SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DESAIN INTERIOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENINGKATAN JABATAN DAN PERENCANAAN KARIR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

Pemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HIERARCY PROCESS

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENENTUAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DENGAN METODE ANALITYCAL HIRARCHY PROCESS

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS PADA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

IMPLEMENTASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN STT ADISUTJIPTO MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Pendahuluan Kajian Pustaka

APLIKASI PENILAIAN KUALITAS JASA/LAYANAN RETAIL DENGAN METODE RETAIL SERVICE QUALITY DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Mahasiswa Baru Jalur Prestasi di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

SISTEM PEMILIHAN PEJABAT STRUKTURAL DENGAN METODE AHP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MA ARRAHMAH MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ARTIKEL SKRIPSI

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

1.Kelengkapan data dan sumber 2.Ketepatan jawaban 3.Keruntutan alur pikir. Ceramah Observasi

PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEM

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS TATA RIAS KECANTIKAN DI KABUPATAN GARUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Analytic Hierarchy Process

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, AHP (Analytic Hierarchy Process), Naïve Bayes, Penentuan Jurusan pada Universitas.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

P11 AHP. A. Sidiq P.

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Transkripsi:

ISSN: 1693-6930 49 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DESAIN INTERIOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Anton Setiawan Honggowibowo, Titien Sediartie Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jl. Janti Blok-R Lanud. Adisutjipto Yogyakarta Telp. (0274) 451262 Fax. (0274) 451265 anton_s_h@yahoo.com Abstrak Pada masa ini desain interior berkembang dengan pesat, sehingga untuk suatu ruangan tertentu dapat didesain beraneka ragam sesuai dengan keinginan dari pemilik ruangan tersebut. Proses pengambilan keputusan pemilihan desain interior dari semua alternatif desain yang ada merupakan persoalan yang bersifat kualitatif dan membutuhkan informasi yang bersifat intuitif, perasaan dan pengalaman. Hal itu disebabkan unsur-unsur yang dimiliki desain interior seperti lighting, komposisi, estetika, sirkulasi, layout, dan corak desain interior tidak dapat dihitung secara numerik. Pada makalah ini akan disampaikan suatu sistem yang mendukung proses pengambilan keputusan pemilihan desain interior dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP mampu memecahkan masalah pemilihan desain interior yang kompleks dan tidak terstruktur tersebut ke dalam kelompok-kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut ke dalam suatu susunan hirarki, memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesa ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi dan menjadi pilihan terbaik dari semua alternatif desain yang ada. Kata kunci : desain interior, metode analytical hierarchy process, pengambilan keputusan 1. PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap desain interior memiliki unsur-unsur seperti lighting, komposisi, estetika, sirkulasi, layout, dan corak desain interior, sehingga permasalahan pemilihan desain interior untuk suatu ruangan tertentu merupakan persoalan yang bersifat kualitatif dan membutuhkan informasi yang bersifat intuisi, perasaan, dan pengalaman. Faktor-faktor yang bersifat intuitif, perasaan, dan pengalaman tersebut tidak dapat dihitung secara numeris, karena itu dalam penelitian ini akan menyelesaikannya dengan mengimplementasikan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam bentuk program bantu pengambilan keputusan berbasis komputer untuk mengkonversikan unsur kualitatif menjadi numerik sehingga dapat dihitung tingkat prioritas desain terbaiknya. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk memudahkan pemilihan desain interior untuk ruangan tertentu bagi pemilik ruangan tersebut, terutama bagi pemilik ruangan yang kurang berpengalaman dalam mengatur desain ruangan tertentu. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK merupakan sistem informasi berbasis komputer yang intraktif, fleksibel dan dapat beradaptasi, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung penyelesaian dari permasalahan yang tidak terstruktur untuk meningkatkan pembuatan keputusan [7]. Permasalahan yang tidak terstruktur membutuhkan kreativitas serta pertimbangan yang jauh lebih banyak. Penyelesaiannya hampir bukan merupakan pilihan antara yang benar atau salah tetapi justru yang sering terjadi ialah pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah. Pembuatan keputusan yang tidak terstruktur dibuat sebagai respon terhadap masalahmasalah yang unik, jarang dijumpai, dan tidak dapat didefinisikan secara tepat. Pada umumnya SPK mempunyai karakteristik dan kemampuan sebagai berikut [6] : Sistem Pendukung Keputusan.(Anton Setiawan H)

