fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

Universitas Gadjah Mada

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

BAB 2 LANDASAN TEORI

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

MORTALITAS (KEMATIAN)

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG


PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

1. Masalah Jumlah Penduduk

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

BAB 2 LANDASAN TEORI

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Pengukuran dalam Demografi

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

MORTALITAS. 1. Pengantar

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

Deskripsi Singkat Topik :

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORI

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

MORTALITAS & MORBIDITAS

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

Transkripsi:

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012

outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas tahunan ukuran fertilitas kumulatif konsep dasar ukuran migrasi metode perkiraan migrasi 2

pendahuluan KOMPONEN DASAR DEMOGRAFI: fertilitas mortalitas migrasi mempengaruhi perubahan penduduk 3

pendahuluan SUMBER DATA: Sistem Registrasi Vital Setiap kejadian dilaporkan dan dicatat segera setelah kejadian tersebut terjadi Sensus Penduduk Kejadian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi Survei Sampel Hampir sama dengan sensus Apa perbedaan ketiga sumber data tersebut? Manakah sistem yang digunakan oleh Indonesia? 4

MORTALITAS 5

MORTALITAS konsep dasar PENGERTIAN Menurut UN dan WHO, mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup KEGUNAAN Data mortalitas diperlukan untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan dan evaluasi program-program kebijakan penduduk 6

MORTALITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORTALITAS beberapa fakta: Tingkat kematian laki-laki lebih tinggi daripada perempuan Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah daripada bayi, anak dan penduduk usia lanjut Tingkat kematian negara berkembang lebih tinggi daripada negara maju Tingkat kematian penduduk berstatus sosial ekonomi baik lebih rendah daripada penduduk berstatus sosial ekonomi buruk dst Jadi, apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian? 7

MORTALITAS perhitungan UKURAN MORTALITAS Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kematian dan keadaan penduduk secara keseluruhan Dinyatakan dalam satuan angka (rate), ratio, person years lived Angka /Rate: ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian selama periode tertentu Angka/Rate suatu kejadian= Jumlah kejadian yang terjadi selama periode waktu tertentu Jumlah penduduk yang mempunyai resiko mengalami kejadian tersebut selama periode yang sama 8

MORTALITAS perhitungan Ratio: ukuran yang menyatakan hasil perbandingan antara dua angka Dalam menyatakannya, harus dijelaskan populasi golongan mana yang tersangkut: kapan, siapa, apa Contoh : Angka Kematian Kasar (CDR) penduduk Indonesia tahun 1971 Sex Ratio penduduk Indonesia tahun 1971 Sex ratio = Jumlah penduduk laki-laki Jumlah penduduk perempuan Sex ratio biasanya dinyatakan dalam persen atau perseribu 9

MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Tahun Orang Hidup jumlah orang yang hidup dan berisiko (exposed to risk) dalam suatu periode tertentu Orang yang meninggal dalam suatu periode tidak berisiko contoh: PYL dalam periode 1 tahun Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti menjalani satu tahun orang hidup atau 1 PYL Dua orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti menjalani dua tahun orang hidup atau 2 PYL 100 orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti mengalami 100 PYL Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti menjalani 0,5 PYL Lima orang yang mengalami hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti menjalani 5 x 0,5 PYL = 2,5 PYL 10

MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Dalam perhitungan PYL, yang harus dipertimbangkan tidak hanya kematian, tetapi juga: Kelahiran Migrasi masuk dan keluar dalam suatu periode Contoh: 1 PYL = 1 tahun Orang yang pindah ke suatu kota pada awal tahun dan meninggal di kota tersebut setelah tiga bulan, berarti 3/12 = 0,25 PYL 11

MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Pada kenyataannya, sulit memperoleh informasi yang akurat, terutama jika jumlah penduduknya besar Muncul pendekatan lain: penduduk tengah periode Asumsi: jumlah kematian/jumlah kelahiran/jumlah migrasi sama antara sebelum dan setelah pertengahan periode P tengah periode = 0,5 (P awal periode +P akhir periode) 12

