BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN KEADAAN SOSIAL NEGARA-NEGARA TETANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang lebih silih asah, silih asih dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

PROSIDING ISBN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Macam-Macam Model Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Model pembelajaran matematika di sd

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kelompok Materi : Materi Pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendekatan metode pembelajaran yang sifatnya monoton yang diterapkan selama ini membuat mahasiswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini terjadi karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga potensi yang ada pada diri mahasiswa tidak berkembang. Apabila potensi yang ada pada diri mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis, pendiam, tidak aktif, dan tidak termotivasi dalam belajar begitu juga dalam mengerjakan tugas. Berdasarkan kenyataan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa rendahnya motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran pendidikan lintas budaya di kelas A semester V Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar disebabkan oleh proses pembelajaran yang cukup menoton. Berdasarkan kenyataan tersebut salah satu model pembelajaran yang mungkin dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran STAD. 1.2. Identifiksai Masalah Beberapa permasalahan dalam pembelajaran yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran pendidikan lintas budaya berpusat pada dosen 2. Motivasi belajar mahasiswa kurang 3. Kurangnya media pembelajaran yang menarik. 1

2 1.3. Rumusan Masalah Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi permasalahan adalah apakah motivasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model STAD di kelas A semester V Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar dapat ditingkatkan. 1.4. Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka cara pemecahan masalah akan menggunakan langkah-langkah pembelajaran model STAD. 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa melalui pembelajaran model STAD di kelas A semester V Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini daharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan motivasi belajar mahasiswa. b. Bagi dosen, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. 1. Bagi lembaga, Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan kontribusi yang positif.

3 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Motivasi Belajar Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif). Dalam konteks perubahan tingkah laku, Skiner (dalam Faturrohman dan Sobry, 2010, 5) mengartikan belajara sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru berikan satusatunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar menagajar sangatlah penting. Belajar sangat berhubungan dengan motivasi. Karena motivasi yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu motivasi dan belajar yang keduanya mempunyai pengertian berbeda namun merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Secara sederhana motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara 3

4 sungguh-sungguh. Dengan adanya motivasi belajar yang baik siswa akan merasa senang dan bersemangat dalam belajarnya sehingga pada gilirannya akan dapat mempengaruhi kualitas dari proses pembelajaran dan hasil belajar darisiswa itu sendiri. 2.1.2. Pengertian Pembelajaran Model STAD STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Menurut Nurhadi (2004:116), model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Sementara menurut Slavin (2010:143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Sedangkan menurut Rahayu (2003:13) bahwa STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk mendekatkan pendekatan kooperatif. Jadi, inti dari tipe STAD ini adalah bahwa guru menyampaikan materi, kemudian siswa bergabung dalam

5 kelompoknya yang terdiri atas 4 5 orang untuk menyelesaikan soal-soal (tugas) yang diberikan oleh guru. 2.1.3. Langkah-langkah Pembelajaran Model STAD Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut: a) Presentasi kelas Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. b) Kerja kelompok Kelompok terdiri dari 3-4 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. c) Tes

6 Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. d) Peningkatan skor individu Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. e) Penghargaan kolompok Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan pengghargaan. Dengan pemilihan metode yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sementara menurut Riyanto (2010: 268) tipe STAD terdiri 5 komponen yakni: a. Presentasi kelas b. Pembentukan tim c. Kuis d. Perubahan/perkembangan skor individu e. Pengakuan tim 2.1.4. Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Landasan yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan

7 bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dengan bekerja sama maka kelangsungan hidup dapat terpenuhi. Sampai saat ini model pembelajaraan kooperatif belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Ada beberapa alasan yang mengakibatkan guru enggan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, antara lain (1) adanya masalah menetapkan strategi belajar bersama di kelas yaitu ramai, (2) gagal untuk saling mengenal, (3) perilaku yang salah dan penggunaan waktu yang tidak efektif. (4) ramai, biasanya yang dihasilkan dalam interaksi siswa yang produktif. Ketika menerapkan strategi belajar bersama, kita harus berharap agar kelas lebih ramai sedikit karena siswa bekerja dan berbicara dalam kelompok kecil. Namun sesuatu yang berlebihan, bagaimanapun akan mengganggu guru dan mengganggu fungsi kelompok dan kelas lainnya. Gagal untuk menyatu, biasanya terjadi pada siswa yang terisolasi secara sosial. Dalam kegiatan belajar, siswa duduk diam terisolir dari siswa-siswa lainnya. Belajar bersama mengharuskan mereka berbicara, mendengarkan dan membantu lainya untuk belajar. Proses biasanya dibuat lebih rumit oleh keheterogenan kelompok tersebut. Perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini yang menimbulkan peningkatan masalah manajemen pada siswa sehingga memerlukan solusi untuk masalah potensial yang menantang, pemikiran lebih, penyusunan dan pengawasan agenda dan pengawasan siswa dengan hati-hati.

