AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

METODE FUZZY AHP DAN AHP DALAM PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

PEMERINGKATAN PEGAWAI BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) DI PT. XYZ

DECISION SUPPORT SYSTEMS IN THE ADMISSION SELECTION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT Case Study: SMK Pelita Pesawaran. Abstract

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH DASAR ISLAM MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAJAR LES PRIVAT UNTUK SISWA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS LBB SYSTEM CERDAS)

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

Industrial Management Analisis Faktor Utama Dalam Memilih Kartu GSM Prabayar dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MA ARRAHMAH MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI KEMISKINAN (STUDI KASUS KABUPATEN BANTUL - DIY)

TEKNIK REKOMENDASI PEMILIHAN JURUSAN PERGURUAN TINGGI DENGAN PENDEKATAN PREFERENSI PENGGUNA DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN POSISI PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI FUTSAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSETUJUAN PEMBIAYAAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENJUALAN MOBIL MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus : RB. Nilam Sari Tembilahan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

Rici Efrianda ( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI DAN EVALUASI LOKASI PEMASARAN PRODUK (GULA) MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : PT.

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

Transkripsi:

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl.Ringroad Utara Condong Catur, Depok, Sleman 55283 ABSTRAK Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan suatu sistem yang mendukung manajer dalam pengambilan keputusan untuk permasalahan semi terstruktur dengan tujuan sebagai alat bantu bagi para manajer untuk memperluas kapabilitas mereka dalam pengambilan keputusan dan bukan untuk menggantikan manajer. Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah sebuah pemilihan dari beberapa alternatif pilihan dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna(user interface) yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan (turban, 2005).Salah satu metode sistem pendukung keputusan yaitu metodeanalytical Hierarchy Process(AHP) yang merupakan salah satu metode untuk melakukan pengambilan keputusan secara ilmiah dan rasional untuk memberikan solusi terhadap masalah kriteria yang kompleks dalam berbagai alternatif. Keywords:spk, user interface, AHP, kriteria 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin hari semakin melesat baik di lingkungan perkantoran maupun di lingkungan kehidupan kita sehari-hari. Banyak fasilitas-fasilitas yang bisa kita dapatkan dengan mudah karena adanya kemajuan teknologi. Dunia kerja saat ini juga menuntut karyawannya untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini, sehingga banyak lulusan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan yang memilih kuliahnya di jurusan teknologi informasi. Karena banyaknya sekolah tinggi komputer maka lulusan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan bingung dalam menentukan sekolah tinggi mana yang akan dipilih. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)sebagai model pengambilan keputusan untuk pemilihan sekolah tinggi komputer, yang bertujuan untuk membantu lulusan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan dalam menentukan sekolah tinggi komputer.

1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah aplikasi AHP untuk pemodelan SPK pemilihansekolah tinggi komputer menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), yang diharapkan dapat memberikan informasi sekolah tinggi komputer dandapat memberikan alternatif untuk menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan sekolah tinggi komputer berdasarkan kriteria fasilitas, biaya dan kualitas. 2. METODE PENELITIAN Agar penelitian tersusun dan terarah sesuai dengan tujuan, maka penulis menetapkan metode penelitian yaitu: 1. Studi pustaka dan studi literatur tentang metode AHP dengan melakukan analisis metode AHPsebagai model sistem pendukung keputusan untuk pemilihan sekolah tinggi komputer. 2. Melakukan pengambilan data melalui kuisioner yang diajukan kepada mahasiswa atau calon mahasiswa. 3. Implementasi metode AHPdalam suatu proses pengambilan keputusan pemilihan sekolah tinggi komputer dalam pembuatan aplikasi. 4. Mengevaluasi penerapan metode AHP denganaplikasi yang telah dibuat untuk menghasilkan keputusan yang optimal. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kriteria Yang Digunakan Kriteria yang digunakan untuk pemilihan sekolah tinggi komputer menggunakan metode AHP yaitu : fasilitas, biaya dan kualitas untuk alternatif sekolah tinggi komputer A, B, C, D, E. 3.2. Pemodelan AHP Untuk Pemilihan Sekolah Tinggi Komputer Pemodelan AHP untuk pemilihan sekolah tinggi komputer dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1 Pemodelan AHP untuk pemilihan sekolah tinggi komputer Pada gambar 3. 1 memiliki tiga level yaitu menunjukkan : Level atas yaitu pemilihan sekolah tinggi komputer sebagai tujuan pada penelitian ini. Level tengah pada hirarki ini yaitu menunjukkan kriteria yaitu fasilitas, biaya dan kualitas sedangkan level paling bawah pada hirarki ini yaitu menunjukkan alternaatif pilihan sekolah tinggi komputer. 3.3. Skema Pemilihan Sekolah Tinggi Komputer Skema atau bagan dalam pemilihan sekolah tinggi komputer dapat dilihat pada gambar 3.2sebagai berikut : Gambar 3.2 Skema pemilihan sekolah tinggi komputer

