PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR: PM.47/HK.001/MKP/2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2009 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA TANJUNGPINANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN DI KOTA BANJAR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 58 Tahun : 2016

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR: PM.47/HK.001/MKP/2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam suatu Peraturan Menteri; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 2. Keputusan Presiden Nomor 184/M Tahun 2004 tentang Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 2009;

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.07/HK.001/MKP-2007; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PERTAMA : Indikator Kinerja Utama di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini. KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum Pertama merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam menyusun perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

KETIGA : Masing-masing Pimpinan Unit Kerja di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata setiap akhir tahun wajib menyusun laporan akuntabilitas kinerja dan melakukan evaluasi pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua, untuk disampaikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata c.q. Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan tembusan kepada Inspektorat Jenderal. KEEMPAT : Dalam rangka lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan peraturan menteri ini, Inspektorat Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata diberikan tugas untuk: a. melakukan review atas capaian kinerja setiap unit kerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan akuntabilitas kinerja; b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan ini dan melaporkan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. KELIMA : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 9 Juni 2008 MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E.

Lampiran 1 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2. Tugas : Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan 3. Fungsi : a. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan; b. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya; d. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; e. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah karya budaya yang diaktualisasikan kembali oleh masyarakat 2. Jumlah karya budaya yang mendapat jaminan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Semakin banyak karya budaya yang diaktualisasikan, semakin banyak karya budaya yang saat ini cenderung ditinggalkan dapat dipelihara dan dilestarikan serta dikenal kembali oleh masyarakat. Merupakan perlindungan terhadap karya-karya budaya bangsa. 3. Jumlah pelaku budaya dan masyarakat yang mendapatkan manfaat ekonomi dari produk dan event karya budaya Menunjukan peningkatan kesejahteraan masyarakat pelaku budaya dari dampak langsung adanya event dan produk-produk budaya. 4. Persentase berkurangnya jumlah pengaduan masyarakat terhadap film, rekaman video, dan sarana publikasi yang lulus sensor Berkurangnya ketidakpuasan masyarakat terhadap film, rekaman video yang dipublikasikan merupakan indikasi keberhasilan perlindungan pengaruh budaya negatif dari penayangan film, rekaman video dan sarana publikasi. 5. Jumlah partisipasi dan prestasi karya budaya Indonesia di forum internasional Menunjukan keberhasilan/keunggulan karya budaya Indonesia di forum Internasional. 1

No. Uraian Alasan 6. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Banyaknya potensi benda, situs dan kawasan cagar budaya yang menjadi peninggalan sejarah dan purbakala baik yang di darat dan di bawah air harus dilestarikan secara optimal. Kegiatan pelestarian dilakukan secara sinergis dengan Pemda, Menkokesra, Depdiknas, instansi terkait, ASEAN COCI, dan UNESCO baik untuk BCB tingkat lokal, nasional, maupun internasional (warisan dunia). 7. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan obyek sejarah, purbakala dan museum Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan obyek sejarah, purbakala dan museum secara optimal baik untuk tujuan edukatif maupun rekreatif dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi terhadap budaya dan sejarah bangsa. 8. Persentase berkurangnya konflik sosial budaya Menurunkan jumlah konflik ekonomi, sosial, dan budaya melalui sosialisasi, pemetaan potensi konflik, dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah dan purbakala 9. Jumlah wisatawan manca negara Keberhasilan dari sektor pariwisata terutama di ukur dari banyaknya wisman yang datang ke Indonesia. 10. Jumlah devisa dari Wisman Jumlah devisa dari wisman merupakan salah satu penerimaan sektor non migas yang penting. 11. Jumlah wisatawan nusantara Keberhasilan menarik wisnus di sektor dalam negeri meningkatkan pergerakan ekonomi dalam negeri sekaligus menghemat larinya devisa ke luar negeri. 12. Jumlah destinasi unggulan yang berhasil dikembangkan Peningkatan destinasi unggulan baru pariwisata akan dapat mendorong pengembangan daya tarik wisata unggulan di propinsi lain selain Bali dan Jawa. 13. Jumlah kelompok masyarakat yang meningkat kesejahteraannya Peningkatan wisman dan wisnus diarahkan dapat menimbulkan multiflier effect terhadap kesejahteraan masyarakat di lingkungan destinasi wisata. 2

