PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

Perkembangan. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah


NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOPEMBER 2008

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama Februari 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,75 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Februari 2015 sebesar 97,75 persen, turun 0,63 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan oleh menurunnya NTP subsektor Hortikultura (0,37 persen), NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (2,23 persen), dan NTP Subsektor Peternakan (0,40 persen). Meningkatnya NTP Subsektor Tanaman Pangan (1,31 persen) dan Subsektor Perikanan (0,27 persen) masih belum mampu mereduksi tingkat penurunan NTP Gabungan. Indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) masingmasing turun 0,75 persen dan 0,13 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 108,59 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 90,81 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,75 persen, turun 0,44 persen dibandingkan Januari 2014 sebesar 104,21 persen. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 102,19 persen dan 107,30 persen. 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi. Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Subsektor Januari Februari Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 92,25 93,46 1,31 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 108,37 109,69 1,22 - Padi 106,62 107,51 0,83 - Palawija 113,80 116,45 2,33 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117,48 117,36-0,10 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,07 118,99-0,07 - Indeks BPPBM 111,90 111,68-0,20 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 108,99 108,59-0,37 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 127,72 127,06-0,52 - Sayur-sayuran 128,25 124,70-2,77 - Buah-buahan 127,44 129,16 1,35 - Tanaman Obat 113,76 111,78-1,74 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117,18 117,01-0,15 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,06 118,85-0,18 - Indeks BPPBM 111,38 111,30-0,07 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 92,88 90,81-2,23 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 107,78 105,34-2,26 - Tanaman Perkebunan Rakyat 107,78 105,34-2,26 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,04 116,00-0,03 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,98 107,63-0,32 - Indeks BPPBM 121,85 122,05 0,16 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 105,75 105,33-0,40 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 118,88 118,26-0,52 - Ternak Besar 115,26 114,46-0,69 - Ternak Kecil 120,68 118,94-1,44 - Unggas 121,43 121,66 0,19 - Hasil Ternak 133,52 134,95 1,07 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 112,42 112,28-0,12 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,53 118,50-0,03 - Indeks BPPBM 106,86 106,61-0,23 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 103,33 103,61 0,27 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,12 119,73-0,32 - Penangkapan 123,65 123,34-0,25 - Budidaya 110,68 110,07-0,55 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,25 115,56-0,59 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,18 119,14-0,03 - Indeks BPPBM 111,33 109,61-1,54 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 106,41 106,96 0,52 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,65 123,34-0,25 - Penangkapan 123,65 123,34-0,25 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,20 115,31-0,77 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,25 119,19-0,05 - Indeks BPPBM 111,33 109,12-1,99 Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 2

Subsektor Januari Februari Perubahan (%) 5. 2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 95,09 94,68-0,43 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110,68 110,07-0,55 - Budidaya Air Tawar 104,26 104,03-0,22 - Budidaya Air Laut 109,00 108,31-0,63 - Budidaya Air Payau 128,18 127,44-0,58 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,40 116,25-0,13 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,02 118,99-0,03 - Indeks BPPBM 111,33 110,95-0,34 NTP Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,37 97,75-0,63 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,99 113,13-0,75 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,88 115,73-0,13 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,67 118,63-0,03 - Indeks BPPBM 109,39 109,04-0,32 NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,04 97,35-0,70 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,57 112,68-0,78 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,84 115,75-0,08 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,64 118,59-0,04 - Indeks BPPBM 109,25 109,01-0,22 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Dari hasil pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa kebutuhan konsumsi rumah tangga di tingkat pedesaan selama Februari 2015 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun 0,63 persen, yakni dari 98,37 pada Januari 2014 menjadi 97,75 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,75 persen lebih tinggi dari penurunan Ib sebesar 0,13 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama Februari 2015, indeks harga yang diterima petani tercatat 113,13 atau mengalami penurunan sebesar 0,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,99. Penurunan ini disebabkan oleh merosotnya It pada empat subsektor meliputi subsektor hortikultura sebesar 0,52 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,26 persen, peternakan sebesar 0,52 persen, dan perikanan sebesar 0,32 peningkatan It sebesar 1,22 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) persen. Tanaman pangan menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Februari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 115,88 pada Januari 2014 menjadi 115,73 pada Februari 2015. Seluruh subsektor mengalami penurunan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,10 persen, hortikultura 0,15 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,03 persen, peternakan 0,12 persen, dan perikanan 0,59 persen. Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 3