MORTALITAS perhitungan TIPE ANGKA MORTALITAS MORTALITAS Angka Mortalitas Kasar (CDR) Angka Mortalitas menurut Umur (ASDR) Angka Mortalitas Bayi (IMR) 13

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR) PENGERTIAN jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian untuk 1000 orang: CDR = D P x k D = jumlah kematian pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000 Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan : perhitungan sangat kasar, tidak memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk 14

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR) CONTOH SOAL: Tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 35 kematian. Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada tahun tersebut adalah 858.874 CDR = D P x k CDR = 35 858.874 x 1000 = 0,04 Berarti pada tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 0,04 kematian per seribu penduduk 15

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) PENGERTIAN Risiko kematian antarkelompok umur berbeda-beda Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu Angka Kematian untuk 1000 orang: ASDR = Di Pi x k Di = jumlah kematian orang berumur i pada tahun x Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000 Kelebihan: hasil lebih rinci dan akurat, sudah memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk 16

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) CONTOH SOAL Jumlah kematian penduduk berusia 40-44 tahun di Kabupaten Tegal pada tahun 2001 adalah 1.825. Jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut adalah 1.100.213 orang. ASDR = Di Pi x k ASDR = 1.825 1.100.213 x 1000 = 1,7 Berarti ASDR penduduk 40-44 tahun pada tahun 2001 di Kabupaten Tegal sebesar 1,7 per seribu penduduk 17

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR) PENGERTIAN Jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu Indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat IMR = D0 B x k D0 = jumlah kematian bayi berumur dibawah 1 tahun pada tahun x B = jumlah kelahiran selama tahun x k = konstanta, 1000 18

MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR) CONTOH SOAL Pada tahun 2000 di Jember terdapat 6.658 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 343.692 IMR = IMR = D0 x k B 6.658 343.692 x 1000 = 19,4 Artinya, pada tahun 2000 di Jember terdapat 19,4 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup 19

FERTILITAS 20

FERTILITAS konsep dasar PENGERTIAN hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita menyangkut banyaknya bayi lahir hidup FERTILITAS vs NATALITAS? berbeda dalam ruang lingkupnya Fertilitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk Natalitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia 21

FERTILITAS konsep dasar Lahir hidup Lahir mati Abortus masa reproduksi (childbearing age) - usia subur Wanita usia subur (WUS) Pasangan usia subur (PUS) kelahiran bayi dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan kelahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan kematian bayi dalam kandungan masa dimana wanita mampu melahirkan, yaitu usia 15-49 tahun wanita berusia 15-49 tahun pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49 tahun 22

FERTILITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Secara umum: Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat gender Dilihat dari pendekatan sosial menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat faktor sosial, ekonomi dan budaya (variabel antara) dimana perempuan dan masyarakat tinggal mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas Contoh: tingkat pendidikan, penghasilan, gender menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat: adat istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya 23

FERTILITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Dilihat dari pendekatan ekonomi Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan modernisasi Pada tingkat mikro, fertilitas dipengaruhi oleh keputusan pasangan suami istri dalam hal jumlah anak menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi: manfaat/kegunaan dan biaya untuk merawat anak menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama akan memberikan kepuasan (manfaat) ada pilihan antara kualitas dan kuantitas anak 24

FERTILITAS perhitungan UKURAN FERTILITAS pada dasarnya sama dengan mortalitas angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk) BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran mortalitas karena seorang wanita hanya meninggal 1 kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga atau bercerai 25

FERTILITAS perhitungan BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu: jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran selama masa reproduksi) Kelahiran hanya diukur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang memperhitungkan fertilitas laki-laki 26

FERTILITAS perhitungan FERTILITAS 1 FERTILITAS TAHUNAN 2 FERTILITAS KUMULATIF Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) Angka Fertilitas Total (TFR) Tingkat Fertilitas Umum (GFR) Tingkat Fertilitas menurut Umur (ASFR) Angka Reproduksi Bruto (GRR) Angka Reproduksi Bersih (NRR) 27

FERTILITAS perhitungan PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN YEARLY PERFORMANCE PENGERTIAN mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun MELIPUTI: Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate) Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate) Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate) 28