50 ISSN: 1693-6930 a. SPK menyediakan pendukung untuk pengambil keputusan secara garis besar dalam situasi semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. b. SPK menyediakan pendukung pada beberapa keadaan keputusan yang saling bergantung dan atau berurutan. c. SPK mudah dipakai. d. SPK berusaha untuk meningkatkan efektifitas saat membuat keputusan (ketepatan, waktu, kualitas) dibanding dengan efisiensi (biaya untuk membuat keputusan, termasuk biaya untuk lamanya waktu komputer beroperasi). e. Pembuat keputusan mempunyai kontrol lengkap terhadap semua langkah dari proses saat membuat keputusan penyelesaian masalah. SPK secara khusus bertujuan mendukung dan tidak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat mengesampingkan rekomendasi komputer pada setiap saat dalam proses. f. SPK biasanya memanfaatkan model (standar atau buatan khusus) untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil. Kemampuan model dapat dicoba dengan strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. 2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode AHP ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1970 oleh Thomas Saaty. Pada dasarnya AHP adalah metode yang memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur kedalam kelompok-kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut kedalam suatu susunan hirarki, memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesis ditentukan elemen yang mempunyai prioritas tertinggi.[3] Metode AHP memakai persepsi manusia yang dianggap pakar sebagai input utamanya. Kriteria pakar disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Karena menggunakan input yang kualitatif (persepsi manusia) maka model ini dapat mengolah juga hal-hal kualitatif di samping hal-hal yang kuantitatif. Pada dasarnya langkah-langkah dalam pembentukan metode AHP dapat dijelaskan dalam algoritma berikut. a. membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan yang paling bawah b. menetapkan perbandingan berpasangan yang berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya (dengan skala penilaian perbandingan pasangan, yang nilainya antara 1 sampai dengan 9) c. menghitung bobot/ prioritas elemen d. mengukur konsistensi, nilai rasio konsistensi harus 0,1 atau kurang. Jika lebih dari 0,1 maka pertimbangan ini perlu diperbaiki. Tabel 1. Skala penilaian perbandingan pasangan TELKOMNIKA Vol. 2, No. 1, April 2004 : 49-55

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 51 Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan I 2.3 Elemen-elemen Desain Interior Suatu ruangan dibentuk oleh elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya untuk menciptakan suatu tatanan ruang yang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya dan untuk membentuk suasana, rasa dan karakter yang membutuhkan pengolahan yang cukup seperti berikut: a. Lay Out 1. Zoning. Pembagian ruang dengan menyesuaikan fungsinya untuk memudahkan setiap aktivitas manusia yang memfungsikannya melalui perbedaan nilai privasinya. 2. Sirkulasi. Dari pembagian ruang sesuai dengan zonanya, perlu juga diperhatikan sirkulasi per area agar aktivitas manusia tidak terganggu dan dilakukan dengan lancar. Kenyamanan saat beraktivitas diperhatikan dari keluasan area kegiatannya. 3. Denah b. Tema dan Gaya. Dalam perancangan desain, konsep yang perlu diciptakan, misalkan natural, eksostik, dan modern dengan gaya Bali. Pengaplikasian gaya Bali dan tema natural, eksostik, dan modern dimunculkan melalui warna, bahan, dan efek lampu yang membangun suasana yang eksostik serta pengulangan ornamen-ornamen yang biasa dipakai seperti motif-motif tertentu. c. Bahan dan Warna. Bahan dan warna akan mengacu pada tema dan gaya yang digunakan. d. Elemen Pembentuk Ruang; lantai, dinding, langit-langit, pintu, jendela e. Perabot. Penggunaan perabot pada setiap ruang berbeda, yang dijabarkan sesuai dengan aktivitas di dalamnya. f. Tata Kondisi 1. Pencahayaan. Pengaruh cahaya dalam suatu ruangan sangat penting. Tanpa cahaya manusia tidak dapat melihat saat gelap. Dalam pengaturan jumlah titik lampunya, efek yang ditimbulkan, dan kuat terangnya sangatlah perlu diperhatikan supaya kenyamanan terasa. 2. Penghawaan. Menciptakan suasana yang tetap segar dan sirkulasi udara yang lancar, tidak hanya dengan bergantung dari sirkulasi alamiah saja. Memfungsikan AC dimaksudkan agar keadaan ruangan tetap kering dan bersih. Akan tetapi tidak selalu mengaktifkannya terus menerus. Jika menginginkan aliran udara alam dan menggunakan AC serta menon-aktifkan AC. 3. Akustik. Penggunaan akustik pada suatu ruang yang berfungsi untuk menyerap agar suara yang ditimbulkan oleh sumber suara dapat teredam dan penyebarannya merata. Pengaruh bahan serap suara teraplikasi melalui bahan-bahan yang dipakai pada perabot seperti unholdstery kursi, kain pada jendela dan lain sebagainya. g. Elemen Estetis. Elemen estetis dapat dikatakan rasa yang mendukung suasana atas tema maupun gaya itu sendiri. Bentuk elemen ini bermacam-macam, dapat berupa pot, tanaman, lukisan, patung, kain, dan lain sebagainya yang memperkuat citra tema maupun gaya. 3. PERANCANGAN BASIS DATA Sistem Pendukung Keputusan.(Anton Setiawan H)

