KINERJA APBD DAN CELAH PENYIMPANGANNYA Ismail Amir Dewan Nasional FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) Jakarta, Sumut, Riau, Sumsel, Kalbar, Kaltim, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, NTB.
TUJUAN DIDIRIKANNYA NEGARA RI Pembukaan UUD 1945 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial
Misi Utama Pemda, Mencapai tujuan Desentralisasi : Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Peningkatan Pelayanan Publik Utamanya Pelayanan Dasar Kepada Masyarakat Daya Saing Daerah Meningkat (Unggulan Daerah) Pengembangan Kehidupan Demokrasi (GOOD GOVERNANCE)
NEGARA HADIR UNTUK : KESEJAHTERAAN/KEMAKMURAN KEADILAN Melalui 2 instrumen : 1. REGULASI 2. ANGGARAN
Penganggaran Proses Teknokratis (penyusunan RKPD - Renja SKPD - KUA PPAS - RKA SKPD - APBD Penjabaran APBD dll) Proses Politis (Musrenbang, sosialisasi, Konsultasi publik, kesepakatan KUA-PPAS, legislasi APBD dll)
APBD Pengertian administratif : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, kemudian ditetapkan dengan peraturan daerah. Pengertian politik : Kerangka Pemerintahan Demokrasi menempatkan Anggaran Daerah sebagai amanah rakyat yang dititipkan kepada lembaga eksekutif dan legislatif daerah untuk dikelola demi kesejahteraan rakyat.
Dari mana Sumber Anggaran? Pajak Restribusi Laba BUMN/D Hutang Hibah Dipungut dari rakyat/ masyarakat. Dipungut dari rakyat/ masyarakat Pengelolaannya dibiayai uang rakyat Menjadi beban rakyat Karena ada kepentingan rakyat Jadi : 1. Uang negara bersumber dari rakyat/masyarakat. 2. Negara/pemerintah pengelola uang rakyat
HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT PEMERINTAH PENDAPATAN KEWAJIBAN HAK BELANJA HAK KEWAJIBAN
Proses Penganggaran PERENCANAAN Kualitas proses & Output Evaluasi kinerja Efektivitas anggaran PERTANGGUNG JAWABAN Laporan BPK dan BPKP Prioritas usulan dan anggaran PEMBAHASAN/ PENETAPAN APBD Penatausahaan/ akuntansi dan Efesiensi anggaran PELAKSANAAN Efektifitas dan efisiensi Pengawalan aspirasi Masyarakat Analisis Draft. APBD Mencegah korupsi Pengawasan & Budget Tracking
PROBLEM TATA KELOLA ANGGARAN KITA
Tipologi Daerah menurut perspektif kesejahteraan Tinggi DAERAH PELIT (3) DAERAH SEJAHTERA (4) Pendapatan (APBD dan PDRB) Rendah DAERAH LEMAH (1) DAERAH BAIK HATI (2) Rendah Tinggi Belanja Kebijakan Sosial
Nasib Tidak Tentu Nanti Tuhan Tolong Nasib sudah pasti
Temuan KIPAD 2010 (Kinerja Pengelolaan Anggaran daerah) Seknas FITRA 42 Kabupaten / Kota
STUDI TENTANG : Kinerja Pengelolaan Anggaran Daerah Tranparansi, Akuntabilitas, Partisipasi dan kesetaraan. Analisis Anggaran daerah ( 2007 2010 )
Pengelolaan Anggaran TRANSPARANSI PARTISIPASI AKUNTABILITAS TRUST
Kinerja Pendapatan Daerah Sumber Pandapatan daerah PAD Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
PENDAPATAN DAERAH DAN PERTUMBUHAN PROV. JATIM 25% 20% 16.3% 19.1% 23.4% 12,000 10,000 Billions 15% 9,657 9,637 8,000 10% 10.6% 6,000 5% 5,940 7,075 7,828 4,000 0% -5% 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R R 2011-0.2% 2,000 - PENDAPATAN DAERAH NOMINAL PERTUMBUHAN NOMINAL
SILPA PROVINSI JATIM Billions 2,500 2,000 2,061 1,931 1,500 1,000 1,279 1,429 500 841 847-2005 R 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R
TREN SILPA SITUBONDO Billions 140 120 127.3 136.6 100 80 104.7 112.0 60 40 51.6 20-2005 2006 2007 2008 2009
TREN PENDAPATAN DAN DISKRESI FISKAL SITUBONDO 60% 50% 40% 30% 20% 10% 53.1% 447 43.6% 42.6% 515 579 611 674 33.7% 19.1% 800 700 600 500 400 300 200 100 B illio n s 0% 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 P - PENDAPATAN DAERAH DISKRESI FISKAL
TREN PENDAPATAN DAN DISKRESI FISKAL PACITAN 50% 45% 40% 35% 30% 47.1% 44.7% 30.1% 595.5 695.7 800 700 600 500 B illio n s 25% 20% 15% 10% 5% 0% 556.6 502.4 27.1% 427.6 12.1% 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R (LKPJ) 400 300 200 100 - Pendapatan Nominal Diskresi Fiskal %
TREN PENDAPATAN DAN DISKRESI FISKAL PACITAN 50% 45% 40% 35% 30% 47.1% 44.7% 30.1% 595.5 695.7 800 700 600 500 Billions 25% 20% 15% 10% 5% 0% 556.6 502.4 27.1% 427.6 12.1% 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R (LKPJ) 400 300 200 100 - Pendapatan Nominal Diskresi Fiskal %
KINERJA BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Bantuan Sosial Bagi hasil kepada Desa/Kab/Kota Bantuan Keuangan kpd Desa Belaja Tidak tersangka BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan jasa Belanja Modal
BELANJA JATIM NOMINAL DAN RIIL Billions 12,000 10,000 8,000 6,000 6,640 6,640 7,602 7,336 9,957 8,995 10,109 8,693 4,000 2,000-2008 R 2009 R 2010 R RAPBD 2011 BELANJA NOMINAL BELANJA RIIL
TREN BELANJA DAERAH KAB. PACITAN Billions 700 600 500 400 300 200 100 400.5 479.2 587.0 598.7 680.4-2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R (LKPJ)
PROPORSI BELANJA DAERAH 80% 70% 76.5% 60% 50% 60.8% 57.9% 63.8% 67.6% 40% 30% 20% 10% 39.2% 42.1% 36.2% 32.4% 23.5% 0% 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R (LKPJ) Belanja tidak langsung Belanja langsung
KOMPOSISI BELANJA PEGAWAI Vs BELANJA LANGSUNG PACITAN 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 66.2% 58.1% 55.0% 48.5% 47.1% 42.1% 39.2% 36.2% 32.4% 23.5% 2006 R 2007 R 2008 R 2009 R 2010 R (LKPJ) Belanja pegawai Belanja langsung
Tingkatan Orientasi program/kegiatan (pelayanan publik dasar /Pendidikan - kesehatan) Akses Maskin Mutu pelayanan Infrastuktur dasar
TERIMA KASIH