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) PENGERTIAN banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun CBR = B P x k B = jumlah kelahiran pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = 1000 Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan: perhitungan kasar, tidak memisahkan penduduk lakilaki dan perempuan yang masih kanak-kanak dan berumur 50 tahun ke atas. 29

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) CONTOH SOAL Pada tahun 2009 terdapat 69.376 kelahiran hidup di Kab Blora. Adapun jumlah penduduk Kab Blora pada pertengahan tahun adalah 858.874 orang. CBR = 69.376 858.874 x 1000 = 80,78 per 1000 penduduk Jadi, dari setiap 1000 penduduk Blora, terdapat 80-81 kelahiran hidup pada tahun 2009 30

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR) PENGERTIAN membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia 15-44 atau 15-49 tahun GFR = GFR = B Pf(15-49) B Pf(15-44) x k x k B = jumlah kelahiran pada tahun x Pf (15-49) = jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun x Pf (15-44) = jumlah penduduk wanita umur 15-44 tahun pada pertengahan tahun x k = bilangan konstan, 1000 31

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR) Kelebihan: Lebih cermat karena hanya memasukkan wanita berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun sebagai penduduk yang exposed to risk Kekurangan: Tidak membedakan risiko kelahiran dari berbagai kelompok umur wanita 40 tahun dianggap mempunyai risiko yang sama dengan wanita 20 tahun 32

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE =GFR) CONTOH SOAL Pada tahun 2003 terdapat sekitar 3.127.404 wanita berumur 15-49 tahun di Palembang. Jumlah kelahiran hidup sebesar 187.974 187.974 GFR = 3.127.404 x 1000 = 60,1 per 1000 penduduk perempuan 15-49 th Berarti bahwa pada tahun 2003 terdapat 60 bayi yang lahir tiap 1000 perempuan usia subur di Palembang 33

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) PENGERTIAN banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur pada tahun tertentu per seribu wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama Bi ASFRi = x k Pi Bi = jumlah kelahiran bayi dari wanita pada kelompok umur i Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun k = bilangan konstan, 1000 34

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) Kelebihan: Ukuran lebih cermat, memperhitungkan perbedaan risiko menurut kelompok umur Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohor* Dasar perhitungan untuk menghitung ukuran fertilitas lainnya (TFR, GRR, dan NRR) Kelemahan: Data terinci sehingga data sulit didapatkan *kohor sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu peristiwa tertentu. Contoh: kohor kelahiran orang yang dilahirkan dalam tahun/periode yang sama 35

FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) CONTOH SOAL Perhitungan ASFR Jakarta 2000 Umur wanita (1) Jml penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran (3) ASFR (4) = (3)/(2) x 1000 15-19 585.414 15.221 26 20-24 589.946 57.225 97 25-29 505.509 61.672 122 30-34 399.754 33.979 85 35-39 330.342 13.544 41 40-44 257.850 2.579 10 45-49 188.589 754 4 jumlah 2.857.404 187.974 36

FERTILITAS perhitungan PENGUKURAN FERTILITAS KUMULATIF REPRODUCTIVE HISTORY PENGERTIAN mengukur rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur 15-49 tahun) menunjukkan kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya MELIPUTI Angka fertilitas total (Total Fertility Rate =TFR) Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate=GRR) Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate=NRR) 37

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR) PENGERTIAN Jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita hingga akhir masa reproduksinya Dalam praktiknya, TFR dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat fertilitas wanita menurut umur (ASFR). Jika umur tersebut berjenjang 5 tahun, maka: Kelebihan: angka TFR dapat dijadikan ukuran kelahiran seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun) dan telah memperhitungkan masa subur tiap kelompok umur 38

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR) CONTOH SOAL TFR = 5 (26+97+122+85+41+10+4) = 5 x 385 = 1.925 per 1000 penduduk usia 15-49 tahun = 1,9 anak untuk setiap wanita usia 15-49 tahun Berarti rata-rata setiap wanita Jakarta sampai akhir masa reproduksinya akan mempunyai 1-2 anak ASFR Jakarta tahun 2000 Umur wanita ASFR 15-19 26 20-24 97 25-29 122 30-34 85 35-39 41 40-44 10 45-49 4 39