No. Uraian Alasan 14. Persentase lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata dan Akademi Pariwista yang terserap di pasar kerja di dalam dan di luar negeri Semakin besar jumlah lulusan yang terserap di pasar kerja baik di dalam maupun di luar negeri mencerminkan keberhasilan program pendidikan tinggi pariwisata di bawah naungan Depbudpar Ditetapkan di Jakarta MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. pada tanggal Agustus 2008 MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, Ir. JERO WACIK, S.E. 3

Lampiran 2 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Sekretariat Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen 3. Fungsi : a. koordinasi kegiatan Departemen; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen; c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Lembaga lain yang terkait; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Persentase peran aktif pada kerjasama multilateral, bilateral, regional dan sub regional di bidang kebudayaan dan pariwisata. Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk membuka dan menjalin hubungan kerja sama luar negeri serta mendapatkan manfaat dari kerja sama tersebut. 2. Persentase terpenuhinya kebutuhan pegawai Depbudpar Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pegawai dari segi pelayanan dan pembinaan di lingkungan Depbudpar, namun demikian terdapat indikator kinerja lainnya yang penting yaitu ketatalaksanaan, dll. 3. Persentase terbitnya dokumen yang dihasilkan dari pengelolaan data di bidang kebudayaan dan pariwisata yang tepat waktu Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data di bidang kebudayaan dan pariwisata. 4. Jumlah pengunjung/ pengguna website Depbudpar Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data di bidang kebudayaan dan pariwisata. 5. Jumlah informasi bidang kebudayaan dan pariwisata yang disajikan melalui media Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara citra positif Depbudpar. 1

No. Uraian Alasan 6. Persentase pegawai yang memiliki kompetensi di bidang kebudayaan dan pariwisata Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas pegawai di lingkungan Depbudpar 7. Persentase dokumen perencanaan dan hukum di bidang kebudayaan dan pariwisata yang tepat waktu Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab untuk merancang dan menyiapkan dokumen perencanaan dan dokumen hukum untuk dipergunakan sebagai pedoman kegiatan di lingkungan budpar 8. Persentase berkurangnya keluhan pegawai dan masyarakat terhadap pelayanan umum Setjen sebagai satuan kerja pendukung bertanggung jawab atas kenyamanan dan keamanan pegawai dan masyarakat umum yang berkunjung ke Depbudpar 9. Opini terhadap laporan keuangan Depbudpar Menteri sebagai pengguna anggaran bertanggung jawab untuk mencapai tingkat laporan keuangan yang terbaik. MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

Lampiran 3 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film 2. Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang nilai budaya seni dan film. 3. Fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang nilai budaya, seni dan film; b. pelaksanaan kebijakan di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta film berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta film; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta film; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah karya budaya yang diaktualisasikan kembali oleh masyarakat Banyaknya karya-karya budaya saat ini yang cenderung ditinggalkan dan semakin tidak dikenal kembali oleh masyarakat. Revitalisasi karya budaya Penggalian karya budaya Peningkatan mutu karya budaya Workshop, seminar, lokakarya, lomba, sayembara, pameran, festival karya budaya Bimbingan, penyuluhan, penyebarluasan informasi karya budaya, peliputan, perekaman dan pendokumentasian Inventarisasi 2. Jumlah karya budaya yang mendapat jaminan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Banyaknya karya-karya budaya yang belum mendapat jaminan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Fasilitasi HAKI bidang nilai budaya, seni dan film 1

