BAB I PENDAHULUAN. Penggalan kalimat di atas berasal dari puisi yang berjudul Tirani yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

Artikel Bahasa Indonesia

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT GORDON

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB II MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

KOHERENSI WACANA MONOLOG DALAM ACARA REDAKSIANA TRANS 7 EDISI NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang. benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar. anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONSIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi Penggalan kalimat di atas berasal dari puisi yang berjudul Tirani yang dikarang oleh Taufik Ismail 1 (1992). Puisi tersebut menceritakan tentang keharuan dan rasa duka yang disampaikan oleh anak-anak kecil yang bersimpati terhadap nasib kakak-kakaknya yang telah ditembak mati. Sebuah puisi dapat menyiratkan sebuah makna, baik hubungan makna antarbait maupun antarlarik. Makna tersebut didapatkan karena adanya kohesi dan koherensi dalam puisi tersebut. Seperti puisi tersebut dapat dilihat hubungan kekohesian dan kekoherensiannya. Kohesi adalah keserasian unsur-unsur dalam 1 Ismail, Taufik. 1992. Karangan Bunga. Dalam Esten, Mursal (Ed), Memahami Puisi (hlm. 92). Bandung : Angkasa. 1

kalimat yang saling berkaitan, sedangkan koherensi adalah keserasian makna yang timbul dalam kalimat. Hubungan baris pertama pada kalimat tiga anak kecil dan pada baris kedua dalam langkah malu-malu tidak kohesif, karena tidak ada keserasian unsur (kata yang diulang atau mengacu kepada suatu hal) yang sama. Tetapi koheren karena terdapat keserasian makna yang menyatakan tiga orang anak kecil melangkah dengan keragu-raguan. Pada baris kedua dalam langkah malu-malu dan ketiga datang ke Salemba tidak kohesif karena tidak terdapat keserasian unsur pada kedua baris tersebut. Tetapi koheren karena terdapat keserasian makna yang menyatakan dalam langkah yang ragu-ragu, mereka datang ke Salemba. Sedangkan pada baris ketiga datang ke Salemba dan baris keempat sore itu adalah kalimat yang kohesif dan koheren. Kohesif karena terdapat keserasian unsur yang terdapat di dalamnya, kata itu pada kalimat sore itu mengacu kepada kata datang pada baris sebelumnya. Kekoherenan pada kedua baris tersebut menyatakan makna pada saat datang ke Salemba, ketika itu sore hari. Pada baris keempat sore itu dan baris kelima ini dari kami bertiga adalah kalimat tidak kohesif karena tidak terdapat keserasian unsur pada kedua kalimat tersebut. Akan tetapi terdapat kekoherenan pada kedua baris tersebut yang 2

menyatakan pada sore hari ketiga anak tersebut memberikan sesuatu. Pada baris kelima ini dari kami bertiga dan baris keenam pita hitam pada karangan bunga merupakan kalimat tidak kohesif tetapi koheren. Tidak kohesif karena tidak ada keserasian unsur dalam kalimat tersebut. Tetapi koheren karena ada hubungan makna yang menyatakan pita hitam pada karangan bunga itu diberikan oleh ketiga anak tersebut. Pada baris keenam pita hitam pada karangan bunga dan pada baris ketujuh sebab kami ikut berduka merupakan kalimat yang kohesif karena terdapat keserasian unsur pada kedua kalimat tersebut, yang terletak pada kata sebab karena kata tersebut merupakan kata penghubung pada kedua kalimat tersebut. Adanya kata penghubung pada kedua kalimat tersebut menciptakan kekoherenan pada kalimat tersebut yang menyatakan keserasian makna yang menyatakan wujud rasa duka yang mereka berikan berupa puta hitam pada karangan bunga. Kalimat ketujuh sebab kami ikut berduka dan kedelapan bagi kakak yang ditembak mati tadi siang adalah kalimat yang tidak kohesif karena tidak terdapat keserasian unsur yang terdapat pada kedua kalimat tersebut. Akan tetapi koheren karena terdapat keserasian makna yang menyatakan akibat kematian seorang kakak menimbulkan duka bagi ketiga anak. 3

Kohesi dan koherensi adalah sesuatu yang menciptakan suatu wacana. Wacana adalah kesatuan makna atau semantis antarbagian di dalam suatu bangunan bahasa. Kohesi adalah keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara sistematis. Sedangkan koherensi adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan semantisnya sehingga koherensi dapat diartikan hubungan antara teks dan faktor di luar teks berdasarkan pengetahuan seseorang. (Kushartanti 2005 : 96). Kohesi dan koherensi adalah salah satu bidang ilmu yang terdapat dalam ilmu pragmatik. Ilmu pragmatik dapat dipergunakan untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam puisi. Pragmatik adalah bahasan yang mengkaji makna yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa. Leech (1983 : 10) mengungkapkan Pragmatic is to distinguish the study of the general condition of communicative use of language, and to exclude more specific local condition of language use. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa pragmatik dapat digunakan untuk mempelajari bagaimana suatu ungkapan mempunyai makna dalam sebuah situasi. 4

Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan ekspresi penulis sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Selain itu, makna puisi dapat ditelaah menurut pragmatik dari segi kohesi dan koherensi. Hal tersebut menarik bagi penulis untuk meneliti masalah ini. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan kekohesian dalam bait puisi bahasa Jepang? 2. Bagaimana hubungan kekoherensian dalam bait puisi bahasa Jepang? 3. Bagaimana hubungan kohesi dan koherensi dalam puisi bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian Setiap hal yang dilakukan semua orang pastilah mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah : 1. Mendeskripsikan hubungan kekohesian dalam bait puisi bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan hubungan kekoherensian dalam bait puisi bahasa Jepang. 3. Mendeskripsikan hubungan kohesi dan koherensi dalam puisi bahasa Jepang. 5

1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam membuat karya tulis ini adalah metode deskriptif yang dikemukakan oleh Djajasudarma Data yang dikumpulkan dapat berupa kata-kata atau gambar, data tersebut digambarkan sesuai hakikatnya (ciri-cirinya yang asli), kemudian didipilah (diklasifikasi berdasarkan kriteria ilmiah tertentu) secara intuitif kebahasaan. (Djajasudarma, 1993 : 15) Selain itu, metode yang digunakan oleh penulis adalah observasi pustaka. Penulis mengambil sumber data dari buku-buku. Adapun langah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data berupa puisi bahasa Jepang. 2. Mengklasifikasikan data puisi bahasa Jepang yang sudah terkumpul. 3. Menganalisa data puisi bahasa Jepang yang telah ditemukan 4. Membuat kesimpulan dari data puisi bahasa Jepang yang telah dianalisis dan menyimpulkan hasil analisis 6

1.5 Organisasi Penulisan Penelitian ini, disajikan dalam 4 bab. Bab I, mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Organisasi Penulisan. Bab II Landasan Teori yang mencakup Tinjauan Makna Puisi berdasarkan Analisis Kohesi dan Koherensi. Bab III Analisis Puisi dari bab II disertai Analisi Kohesi dan Koherensi. Bab IV kesimpulan dari bab III. Selain itu disertai pula Daftar Pustaka, Sinopsis, Riwayat Hidup penulis. Sistem penulisan yang dipergunakan oleh penulis, dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis dalam pembahasan masalah yang diangkat oleh penulis. 7