Pada gambar 3.2 menunjukkan: 1. Data calon mahasiswa yaitu biodata calon mahasiswa yang akan memilih sekolah tinggi komputer. 2. Data kriteria yaitu nilai-nilai yang ada dikriteria fasilitas, biaya. 3. Data alternatif yaitu sekolah tinggi yang akan dipilih misalnya A,B,C,D,E 4. Metode AHP yaitu proses perhitungan manual menggunakan metode AHP sebelum diterapkan dalam aplikasi. 5. Aplikasi AHP untuk pemodelan SPK pemilihansekolah tinggi komputer yaitu aplikasi yang dibangun oleh penulis berdasarkan metode AHP. 3.4. Bobot Perbandingan Berpasangan Perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan aturan penilaian bobot kriteria pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan (Saaty, 2004) Tingkat Kepentingan Definisi 1 Kedua elemen sangat penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lain Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang 5 lainnya 7 Elemen yang satu benar-benar lebih penting dari yang lain 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding elemen yang lain 2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara dua penilaian berurutan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, Kebalikan maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i 3.5. Matrik Perbandingan Berpasangan Matrik perbandingan berpasangan dilakukan untuk penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain, yaitu kriteria fasilitas dengan kriteria biaya, kriteria fasilitas dengan kriteria kualitas dan kriteria biaya dengan kriteria kualitas. Hasil penilaian ada pada tabel 3.1. Tabel 3.2 Matrik Perbandingan Berpasangan KRITERIA Fasilitas Biaya Kualitas Fasilitas 1 2 3 Biaya 0,5 1 4 Kualitas 0,33 0,25 1

JUMLAH 1,83 3,25 8 Tabel 3.2 menunjukkan : Perbandingan berpasangan untuk kriteria fasilitas, biaya dan kualitas. Untuk perbandingan dengan kriteria yang sama akan bernilai 1 karena keduanya sama penting. Untuk kriteria fasilitas dengan kriteria biaya bernilai 2 artinya bahwa kriteria biaya sedikit lebih penting dari kriteria fasilitas. Kriteria fasilitas dengan kriteria kualitas bernilai 3 artinya bahwa kriteria kualitas lebih penting dari kriteria fasilitas. Kriteria biaya dengankriteria kualitas bernilai 4 artinya kriteria biaya dan kriteria kualitas sama pentingnya tetapi lebih penting kualitas. 3.6. Matrik Nilai Kriteria Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom matrik b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matrik. c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan memb ginya dengan jumlah elemen untuk mendapat nilai rata-rata. Tabel 3.3 Matrik Nilai Kriteria KRITERIA Fasilitas Biaya Kualitas Jumlah Prioritas Fasilitas 0,545 0,615 0,375 1,536 0,512 Biaya 0,273 0,308 0,500 1,080 0,360 Kualitas 0,182 0,077 0,125 0,384 0,128 Pada matrik ini kolom fasilitas dan baris fasilitas 0,545 didapatkan dari nilai kolom fasilitas baris fasilitas dibagi dengan nilai baris jumlah dan kolom fasilitas pada tabel 3.2, proses ini dikerjakan sampai pada kolom kualitas baris kualitas. Sedangkan jumlah merupakan penjumlahan dari 0,545 + 0,615 + 0,375. Untuk nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam penelitian ini ada 3 kriteria. 3.7. Matrik Penjumlahan Setiap Baris Matrik penjumlahan setiap baris didapatkan dari perkalian nilai prioritas pada tabel 3.3 dengan matrik perbandingan berpasangan pada tabel 3.2

