HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

PENGARUH USIA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO PRE EKLAMSI EKLAMSI PADA KEHAMILAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENIKAH DINI TENTANG KEHAMILAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI KEHAMILAN DI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

HUBUNGAN UMUR, USIA KEHAMILAN DAN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN PRE

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2012 OLEH : Ajeng Galuh Wuryandari SST.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

ABSTRAK. Enok Nurliawati HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MELAHIRKAN TENTANG PREEKLAMSIA DI RSUDDR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL. Eka Sarofah Ningsih* ABSTRAK

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. normal. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

EDEMA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU. Nurhasanah

HUBUNGAN RIWAYAT KETURUNAN HIPERTENSI DENGAN IBU BERSALIN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI PADA TAHUN 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO TAHUN 2011 Sri Minarti, Artathi Eka Suryandari dan Misrina Retnowati Akademi kebidanan YLPP Purwokerto Telp: 085878248846, Email : sri_minarti@gmail.com ABSTRAK Pre eklampsi diperkirakan terjadi pada lima persen kehamilan dan biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Pre eklampsi dapat disebabkan oleh kenaikan berat badan berlebih dan oedema pada ibu hamil dengan pre eklampsi yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan. Mengetahui hubungan penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil aterm yang mengalami pre eklampsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2011 sebanyak 90 orang. Metode analisa data menggunakan Chi Square. Penambahan berat badan selama hamil pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 paling banyak dalam kategori normal sebanyak 47 orang (52,2%). Kejadian pre eklampsi pada ibu hamil paling banyak pada kategori berat sebanyak 58 orang (64,4%). Ada hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil (p = 0,004). Ada hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Ibu hamil hendaknya menjaga berat badannya selama hamil agar mengalami kenaikan secara normal. Cara yang dapat dilakukan oleh ibu adalah dengan berolahraga ringan secara teratur, makan dengan menu gizi seimbang namun tidak berlebih, dan istiharat yang cukup. Kata Kunci : berat badan, pre eklampsi, ibu hamil Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 1

PENDAHULUAN Ibu hamil biasanya mengalami penambahan berat badan, hal tersebut merupakan peristiwa alami yang disebabkan adanya fetus atau janin dalam kandungan ibu. Oleh karena itu, ibu membutuhkan nutrisi yang banyak, baik kuantitas dan kualitasnya. Makanan yang bernutrisi tinggi sangatlah diperlukan untuk kebutuhan ibu hamil dan janinnya, makanan yang di makan ibu hamil harus cukup mengandung sumber energi, karbohidrat, lemak dan protein. Ibu hamil membutuhkan energi kalori yang lebih dari pada ibu yang tidak hamil. Penambahan ekstra kalori untuk ibu hamil Trimester I 150-200 kal/hari, Trimester II 250-350 kal/hari, Trimester III 400 kal/hari dan jumlah cairan yang dibutuhkan minimal 1500 ml/hari. Ibu hamil memerlukan makan yang mempunyai kelengkapan gizi hal ini penting terutama pada kehamilan berusia 20 minggu, pada masa ini sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi nutrisi yang tinggi natrium dan rendah protein karena dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti preeklamsi (Almatsier, 2004). Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan. Kenaikan total berat badan selama kehamilan, normalnya berkisar antara 12-15 kg, sedangkan memasuki trimester 2 janin tumbuh pesat dengan pertumbuhan kurang lebih 10 gr per hari/minggu ke 16 sekitar 90 gr, minggu ke 20 sekitar 256 gr, minggu ke 24 sekitar 680 gr, minggu ke 27 sekitar 900 gr) (Herawati, 2011). Kenaikan berat badan pada ibu yang tidak terkontrol/berlebih mengandung banyak risiko kehamilan yang tinggi baik bagi ibu maupun bayi. Risiko pada ibu antara lain adalah pre eklampsia, diabetes gestasional, dan operasi caesar. Sedangkan risiko pada janin antara lain adalah bayi mengalami makrosomia, obesitas pada bayi, bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang dari 37 minggu, dan bayi lahir mati (Mutia, 2011). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 2

Salah satu risiko penambahan berat badan berlebih bagi ibu hamil adalah pre eklampsi. Pre eklampsi diperkirakan terjadi pada lima persen kehamilan dan biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Lebih sering terjadi pada kehamilan pertama. Apabila sudah terjadi pre eklampsi, dilakukan upaya pencegahan untuk tidak menjadi lebih berat. Pengenalan penyakit dan pemeriksaan antenatal memegang peran penting didalam menghindari kematian dan faktor risiko yang mungkin terjadi (Wiknjosastro, 2002). Perubahan pokok yang didapatkan pada pre eklampsi adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecilnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan tercukupi. Kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan (Wiknjosastro, 2002). Menurut data tahun 2010, kejadian ibu hamil yang mengalami pre eklampsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebanyak 137 orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 183 orang. Pre eklampsi merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi dan ibu hamil yang salah satu penyebabnya adalah kelebihan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dimana lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) (Saifuddin, 2002). Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan trimester III adalah kehamilan antara 28 sampai 40 minggu dimana pertumbuhan janin telah mampu hidup jika Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 3