No. Uraian Alasan 3. Jumlah pelaku budaya dan masyarakat yang mendapatkan manfaat ekonomi dari produk dan event karya budaya Banyaknya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari produk dan event karya budaya. Festival seni budaya unggulan Lomba-lomba seni budaya Tk. Nasional Gelar budaya Pameran karya seni budaya unggulan Performing Arts 4. Jumlah negara yang melakukan kerjasama bidang nilai budaya, seni dan film dengan Indonesia Banyaknya peluang untuk meningkatkan citra positif dan prestasi Indonesia di luar negeri melalui diplomasi budaya. Pendukungan diplomasi dan kerjasama budaya di forum internasional Pengiriman misi dan delegasi kebudayaan ke luar negeri Kegiatan kerjasama event kebudayaan dengan negara lain 5. Jumlah budayawan, pemerhati budaya, individu dan kelompok peduli tradisi, insan seni dan insan film, maestro kebudayaan serta media massa yang mendapatkan penghargaan Belum optimalnya pemberian penghargaan kebudayaan kepada para pelaku dan pemerhati kebudayaan. Pemberian penghargaan kebudayaan Festival Film Indonesia (FFI) Pemberian penghargaan kepada seniman senior Indonesia Pemberian Anugerah Seni (Hadiah Seni) 6. Jumlah kebijakan dan produk hukum di bidang nilai budaya, seni dan film yang telah terbitkan. Belum tersedianya payung hukum dan kebijakan yang memadai di bidang kebudayaan. Dukungan revisi UU Perfilman Penyempurnaan dan pembahasan naskah akademik dan penyusunan tentang kebudayaan Implementasi pelaksanaan Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2007 tentang Pengesahan Covention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2

No. Uraian Alasan Penyusunan dan penetapan Peraturan Menteri Budpar tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah/Kabupaten/ Kota bidang Kebudayaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Penyusunan dan penetapan Peraturan Menteri Budpar tentang Pedoman Pelaksanaan Perutusan Kebudayaan Penelaahan Perjanjian Bilateral Bidang NBSF Penelaahan dan pengesahan/ratifikasi konvensi bidang NBSF Dukungan advokasi/bantuan hukum di lingkungan NBSF 7. Persentase hasil-hasil kajian nilai budaya, seni dan film yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat dan stakeholder Masih banyaknya hasil-hasil kajian nilai budaya, seni dan film yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat dan stakeholder. Kajian-kajian kebudayaan Penelitian-penelitian bidang nilai budaya, seni dan film Peta Kebudayaan Indonesia 8. Persentase berkurangnya jumlah pengaduan masyarakat terhadap film, rekaman video, dan sarana publikasi yang lulus sensor Upaya membendung pengaruh budaya negatif dari penayangan film, rekaman video dan sarana publikasi. Penyensoran film, rekaman video dan sarana publikasi 9. Jumlah partisipasi dan prestasi karya budaya Indonesia di forum internasional Belum optimalnya eksistensi dan prestasi karya budaya Indonesia di forum internasional. Pengiriman karya budaya Indonesia pada ajang lomba dan festival tingkat internasional 10. Jumlah kelompok masyarakat yang sadar terhadap nilai-nilai budaya Terdapat kecenderungan menurunnya nilai-nilai budaya dan rasa kebangsaan. Penanaman nilai-nilai budaya Penanaman wawasan kebangsaan Dialog interaktif 3

No. Uraian Alasan Penyebarluasan informasi nilai budaya, seni dan film Workshop nilai budaya, seni dan film untuk kalangan generasi muda MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 4

Lampiran 4 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala 2. Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang sejarah dan purbakala. 3. Fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang sejarah dan purbakala; b. pelaksanaan kebijakan di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 2. Persentase penanganan kasus pelanggaran cagar budaya 3. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan obyek sejarah, purbakala dan museum 4. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan data kebudayaan Banyaknya potensi benda, situs dan kawasan cagar budaya yang menjadi peninggalan sejarah dan purbakala baik yang di darat dan di bawah air yang belum dilestarikan secara optimal. Kegiatan pelestarian dilakukan secara sinergis dengan Pemda, Menkokesra, Depdiknas, instansi terkait, ASEAN COCI, dan UNESCO baik untuk BCB tingkat lokal, nasional, maupun internasional (warisan dunia). Banyaknya kasus pencurian, pemalsuan, penyelaman liar, perusakan, jual beli BCB secara ilegal, dan penyelundupan BCB ke luar wilayah Indonesia. Penanganan kasus dilakukan oleh PPNS Ditjen Sepur bekerjasama dengan POLRI dan istansi terkait. Banyaknya masyarakat yang belum memanfaatkan obyek sejarah, purbakala dan museum secara optimal baik untuk tujuan edukatif dan rekreatif. Fasilitiasi dilakukan secara lintas sektoral dengan Pemda dan para pemangku kepentingan. Memberikan informasi tentang kebudayaan kepada masyarakat luas (dalam dan luar negeri), yang dapat diakses secara mudah. Contoh produknya: web-site, media cetak, audio visual, media elektronik. Dilakukan secara sinergis dengan Media Massa, Depkominfo, dll. 1