Tabel 3.4 Matrik Penjumlahan Setiap Baris KRITERIA Fasilitas Biaya Kualitas Jumlah Fasilitas 0,512 1,024 1,536 3,072 Biaya 0,256 0,512 2,048 2,816 Kualitas 0,171 0,128 0,512 0,811 Nilai 0,512 pada baris fasilitas kolom fasilitas didapat dari nilai prioritas tertinggi yang ada pada tabel 3.3 dikalikan dengan nilai baris fasilitas kolom fasilitas pada tabel 3.2. Nilai 0,256 pada baris biaya kolom fasilitas didapat dari nilai prioritas tertinggi yang ada pada tabel 3.3 dikalikan dengan nilai baris biaya kolom fasilitas pada tabel 3.2. Nilai 0,171 pada baris kualitas kolom fasilitas didapat dai nilai prioritas tertinggi yang ada pada tabel 3.3 dikalikan dengan nilai baris biaya kolom fasilitas pada tabel 3.2. Nilai 1,024 pada baris fasilitas kolom biaya didapat dari nilai prioritas tertinggi yang ada pada tabel 3.3 dikalikan dengan nilai baris fasilitas kolom biaya pada tabel 3.2.Proses perhitungan tersebut dilakukan sampai pada nilai 0,512 pada baris kualitas kolom kualitas. Sedangkan kolom jumlah pada tabel 3.4 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Seperti 3,072 pada kolom jumlah adalah hasil penjumlahan dari 0,512 + 1,024 + 1,536. 3.8. Rasio Konsistensi Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0,1. Jika nilai CR > 0,1 maka matrik perbandingan berpasangan harus dihitung ulang. Tabel 3.5 Matrik Rasio Konsistensi Jml/baris Prioritas Hasil Fasilitas 3,072 0,512 3,584 Biaya 2,816 0,360 3,176 Kualitas 0,811 0,128 0,938 Jumlah 7,698 Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.4, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 3.3. Dari tabel 3.5 diperoleh nilai-nilai : Jumlah (jumlah dari nilai-nilai hasil) : 7,698 n (jumlah kriteria) : 3 λ maks (jumlah/n) : 2,566 CI ((λ maks-n)/n) : -0,145 CR (CI/IR) : -0,249

Dari perhitungan di atas hasilkan nilai CR < 0,1, sehingga perhitungan rasio konsistensi tersebut bisa diterima. Untuk perhitungan sub kriteria dari masing-masing kriteria dilakukan dengan cara yang sama seperti menghitung kriteria yaitu menghitung perbandingan berpasangan, menghitung matrik nilai kriteria, menjumlahkan setiap baris dan menentukan rasio konsistensinya, kemudian langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil. 3.9. Menghitung Hasil Prioritas hasil perhitungan pada langkah sebelumnya kemudian dituangkan dalam matrik hasil yang ada pada tabel 3.6. Nilai 0.512 pada kolom fasilitas, 0.360 pada kolom biaya, 0.128 pada kolom kualitas diperoleh dari tabel 3.3 kolom prioritas. Nilai 1.000 pada baris memadai kolom fasilitas, 0.384 pada baris kurang memadai kolom fasilitas dan 0.439 pada baris tidak memadai kolom fasilitas diperoleh dari perhitungan sub kriteria fasilitas. Nilai 1.000 pada baris mahal kolom biaya, 0.806 pada baris sedang kolom biaya dan 0.335 baris murah kolom biaya diperoleh dari perhitungan sub kriteria biaya. Nilai 1.000 pada baris baik kolom kualitas, 0.806 pada baris cukup kolom kualitas dan 0.329 pada baris buruk kolom kualitas diperoleh dari perhitungan sub kriteria fasilitas. Tabel 3.6Matrik Hasil FASILITAS BIAYA KUALITAS 0,512 0,360 0,128 Memadai Mahal Baik 1,000 1,000 1,000 Kurang Memadai Sedang Cukup 0,384 0,806 0,581 Tidak Memadai Murah Buruk 0,439 0,335 0,329 Seandainya diberikan data nilai dari 5sekolah tinggi komputer, maka hasil akhirnya sebagai berikut :

