BAB I PENDAHULUAN. semuanya mengacu pada pengembangan individu. Upaya pendidikan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

MODEL PROSES PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

Bab 3. Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

BAB I PENDAHULUAN. Selain di media massa, para tokoh masyarakat, ahli, dan para pengamat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa datang. Upaya pendidikan tersebut bisa mencakup kawasan yang amat luas yang semuanya mengacu pada pengembangan individu. Upaya pendidikan secara menyeluruh meliputi tiga kawasan kegiatan, yaitu kawasan bimbingan, kawasan pengajaran dan kawasan latihan. Persoalan karakter bangsa pada era globalisasi saat ini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan ini mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang dalam tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti kekerasan dan kerusuhan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun, dan ketidaktaatan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan bergotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. Alternatif untuk mengatasi masalah budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan. Pendidikan merupakan cara yang paling tepat dalam mengatasi mulai terkikis dan hilangnya karakter bangsa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia.

Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Pelaksanaan pembinaan pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama, Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas (2010:9-10) menyatakan visi Depadiknas 2014: Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Pemahaman insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Implementasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama cerdas spiritual, yang meliputi beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul; berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan; bersemangat juang tinggi; mandiri; pantang menyerah; pembangun dan Pembina jejaring; bersahabat dengan perubahan; inovatif dan menjadi agen perubahan; produktif; sadar mutu; berorientasi global; pembelajaran sepanjang hayat; dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Kedua cerdas emosional dan sosial, yang meliputi beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiavitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya; beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang membina dan memupuk hubungan timbal balik; demokratis; empatik dan simpatik; menjunjung tinggi hak asasi

manusia; ceria dan percaya diri; menghargai kebhinekaan dalam masyarakat dan negra; berwawasan kebangsaan dengan kecerdasan akan hak dan kewajiban warga Negara. Ketiga cerdas intelektual, mengarah untuk beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif. Keempat cerdas Kinestetis, yakni beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan trengginas; seta aktualisasi insan adiraga. Pendidikan karakter bangsa bukan untuk diajarkan melalui mata pelajaran tersendiri yang berdiri sendiri, tetapi pendidikan karakter bangsa tersebut diberikan oleh semua guru mata pelajaran yang diintergrasikan dalam penyampaian pembelajaran oleh semua guru mata pelajaran. Penerapan pendidikan karakter bisa diwujudkan melalui program pengembangan diri atau kegiatan ekstra, misalnya melalui pembiasaan-pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, serta keteladanan dari guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Sejalan dengan program pemerintah tentang pendidikan karakter, di tingkat satuan pendidikan banyak mengembangkan program-program kreatif guna menanamkan perilaku moral pada peserta didik. SMP Muhammadiyah 5 Bungah melaksanakan program pembiasaan membaca Al-Qur an sebagai penanaman nilai karakter pada peserta didik. Kegiatan ini menunjukkan bahwa SMP Muhammadiyah 5 Bungah mendukung dan menjabarkan pendidikan karakter penekanan aspek nilai religius. Kegiatan membaca Al-Qur an merupakan integrasi pengembangan budaya dan karakter bangsa yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Bungah.