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani 120,00 115,00 110,00 105,00 100,00 NTP It Ib 95,00 90,00 85,00 Januari 2015 Februari 2015 4. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,31 persen yakni dari 92,25 pada Januari 2015 menjadi 93,46 pada Februari 2015. Peningkatan ini menggeser posisi NTP subsektor tanaman pangan yang selama ini selalu berada pada urutan terakhir ke urutan keempat. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,22 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Peningkatan It disebabkan meningkatnya indeks harga pada subkelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 0,83 persen dan 2,33 persen. Penurunan Ib sebesar 0,10 persen yakni dari 117,48 pada Januari 2015 menjadi 117,36 pada Februari 2015, disebabkan oleh penurunan indeks harga yang dibayar petani untuk kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,07 persen dan pengeluaran untuk keperluan biaya produksi sebesar 0,20 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP dari 108,99 pada Januari 2015 menjadi 108,59 pada Februari 2015 atau sebesar 0,37 persen. Hal ini disebabkan menurunnya It sebesar 0,52 persen yang berasal dari merosotnya indeks harga subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,77 persen dan tanaman obat sebesar 1,74 persen. Sementara subkelompok buah-buahan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 1,35 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, Ib menurun sebesar 0,15 persen yang dipengaruhi oleh menurunnya pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,18 persen dan keperluan biaya produksi sebesar 0,07 persen. Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 4

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Februari 2015, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 2,23 persen yakni dari 92,88 pada Januari 2015 menjadi 90,81 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat cenderung mengalami penurunan yang mengakibatkan It pada subsektor ini menurun 2,26 persen, dari 107,78 pada Januari 2015 menjadi 105,34 pada Februari 2015. Tingkat penurunan yang cukup tinggi ini mengakibatkan subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki nilai tukar terkecil dibandingkan subsektor lainnya, yang sebelumnya selalu ditempati oleh subsektor tanaman pangan. Pada bulan yang sama, Ib tercatat 116,04 pada Januari 2015 menjadi 116,00 pada Februari 2015 atau menurun 0,03 persen. Penurunan ini berasal dari pengeluaran rumah tangga sebesar 0,32 persen sedangkan pengeluaran untuk keperluan biaya produksi meningkat 0,16 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,40 persen yakni dari 105,75 pada Januari 2015 menjadi 105,33 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan penurunan It sebesar 0,52 persen, lebih tinggi dari penurunan Ib sebesar 0,12 persen. Meskipun indeks harga unggas dan hasil ternak mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,19 persen dan 1,07 persen, namun belum mampu mereduksi penurunan indeks harga ternak kecil dan ternak besar yang merosot 1,44 persen dan 0,69 persen. Sementara itu, penurunan Ib sebesar 0,12 persen dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga pengeluaran kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,03 persen dan indeks harga keperluan biaya produksi sebesar 0,23 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Subsektor perikanan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 0,27 persen, yakni dari 103,33 pada Januari 2015 menjadi 103,61 pada Februari 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh tingkat penurunan It sebesar 0,32 persen yang relatif lebih rendah dibandingkan penurunan Ib sebesar 0,59 persen. Penurunan It disebabkan oleh menurunnya indeks harga kelompok perikanan tangkap sebesar 0,25 persen dan kelompok budidaya sebesar 0,55 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan indeks harga sebesar 0,52 persen yakni dari 106,41 pada Januari 2015 menjadi 106,96 pada Februari 2015. Pada bulan yang sama, It menurun 0,25 persen disertai penurunan Ib sebesar 0,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kenaikan nilai tukar pada perikanan tangkap lebih disebabkan oleh perbedaan tingkat penurunan antara It dan Ib. Sementara pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan indeks harga sebesar 0,43 persen yakni dari 95,09 pada Januari 2015 menjadi 94,68 pada Februari 2015. Penurunan It sebesar 0,55 persen terutama berasal dari menurunnya indeks harga perikanan budidaya air tawar sebesar 0,22 persen, budidaya air laut sebesar 0,63 persen, dan perikanan budidaya air payau sebesar 0,58 persen. Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 5

Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan menurun sebesar 0,59 persen terutama berasal dari penurunan indeks harga pada kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,03 persen dan keperluan biaya produksi sebesar 1,54 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan Ib sebesar 0,77 persen berasal dari menurunnya indeks harga untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 1,99 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), penurunan Ib sebesar 0,13 persen berasal dari menurunnya indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen dan biaya produksi sebesar 0,34 persen. Nilai tukar pada subsektor perikanan tangkap relatif lebih tinggi dibandingkan perikanan budidaya. Hal ini mengindikasikan bahwa nelayan masih mengandalkan hasil produksi perikanan secara musiman. Sementara itu, masih rendahnya nilai tukar pada subsektor perikanan budidaya berarti masih terbuka peluang yang cukup besar untuk mengembangkan potensi produk perikanan secara lebih sistematis guna meningkatkan daya saing di masa mendatang. 5. Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Februari 2015, dapat dirinci menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun biaya keperluan proses produksi sektor pertanian termasuk perikanan. Menurunnya indeks harga yang dibayar petani untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen, didominasi oleh tingginya penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 2,55 persen. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Kelompok pengeluaran Januari Februari Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) Konsumsi rumah tangga 118,67 118,63-0,03 1.Bahan makanan 122,20 122,28 0,07 2. Makanan jadi 115,47 116,26 0,68 3. Perumahan 115,01 115,90 0,77 4. Sandang 112,96 113,76 0,71 5. Kesehatan 114,87 115,02 0,13 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 109,20 109,40 0,18 7. Transportasi dan komunikasi 122,55 119,42-2,55 Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 109,39 109,04-0,32 1. Bibit 110,68 110,51-0,15 2. Obat-obatan dan pupuk 106,70 106,82 0,11 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 108,33 108,21-0,11 4. Transportasi 126,26 121,59-3,70 5. Penambahan barang modal 108,37 108,67 0,28 6. Upah buruh tani 105,82 105,99 0,16 Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 115,88 115,74-0,12 Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 6

Pada bulan yang sama, penurunan indeks biaya produksi sebesar 0,32 persen teruama dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga bibit (0,15 persen), sewa lahan, pajak, dan lainnya (0,11 persen), dan transportasi (3,70 persen). 6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,75, relatif lebih tinggi dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 97,75. Penurunan NTP pada bulan Februari 2015 juga diikuti oleh penurunan NTUP sebesar 0,44 persen. Kondisi ini merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran NTP. Namun demikian, penurunan pada NTUP cenderung diikuti oleh penurunan NTP pada bulan yang sama. Penurunan NTUP sebesar 0,44 persen terutama dipengaruhi indeks harga pada subsektor hortikultura (0,44 persen), tanaman perkebunan rakyat (1,94 persen), peternakan (0,29 persen, dan perikanan budidaya (0,21 persen). Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Kelompok pengeluaran Januari Februari Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 96,85 98,22 1,41 2. Hortikultura 114,67 114,16-0,44 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 99,81 97,87-1,94 4. Peternakan 111,25 110,93-0,29 5. Perikanan 107,90 109,23 1,23 a. Tangkap 111,07 113,03 1,76 b. Budidaya 99,42 99,21-0,21 NTUP 104,21 103,75-0,44 NTUP Tanpa Perikanan 103,95 103,37-0,56 Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015 7