BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Setia, 2011), hlm Sarbini & Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, (Bandung; Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. ideal yang terlihat ketika guru berinteraksi dengan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

Dengan Persetujuan Bersama:

PENGARUH KOMITE, PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMAN 7 PURWOREJO TESIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB-1 PENDAHULUAN. terhadap keberbasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat dibangun kualitas sumber daya manusia yang mampu membangun kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah suatu kunci yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Sekolah adalah suatu organisasi tempat penyelenggara pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan. komponen tersebut yaitu: kepala sekolah, guru, pegawai, siswa, dan komite sekolah yang digolongkan sebagai sumber daya manusia yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam perkembangan zaman yang semakin mengglobal, proses evaluasi diarahkan untuk menjamin layanan pendidikan yang bermutu, karena evaluasi memberdayakan sekolah sebagai objek yang dievaluasi, dan mengarahkan sekolah untuk bersiap mengikuti tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di setiap perkembangan zamannya. Dalam pelaksanaan evaluasi standar sebagai patokan, sehingga pihak yang dievaluasi yaitu seperti kepala sekolah, guru, peserta didik, dan administrator sekolah, akan merasa bahwa kegiatan evaluasi dapat memberian informasi mengenai kelebihan dan kekurangan sekolahnya. Informasi bagi lembaga pendidikan ibarat air bagi orang yang sedang kehausan. Oleh karenanya sekolah yang tidak menghargai informasi akan ketinggalan bahkan akan lenyap ditelan ketertinggalannya dengan sekolah lainnya yang kaya akan pemanfaatan informasi. Sebab informasilah satu-satunya yang 1

2 dapat menjelaskan kepentingan kita, bahkan semua kegiatan yang menunjang operasional sekolah selalu di awali dengan informasi, termasuk layanan pendidikan yang akan diberikan kepada masyarakat. Layanan pendidikan yang dilakukan oleh sekolah diharapkan dapat memberikan jaminan mutu dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap akreditasi sekolah yang bersangkutan. Karena dengan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah maka sekolah tersebut akan diminati dan semakin didukung baik dari segi moral maupun material. Dari segi moral, misalnya masyarakat akan bercerita kepada anggota masyarakat lainnya tentang kelebihan apa yang dimiliki oleh sekolah itu, demikian juga sebaliknya. Agar masyarakat dapat melihat kenyataannya dari harapan, maka setiap sekolah khususnya SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan, hendaknya memiliki keistimewaan yang mampu memotivasi masyarakat agar memasukkan anaknya ke sekolah tersebut. Misalnya memiliki mutu lulusan yang baik dan mampu bersaing dengan lulusan sekolah lainnya. Untuk itu SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan harus mampu menampilkan diri berbeda dengan sekolah lainnya dalam arti positif dengan membuktikan bahwa positif dengan membuktikan bahwa setiap tamatannya mampu bersaing dalam memasuki perguruan tinggi pavorit khususnya di kota Medan. Salah satu upaya untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya terhadap masyarakat adalah dengan pelaksanaan akreditas sekolah. Sebab dengan nilai atau peringkat akreditasi yang diperoleh menunjukkan kualitas sekolah kepada masyarakat di lingkungannya. Masyarakat akan mempertimbangkan, dan membandingkan mutu dari setiap sekolah yang akan dimasuki anaknya dengan

3 melihat hasil akreditasi yang disandang sekolah tersebut. Karena akreditasi sekolah adalah satu-satunya petunjuk untuk jaminan kualitas bagi sekolah, maka setiap sekolah diharapkan agar melaksanakan akreditasi sekolah melalui prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 60 ayat 1 dan ayat 2 menegaskan bahwa akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur formal dan jalur nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, serta akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan pemerintah dan /atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. Penyelenggaraan akreditasi, sebagai salah satu kegiatan peningkatan mutu di bidang pendidikan, pada hakekatnya adalah satu upaya agar penyelenggara pendidikan dapat mencapai standar kualitas pendidikan yang telah ditetapkan dan pada gilirannya peserta didik dapat mencapai keberhasilan pendidikan, baik dalam penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan kepribadian peserta didik tersebut dan mendapatkan hasil yang maksimal yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan Negara serta mendapatkan lulusan terbaik yang mampu bersaing dengan mutu pendidikan Negara lain. Akreditasi sekolah adalah proses penilaian secara terus-menerus terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan atau program pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Akreditasi merupakan alat untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sekolah. Dengan akreditasi diharapkan sekolah mengenal dirinya tentang kekuatan apa yang dimilikinya dan dapat dibanggakannya dan kelemahan apa pula yang menghambat perkembangannya sehingga ia kurang diminati

