berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA MUSEUM LUKISAN TRADISIONAL BALI DI ULUWATU

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. PERENCANAAN INTERIOR GEDUNG PAGELARAN WAYANG ORANG BHARATA DI JAKARTA (xvii+ 88 halaman: 11 gambar; 7 tabel; 6 bagan; 2diagram; 25 lampiran)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki berbagai aktivitas. Dalam satu hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa


BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia secara umum kian menurun tingkat ketertarikannya dengan dunia seni, khususnya pada dua cabang seni murni yaitu seni lukis dan seni patung. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern pula, opsi untuk mengunjungi museum dan galeri lukisan sebagai alternatif tempat rekreasi semakin berkurang. Banyak sekali dibangun tempattempat rekreasi yang dapat kita jumpai saat ini. Selain itu, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan benda-benda seni, semakin membuat dunia seni dan museum lukisan semakin berkurang peminatnya. Padahal, seni lukis dan seni patung ini sudah ada dan dibuat oleh nenek moyang kita sejak zaman pra sejarah berdasarkan prasasti-prasati dan lukisanlukisan di gua yang ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa merupakan kebutuhan dasar manusia untuk membuat, menciptakan dan mengkreasikan sesuatu. Seni merupakan hal yang nyata dan penting dalam kehidupan manusia yang harus terus menerus dilestarikan, dijaga dan dirawat agar dapat selalu dinikmati keindahannya. Selain itu, seni lukis tradisional hanya ada di Bali. Oleh karena itu, kita sebagai penerus bangsa harus merawat dan melestarikan seni lukis tradisional Bali. Seni lukis tradisional Bali merupakan satu-satunya seni lukis tradisional yang dapat kita jumpai di Indonesia. Fungsi dari seni lukis tradisional Bali ini sendiri adalah digunakan untuk pada upacara-upacara keagaman yang sarat dengan ritual sakral. Seni lukis tradisional Bali ini sendiri pada awalnya diambil dari seni wayang yang ceritanya diambil dari cerita Ramayana dan Mahabharata. Seiring dengan perkembangan zaman pada saat itu, dalang atau seniman wayang mulai membuat lukisan-lukisan tradisional Bali yang bertemakan cerita wayang untuk kebutuhan upacara keagamaan seperti upacara potong gigi, upacara pernikahan, upacara kremasi, dal lain-lain. Seni lukis dan seni patung di Ubud secara terus menerus mengalami perkembangan-perkembangan yang dipengaruhi oleh seniman-seniman yang ada di Ubud dan seniman asing yang tinggal di Bali. Perkembangan yang ada

2 berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan khusus. Contohnya adalah tujuan pembuatan karya seni lukis klasik Bali menampilkan kisah pewayangan zaman dahulu yang ditujukan sebagai penyampaian pesanpesan moral yang dapat dipetik oleh kita sebagai pengamat lukisan. Berkunjung ke museum lukisan tidak hanya untuk menyegarkan pikiran saja tetapi kita juga dapat belajar mengenai cerita lukisan tersebut. Salah satu penyebab lain kurangnya minat masyarakat terhadap museum lukisan yang dirasa adalah tidak terawatnya interior museum sehingga kurang menarik untuk dikunjungi. Indonesia sendiri memiliki beberapa museum lukisan yang sudah terkenal yang menyimpan karya lukis dan patung dari seniman terkenal di Indonesia, beberapa di antaranya adalah Museum Neka di Ubud, Agung Rai Museum of Art, Museum Puri Lukisan, Museum Affandi yang menyimpan karya pelukis Affandi pribadi, museum Antonio Blanco yang juga memajang karya pribadi sang maestro lukis dan masih banyak lagi. Beberapa diantara museum-museum itu memiliki desain interior yang baik penataannya tetapi ada pula yang tidak terawat dan tidak menarik padahal museum tersebut memajang beberapa karya dari pelukis tersohor di Bali. Sehingga, banyak museum lukisan mulai dilupakan keberadaannya oleh msyarakat kita. Pentingnya desain interior sebuah tempat dapat dilihat dari; apabila kita sebagai seseorang yang belum pernah datang ke suatu tempat tertentu, hal pertama yang akan kita kenali secara psikologis adalah lingkungan di sekitar tempat tersebut yakni desain interiornya. Desain interior yang baik akan menimbulkan suatu ambience tertentu yang diinginkan sesuai dengan keinginan desainer berdasarkan kebutuhan dan kenyamanan calon pengunjung yang dituju. Apabila ambience tersebut tepat sasaran sesuai dengan fungsi dan tujuannya, maka pengunjung akan merasa betah dan ingin melakukan kunjungan berikutnya ke tempat tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk memperbaiki desain interior museum lukisan sebagai faktor pendukung untuk menarik masyarakat untuk datang berkunjung ke