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) PENGERTIAN Banyaknya bayi wanita yang akan dilahirkan oleh suatu kohor wanita selama usia reproduksinya. Kohor kelahiran sekelompok wanita yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama bereproduksi sampai masa usia subur selesai ADA DUA CARA: Menggunakan TFR Menggunakan ASFR 40

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN TFR DENGAN RASIO JENIS KELAMIN PADA SAAT LAHIR Data yang diketahui adalah TFR dan rasio jenis kelamin bayi laki-laki dan wanita saat lahir Jumlah kelahiran bayi wanita GRR = Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan wanita x TFR CONTOH SOAL: TFR per 1000 wanita usia 15-49 tahun di Tasikmalaya tahun 2001 adalah 1925. Adapun rasio jenis kelamin saat lahir adalah 105 (terdapat 105 bayi laki-laki dibanding 100 bayi perempuan). Hitung GRRnya 41

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL: 100 GRR = x 1.925 = 939 anak wanita per 1000 205 wanita usia 15-49 tahun Jadi, akan ada sekitar 939 anak wanita yang akan menggantikan 1000 ibu untuk melahirkan jumlah penduduk Tasikmalaya akan berkurang 42

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN ASFR BAGI PEREMPUAN Data yang diketahui adalah ASFR dan rasio jenis kelamin bayi lakilaki dan wanita saat lahir ASFRfi : angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan untuk perempuan pada kelompok umur i Kelemahan: mengabaikan kemungkinan anak wanita meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya 43

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan bayi wanita berturut-turut adalah 105 dan 100 Umur wanita (1) Jumlah penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran L+P (3) Jumlah kelahiran bayi wanita (4)= (3) x (100/205) ASFR bayi wanita (5)= (4)/(2) x 1000 15-19 585.414 15.221 7.425 13 20-24 589.946 57.225 27.915 47 25-29 505.509 61.672 30.084 60 30-34 399.754 33.979 16.575 42 35-39 330.342 13.544 6.607 20 40-44 257.850 2.579 1.258 4 45-49 188.589 754 368 2 jumlah 2.857.404 187.974 90.232 188 44

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL = 5 x 188 = 940 Berarti ada sekitar 940 bayi wanita yang akan menggantikan 1000 ibu melahirkan tanpa memperhitungkan kemungkinan kematian bayi wanita sebelum masa reproduksinya 45

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) PENGERTIAN jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah kohor dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya bayi-bayi wanita itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya NRR merupakan ukuran kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya (remplacement level) nilai NRR = 1, berarti satu penduduk digantikan dengan satu penduduk (exact remplacement) ASUMSI bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya. 46

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL Umur wanita (1) Jml penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran bayi wanita (3) ASFR bayi wanita utk bayi wanita (4) = (3)/(2) Rasio bayi masih hidup sampai usia ibu* (5) Bayi yang diharapkan tetap hidup per 1000 wanita (6)=(4) x(5) 15-19 585.414 7.425 13 0,8849 11,5 20-24 589.946 27.915 47 0,8766 41,2 25-29 505.509 30.084 60 0,8662 51,9 30-34 399.754 16.575 42 0,8543 35,9 35-39 330.342 6.607 20 0,8404 16,5 40-44 257.850 1.258 4 0,8238 3,3 45-49 188.589 368 2 0,8030 1,6 jumlah 2.857.404 90.232 188 161,9 * Rasio bayi masih hidup diperoleh dari tabel kematian 47

FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL NRR= 5 x 161,9 = 809,5 per 1000 wanita = 0,89 per wanita Berarti bahwa 1000 wanita di Jakarta akan digantikan dengan 809 810 anak wanita yang akan tetap hidup sampai seumur ibu yang melahirkan wanita 48

MIGRASI 49

MIGRASI konsep dasar PENGERTIAN perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain bagian dari mobilitas penduduk migrasi terkait dengan pull dan push factors dibatasi oleh ketidakmampuan fisik atau kemampuan individu dalam biaya untuk melakukan pergerakan (psikologi maupun finansial) terkait dengan isu yang lebih luas di bidang sosial, politik, dan budaya pelaku disebut migran membawa konsekuensi (baik positif dan negatif) bagi: daerah tujuan daerah asal 50