Kegiatan membaca Al-Qur an ini wujud budaya sekolah yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Membaca Al-Qur an membiasakan diri siswa selalu membaca dan menghayati Al-Qur an untuk mendapatkan berkah dan rahmat dari Tuhan YME. Munculnya program pembiasaan ini dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam membaca dan menghafal surat-surat pendek dalam Al- Qur an, padahal surat-surat tersebut selalu dibaca dalam bacaan sholat fardhu mapun sholat sunnah. Berdasarkan pemaparan Ibu Najiyah selaku guru Agama dan koordinator program pembiasaan membaca Al-Qur an SMP Muhammadiyah 5 Bungah (wawancara: 14 September 2012), pada pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru tahun ajaran 2010/2011, menunjukkan bahwa dari 36 siswa yang masuk hanya ada 13 siswa yang lancar dan hafal surat-surat pendek dalam Al- Qur an. Hal ini membuktikan bahwa minimnya kemampuan siswa dalam membaca maupun menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur an. Oleh karena itu, pembiasaan membaca Al-Qur an ini bertujuan melancarkan pelafalan bacaan Al-Qur an siswa di SMP Muhammadiyah 5 Bungah. Pembiasaan membaca Al-Qur an tidak diajarkan melalui pembiasaan tersendiri yang berdiri sendiri, tetapi membaca Al-Qur an diintergrasikan dalam penyampaian pembelajaran pada mata pelajaran ISMUBA (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab). Mata pelajaran tersebut masih berhubungan dengan ilmu serta ajaran agama Islam di dalam Al-Qur an, hal ini sangat membantu memudahkan siswa mempelajari materi-materi yang disampaikan. Pembiasaan adalah proses pendidikan yang berlangsung dengan jalan membiasakan anak didik untuk bertingkah laku, berbicara, berfikir dan melakukan

aktivitas kebiasaan yang baik. Penanaman pembiasaan mengupayakan suatu tindakan agar terbiasa melakukannya. Pembiasaan dapat menanamkan perilaku moral pada peserta didik. Pembentukan budaya sekolah diawali dengan proses pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah. Pembiasaan tersebut dilakukan secara terencana, terpadu, sistematis dan terorganisasi. Untuk itu pelaksanaannya dilakukan oleh semua unsur warga sekolah dengan penuh kesadaran dan komitmen bersama tanpa kecuali. Pembiasaan merupakan usaha pemerintah memaksimalkan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik serta menciptakan prilaku-prilaku yang baik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Usaha pemerintah ini, sekolah diminta mengembangkan pendidikan karakter melalui kegiatan pembelajaran dan budaya sekolah dengan cara membuat program pengembangan diri dan latihan pembiasaan. Program pengembangan diri dan pembiasaan dilaksanakan guna membentuk karakter siswa sesuai Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Program pembiasaan membaca Al-Qur an memberikan kekuatan spiritual bagi diri siswa. Sesuai firman Allah dalam QS Ar-Ard ayat 28, membaca Al- Qur an merupakan salah satu metode dalam mengatasi masalah hati. Membaca Al-Qur an senantiasa menjadikan hati lebih tenang dan damai yang akan memberikan semangat siswa untuk belajar. Dengan hati tenang, siswa juga secara

langsung berpikiran positif yang nantinya dapat melakukan perilaku-perilaku yang berahklakul karimah sesuai ajaran Islam. Nilai-nilai perilaku (karakter) penting diwujudkan dalam penerapan program pembiasaan. Nilai-nilai inilah nantinya sebagai output dari segala pelaksanaan pembelajaran dan budaya sekolah. Nilai-nilai tersebut, meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik untuk Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Usaha yang dapat dilakukan dalam rangka membangun karakter bangsa adalah melalui penguatan budaya bangsa, aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila, implementasi ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan dari semua komponen bangsa, dan melalui pendidikan baik formal, informal, maupun non formal. Program pembiasaan membaca Al-Qur an merupakan kebijakan sekolah telah disepakati oleh seluruh warga sekolah, baik dari guru dan orang tua siswa. Kegiatan membaca Al-Qur an sangatlah efektif untuk melancarkan hafalan bacaan Al-Qur an dan menumbuhkan nilai-nilai karakter peserta didik yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. SMP Muhammadiyah 5 Bungah, mulai diterapkannya pembiasaan membaca Al-Qur an pada tahun 2010 hingga sekarang telah banyak memberikan pengaruh dan pembinaan akhlak bagi siswa dan juga respon dari orang tua siswa. Adanya pola pembiasaan dapat menciptakan kondisi sekolah yang kondusif dan keakraban pada seluruh warga sekolah. Pelaksanaan program pembiasaan membantu respon siswa dalam situasi belajar yang lebih kuat serta membantu siswa dalam pembentukan karakter.