Tabel 3.7 Matrik Contoh Sekolah Tinggi Komputer Yang Akan Dipilih Sekolah tinggi komputer Fasilitas Biaya Kualitas A Memadai mahal Baik B Kurang Memadai Sedang Baik C Tidak Memadai Murah Cukup D Memadai Sedang Baik E Tidak Memadai mahal Cukup Data pada tabel 3.7 maka dapat diberikan bobot nilai berdasarkan nilai pada tabel 3.17 sehingga hasilnya dituangkan pada tabel 3.8 sebagai berikut : Tabel 3.8 Matrik Pemilihan Sekolah Tinggi Komputer Sekolah tinggi kompurter Fasilitas Biaya Kualitas Total A 0,512 0,360 0,128 1,000 B 0,197 0,290 0,128 0,615 C 0,225 0,121 0,074 0,420 D 0,512 0,290 0,128 0,930 E 0,225 0,360 0,074 0,659 Nilai 0.512 pada kolom fasilitas baris A diperoleh dari nilai sekolah tinggi komputer A untuk fasilitas, yaitu memadai dengan prioritas 1.000 (tabel 3.6) dikalikan dengan prioritas fasilitas sebesar 0.512 (tabel 3.6). Nilai 0.197 pada kolom fasilitas baris B diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta B untuk fasilitas, yaitu kurang memadai dengan prioritas 0.384 dikalikan dengan prioritas fasilitas sebesar 0.512. Nilai 0.225 pada kolom fasilitas baris C diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta C untuk fasilitas, yaitu tidak memadai dengan prioritas 0.439 dikalikan dengan prioritas fasilitas sebesar 0.512. Nilai 0.360 pada kolom biaya baris A diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta A untuk biaya, yaitu mahal dengan prioritas 1.000 dikalikan dengan prioritas biaya sebesar 0.360. Nilai 0.290 pada kolom biaya baris B diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta B untuk biaya, yaitu sedang dengan prioritas 0.806 dikalikan dengan prioritas biaya sebesar 0.360. Nilai 0.121 pada kolom biaya baris C diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta C untuk biaya, yaitu murah dengan prioritas 0.335dikalikan dengan prioritas biaya sebesar 0.360. Nilai 0.128 pada kolom kualitas baris A diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta A untuk kualitas, yaitu baik dengan prioritas 1.000dikalikan dengan prioritas kualitas sebesar 0.128. Nilai 0.128 pada kolom kualitas baris B diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta B untuk kualitas, yaitu baikdengan prioritas 1.000 dikalikan dengan prioritas kualitas sebesar 0.128

Nilai 0.074 pada kolom kualitas baris C diperoleh dari nilai perguruan tinggi komputer swasta C untuk kualitas, yaitu cukup dengan prioritas 0.581dikalikan dengan prioritas kualitas sebesar 0.128. Kolom total pada tabel 3.8 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai total ini digunakan untuk merangking perguruan tinggi komputer swasta yang yang direkomendasikan. Semakin besar nilai yang didapat maka semakin besar prioritas untuk disarankan. Tabel 3.9 Hasil Akhir A Sekolah tinggi komputer A B Sekolah tinggi komputer B C Sekolah tinggi komputer C D Sekolah tinggi komputer D E Sekolah tinggi komputer E 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan contoh kasus di atas maka disimpulkan bahwa sekolah tinggi komputer A yang layak untuk dipilih berdasarkan metode AHP dengan penilaian fasilitas yang memadai, biaya mahal dan kualitas baik. Aplikasi AHP untuk pemodela SPK pemilihan sekolah tinggi komputer dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang rasional dan optimal. 4.2 Saran Pada penelitian ini masih sangat jauh dari nilai sempurna, penulis menyarankan bagi penelitian selanjutnya agar : 1. Aplikasi tersebut bisa ditambahkan lagi kriteria-kriteria selain fasilitas, biaya dan kualitas. 2. Aplikasi tersebut bisa dikembangkan lagi misalnya dengan menambah logika fuzzy agar datadata yang tidak tepat dapat ditoleransi sehingga hasil yang diberikan lebih akurat lagi. DAFTAR PUSTAKA Munifah, dkk, 2009, The decision analysis in order to support the search accuracy for the library reference. Proceeding of CITEE, August 4, 2009. Maharrani, R.H., dkk, 2010, Penerapan metode analytical hierarchy Process dalam penerimaan karyawan pada PT. PASIR BESI INDONESIA.Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN 1414-9999 Setiawan, A.,dkk, 2011, perancangan dan pembuatan aplikasi decision support system pada departemen HRD dan pembelian dengan menggunakan metode analytical hierarchy process

(AHP), jurnal Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra Fatih, D.R., dkk 2011, DSS untuk rekomendasi pemilihan jurusan pada perguruan tinggi bagi siswa SMU. Jurnal Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pare, Selfina; Kati, Oktavianus, 2012. Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi. USAMUS Merauke. Saaty, T.L., 2004. Decision making-the analytic hierarichal process and the analytic network process. Journal of Systems Science and Systems Engineering. Vol 13(1) : 35. Saaty,T.L., 2001. Fundamentals Of Dicision Making And Priority Theory With Analytical Hierarchy Process. Vol VI Of The AHP Series. http://www.amazon.com/decision-making- Leaders-Hierarchy-Decisions/dp/096203178X/ref=pd_bxgy_b_text_c.Diakses tanggal 14 April 2010 pukul 20.00 WIB. Turban, 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems ( Sistem pendukungkeputusan dan system cerdas ) Jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta.