Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

dokumen-dokumen yang mirip
Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

ANALISA VARIASI JUMLAH LILITAN PADA ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Efisiensi Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin

Pengaruh Diameter Kawat Kumparan Alat Penghemat Energi yang Berbasis Elektromagnetik Terhadap Kinerja Motor Diesel

Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Spesifikasi Bahan dan alat :

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH PEMASANGAN SIRIP PENGARAH PADA BUFFER TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN. Muh Nurkoyim Kustanto 1 ABSTRACT

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

JURNAL. Oleh: MUCAHAMAD ANSHORI Dibimbing oleh : 1. FATKUR RHOHMAN, M.Pd. 2. M. MUSLIMIN ILHAM, M.T.

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH MEDAN MAGNET PADA PIPA SALURAN BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MESIN 1800 CC

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

ANALISA VARIASI JUMLAH LILITAN PADA ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 LANGKAH SKRIPSI. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

STUDY PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETHANOL TERHADAP UNJUK KERJA MESIN MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

PENGARUH MAGNETASI TERHADAP EMISI GAS BUANG, TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN OLI PADA MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR MURNI

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

TUGAS SARJANA PENGUJIAN PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BBM PADA MESIN BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SPIRITUS DITINJAU DARI ASPEK EMISI GAS BUANG

APLIKASI SOLENOIDA ELEKTROMAGNET PADA MOTOR BENSIN DUA LANGKA UNTUK PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN PENGURANGAN EMISI GAS BUANG

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

SKRIPSI UNJUK KERJA KENDARAAN RODA DUA TRANSMISI MANUAL YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LNG. Oleh : GANJAR KUSMANEGARA NIM:

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN OLI MESIN TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

KAJIAN STUDI PENGARUH JARAK MEDAN MAGNET 2500 GAUSS DENGAN RUANG BAKAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM

ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL DAN TANPA MENGGUNAKAN GENERATOR HHO DRY CELL

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM, HIDROGEN DAN ETANOL 99% TERHADAP PERFORMANSI DAN EMISI GAS BUANG MESIN GENSET OTTO

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER TERHADAP DAYA DAN PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR BENSIN PADA MESIN SEPEDA MOTOR

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF ALAMI PADA BENSIN TERHADAP PRESTASI SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

Transkripsi:

1 Variasi Kuat Arus dan Arah Medan Magnet pada Saluran Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar 4 Langkah dengan Bahan Bakar E10 (Current Variations And Direction Of Magnetic Field On The Fuel Line Performance Of 4 Stroke Gasoline Engine With E10 ) Lukman Hakim 1, Hary sutjahjono 2, Aris Zainul Muttaqin 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-Mail: hary.teknik@unei.ac.id Abstrak Salah satu perlakuan khusus yang diberikan pada bahan bakar untuk meningkatkan efisiensi mesin adalah dengan memberikan elektromagnet pada saluran bahan bakar sehingga mengakibatkan bahan bakar terpolarisasikan. Perlakuan ini menyebabkan pencampuran bahan bakar dengan udara lebih homogeny sebelum masuk masuk ke dalam ruang bakar dan selanjutnya menjadi pembakaran yang lebih sempurna juga dapat menghasilkan daya mesin yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kuat arus dan arah medan magnet magnet pada saluran bahan bakar terhadap unjuk kerja motor bakar berbahan bakar E-10 dengan alat pengujian dynamometer. Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian variasi kuat arus 0.65A, 1.30A dan 1.90A dibandingkan dengan kondisi motor bakar dengan perlakuan magnet arus 0.65A. Data yang dihasilkan daya efektif, konsumsi bahan bakar spesifik efektif (SFCe) per satu kali tarikan sampai 9000 rpm dan emisi gas buang pada putaran idle (1200 rpm). Hasil dari penggunaan alat elektromagnet menyebabkan kenaikan daya efektif yang dihasilkan. Pada kondisi bahan bakar bensin dengan magnet arus 0.65A, daya efektif maksimal sebesar 6.05 HP pada putaran mesin 7500. Sedangkan bila digunakan elektromagnet dengan kuat arus 1.90 A diperoleh daya efektif maksimal sebesar 6.37 HP pada putaran mesin 7250 RPM. Konsumsi bahan bakar spesifik efektif (SFCe) paling efisien terdapat pada penggunaan kuat arus 1.30 A dari konsumsi bahan bakar keadaan bensin dengan perlakuan arus 0.65 A sebesar 0.00141 Kg/HP.jam menjadi 0.00107 Kg/HP.jam. Jadi penghematan bahan bakar yang terjadi sekitar 24.11 %. Kata Kunci: Kuat arus elektromagnet, unjuk kerja, bahan bakar E10 Abstract One of the special treatment given to improve the fuel efficiency of the engine is to provide the electromagnet on the fuel line causing fuel to be polarized. This treatment causes the mixing of fuel with air is more homogeneous before entering into the combustion chamber and subsequently become more complete combustion can also produce a better engine power. The purpose of this study was to determine the effect of current strength and direction of the magnetic field on the magnetic fuel line to the motor fuel performance fueled with E-10 dynamometer testing tools. The treatment given is the provision of variation of current 0.65A, 1.30A and 1.90A compared to the condition of the motor fuel with 0.65A current magnetic treatment. Data generated power effectively, the effective specific fuel consumption (SFCE) per one pull to 9000 rpm and exhaust emissions at idle rotation (1200 rpm). The results of the use of electromagnets cause an increase in the effective power generated. On condition gasoline fuel with magnetic currents 0.65A, maximum effective power at 6:05 HP at rpm 7500. Meanwhile, when used with a strong electromagnet current 1.90 A maximum effective power is obtained at 6:37 HP at 7250 RPM spin machine. Effective specific fuel consumption (SFCE) are the most efficient in the use of strong currents 1:30 A state of the fuel consumption of gasoline by 0.65 A current treatment of 0.00141 kg / HP.jam be 0.00107 kg / HP.jam. So the fuel savings that occurred around 24.11%. Keywords: electromagnetic currents, performance, fuel E10 Pendahuluan Konsumsi bahan bakar perkapita pada saat ini sekitar 3 SBM (setara barel minyak) yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara ASEAN. Diperkirakan kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 674 juta SBM tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan penduduk rerata tahunan sebesar 5,2% [1]. cadangan energi di Indonesia semakin lama akan semakin menipis apabila tidak ditemukan energi alternatif. Oleh sebab itu diperlukan adanya berbagai terobosan untuk mencegah terjadinya krisis energi. Secara bersamaan para peneliti berusaha juga menemukan peralatan yang dapat menghemat pemakaian bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Bahan bakar minyak dalam kondisi normal ikatannya cenderung tak beraturan dan mengelompok. Dengan memberikan medan magnet untuk menginduksi