8 Penggunaan waktu yang tidak efektif oleh siswa terjadi karena siswa yang bergurau dan bermain sendiri sedangkan siswa lainnya sibuk melakukan aktivitas kelompok. Pengawasan guru yang tidak cermat dalam mengawasi kinerja guru selama pembelajaran kelompok tidak efektif. Selain masalah-masalah tersebut, Soewarso (1998: 23) mengemukakan bahwa kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut: a) Pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil. b) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. c) Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi. d) Pembelajaaran kooperatif tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat. e) Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya Meskipun banyaknya kelemahan yang timbul, pembelajaran kooperatif juga memiliki keuntungan. Keuntungan ini meliputi: a) Pelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

9 b) Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya. c) Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama. d) Pembelajaran kooperatif menghasilkan hasil belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman. e) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. f) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya. g) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi seluruh anggota untuk mampu bekerja sama, bersosialisasi antar teman, belajar untuk saling berbagi pengetahuan dengan sesama anggota kelompoknya. 2.2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori sebelumnya maka hipotesis yang dapat diajukan yakni jika menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD maka motivasi belajar

10 mahasiswa pada mata kuliah pendidikan lintas budaya di kelas A Semester V jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dapat ditingkatkan. 2.3. Indikator Keberhasilan Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah motivasi belajar mahasiswa di kelas A semester V Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada mata kuliah pendidikan lintas budaya meningkat 75% atau lebih

11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penelitian ini direncanakan selama 3 bulan. 3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah mahasiswa Kelas A semester V yang berjumlah 40 mahasiswa yang rata-rata berusia yang terdiri dari orang 8 lakilaki dan 32 orang perempuan. 3.2. Variabel Penelitian Yang menjadi variabel penelitian ini ditentukan sebagai berikut: 1) Variabel input Menyangkut mahasiswa semester V kelas A yang menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas, dosen pelaksana tindakan, materi kuliah yang diajarkan, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, lingkungan pembelajaran dan alat-alat pendukung lainnya. 2) Variabel proses Menyangkut proses pembelajaran pada mata kuliah pendidikan lintas budaya melalui pembelajaran model STAD. 11

12 3) Variabel output Menyangkut peningkatan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah pendidikan lintas budaya melalui pembelajaran model STAD. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini menggunakan tahapan-tahapan penelitian menurut Kemmis, dan Toggart (dalamwiriaatmadja, 2008: 66) antara lain: 3.3.1 Tahap Persiapan Pada tahapan persiapan ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan untuk memudahkan penelitian yang akan dilaksanakan di jurusan pendidikan guru sekolah dasar, diantaranya: a) Mendiskusikan rencana yang akan dilaksanakan bersama kepala sekolah dan guru pamong. b) Melakukan observasi awal. c) Menyusun SAP d) Menyusun lembar observasi. 3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan yang telah disusun pada SAP. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut: a) Memotivasi mahasiswa melalui kegiatan tanya jawab terkait dengan mata kuliah pendidikan lintas budaya yang akan dibahas

13 b) Membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok dan membagikan bahan bacaan/materi yang akan dibaca selama 10 menit c) mahasiswa dibagikan LKM untuk dibahas dalam kelompok d) Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah dalam LKM dan melaporkan hasil diskusi e) Mahasiswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi f) Mahasiswa diberikan soal dalam bentuk kuis dan masing-masing mahasiswa mengerjakan secara individu g) Hasil pekerjaan mahasiswa di rolling/dipertukarkan dengan teman di sampingnya h) Dosen menampilkan kunci jawaban dan siswa mengoreksi pekerjaan temannya dengan memberi skor i) Hasil pekerjaan mahasiswa dikembalikan kepada pemiliknya j) Masing-masing kelompok menjumlahkan skor perolehan dari masingmasing individu k) Melaporkan hasil perolehan skor dari tiap-tiap kelompok l) Menentukan kelompok yang menjadi superteam m) Kelompok yang memperoleh nilai rendah mencari anggota kelompok sebagai penyebab rendahnya skor kelompok tersebut, dan membimbing anggota kelompok yang skornya rendah sehingga memiliki kemampuan yang sama dengan anggota kelompok yang lain n) Menyimpulkan materi

14 Jika motivasi belajar mahasiswa pada siklus 1 belum meningkat, akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 3.3.3 Tahap Pengamatan dan Evaluasi Pada tahap ini guru melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap motivasi belajar mahasiswa dalam mempelajari materi. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Hasil pengamatan dianalisis dan menjadi dasar dalam pengambilan simpulan penelitian 3.3.4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini semua hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis, sekaligus diadakan refleksi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap peningkatan motivasi belajar mahasiswa mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. 2) Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru pamong untuk memperoleh data sebagai data primer dalam penelitian ini.

15 3) Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang menjadi subjek penelitian dan karakteristiknya. 4) LKM dan Lembar pengamatan 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan mempersentasekan peningkatan motivasi belajar mahasiswa yang dicapai melalui indikator penelitian. Untuk memudahkan pelaksanaan analisis, peneliti menggunakan tabel dan melakukan analisis setiap indikator dengan menggunakan tabel sehingga memudahkan proses pengambilan kesimpulan.

16 Daftar Pustaka Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press. Rahayu Sri, 2003. Pembelajaran Kooperatif. Chimera. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media. Soewarso. 1998. Menggunakan Strategi Komparatif Learning di dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Edukasi. No. 01 Widiaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.