI PEMBERONTAK LRA (LORD S RESISTANCE ARMY) PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN YOWERI MUSEVENI ( )

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing

KEJAHATAN KEMANUSIAAN SEBAGAI PELANGGARAN HAM BERAT TERHADAP PENDUDUK SIPIL DI REPUBLIK AFRIKA TENGAH DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

DEKLARASI INTERNASIONAL UNTUK MELINDUNGI JURNALIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman HAM Uni Eropa tentang Para Pembela HAM 3. Pedoman HAM Uni Eropa tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata 17

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

A. Keinginan Indonesia Menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN AS-MEKSIKO DALAM UPAYA MEMBERANTAS DRUGS DI TAHUN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013

BAB I PENDAHULUAN. Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB IV GAMBARAN UMUM

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

Transkripsi:

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak berbasis di Uganda pada tahun 1987 dan dipimpin oleh Joseph Kony. 1 Mereka telah memerangi pemerintahan Uganda selama lebih dari 20 tahun dan banyak melakukan pelanggaran HAM di Uganda seperti penculikan, penjarahan, pemerkosaan, pembantaian. Awal mulanya LRA melakukan penyerangan di desa-desa kecil di kawasan Uganda Utara dan dengan pemberontakan yang mereka buat memperlihatkan ketidakmampuan pemerintahan Uganda untuk melindungi rakyat sendiri. Banyak kekacauan yang dilakukan oleh LRA tidak hanya di Uganda tetapi merekapun bergerak ke utara Democratic Republic of Congo (DRC), Central African Republic (CAR), dan Sudan. Berbagai bantuan datang dari Amerika sejak tahun 2001 hingga dibuatnya kebijakan Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act. Amerika Serikat ikut terlibat dalam upaya mencegah kekerasan yang dilakukan oleh LRA juga menangkap pemimpinnya serta melindungi warga sipil dari serangan pemberontak dan ikut melindungi masyarakat sipil dengan rancangan strategi yang telah disiapkan. Begitu pun upaya pemulihan dan rekonsiliasi di Uganda Utara membangun kembali dan mencegah konflik di masa depan melalui bantuan AS 2. 1 Arieff and Lauren Ploch, 2012, CRS Report for Congress,. The Lord s Resistance Army: The U.S. Response, hlm. 4 (file PDF), diunduh dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/r42094.pdf, diakses 12 Desember, 2012 2 One Hundred Eleventh Congress of the United States of America (Washington, DC: Document certified by Superintendent of Documents pkisupport@gpo.gov 2010) http://warondoctors.org/docs4obama/bills- 111hr3590enr%5B1%5D.pdf, diakses pada 13 Desember 2012.

Melalui konsep foreign policy dimana dapat dikatakan sebagai suatu alat untuk mencapai kepentingan nasional atau sebagai upaya untuk memberikan suatu perubahan bagi negara yang menjalankan kebijakan luar negerinya. 3 Berbagai strategi yang diupayakan AS adalah untuk kepentingan terhadap aksi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh LRA yang diharapkan mampu mengakhiri kekejaman dan kerusakan yang dilakukan. Kepetingan untuk meminimalisakan adanya pelanggaran HAM saling berkaitan dengan upaya kontra terorisme. Dikatakan demikian demikian karena tujuan yang ingin diperoleh dari kepentingan tersebut tidak terlepas dari alasan kepentingan kebijakan luar negeri AS. Melihat hal ini apakah sebenarnya keterlibatan Amerika Serikat dapat dikatakan terlambat? Lalu mengapa Amerika Serikat tetap ingin membantu pemerintahan Uganda dalam memberantas LRA? Pelanggaran HAM yang terjadi di Uganda oleh LRA hingga berdampak ke negaranegara sekitar yaitu DRC, Sudan Selatan dan Afrika Tengah telah menarik perhatian Amerika untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan terlibat dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act. LRA yang merupakan suatu kelompok teroris yang mengancam keselamatan masyarakat di beberapa negara di Afrika yaitu Uganda Utara, DRC, Sudan Selatan, dan kini dikatakan mereka berada di Afrka Tengah. LRA disebutkan sebagai teroris internasional dan masuk dalam kebijakan counter terrorism. Berbagai penyerangan yang dilakukan oleh LRA, tidak dipungkiri bahwa meraka dapat menjadi ancaman bagi dunia internasional. Berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh LRA adalah tindakan yang sudah melanggar HAM seperri pemerkosaan, pembunuhan, pembantaian masal, pembentukan pasukan militer anak, dsb. 3 Jack C.Plano and Roy Olton, International Relations Dictionary, Rinehart and Wisnston (New York: 1969) hal.127.