3 1.2 Ruang Lingkup 1.2.1 Ruang Lingkup Permasalahan 1. Kurangnya minat pengunjung lokal yang datang ke Museum Lukisan untuk mengamati dan mempelajari sejarah perkembangan lukisan di Ubud, Bali. 2. Kurangnya penerangan yang baik untuk menonjolkan warna asli lukisan yang usianya sudah puluhan tahun dan tidak memberikan efek bayangan. 1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa museum lukisan yang ada di Ubud, Bali yang masing-masing museum memajang hasil karya seni dari banyak seniman. Museum-museum tersebut adalah Museum Neka dan Museum Puri Lukisan. Penulis juga mengunjungi beberapa galeri lukisan yang ada di Bali sebagai bahan studi banding antara museum dan galeri seni. Penelitian yang dilakukan di beberapa museum lukisan tersebut dibatasi hanya pada kegiatan yang dilakukan di museum lukisan oleh pengelola dan pengunjung, kebutuhan ruang yang dibutuhkan sebuah museum dan pengunjung yang datang ke 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan 1. Bagaimana merancang interior sebuah museum lukisan yang menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung. 2. Bagaimana merancang interior sebuah museum lukisan dengan teknik pencahayaan yang menonjolkan warna asli lukisan. 1.3.2 Manfaat 1. Membantu pengunjung untuk memahami cerita dari koleksi-koleksi museum yang saling berkaitan. 2. Membantu memaksimalkan efisiensi dan efektivitas kerja pengelola dengan program ruang yang lebih teratur. 1.4 Metodologi 1.4.1 Metode Pengumpulan Data 1.4.1.1 Studi Literatur

4 Studi literatur adalah bentuk suatu pengumpulan data yang berhubungan dengan museum lukisan pada umumnya dan museum lukisan yang berhubungan baik dengan fungsi dan kebutuhan yang ada yang dapat membantu dalam perancangan museum lukisan tersebut. 1.4.1.2 Survey Lapangan Survey lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lain yang berhubungan dengan Dari data tersebut mencakup foto, aktivitas yang dilakukan, fasilitas yang dibutuhkan dari sebuah museum lukisan serta flow activity dari sebuah 1.4.1.3 Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan sebuah informasi mengenai museum lukisan yang akan disurvey. Informasi tersebut berupa informasi informasi yang kelak dibutuhkan dalam perancangan interior. 1.4.2 Metode Perancangan Setelah pengumpulan data dilakukan maka selanjutnya adalah menganalisis masalah yang terdapat pada museum lukisan tersebut. Analisis segala macam permasalahan yang didapat yang akan sangat berguna dalam proses perancangan interior nantinya. Lalu setelah analisis permasalahan selesai dilakukan dengan membuat program ruang, yang terdiri dari diagram matriks, total program ruang, diagram bubble, dan hubungan antar ruang. Selanjutnya, setelah program ruang adalah konsep. Konsep merupakan bagian penting dalam perancangan sebuah interior, karena dengan konsep yang telah ditentukan maka perancangan sebuah interior akan lebih terarah dengan baik. Perancangan interior dapat dimulai setelah konsep didapatkan, yaitu pembuatan layout. Layout dibuat berdasarkan kebutuhan fasilitas dan aktivitas yang disesuaikan dengan data - data yang telah didapatkan. Gambar kerja lain seperti floor and wall plan, reflected ceiling plan, dan mechanical and electrical plan dapat dikerjakan setelah pembuatan layout selesai. Setelah pengerjaan gambar kerja selesai, maka untuk realisasi perancangan dapat dilanjutkan dengan pembuatan 3D dari ruang khusus yang telah ditentukan. Pembuatan 3D ini akan sangat membantu dalam perancangan

5 karena dapat dilihat langsung pemilihan material dan warna dari desain yang telah ditentukan. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan terbagi atas : 1) BAB 1 Pendahuluan Berisi tentang latar belakang pemilihan proyek, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, kontribusi penelitian, ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, kerangka pikir, tinjauan pustaka, sistematika penulisan, dan rencana jadwal kerja. Latar belakang menjelaskan spesifikasi museum lukisan dan khusus. 2) BAB 2 Landasan Teori Berisi tinjauan mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini menjabarkan teori yang akan digunakan dimana teori itu nantinya akan membantu penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan museum lukisan secara umum mulai dari definisi, fungsi, jenis jenis, sarana dan prasarana, serta semua hal yang berhubungan dengan 3) BAB 3 Metode Perancangan Berisi tinjauan data data proyek museum lukisan yang diambil dengan lebih spesifik. Terkait dengan sejarah, visi misi, ruang yang dibutuhkan, jumlah karyawan, dan flow activity dari museum lukisan tersebut. Bab ini juga Berisi penjelasan analisis proyek yang diambil. Analisis yang dilakukan berupa penyelesaian masalah dalam museum lukisan yang ditemukan dan cara penyelesaian desain yang akan direncanakan. 4) BAB 4 Hasil dan Pembahasan Berisi penjelasan konsep desain yang diambil, disertakan dengan setiap konsep lain yang mendukung. 5) BAB 5 Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Semua yang telah dijelaskan pada bab 1 4 akan diringkas dan dijabarkan di bab VI untuk mendapatkan kesimpulan dari semua data yang telah didapatkan.