BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB III PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN SATU PASANGAN CALON DI KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan sekarang ini maka reformasi sektor publik yang

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO TERHADAP PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

P E N U T U P P E N U T U P

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Dalam praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BERITA RESMI STATISTIK

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga pengisian lembaga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

-3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

BAB III PENUTUP. Sebagai kesimpulan dapat di kemukakan bahwa : 1. DPR Kabupaten Sumba Barat Daya sudah berperan tetapi perannya belum

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PADUAN SUARA ANTAR SLTA DI DKI JAKARTA DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sofware dalam hidup dan kehidupan manusia darinya manusia hidup, tumbuh

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

Daftar Isi. Gambaran Umum Pelayanan Informasi KPU RI. Sarana dan Prasarana. Anggaran dan Sumber Daya Manusia. Rincian Pelayanan Informasi dan Gra k

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik atau secara independen dan yang telah memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). Pasca reformasi, demokrasi Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peningkatan partisipasi publik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disalurkan melalui pengaturan mekanisme yang semakin mencerminkan prinsip keterbukaan dan persamaan bagi segenap warga Negara. Salah satu bentuknya adalah pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ). Dalam pemilihan kepala daerah seperti gubernur, bupati dan walikota sejak Indonesia merdeka sebelum tahun 2005 hanya dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum 1

2 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan umum kepala daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai penyelenggara pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Dari mekanisme demokrasi yang telah dijalankan, pemilukada mendapat perhatian luas dan masih mengundang pertanyaan. Ada yang mengusulkan perubahan UUD 1945 dilakukan lagi, antara lain karena pelaksanaan pemilukada dinilai banyak menimbulkan efek negatif. Pada tahun 2014, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPR-RI) mengangkat isu terkait pemilihan kepala daerah secara tidak langsung. Sidang Paripurna DPR-RI pada tanggal 24 September 2014 memutuskan bahwa Pemilihan Kepala Daerah dikembalikan secara tidak langsung, atau kembali dipilih oleh DPRD. Putusan pemilihan kepala daerah tidak langsung didukung oleh 226 anggota DPR-RI yang terdiri Fraksi Partai Golkar berjumlah 73 orang, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berjumlah 55 orang, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) berjumlah 44 orang, dan Fraksi Partai Gerindra berjumlah 32 orang. Namun hal tersebut membuat banyak kalangan kecewa bahwa pemilihan kepala daerah melalui DPRD membuat demokrasi di Indonesia ini menjadi hilang yang seharusnya pemimpin dipilih oleh rakyat untuk rakyat menjadi kewenangan DPRD.

3 Pada tanggal 17 Februari 2015 DPR mengesahkan UU No. 1 tahun 2015 tentang pilkada. Disahkannya UU Pilkada, maka rakyat Indonesia tetap dapat memilih langsung kepala daerah masing-masing. Pada Desember 2015 nanti, sebanyak 19 kabupaten/kota di Jawa Timur akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak. Ini adalah pilkada serentak pertama sejak reformasi 1998. Ke-19 kabupaten/kota itu antara lain, Kabupaten Ngawi yang akan berakhir masa jabatan pada 27 Juli 2015, Kota Blitar (3 Agustus 2015), Kabupaten Lamongan (9 Agustus 2015), Kabupaten Jember (11 Agustus 2015), Kabupaten Ponorogo (12 Agustus 2015) dan Kabupaten Kediri (19 Agustus 2015). Berikutnya, Kabupaten Situbondo (6 September 2015), Kabupaten Gresik (27 September 2015), Kota Surabaya (28 September 2015), Kabupaten Trenggalek (4 Oktober 2015), Kota Pasuruan (18- Oktober 2015), Kabupaten Mojokerto (18 Oktober 2015), Kabupaten Sumenep (19 Oktober 2015), Kabupaten Banyuwangi (21 Oktober 2015), Kabupaten Malang (26 Oktober 2015), dan Kabupaten Sidoarjo (1 November 2015). Kemudian tiga kabupaten yang seharusnya digelar 2016, namun sesuai perundang-undangan dimajukan pada Desember 2015 yakni Kabupaten Tuban, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Pacitan. Namun saat ini banyak masyarakat khususnya para mahasiswa yang dinilai kurang berpartisipasi aktif dalam politik pemerintahan baik Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh

4 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur. Sekitar 90 % mahasiswa dinilai kurang berpartisipasi dalam politik pemerintahan baik Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Menurut anggota KPU Bojonegoro selama ini mahasiswa masih cuek dengan adanya pemilihan seperti pemilu/pemilukada Kalaupun yang aktif itu sangat sedikit. Tidak banyak dari mereka yang berargumentasi bahwa setelah terpilihnya pemimpin di suatu daerahnya tidak menguntungkan bagi mereka, karena pemimpin dari tahun sebelumnya banyak yang lupa akan janji serta visi misi saat kampaye. Sedangkan menurut reporter Ainur Rohim kecenderungan publik sekarang makin apatis terhadap agenda politik. Liberalisasi politik yang dijalankan sejak reformasi 1998 sampai sekarang ternyata belum mampu menjawab berbagai problem mendasar bangsa: luasnya lapangan kerja, berkurangnya pengangguran, peningkatan kesejahteraan rakyat secara signifikan, terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan secara lebih layak, jaminan keamanan dan ketertiban masyarakat yang lebih baik, dan lainnya. Apatisme warga itu dipastikan bakal meningkatkan golput di pilkada 2015 nanti. Selama ini, tingkat partisipasi pemilih di tiap perhelatan pilkada bergerak di angka 60% sampai 70%. Kemungkinan besar, pada pilkada nanti bakal makin turun. Memilih atau tidak memilih tak ada pengaruhnya bagi masa depan mereka. Prinsip simple itu yang mungkin tertanam kuat di pikiran mayoritas pemilih.

5 Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pendapat dari para mahasiswa terhadap pemilihan umum kepala daerah. Dengan demikian akan dapat diketahui persepsi mahasiswa FKIP prodi PPKn semester IV tahun akademik 2013/2014 Universitas Muhammadiyah Ponorogo terhadap pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2015. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka pokok masalah yang penulis ajukan : Bagaimana persepsi mahasiswa FKIP Prodi PPKn semester IV tahun akademik 2013/2014 Universitas Muhammadiyah Ponorogo terhadap pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2015? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penenlitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIP Prodi PPKn semester IV tahun akademik 2013/2014 Universitas Muhammadiyah Ponorogo terhadap pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2015. D. Manfaat Penelitian sebagai berikut: Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

6 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan dalam pelaksanaan Pilkada yang bermanfaat bagi kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat pada umumnya serta memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini berguna agar dapat mengetahui apa saja persepsi mahasiswa terhadap Pilkada. Kemudian memberi kontribusi pemikiran terhadap para pendidikan dalam memberikan perannya untuk kemajuan pendidikan politik melalui wawasan terhadap pelaksanaan Pilkada.