No. Uraian Alasan 5. Jumlah pemangku kepentingan (stakeholder) kebudayaan yang memperoleh bantuan Untuk memberikan fasilitasi, pendukungan, dan apresiasi kepada masyarakat, khususnya pemerhati dan pelestari budaya, dalam bentuk antara lain tenaga ahli, anggaran kegiatan, dan peningkatan keterampilan. 6. Persentase berkurangnya konflik sosial budaya Untuk memberikan kontribusi dalam penyelesaian konflik ekonomi, sosial, dan budaya melalui sosialisasi, pemetaan potensi konflik, dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah dan purbakala MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

Lampiran 5 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengembangan destinasi pariwisata. 3. Fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang pengembangan destinasi pariwisata; b. pelaksanaan kebijakan di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, pemberdayaan masyarakat, dan standardisasi pariwisata, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, pemberdayaan masyarakat, dan standardisasi pariwisata; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, pemberdayaan masyarakat, dan standardisasi pariwisata; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah destinasi pariwisata tematik yang dikembangkan Diversifikasi, Diferensiasi, dan Revitalisasi Produk Wisata/Daya Tarik Penerapan prinsip-prinsip community based development dan sustainable tourism dalam pengembangan destinasi/produk Pengembangan kebijakan investasi Pengembangan usaha pariwisata Pengembangan Studi, Sertifikasi, dan Akreditasi Produk dan Usaha Pariwisata 2. Jumlah persentase kelompok masyarakat yang meningkat kesejahteraannya di destinasi pariwisata Penerapan dan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona Pembentukan Sinergi di Destinasi 1

No. Uraian Alasan Koordinasi pengembangan pariwisata di daerah Dukungan kerjasama lintas sektor MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

1. Nama Organisasi : Direktorat Jenderal Pemasaran Lampiran 6 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 2. Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemasaran. 3. Fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang pemasaran; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Persentase peningkatan pergerakan wisatawan nusantara Persentase pergerakan wisatawan nusantara meningkat sebesar rata-rata 1,5% per tahun 2. Persentase efektivitas pelaksanaan promosi pariwisata luar negeri terhadap peningkatan kunjungan wisatawan manca negara 3. Persentase efektivitas promosi media terhadap peningkatan kunjungan wisatawan Peningkatan kunjungan wisatawan manca negara sebanyak rata-rata 15% per tahun sebagai efektivitas hasil pelaksanaan kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan di pasar-pasar utama dan pasar-pasar potensial. Peningkatan kunjungan wisatawan manca negara sebanyak rata-rata 12% per tahun sebagai efektivitas hasil pelaksanaan kegiatan promosi pariwisata melalui media. Jumlah publikasi atau artikel tentang pariwisata meningkat sebesar 10%. 4. Persentase peningkatan jumlah event MICE di Indonesia Jumlah event MICE di Indonesia meningkat ratarata sebanyak 5% per tahun 5. Peningkatan kualitas informasi pasar pariwisata Informasi pasar pariwisata Indonesia yang mencakup 11 negara pasar utama dan 6 negara pasar potensial wisatawan mancanegara semakin berkualitas. 1

No. Uraian Alasan Tersosialisasikannya informasi 10 15 destinasi pariwisata Indonesia melalui dukungan penyelenggaraan event. 6. Jumlah daerah yang mendapat dukungan promosi kepariwisataan Kegiatan dukungan promosi di masing-masing daerah yang akan dikembangkan menjadi destinasi unggulan. 7. Peningkatan koordinasi dan pelayanan operasional Ditjen Pemasaran Meningkatnya koordinasi dan pelayanan operasional unit teknis di lingkungan Ditjen Pemasaran MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