4 masyarakat. Artinya, ditinjau dari makna proses, maka akreditasi memiliki makna proses pendidikan. Dengan adanya akreditasi diharapkan kualitas sekolah juga akan lebih membaik, dan sekolah yang memiliki kualitas yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik dan mampu bersaing serta memiliki prestasi belajar yang tinggi. Selain akreditasi sekolah, supervisi kepala sekolah juga berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Kepala sekolah yang merencanakan dan melakasanakan program supervisi secara rutin sudah tentu akan berdampak positif bagi pengembangan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan berdampak pada kinerja guru. Kepala sekolah sebagai supervisor dituntut untuk mampu bertindak sebagai peneliti, dalam arti dapat mengumpulkan data yang akurat tentang proses belajar mengajar, menganalisisnya dan selanjutnya menarik kesimpulan untuk mengetahui kinerja guru. Peranan tersebut dapat dilakukan dengan kegitan observasi kelas secara terencana, menjadi pendengar yang baik mengenai berbagai masalah yang di sampaikan oleh guru kepadanya, dan berusaha untuk mengikuti perkembangan isu dalam bidang pendidikan dan pengajaran khususnya mengenai proses belajar-mengajar. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kinerja guru pada satuan pendidikan kepala sekolah berkewajiban membimbing dan membina guru sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pembinaan dan pembimbingan dapat dilakukan dengan supervisi kepala sekolah. Hal ini jelas tertuang dalam salah satu standar kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi. Dalam menjalankan tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Supervisor membina

5 peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik dalam lingkungan fisik maupun non fisik. Selain itu juga dalam kepemimpinannya, kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah. Agar proses pendidikan dan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Di sisi lain kepala sekolah harus memberikan kesempatan seluasluasnya kepada guru untuk berpartisispasi dalam pengambilan keputusan, sehingga guru merasa dihargai dan tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dimana pun mereka bertugas. Menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah yang harus dimiliki ada 5 kompetensi yaitu: (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3) kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial.kompetensi supervisi menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007 adalah: (1) merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervise terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan (3) menindak lanjuti hasil supervisi terhadap guru dalam rangka peningkatan professionalisme guru. Supervisi merupakan bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap permasalahan guru khususnya dalam hal akademik atau pengajaran. Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada

6 intinya adalah melaksanakan pembinaan terhadap guru dengan memberikan bimbingan dan bukan mencari kesalahan guru. Bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi oleh guru secara bersama-sama. Berdasarkan pengalaman di lapangan, umumnya para guru tidak terbuka dalam mengungkapkan kepuasan mereka atas kepemimpinan kepala sekolah. Mereka lebih memilih diam dan menjalankan tugas rutinnya meskipun mereka kadang-kadang mengeluh di belakang. Akreditasi sekolah, persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah dan kinerja guru merupakan masalah pentingyang sifatnya berubah dari waktu ke waktu sehingga mendapat perhatian yang serius demi pengembangan sekolah dan karir guru yang akhirnya juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa persesepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika guru mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru akan menerima saran dan kritik yang diberikan oleh kepala sekolah maka guru akan memperbaiki kekurangannya sehingga guru akan dapat mengajar dengan baik. Sebaliknya jika guru mempunyai persepsi yang tidak baik atas saran dan kritik yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru, guru akan mengabaikan saran dan kritik yang diberikan oleh kepala sekolah maka mengakibatkan pengajaran guru kurang baik sehingga mengakibatkan turunnya produktifitas kinerja guru. Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang guru SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan terdapat kecenderungan bahwa