dilahirkan (Wikjosastro, 2002). Keadaan yang menggambarkan suatu kehamilan dikategorikan dalam keadaan normal adalah ibu sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran rahim (uterus) sama/sesuai umur kehamilan, dan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan hasil normal (Saifuddin, 2002). Pada awal kehamilan terdapat tanda dan gejala-gejala dini yang terjadi. Beberapa gejala-gejala dini yang terjadi pada kehamilan sebagai berikut (Suririnah, 2004): a. Tidak mendapat haid/menstruasi. b. Mual dan muntah c. Sering kencing/buang air kecil. d. Mengidam (Menginginkan makanan-makanan tertentu, terjadi pada bulanbulan pertama). e. Payudara atau putting yang nyeri, bengkak f. Kelelahan yang sangat g. Flek darah atau nyeri perut h. Sakit kepala i. Konstipasi j. Perubahan suasana hati k. Merasa pusing dan melayang l. Suhu basal tubuh meningkat 2. Penambahan Berat Badan pada Ibu Hamil Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan, ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (Suririnah, 2004). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 4

Penyebab laju peningkatan kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Cairan ketuban b. Pembesaran organ-organ c. Peningkatan jumlah cairan tubuh d. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan e. Bertambahnya volume sel darah (Solahuddin, 2010) 3. Pre Eklampsia Pre eklampsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada mola hidatosa (Suryaningsih dan Fatmawati, 2011). Penyebab pre eklampsi secara pasti belum diketahui, namun pre eklamsia sering terjadi pada primigravida, tuanya kehamilan dan kehamilan ganda (Suryaningsih dan Fatmawati, 2011). Penyebab pre eklampsi dianggap sebagai maladaptation syndrome akibat vasoplasma general dengan segala akibatnya (Sujiyatini dkk, 2009). Hampir semua wanita hamil dapat mengalami pre eklamsia. Faktor resiko terbesar adalah ibu yang baru pertama kali hamil pada usia 20 tahun. Pre eklamsia bisa juga terjadi pada wanita yang menjalani masa kehamilan pada usia 30-35 tahun dan wanita yang menderita obesitas (Suryaningsih dan Fatmawati, 2011). Tanda-tanda pre-eklampsi biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya, proteinuria. Pada pre eklampsi ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif, pada pre eklampsi ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diploma, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual dan muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsi yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsi akan timbul (Suryaningsih dan Fatmawati, 2011). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 5

Adapun menurut Sujiyatini, dkk (2009) gejala klinis pre eklamsi meliputi: a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmhg atau lebih, diastole 15 mmhg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmhg sampai kurang 160 mmhg, diastole 90 mmhg sampai kurang 110 mmhg. b. Proteinuria, secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+ 2). c. Oedema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan. d. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut / minggu. Klasifikasi pre eklampsia dibagi menjadi 2 golongan: a. Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas b. Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110mmHg atau lebih disertai proteinuria dan oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini dkk, 2009). METODOLOGI Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan berat badan. Variabel Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian pre eklampsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yaitu penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti (Budiarto, 2004). Pendekatan waktu pengumpulan data menggunakan pendekatan retrospektif yaitu jenis penelitian dimana subjek penelitian atau kasus sudah terjadi sebelum dimulainya penelitian (Notoatmodjo, 2005). Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah secara kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil aterm yang mengalami pre Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 6

eklampsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto tahun 2011 sebanyak 90 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu pengambilan semua anggota populasi menjadi sampel penelitian (Arikunto, 2006). Sampel penelitian yang diambil adalah yang memenuhi kriteria inklusi Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran penambahan berat badan dan kejadian pre eklamsi pada ibu hamil. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto menggunakan uji Chi Square (Sugiyono, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penambahan Berat Badan Selama Hamil Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2011. Deskripsi penambahan berat badan selama hamil pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2011 disajikan dalam diagram berikut: Berlebih; 22; 24,4% Kurang; 21; 23,3% Normal; 47; 52,2% Sumber: Data Primer Tahun 2011 Diagram 1. Distribusi Frekuensi Penambahan Berat Badan Selama Hamil Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 Berdasarkan Diagram 1 di atas dapat diketahui bahwa penambahan berat badan selama hamil pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2011 paling banyak dalam kategori normal Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 7

sebanyak 47 orang (52,2%) dan paling sedikit dalam kategori kurang sebanyak 21 orang (23,3%). Hal ini dikarenakan ibu mengkonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang dan menjaga pola makan dengan baik dan tidak belebihan. Sehingga sebagian besar ibu mengalami kenaikan berat badan yang wajar. Ibu hamil mengalami penambahan berat badan karena adanya janin di rahim ibu. Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan, ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (Suririnah, 2004). 2. Kejadian Pre Eklampsi Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2011. Deskripsi kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 disajikan dalam diagram berikut ini: Ringan; 32; 35.6% Berat; 58; 64.4% Sumber: Data Primer Tahun 2011 Diagram 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Pre Eklampsi Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 8