MIGRASI konsep dasar PENGERTIAN Terdapat unsur tempat asal dan tempat tujuan pergerakan, melibatkan dimensi ruang dan waktu: Dimensi ruang: unit-unit administrasi dukuh, desa, kabupaten/ kota/ propinsi atau unit-unit geografis, yaitu daerah pegunungan, dataran, pedalaman, pantai, unit fungsional atau berdasarkan blok sensus Dimensi waktu: periode gerak perpindahan penduduk, dari hanya beberapa jam sampai puluhan hari (tambahan) motivasi: tujuan penduduk untuk melakukan pergerakan, bisa berupa motif ekonomi, sosial-budaya 51

MIGRASI konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI Faktor-faktor daerah asal Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan Rintangan antara Faktor-faktor individual Sumber: Lee,1966 dalam Parnwell, 1993 52

MIGRASI konsep dasar Faktor-faktor daerah asal (faktor pendorong): Makin berkurangnya sumber daya alam, contoh: hasil tambang, kayu Menyempitnya lapangan pekerjaan (misal: akibat teknologi yang masuk) Ada tekanan (misal: diskriminasi politik, agama atau ras) Ketidakcocokan dengan adat dan budaya setempat Alasan pekerjaan/perkawinan tidak bisa mengembangkan karir Bencana alam Faktor-faktor daerah tujuan (faktor penarik): Ada harapan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kehidupan dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik Keadaan lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan Aktivitas-aktivitas di kota besar: tempat hiburan, pusat kebudayaan 53

MIGRASI konsep dasar Rintangan antara: Jarak dari daerah asal ke daerah tujuan Biaya transportasi/perjalanan Alat transportasi Informasi tempat tujuan Keterikatan dengan keluarga Larangan pemerintah terhadap pergerakan Faktor pribadi: Faktor utama terkait persepsi individu dalam menyikapi suatu hal Tergantung pada: kepekaan pribadi, kesadaran akan kondisi di tempat tujuan, kecerdasan 54

MIGRASI - perhitungan MIGRASI 1 UKURAN MIGRASI 2 METODE PERKIRAAN MIGRASI Angka Mobilitas Angka Migrasi Masuk Angka Migrasi Keluar Angka Migrasi Netto BALANCING EQUATION Intercensal Component Method INTERCENSAL SURVIVAL RATIO METHOD Forward Census Survival Ratio Reverse Census Survival Ratio Angka Migrasi Bruto 55

MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MOBILITAS (m) PENGERTIAN Rasio/perbandingan antara (M) banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap (P) total jumlah penduduk yang berisiko pindah m = M P x k m = angka mobilitas M = jumlah perpindahan P = jumlah penduduk yang berisiko k = 1000 Dalam kenyataan, sulit mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal 56

MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI MASUK (mi) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (I) migran yang masuk, per 1000 penduduk di daerah tujuan (P) dalam waktu setahun mi = I P x k mi = angka migrasi masuk I = jumlah migran masuk P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 57

MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI KELUAR (mo) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (O) migran yang keluar, per 1000 penduduk di daerah asal (P) dalam waktu setahun mo = O P x k Mo = angka migrasi keluar O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 58

MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI NETTO (mn) PENGERTIAN Selisih antara banyaknya (I) migran yang masuk ke dan (O) migran yang keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk (P) dalam satu tahun mn = angka migrasi netto I-O mn = I = jumlah migrasi masuk P x k O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 59

MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI BRUTO (mg) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan baik (I) migrasi masuk dan (O) migrasi keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk tempat asal dan tujuan mg = I + O P1 + P2 x k mg = angka migrasi bruto I = jumlah migran yang masuk O = jumlah migran yang keluar P1 = jumlah penduduk di tempat tujuan P2 = jumlah penduduk di tempat asal k = 1000 60