7 tingkat kinerja guru masih kurang, tidak seperti yang mereka harapkan. Fenomena ini tercermin masih terdapat gejala-gejala yang mengajar tidak terencana, lambat masuk kelas, membolos, malas, sering mengeluh. Keluhan yang disampaikan bukan hanya masalah penghasilan yang belum bisa memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat juga keluhan lain seperti kejenuhan dalam bekerja, iklim kerja yang kurang mendukung seperti hubungan dengan rekan kerja yang kurang saling mendukung, dan tingkah laku siswa yang semakin hari semakin membuat kesal. Masih kurang harmonisnya hubungan antara guru dangan kepala sekolah, hal ini tercermin kurang terbangunnya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah, kurang senangnya guru dalam menjalankan tugasnya, adanya sikap kepala sekolah yang kurang mau bekerja sama dalam hal-hal tertentu misalnya dalam hal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ( RAPBS). Dalam melakukan supervisi atau pengawasan belum dilakukan sesuai dengan tujuan supervisi yaitu membantu guru untuk mengatasi masalah baik dalam pembelajaran maupun hal-hal yang berhubungan dengan tugas guru, tetapi masih ada yang melakukan supervisi dengan mengadakan penilaian saja tidak ada tindak lanjutnya sehingga guru kurang menyadari kekurangannya. Hal ini mengakibatkan rendahnya motivasi mengajar guru. Guruguru kurang optimal menjalankan tugasnya, hanya sekedar melaksanakan kewajiban sebagai guru saja dan guru akan mengulangi ksalahan-kesalahan yang sebelumnya dilakukannya. Berdasarkan pemikiran diatas dapat dikemukakan bahwa dengan pencapaian akreditasi sekolah yang baik, dan persepsi guru mengenai

8 supervisikepala sekolah yang baik ternyata kinerja guru di SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan juga akan bagus dan membaik. Hal tersebut memotivasi peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Akreditasi Sekolah Dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMA Santo Mikhael Pangururan Kabupaten Samosir Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah: 1. Hasil penilaian akreditasi sekolah sering menunjukkan ketidaksesuaian dengan kenyataan di lapangan. 2. Masih adanya faktor yang menentukan dalam melaksanakan proses akreditasi sekolah, khususnya di SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan 3. Kurangnya komunikasi guru dan kepala sekolah sehingga terkendala pengadaan supervisi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 4. Sebagian guru menganggap bahwa supervisi khususnya supervisi kepala sekolah tidak ada pengaruh terhadap proses pembelajaran. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, begitu banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi terutama yang berkaitan dengan kinerja guru. Agar mendapatkan temuan yang terfokus dalam mendalami masalah dan menghindari terjadinya pengembangan analisis data serta karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka penelitian ini hanya dibatasi pada ruang lingkup

9 Pengaruh Akreditasi Sekolah Dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan Kabupaten Samosir Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Sejauhmana pengaruh akreditasi sekolah terhadap kinerja guru SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Sejauhmana pengaruh persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Sejauhmana pengaruh yang positif akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Swasta Santo Mikhael Pangururan Tahun Ajaran 2015/2016? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh akreditasi sekolah terhadap kinerja guru. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. 3. Untuk mengetahui pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.

10 1.6. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan hasil sebagai berikut: 1. Bagi guru: sebagai bahan masukan bagi guru semua bidang study dalam pencapaian kemampuan komunikasi ekonomi siswa. 2. Bagi sekolah: sebagai bahan pertimbangan untuk melngkapi sarana dan prasarana belajar dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran dan akreditasi sekolah. 3. Bagi peneliti: sebagai bahan acuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. 4. Bagi pihak lain: Dapat memberikan bahan perbandingan dan masukan yang ingin melakukan penelitian berkaitan mengenai pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.