52 ISSN: 1693-6930 Dalam mengimplementasikan metode AHP untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan desain interior, dibutuhkan lima tabel yang relasinya diberikan dalam Gambar 1. Relasi yang terjadi antara kelima tabel pada Gambar 1 adalah hubungan satu berbanding banyak (one to many relationship). Nomer kriteria dan nomer calon menggunakan numerik dua digit, karena isi maksimalnya sepuluh dan minimalnya dua data untuk dapat melakukan perbandingan menggunakan AHP. Field Isi berisi nilai antara satu sampai sembilan, dan field Cek apabila bernilai.t. maka nilai perbandingannya adalah 1/field Isi, dan apabila bernilai.f. maka nilai perbandingannya adalah field Isi. Tabel T_Tujuan Tabel Matrik_Tujuan Tabel Matrik_Kriteria Nama_tujuan No_kriteria1 No_kriteria2 Tabel Kriteria Tabel Calon No_kriteria No_calon1 Isi No_calon2 Cek No_kriteria No_calon Isi_calon Nama_kriteria Nama_calon Cek Keterangan : One to many relationship Gambar 1. Perancangan Basis Data 4. ANALISIS HASIL PROSES PERHITUNGAN AHP Langkah pertama dalam AHP adalah menyusun hirarki yang diawali dengan tujuan, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif desain pada tingkatan yang paling bawah. Memilih desain interior suatu ruangan sesuai tema dan gaya tertentu Elemen Estetis Tata Kondisi Lay Out Bahan & Warna Desain Pertama Desain Kedua Desain Ketiga Gambar 2. Hierarki Untuk Proses AHP Langkah selanjutnya adalah menetapkan perbandingan berpasangan antara kriteriakriteria berdasarkan tujuannya, yang berupa matriks. Nilai diagonal matriks yaitu perbandingan TELKOMNIKA Vol. 2, No. 1, April 2004 : 49-55

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 53 suatu elemen dengan elemen itu sendiri, diisi dengan bilangan satu. Sedangkan isi nilai perbandingan antara satu sampai dengan sembilan atau kebalikannya. Tabel 2. Matriks perbandingan kriteria Memilih desain interior suatu ruangan sesuai tema dan gaya tertentu Elemen Estetis Tata Kondisi Lay Out Bahan dan Warna Elemen Estetis 1 9 9 9 Tata Kondisi 1/9 1 5 7 Lay Out 1/9 1/5 1 4 Bahan dan Warna 1/9 1/7 1/4 1 Setelah terbentuk matriks perbandingan maka dapat dihitung bobot prioritas untuk perbandingan kriteria-kriteria berdasarkan tujuannya. Tabel 3. Matriks bobot prioritas kriteria Memilih desain interior suatu ruangan Bobot sesuai tema dan gaya tertentu Prioritas Elemen Estetis 0,6597 Tata Kondisi 0,2103 Lay Out 0,0897 Bahan dan Warna 0,0403 Selanjutnya setelah menemukan bobot prioritas kriteria, dengan cara mengulang langkah-langkah diatas dapat ditemukan juga bobot prioritas alternatif desain berdasarkan pertimbangan masing-masing kriteria dalam pemilihan desain diatas. Tabel 4. Matriks perbandingan alternatif desain berdasarkan pertimbangan kriteria elemen estetis Elemen Estetis Desain 1 Desain 2 Desain 3 Bobot Prioritas Desain 1 1 3 2 0,5485 Desain 2 1/3 1 1 0,2106 Desain 3 ½ 1 1 0,2409 Tabel 5. Matriks perbandingan alternatif desain berdasarkan pertimbangan kriteria tata kondisi Tata Kondisi Desain 1 Desain 2 Desain 3 Bobot Prioritas Desain 1 1 5 1 0,4796 Desain 2 1/5 1 1/3 0,1150 Desain 3 1 3 1 0,4055 Sistem Pendukung Keputusan.(Anton Setiawan H)