1. Nama Organisasi : Inspektorat Jenderal Lampiran 7 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 2. Tugas : Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. 3. Fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri; c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal; d. penyusunan laporan hasil pengawasan. 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah unit kerja yang mentaati kebijakan, sistem dan prosedur perencanaan kegiatan dan penyusunan anggaran Inspektorat Jenderal perlu mendorong agar kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dapat ditaati, baik kebijakan yang ditetapkan oleh Depbudpar maupun peraturan dan perundangundangan lainnya sehingga akuntabilitas kinerja dapat dicapai/dipertanggungjawabkan. Kegiatan yang diperlukan dilakukan: Mengawasi dan mengevaluasi penerapan peraturan dan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan Depbudpar. Pengkajian terhadap usulan kegiatan setiap tahun (Pre Audit) Mengkaji kendala-kendala penerapan 2. Jumlah unit kerja yang telah mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran Untuk mencapai tingkat efisiensi, efektivitas dan meminimalisir tingkat penyimpangan keuangan dan kinerja di lingkungan Depbudpar perlu dilakukan: Meningkatkan kualitas pengawasan Pemantauan pelaksanaan kegiatan Meningkatkan pembinaan terhadap pengelola kegiatan dan keuangan, sistem dan mekanisme pengusulan kegiatan Meningkatkan sarana dan prasarana pengawasan Sanksi-sanksi hukum ditegakan Penetapan kebijakan-kebijakan bidang pengawasan Meningkatkan penyelesaian kasus-kasus dan tindak lanjut hasil pemeriksaan. 1

No. Uraian Alasan 3. Jumlah unit kerja yang telah menyampaikan pelaporan keuangan, kinerja, SABMN secara baik dan benar Inspektorat Jenderal perlu mendorong agar sistem pelaporan yang telah ditetapkan dapat ditaati. Kegiatan yang perlu dilakukan : Pemantauan dan pembinaan terhadap penempatan belanja barang, pegawai, modal dan bantuan sosial. Pembinaan terhadap pelaporan kinerja MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

Lampiran 8 : Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.47/HK.001/MKP/2008 Tanggal : 9 Juni 2008 ---------------------------------------------------------------- 1. Nama Organisasi : Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata 2. Tugas : Melaksanakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang kebudayaan dan pariwisata 3. Fungsi : a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata, serta penelitian dan pengembangan arkeologi; b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengembangan SDM di lingkungan Departemen; c. pelayanan teknis administrasi di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya 4. Indikator Kinerja Utama No. Uraian Alasan 1. Jumlah anggota masyarakat yang pengetahuannya di bidang budpar meningkat. Semakin banyak anggota masyarakat yang memahami tentang kebudayaan dan kepariwisataan menunjukkan keberhasilan outcome Badan PSD Budpar. 2. Besarnya persentase jumlah lulusan UPT Diklat Depbudpar yang terserap di pasar kerja di dalam dan di luar negeri. Semakin besar jumlah lulusan yang terserap di pasar kerja baik di dalam maupun di luar negeri mencerminkan outcome (keberhasilan) program pendidikan tinggi pariwisata di bawah naungan Depbudpar. 3. Besarnya persentase hasil-hasil penelitian bidang kebudayaan, pariwisata dan arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk men-dukung pembangunan Budpar Semakin besar persentase hasil penelitian dan pengem- bangan yang dapat dimanfaatkan oleh pimpinan Departemen Budpar dan stakeholder lainnya membuktikan outcome (berfungsinya) hasilhasil penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan, kepariwisataan dan arkeologi. 1

No. Uraian Alasan 4. Besarnya persentase peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program BPSD termasuk kemitraan serta pelayanan informasi. Semakin besar efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program BPSD termasuk kemitraan serta pelayanan informasi membuktikan bahwa outcome Badan PSD Budpar berhasil. MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, ttd Ir. JERO WACIK, S.E. 2

DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Gedung Sapta Pesona Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta 10110 www.budpar.go.id; www.my-indonesia.info