Berdasarkan Diagram 2 di atas dapat diketahui bahwa kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2011 paling banyak pada kategori berat sebanyak 58 orang (64,4%) dan paling sedikit pada kategori ringan sebanyak 32 orang (35,6%). Hal ini dapat disebabkan banyaknya ibu yang merupakan ibu primigravida atau ibu yang hamil anak pertama. Ibu hamil primigravida merupakan ibu hamil yang beresiko terkena pre eklampsi. Disamping itu beberapa ibu hamil juga mengalami kenaikan berat badan yang berlebih, sehingga resiko pre eklampsi juga bertambah. Perubahan pokok yang didapatkan pada pre eklampsi adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecilnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan tercukupi. Kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan (Wiknjosastro, 2002). 3. Hubungan Antara Penambahan Berat Badan Dengan Kejadian Pre Eklampsi Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3. Hubungan Antara Penambahan Berat Badan Dengan Kejadian Pre Eklampsi Pada Ibu Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 Kejadian Pre Eklampsi Penambahan Ringan Berat Total Berat Badan F % f % f % Kurang 5 15,6 16 27,6 21 23,3 Normal 24 75,0 23 39,7 47 52,2 Berlebih 3 9,4 19 32,8 22 24,4 Jumlah 32 100,0 58 100,0 90 100,0 p 0,004 x 2 10.811 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 9

Berdasarkan Tabel 3. di atas dapat diketahui bahwa ibu hamil dengan berat badan kurang sebagian besar mengalami pre eklampsi berat (27,6%), ibu hamil dengan berat badan normal sebagian besar mengalami pre eklampsi ringan (75,0%), dan ibu hamil dengan berat badan berlebih sebagian besar mengalami pre eklampsi berat (32,8%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,004 dan x 2 hitung = 10.811. Nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari = 0,05 artinya ada hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Riestyawati (2004) yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara pertambahan berat badan dengan kejadiaan pre eklampsi pada ibu hamil trimester 3 di Bangsal Kandungan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RS. Islam dan RS. Khusus Ibu dan Anak Aisyiyah Kabupaten Klaten Tahun 2004. Kenaikan berat badan pada ibu yang tidak terkontrol/berlebih mengandung banyak risiko kehamilan yang tinggi baik bagi ibu maupun bayi. Risiko pada ibu antara lain adalah pre eklampsi, diabetes gestasional, dan operasi caesar. Sedangkan risiko pada janin antara lain adalah bayi mengalami makrosomia, obesitas pada bayi, bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang dari 37 minggu, dan bayi lahir mati (Mutia, 2011) Kenaikan berat badan yang berlebih merupakan gejala pre eklampsi pada ibu hamil. Kenaikan berat badan yang berlebih menunjukkan adanya penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh atau disebut oedema yang merupakan pertanda pre eklampsi. Oleh karena itu, ibu hamil hendaknya menjaga berat badannya selama hamil agar mengalami kenaikan secara normal. Cara yang dapat dilakukan oleh ibu adalah dengan berolahraga ringan secara teratur, makan dengan menu gizi seimbang namun tidak berlebih, dan istiharat yang cukup. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 10

SIMPULAN 1. Penambahan berat badan selama hamil pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011paling banyak dalam kategori normal sebanyak 47 orang (52,2%). 2. Kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 paling banyak pada kategori berat sebanyak 58 orang (64,4%). 3. Ada hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian pre eklampsi pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 dengan nilai (p = 0,004). DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S.(2004). Prinsip-prinsip ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Budiarto, (2004). Metodologi penelitian kedokteran, sebuah pengantar, Jakarta: EGC Herawati. (2011). Berat badan ideal saat hamil. Dalam http://www.ayahbunda.co.id/artikel/kehamilan/gizi+dan+kesehatan/bera t.badan.ideal.saat.hamil/001/001/1860/2. Diakses tanggal 11 Maret 2012. Mutia, Iskandar. (2011). Berat badan ideal selama kehamilan. Dalam http://bidanku.com/index.php?/berat-badan-ideal-selama-kehamilan. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012. Notoatmodjo (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Saifuddin, Abdul Bari. (2002). Buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: EGC. Solahuddin, (2010). Penyebab Kenaikan BB Selama Hamil. http://www.tabloidnova.com/nova/kesehatan/wanita/penyebab- Kenaikan-BB-Selama-Hamil Diakses tanggal 2 Maret 2012. Sugiyono. (2006). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 11

Sujiyatini, Mufdlilah, Asri Hidayat. (2009). Asuhan patologi kebidanan. Nuha Litera Offset. Yogyakarta. Suryaningsih S.R.M dan Fatmawati E. (2011). Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suririnah, (2004). Buku pintar kehamilan dan persalinan, Jakarta: Gramedia. Wiknjosastro, S. (2002). Buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: Rineka Cipta Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2013 12