Berdasarkan paparan di atas, terkait dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti, maka judul penelitian ini adalah Implementasi Program Pembiasaan Membaca Al-Qur an dalam Pembentukan Nilai-Nilai Karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan Surat Keputusan No. 010/KEP/IV.4/A/2010 tentang pengembangan budaya dan karakter bangsa melalui pembiasaan diri siswa dalam rangka membentuk budaya sekolah, SMP Muhammadiyah 5 Bungah memiliki program-program pembiasaan yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter. Program-program tersebut meliputi: Apel Pagi, Membaca Al-Qur an, Sholat Dhuha dan Dhuhur secara berjama ah, kantin kejujuran dan infaq. Program-program tersebut dapat membentuk karakter siswa dari hasil internalisasi nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan digunakannya sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik) pendidikan karakter tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan. Karakter-karakter yang dibentuk adalah pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

1.3 Batasan Masalah Peneliti sengaja membatasi ruang lingkup pada penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tetap pada fokusnya dan pada jalur semula yang telah ditetapkan oleh peneliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada analisis implementasi program pembiasaan membaca Al- Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. Implementasi yang dianalisis adalah proses implementasi dari pembiasaan membaca Al-Qur an, faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi, serta dampak implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an. Karakter siswa pada implementasi ini memfokuskan kepada Tuhan dan segenap ciptaan-nya, cinta ilmu, dan tanggung jawab. 1.4 Rumusan Masalah Permasalahan yang muncul di lapangan disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam membaca dan menghafal bacaan surat-surat pendek dalam Al-Qur an. Implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dianggap merupakan upaya untuk meningkatan pelafalan bacaan surat dalam Al- Qur an dan pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. Selanjutnya, peneliti merinci pokok permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: a. Bagaimana implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik?

b. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik? c. Bagaimana dampak implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik? 1.5 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Sesuai dengan permasalahan pokok di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang implementasi program pembiasaan membaca Al- Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. b. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran objektif tentang sebagai berikut. 1) Untuk menjelaskan implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. 2) Untuk menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik. 3) Untuk menjelaskan dampak implementasi program pembiasaan membaca Al- Qur an dalam pembentukan nilai-nilai karakter di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Kabupaten Gresik.

1.6 Manfaat Penelitian Sesuai dengan uraian tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini antara lain: 1.6.1 Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini memberikan informasi penting bagi pemikir dan pemerhati dunia pendidikan terkait dengan berbagai cara dalam menerapkan kebijakan pendidikan karakter di sekolah menengah pertama. Diharapkan hasil penelitian ini memberi masukan-masukan penting bagi penyusunan strategi baru dalam penerapan kebijakan pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan pendekatan yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah. b. Hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat menambah pembendaharaan kajian ilmu pendidikan. Kajian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pendamping dalam kajian-kajian yang lebih luas lagi yang terkait dengan program pembiasaan di sekolah. 1.6.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat berguna bagi seluruh masyarakat terutama bagi siswa, guru dan pengambil keputusan lainnya. Adapun rincian manfaat praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena siswa dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya ditetapkannya program pembiasaan membaca Al-Qur an, agar siswa bersemangat untuk ikut berpartisipasi dalam program pembiasaan tersebut.

b. Bagi kepala sekolah dan guru, penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan meningkatkan program pembiasaan membaca Al-Qur an sebagai upaya pembentukan nilai-nilai karakter siswa. c. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengerjakan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan program pembiasaan. 1.7 Penegasan Istilah a. Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan (Winarno, 2008:146). b. Membaca Al-Qur an adalah program pembiasaan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Bungah yakni melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya dengan melisankan atau dengan hati melalui Al-Qur an (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 1991:1691). c. Nilai karakter adalah sikap dan sifat yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku menusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan (Buchori, 2010)