Pemberian bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat melalui kebijakan Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act prinsipnya didorong oleh kepedulian dan tanggung jawab terhadap penghormatan dan perlindungan atas hak asasi manusia secara universal. Namun demikian, prinsip penghormatan dan perlindungan atas hak asasi manusia tersebut pada pelaksanaannya tidak sepenuhnya mendukung keterlibatan Amerika Seriat di Uganda. Keterlibatan dalam permasalahan LRA tidak terlepas dari tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Segala permasalahan yang berhubungan dengan HAM, demokrasi, pelucutan senjata merupakan aspek perpolitikan penting dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri. Dalam kebijkan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan Obama menerapkan smart diplomacy yang lebih menekankan pada penyebaran nilai-nilai demokrasi dan penghormatan terhadap HAM. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Uganda juga bertujuan dalam upaya kontra terorisme. Pasca Peristiwa 9/11 membuat Amerika Serikat sadar bahwa ancaman terorisme sudah sangat dekat sehingga satu komponen strategi counter terrorism pemerintah Amerika Serikat adalah mengidentifikasi, menghentikan, dan membongkar jaringan organisasiorganinsasi teroris. 4 Dalam mendukung upaya tersebut, berbagai bantuan diberikan utamanya bantuan kemanusiaan termasuk sejumlah penasihat militer untuk membantu uganda dan pasukan regional lainnya mengejar pasukan terutama pemimpin LRA dan melindungi masyarakat sipil. Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Uganda Utara, DRC, Sudan Selatan, dan Afrika Tengah untuk partisipasi mereka dalam upaya kontra LRA. Terjadinya konflik seperti terdapat di suatu pelanggaran HAM terutama oleh kelompok teroris dari suatu negara merupakan urusan imternal yang dapat menyebabkan adanya campur tangan negara lain. Atas dasar kemanusiaan, konflik yang terjadi di suatu negara akan memberikan dorongan negara lain untuk melakukan intervensi. Bantuan kemanusiaan diberikan 4 Buku agenda kebijakan luar negeri Amerika Serikat Internasionalisme Amerika

oleh Amerika Serikat ke Uganda mulai dari bantuan logistik, ekonomi, perlindungan kemanusiaan, hingga pengiriman pasukan militer ke Afrika Tengah. Amerika Serikat bekerjasama dengan misi PBB dan pasukan militer di wilayah tersebut sebagai penasihat militer. Selain itu perluasan komunikasi juga dilakukan termasuk melalui selebaran dan siaran radio agar pasukan LRA menyerah secara damai. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat dapat dikatakan masuk dalam bagian intervensi yang mengikutsertakan variabel militer terlebih ketika terjadi permasalahan yang membahakan HAM di Uganda. Pada ukuran terendah pengiriman miltary advisers (penasihat militer) untuk tujuan tretentu seperti pelatihan militer, pengoragnisasian, dan tuga-tugas lainnya. Merujuk pada yang dikemukakan oleh Joseph Nyi Jr. bahwa terdapat ukuran bagi negara melakukan suatu intervensi, spektrum intevensi AS terhadap Uganda menggunakan dua sepktrum dalam low coercion, yaitu broadcast dan economic aid dan satu spectrum terendah dalam high coercion yaitu military advicer. 5 Intervensi kemanusiaan dibenarkan menurut hukum internasional dan piagam PBB bab VII, yaitu dunia internasional melalui DK PBB berhak melakukan intervensi apabila terjadi pelanggaran HAM yang berat di suatu negara atau kondisi yang terdapat ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. 6 Berbagai strategi yang diupayakan Amerika Serikat tidak terlepas dari alasan kepentingan kebijkaan luar negeri AS yaitu memprosikan HAM yang merupakan kepentingan nasional. Pelucutan senjata LRA dan pemulihan kembali undang-undang Uganda Utara demi menuju resolusi yang terjadi di Uganda Utara dan negara yang terkena dampak merupakan suatu bentuk kebijakan Amerika Serikat yang sesuai dengan tujuan PBB dalam piagam PBB yang berkaitan dengan permasalahan Humanitarian Intervention. Dalam 5 Joseph S. Nye. 2007. Understanding International Conflicts : An Introduction to Theory and History. Pdf 6 Bab VII Piagam PBB, Pasal 39, 41, dan 51 dikutip dari http://www.un.org/en/documents/charter diakses pada 30 mei 2013