54 ISSN: 1693-6930 Tabel 6. Matriks perbandingan alternatif desain berdasarkan pertimbangan kriteria lay out Lay Out Desain 1 Desain 2 Desain 3 Bobot Prioritas Desain 1 1 1 1/2 0,2611 Desain 2 1 1 1 0,3278 Desain 3 2 1 1 0,4111 Tabel 7. Matriks perbandingan alternatif desain berdasarkan pertimbangan kriteria bahan dan warna Bahan dan Warna Desain 1 Desain 2 Desain 3 Bobot Prioritas Desain 1 1 1/4 1 0,2037 Desain 2 4 1 1 0,4815 Desain 3 1 1 1 0,3148 Sedangkan untuk mengetahui total bobot prioritas dari semua alternatif desain berdasarkan perbandingan semua kriteria penilaian dalam pemilihan desain interior dapat diketahui dengan mengalikan bobot prioritas masing-masing desain dengan bobot prioritas kriteria yang bersesuaian dan menjumlahkannya perbaris sehingga ditemukan total bobot prioritas untuk desain tersebut. Kriteria Desain Tabel 8. Matriks bobot prioritas desain interior Elemen Estetis Tata Kondisi Lay Out Bahan dan Warna Total Bobot Prioritas Desain Desain 1 0,6597X0,5485 0,2103X0,4796 0,0897X0,2611 0,0403X0,2037 0,49433511 Desain 2 0,6597X0,2106 0,2103X0,1150 0,0897X0,3278 0,0403X0,4815 0,21192543 Desain 3 0,6597X0,2409 0,2103X0,4055 0,0897X0,4111 0,0403X0,3148 0,29376049 Pada Tabel 8 terlihat bahwa desain pertama mempunyai total bobot prioritas yang paling tinggi (0,49433511), kemudian disusul desain ketiga (0,29376049), dan yang terakhir adalah desain kedua (0,21192543), sehingga dapat dikatakan bahwa desain interior pertama mempunyai prioritas tertinggi yang dapat dipilih oleh pemilik ruangan tersebut. 5. ANALISIS PROGRAM APLIKASI AHP Program aplikasi AHP yang dibuat telah dapat menerapkan kemampuan dari SPK yang sudah diterangkan pada bagian diatas. Berikut ini akan disajikan kemampuan dari SPK yang terdapat pada program aplikasi AHP. TELKOMNIKA Vol. 2, No. 1, April 2004 : 49-55

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 55 Tabel 9. Tabel kemampuan SPK pada program aplikasi AHP No. Kemampuan SPK Program Aplikasi AHP 1. SPK menyediakan pendukung untuk Permasalahan pemilihan desain interior pengambil keputusan secara garis besar membutuhkan intuisi dan perasaan dalam situasi semi terstruktur dan tidak manusia dalam menentukannya terstruktur dengan menambahkan pilihannya. kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. 2. SPK mendukung beberapa keadaan Setiap desain yang akan dipilih memiliki keputusan yang saling bergantung dan atau berurutan. ketergantungan dengan kriteria dalam pemilihan desain dan tujuan dalam pemilihan desain interior tersebut. 3. SPK mudah dipakai. Tinggal memasukkan data dan program akan menemukan hasilnya 4. Pembuat keputusan mempunyai kontrol lengkap terhadap semua langkah saat membuat keputusan penyelesaian masalah. SPK secara khusus bertujuan mendukung dan tidak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat mengesampingkan rekomendasi komputer pada setiap saat dalam proses. 5. SPK biasanya memanfaatkan model (standard atau buatan khusus) untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil. Kemampuan model dapat dicoba dengan strategi yang berbeda dibawah konfigurasi yang berbeda. Pembuat keputusan dapat mengesampingkan rekomendasi tentang ketidak konsistenan perbandingan dan melanjutkan ke proses selanjutnya. Model AHP dapat dipakai untuk menghitung bobot prioritas untuk data yang berbeda-beda sesuai tujuan dalam pemilihan desain interior tersebut. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan implementasi program, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Metode AHP telah dapat diimplementasikan dengan baik sebagai sistem pendukung keputusan yang membantu menyelesaikan permasalahan pemilihan desain interior. 2. Program mampu menghasilkan laporan berupa grafik batang nilai total bobot prioritas dari desain, sehingga berdasarkan laporan ini dapat mendukung pengambilan keputusan. 3. Program hasil implementasi menunjukkan sebuah sistem yang berbasis sistem pendukung keputusan karena dapat memenuhi karakteristik dan manfaat dari SPK. DAFTAR PUSTAKA [ 1] Francis D.K. Ching, Ilustrasi Desain Interior Erlangga, Jakarta, 1996. [ 2] Imelda Sandjaya, Seni Menata Rumah Gramedia, Jakarta, 1999. [ 3] Permadi dan Bambang S., AHP, PAU Studi Ekonomi UI Jakarta, 1992. [ 4] Peter Lord dan Duncan Templeton, Detail Akustik Erlangga, Jakarta, 2001. [ 5] Suryadi, Kadarsah., dan M. Ali Ramdhani., Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. [ 6] Turban, Efraim., and Jay E. Aronson, Decision Support Systems and Intelligent Systems 6 th Edition, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 2001. [ 7] Turban, Efraim., Decision Support Systems and Expert Systems 4 th Edition, Prentice-Hall, Inc., Singapore, 1995. Sistem Pendukung Keputusan.(Anton Setiawan H)

56 ISSN: 1693-6930 TELKOMNIKA Vol. 2, No. 1, April 2004 : 49-55