PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOPEMBER 2008


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU JANUARI 2017

Perkembangan. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN


NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

Transkripsi:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 Selama April 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 99,48 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama April 2016 sebesar 99,48 persen, turun 0,19 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan penurunan NTP subsektor tanaman pangan yang sangat tinggi yakni sebesar (2,74 persen), sedangkan empat subsektor lainnya mengalami peningkatan yaitu subsektor hortikultura (0,42 persen), tanaman perkebunan rakyat (0,67 persen), peternakan (0,61 persen), dan NTP subsektor perikanan (0,04 persen). Indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,16 persen sedangkanindeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,03 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 109,05 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 93,15 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 108,96 persen atau mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen dibandingkan Maret 2016. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP bulan Maret 2016 masing-masing sebesar 101,22 persen dan 108,95 persen. 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi. Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Maret April 2016 Subsektor Maret April Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 98,46 95,76-2,74 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,30 119,00-2,70 - Padi 117,64 113,88-3,20 - Palawija 136,72 134,86-1,36 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,21 124,27 0,05 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,41 126,54 0,10 - Indeks BPPBM 116,50 116,31-0,16 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 108,59 109,05 0,42 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 134,16 135,00 0,63 - Sayur-sayuran 134,40 132,95-1,08 - Buah-buahan 134,09 136,85 2,06 - Tanaman Obat 122,28 119,57-2,22 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,55 123,80 0,20 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,93 127,29 0,28 - Indeks BPPBM 113,06 112,99-0,06 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 92,53 93,15 0,67 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 112,94 113,80 0,76 - Tanaman Perkebunan Rakyat 112,94 113,80 0,76 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,06 122,17 0,09 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 109,24 109,00-0,22 - Indeks BPPBM 132,06 132,70 0,48 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 105,50 106,14 0,61 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,54 124,16 0,50 - Ternak Besar 119,31 119,52 0,18 - Ternak Kecil 124,91 125,75 0,67 - Unggas 126,35 127,84 1,18 - Hasil Ternak 142,83 143,77 0,66 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117,10 116,98-0,10 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 125,86 126,03 0,14 - Indeks BPPBM 109,12 108,75-0,34 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 106,01 106,05 0,04 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 127,81 127,02-0,62 - Penangkapan 134,99 133,93-0,79 - Budidaya 108,56 108,49-0,06 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,56 119,77-0,66 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,54 126,40-0,11 - Indeks BPPBM 110,59 108,75-1,66 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 112,30 112,34 0,04 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 134,99 133,93-0,79 - Penangkapan 134,99 133,93-0,79 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,20 119,22-0,82 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,61 126,46-0,12 - Indeks BPPBM 109,97 107,66-2,10 Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 2

Subsektor Maret April Perubahan (%) 5. 2. Perikanan Budidaya a, Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 89,33 89,47 0,16 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 108,56 108,49-0,06 - Budidaya Air Tawar 107,85 107,06-0,73 - Budidaya Air Laut 105,27 105,27 0,00 - Budidaya Air Payau 127,49 127,93 0,35 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,53 121,26-0,22 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,34 126,23-0,09 - Indeks BPPBM 112,24 111,65-0,53 NTP Gabungan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,67 99,48-0,19 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 121,33 121,14-0,16 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,73 121,77 0,03 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,08 126,27 0,15 - Indeks BPPBM 111,50 111,18-0,29 NTP Gabungan tanpa Perikanan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,24 99,04-0,20 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,89 120,74-0,12 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,82 121,91 0,07 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,05 126,26 0,17 - Indeks BPPBM 111,56 111,34-0,20 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama April 2016 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun 0,19 persen, yakni dari 99,67 pada Maret menjadi 99,04 pada April 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,16 persen sebaliknya indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,0,03 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama April 2016, indeks harga yang diterima petani tercatat 121,14 atau turun 0,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 121,33. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya It pada subsektor tanaman pangan sebesar 2,70 persen dan perikanan sebesar 0,62 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk konsumsi rumahtangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian, Indeks harga yang dibayar petani selama April 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 121,73 pada Maret menjadi 121,77 pada April 2016. Tiga subsektor mengalami peningkatan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,05 persen, hortikultura sebesar 0,20 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,09 persen, sementara dua subsektor lainnya yakni subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan Ib masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,66 persen. Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 3

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Januari April 2016 140,00 120,00 100,00 120,86 121,02 121,73 121,77 119,76 119,91 121,33 121,14 99,09 99,08 99,67 99,48 80,00 60,00 40,00 NTP It Ib 20,00 0,00 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 4. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan menurun sebesar 2,74 persen yakni dari 98,46 pada Maret menjadi 95,76 pada April 2016. Penurunan NTPP disebabkan oleh penurunan It tanaman pangan yang sebesar 2,70 persen, sementara Ib mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen. Penurunan It dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada subkelompok padi-padian dan palawija masing-masing sebesar 3,20 persen dan 1,36 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,05 persen yakni dari 124,21 pada Maret menjadi 124,27 pada April 2016, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,10 persen sedangkan untuk biaya produksi menurun sebesar 0,16 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP dari 108,59 pada Maret menjadi 109,05 pada April atau meningkat sebesar 0,42 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 0,63 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,20 persen. Peningkatan It terjadi pada subkelompok buah-buahan sebesar 2,06 persen. Sementara subkelompok sayursayuran dan tanaman obat mengalami penurunan It masing-masing sebesar 1,08 persen dan 2,22 persen Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 4