pasal 47 piagam PBB intervensi dilakukan dalam bentuk pengiriman pasukan militer dengan hanya memberikan nasihat dan bantuan kepada dewan keamanan mengenai semua permaslaahan berkaitan dengan kebutuhan militer guna memelihara keeamanan internasional, pengaturan senjata, dan perlucutan senjata. Kesimpulan-kesimpulan ini memperkuat hipotesis peneliti. Hipotesis peneliti yaitu kepentingan AS dengan alasan kemanusiaan maka Amerika Serikat merasa mempunyai kewajiban untuk membantu pemerintah Uganda dan negara yang terkena dampak dengan membuat kebijakan Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act. Kebijakan tersebut dibuat dan bekerjasama dengan pemerintah Uganda untuk mengakhiri segala pelanggaran HAM yang dilakukan oleh LRA demi melindungi masyarakat sipil dan menangkap LRA, sesuai dengan tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yaitu mempromosikan nilai demokrasi dan HAM. Hipotesis ini dibuktikan dengan adanya cmpur tangan AS terhadap pelanggaran HAM oleh LRA dengan dengan dilakukannya intervensi kemanusiaan, dengan memberikan bantuan ekonomi hingga pengiriman penasihat militer. Suatu usaha Amerika Serikat dalam memelihara kestabilan internasional, menghilangkan kekerasan dan konflik HAM sehingga dapat mempererat hubungan diplomatik dengan Uganda demi mencapai kemakmuran, perdamaian, dan kerjasama internasional yang termasuk dalam kepentingan nasionalnya. Sehingga, seperti tujuan kebijakan luar negeri yaitu mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan HAM mulai disebarkan oleh AS di Uganda dan terbukti berhasil dalam kasus LRA. Melalui Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act, AS bekerjasama dengan pemerintah Uganda dalam menghadapi kelompok teroris LRA dan menyelesaikan masalah pelanggaran HAM yang telah dilakukan. Kebijakan ini kemudian menghasilkan resolusi komprehensif untuk konflik yang trejadi di Uganda Utara dan daerah yang

terkena dampak. Dalam kebijakan tersebut termasuk pemberian berbagai bantuan dengan mendukung upaya multilateral dan penangkapan Kony juga pemimpin LRA lainnya, melucuti senjata dan demobilisasi para LRA yang masih ada, dan melindungi warga sipil. Amerika Serikat mendukung masyarakat dan pemerintah daerah dalam upaya kolektif mereka dan bekerjasama dengan Uni Afrika dan PBB untukmelindungi warga sipil dan mengakhiri ancaman LRA. Dengan upaya membantu pemerintah uganda dan membuat kebijakan tersebut akan dengan mudah melakukan penyebaran nilai-nilai demokrasi dan HAM. Selain berdampak pada internal uganda, kebijakan tersebut juga berdampak pada negara-negara yang terkena dampak oleh aksi LRA. Sumber : Arieff and Lauren Ploch, 2012, CRS Report for Congress,. The Lord s Resistance Army: The U.S. Response, hlm. 4 (file PDF), diunduh dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/r42094.pdf, diakses 12 Desember, 2012 One Hundred Eleventh Congress of the United States of America (Washington, DC: Document certified by Superintendent of Documents pkisupport@gpo.gov 2010) http://warondoctors.org/docs4obama/bills-111hr3590enr%5b1%5d.pdf, diakses pada 13 Desember 2012. Jack C.Plano and Roy Olton, International Relations Dictionary, Rinehart and Wisnston (New York: 1969) hal.127. Buku agenda kebijakan luar negeri Amerika Serikat Internasionalisme Amerika Joseph S. Nye. 2007. Understanding International Conflicts : An Introduction to Theory and History. Pdf Bab VII Piagam PBB, Pasal 39, 41, dan 51 dikutip dari http://www.un.org/en/documents/charter diakses pada 30 mei 2013