MIGRASI perhitungan CONTOH PENGGUNAAN Migrasi antara dua tempat: Semarang dan Kendal. Migrasi keluar dari Semarang ke Kendal tahun 2000 sebesar 26.124 jiwa. Migrasi masuk dari Kendal ke Semarang pada tahun 2000 sebesar 49.133 jiwa. Penduduk Semarang tahun tersebut sebesar 4.350.710 jiwa. Penduduk Kendal sebesar 21.176.248 jiwa. Hitung: Mi di Semarang dari Kendal Mo di Semarang ke Kendal Mn di Semarang terhadap Kendal Mg di Semarang dengan Kendal 61

MIGRASI perhitungan Mi di Semarang dari Kendal I x k 49.133 mi = = P 4.350.710 mi = 11,3 perseribu penduduk x 1000 Mo di Semarang ke Kendal O x k 26.124 mo = = P 4.350.710 mo = 6 perseribu penduduk x 1000 62

MIGRASI perhitungan Mn di Semarang terhadap Kendal mn = I-O P x k = 49.133 26.124 4.350.710 x 1000 mn = 5,3 perseribu penduduk Mg di Semarang dengan Kendal I+O 49.133 + 26.124 mg = x k = P1+P2 4.350.710 + 21.176.248 mg = 2,9 perseribu penduduk x 1000 63

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD PENGERTIAN Metode perkiraan migrasi netto (I-O) dengan menggunakan jumlah penduduk (P) dan jumlah kelahiran (B) serta kematian (D) antara dua sensus. I-O = (P1 - P0) (B - D) I-O = migrasi netto P1-P0 = perubahan penduduk antara dua sensus B-D = pertambahan alamiah penduduk antara dua sensus 64

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD CONTOH SOAL Perkiraan migrasi netto Kebumen? jika: Penduduk pada sensus 1990 sebesar 8.987.000 jiwa Penduduk pada sensus 2000 sebesar 10.508.000 jiwa Kelahiran sebesar 1.544.000 jiwa Kematian sebesar 601.000 jiwa Pi-P0 = 10.508.000-8.987.000 = 1.521.000 B-D = 1.544.000-601.000 = 943.000 I-O = (Pi - P0) (B D) = 1.521.000 943.000 = 578.000 Perkiraan migrasi netto di Kebumen antara tahun 1990-2000 adalah 578.000 jiwa 65

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO PENGERTIAN Memperkirakan jumlah migrasi netto di suatu daerah dalam suatu negara Asumsi: Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam satu negara Migrasi netto untuk negara secara keseluruhan adalah nol ADA DUA CARA: Forward cencus survival ratio Reverse cencus survival ratio 66

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - FORWARD CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN FCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih muda pada sensus sebelumnya FCSR = P10-14 Indonesia Tahun 2000 P0-4 Indonesia Tahun 1990 Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan Migrasi Netto Penduduk Umur 10-14 pada tahun 2000 (MNP10-14) adalah: MNP10-14 (2000) = P10-14(2000) FCSR. P0-4(1990) 67

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - REVERSE CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN RCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih tua pada sensus sesudahnya. P0-4 Indonesia Tahun 1990 RCSR = = P10-14 Indonesia Tahun 2000 Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan (MNP0-4) Migrasi Netto Penduduk Umur 0-4 pada tahun 1990 adalah MNP0-4 (1990) = RCSR.P10-14(2000) P0-4(1990) 1 FCSR 68

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL Jumlah penduduk di Kota Magelang Jumlah penduduk usia 10-14 tahun pada 1991 berdasar sensus adalah 4.665 jiwa Jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada tahun 1981 berdasar sensus adalah 5.414 jiwa Hitung: Forward Cencus Survival Ratio (FCSR) dan migrasi netto usia 10-14 tahun pada 1991 Reverse Cencus Survival Ratio (RCSR) dan migrasi netto usia 0-4 tahun pada 1981 69

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL FCSR0-4 = P10-14 Magelang Tahun 1991 P0-4 Magelang Tahun 1981 4.665 FCSR0-4 = = 0,86 5.414 Perkiraan penduduk usia 10-14 tahun pada 1991 = 0,86 x 5.414 = 4.656 Migrasi netto 1991 Mn = P10-14 berdasar sensus P10-14 berdasar perkiraan Mn = 4.665 4.656 = 9 migrasi masuk 70

MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL RCSR0-4 = P0-4 Magelang Tahun 1981 P10-14 Magelang Tahun 1991 5.414 RCSR0-4 = = 1,16 4.665 Perkiraan penduduk usia 0-4 tahun pada 1981 = 1,16 x 4.665 = 5.411 Migrasi netto 1981 Mn = P0-4 berdasar perkiraan - P0-4 berdasar sensus Mn = 5.411-5.414 = - 3 migrasi keluar 71

LATIHAN SOAL 1. Jumlah penduduk Kabupaten Blora Tahun 2009 adalah 858.874 orang, sedang jumlah penduduk laki laki dan perempuan masingmasing sebanyak 425.967 dan 432.907. berapakah besaran sex ratio kabupaten Blora tahun 2009? 2. Jika ingin menentukan PYL selama periode 1 tahun, seorang yang masuk ke suatu kota pada awal periode dan kemudian meninggal di kota tersebut setelah 4 bulan berarti orang tersebut mengalami berapa PYL? Jelaskan dengan perhitungan! 3. Jika ingin menentukan PYL selama periode 10 tahun, seorang yang menjalani hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti orang tersebut mengalami berapa PYL? 4. Jumlah penduduk Semarang pada pertengahan tahun 2010 sebesar 136.000.000 jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun tersebut sebesar 2.298.400 jiwa. Berapa CDR nya dan beri penjelasan hasil! 72

LATIHAN SOAL 5. Di suatu daerah, pada tahun 2005 jumlah kematian bayi sebesar 263.000 orang dan jumlah kelahiran sebesar 1.594.000 orang. Berapa IMR nya dan beri penjelasan hasil secara singkat! 6. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Surabaya 150.000.000 orang, sedangkan jumlah kelahiran 6.830.900. Berapa CBR nya dan beri penjelasan hasil! 7. Pada tahun 2004 jumlah penduduk wanita 15-49 tahun di Malang besarnya 34.560.750, sedangkan jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 2.878.200 bayi. Berapa GFRnya dan beri penjelasan hasil! 73

LATIHAN SOAL 8. Hitung ASFR dari tabel kelahiran berikut ini Kelompok Umur Jumlah Penduduk Wanita Pertengahan Tahun Jumlah Kelahiran 0-14 300.000-15-19 260.000 15.000 20-24 200.000 40.000 25-29 200.000 50.000 30-34 160.000 50.000 35-39 150.000 20.000 40-44 110.000 7.000 45-49 60.000 1.000 50+ 260.000 - Total 1.700.000 183.000 74

LATIHAN SOAL 9. Hitung GRR dari tabel kelahiran negara B berikut ini Kelompok Umur Jumlah Penduduk Wanita Pertengahan Tahun Jumlah Kelahiran bayi wanita 15-19 5.373.500 8.624 20-24 4.572.400 250.389 25-29 4.206.800 416.112 30-34 4.110.100 172.793 35-39 3.751.000 35.380 40-44 3.231.700 4.805 45-49 2.697.200 228 Total 75

LATIHAN SOAL 10. Lengkapilah tabel berikut ini dengan menggunakan metode perkiraan migrasi FCSR. Berikan contoh perhitungan salah satu interval dan interpretasinya! Kelompok umur Cencus Survival Ratio Indonesia Pddk laki-laki Bengkulu sensus 1991 Perkiraan pddk laki-laki Bengkulu 2001 Pddk laki-laki Bengkulu sensus 2001 Perkiraan migrasi netto pddk lakilaki Bengkulu 1991-2001 0-4? 5.414-5.970-5-9? 4.896-6.034-10-14? 2.731? 4.665? 15-19? 2.420? 3.547? 20-24? 2.200? 2.204? 25-29? 2.525? 2.567? 30-34? 2.396? 2.357? 35-39? 2.215? 2.714? 40-44? 1.615? 2.023? 45-49? 1.294? 1.615? 50-54? 1.100? 1.239? 55-59? 594? 714? 60-64? 667? 661? 65+? 740 (65-69)? 336? total (70-74)? 305? (75+)? 217? 76