Peningkatan Ib sebesar 0,20 persen disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga 0,28 persen, sebaliknya biaya produksi turun sebesar 0,06 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama April 2016, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 0,67 persen yakni dari 92,53 pada Maret menjadi 93,15 pada April 2016. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat sehingga mengakibatkan It pada subsektor ini naik sebesar 0,76 persen, yakni dari 112,94 pada Maret menjadi 113,80 pada April 2016. Pada bulan Maret, Ib tercatat 122,06 menjadi 122,17 pada April 2016 atau meningkat 0,09 persen. Peningkatan ini berasal dari meningkatnya indeks harga biaya produksi sebesar 0,48, sementara itu indeks harga konsumsi rumahtangga turun sebesar 0,22 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP sebesar 0,04 persen yakni dari 105,50 pada Maret menjadi 106,14 pada April 2016. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 0,50 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Peningkatan It disebabkan peningkatan pada subkelompok ternak besar sebesar 0,18 persen, subkelompok ternak kecil mengalami It sebesar 0, 67, subkelompok unggas sebesar 1,18, dan subkelompok hasil ternak sebesar 0,66 persen. Sementara itu, penurunan Ib sebesar 0,10 persen berasal dari penurunan indeks harga biaya produksi sebesar 0,34 persen, sebaliknya indeks harga konsumsi rumahtangga meningkat sebesar 0,14 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai tukar subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen, yakni dari 106,01 pada Maret menjadi 106,05 pada April 2016. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,62 persen, lebih kecil dari penurunan Ib sebesar 0,66 persen. Penurunan It disebabkan oleh penurunan indeks harga subkelompok perikanan tangkap dan subkelompok budidaya masing masing sebesar 0,79 persen dan 0,06 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 0,04 persen yakni dari 112,30 pada Maret menjadi 112,34 pada April 2016. Pada bulan yang sama, It dan Ib perikanan tangkap turun masing-masing sebesar 0,79 persen dan 0,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 0,16 persen yakni dari 89,33 pada Maret menjadi 89,47 pada April 2016. Hal ini dipengaruhi oleh terjadinya penurunan It sebesar 0,06 persen, lebih rendah dai penurunan Ib yang sebesar 0,22 persen. Penurunan It terutama disebabkan oleh melemahnya indeks harga perikanan budidaya air tawar sebesar 0,73 persen, sedangkan Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 5

perikanan budidaya air payau meningkat sebesar 0,35 persen. Sementara indeks harga perikanan budidaya air laut cenderung konstan. Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan turun 0,66 persen yang berasal dari peningkatan indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,11 persen dan 1,66 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan Ib sebesar 0,82 persen yang disebabkan penurunan indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,12 persen dan 2,10 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), Ib sebesar 0,22 persen yang disebabkan peningkatan indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,53 persen. 5. Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama April, dapat dirinci menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi di sektor pertanian. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Maret April 2016 Kelompok pengeluaran Maret April Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) Konsumsi rumahtangga 126,08 126,27 0,15 1.Bahan makanan 132,58 133,24 0,50 2. Makanan jadi 122,61 123,03 0,34 3. Perumahan 123,43 124,09 0,53 4. Sandang 117,83 118,92 0,93 5. Kesehatan 119,37 120,40 0,86 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 110,54 110,93 0,35 7. Transportasi dan komunikasi 123,69 120,71-2,41 Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 111,50 111,18-0,29 1. Bibit 112,10 111,66-0,39 2. Obat-obatan dan pupuk 109,00 109,15 0,14 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 109,73 110,00 0,25 4. Transportasi 126,34 122,31-3,19 5. Penambahan barang modal 110,15 110,31 0,15 6. Upah buruh tani 108,39 108,55 0,15 Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121,73 121,77 0,03 Peningkatan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,15 persen, terutama disebabkan meningkatnya subkelompok bahan makanan sebesar 0,50 persen, makanan jadi sebesar 0,34 persen, perumahan sebesar 0,53 persen, sandang sebesar 0,93 persen, kesehatan sebesar 0,86 persen, dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,35 persen. Sedangkan penurunan indeks harga yang dibayar petani untuk biaya produksi Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 6

sebesar 0,29 persen, terutama dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi pada subkelompok bibit sebesar 0,39 persen, dan transportasi sebesar 3,19 persen. 6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Dibandingkan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) mengalami peningkatan indeks sebesar 0,13 persen yaitu dari 108,82 pada bulan Maret menjadi 108,96 pada bulan April 2016. Namun demikian, relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sebesar 99,48 merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran nilai tukar. Peningktan NTUP sebesar 0,13 persen terutama dipengaruhi oleh peningkatan yang terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 0,69 bpersen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,98 persen, subsektor peternakan sebesar 0,85 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,06 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Maret April Kelompok pengeluaran Maret April Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 104,98 102,31-2,54 2. Hortikultura 118,66 119,48 0,69 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 103,39 104,40 0,98 4. Peternakan 113,21 114,17 0,85 5. Perikanan 115,57 116,80 1,06 a. Tangkap 122,75 124,40 1,34 b. Budidaya 96,72 97,17 0,47 NTUP 108,82 108,96 0,13 NTUP Tanpa Perikanan 108,36 108,44 0,07 Pada bulan yang sama, NTUP tanpa perikanan sebesar 108,44 atau lebih rendah dari NTUP secara keseluruhan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan tetap memiliki daya ungkit terhadap capaian nilai tukar usaha rumahtangga. Dibandingkan bulan sebelumnya, NTUP tanpa perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen. Berita Resmi Statistik No. 25/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 7