2 bahan bakar minyak tersebut maka ikatan hidrokarbon itu akan pecah dan akan membuat komposisi kimianya semakin homogen [2]. Berbagai cara telah dilakukan untuk menciptakan alat yang dapat menghemat bahan bakar yang paling sempurna dan dapat menghasilkan emisi gas buang seminimal mungkin zat berbahayanya sehingga tidak terlalu mencemari kondisi udara sekitar. Akan tetapi sekarang ini orang masih terus melakukan percobaan. Salah satunya adalah memberikan perlakuan terhadap bahan bakar sebelum memasuki ruang bakar atau sebelum mengalami proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar. Metode yang dapat digunakan adalah penambahan Etanol pada bahan bakar dan aplikasi medan magnet (electromagnetic) karena peralatan ini menggunakan kumparan yang cukup sederhana dan biaya yang dikeluarkan relatif murah [3] Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh variasi kuat arus dan arah medan magnet terhadap motor bakar berbahan bakar E10. Bahan bakar E10 di uji pada motor bakar yamaha jupiter z 2010 dengan penambahan medan magnet pada saluran bahan bakar. Untuk menguji unjuk kerja dilakukan menggunakan mesin dinamometer atau Terminal sensor Dinamometer (dyno test). Kemudian variasi dari penelitian ini adalah Panjang solenoid 12 cm dililit dengan kawat tembaga ukuran 0,6 mm sebanyak 1000 lilitan, variasikuat arus magnet 0.65A, 1.30A, 1.90A kemudian Arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar dan berlawanan dengan aliran bahan bakar. Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Torsi, Daya efektif motor bakar, putaran mesin (rpm), dan emisi gas buang. Gambar 1. Grafik Hubungan Daya Efektif dengan Putaran Mesin pada bahan bakar E10 dan premium dengan magnet 4v (0.65 Ampere). Berdasarkan Gambar 1 dapat kita lihat bahwa mesin berbahan bakar E10 menghasilkan daya efektif maksimum lebih besar daripada mesin dengan bahan bakar premium. Dengan nilai daya maksimum mesin berbahan bakar E10 sebesar 6.06 HP pada putaran mesin 7250 RPM. Sedangkan mesin berbahan bakar premium menghasilkan daya maksimum sebesar 6.05 HP pada putaran mesin 7500 RPM. Berarti jika bahan bakar E10 dibandingkan dengan bahan bakar premium maka bahan bakar E10 mengalami kenaikan daya maksimum sebesar 0.17%. hal ini di karenakan bahan bakar E10 memiliki nilai oktan lebih tinggi dari bahan bakar premium, sehingga pembakaran di dalam ruang bakar menjadi lebih sempurna dan menghasilkan daya yang lebih tinggi juga. Berdasarkan pengujian daya efektif pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar E10 dengan penambahan electromagnet 4v (0.65 Ampere), 8v (1.30 Ampere) dan 12v (1.90 Ampere) pada saluran bahan bakar di dapat daya ratarata seperti Gambar 2. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian Pengaruh kuat arus dan arah medan magnet Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Berbahan Bakar E-10 hasil pengujian yang diperoleh yaitu daya, torsi, dan fuel comsumption. Analisa pengujian dilakukan dengan cara mengola data berupa daya rata-rata, torsi rata-rata serta fuel comsumption rata-rata pada gigi tiga, yang menggunakan bahan bakar E10. Analisa Hubungan Daya Efektif Terhadap Putaran Mesin Berdasarkan pengujian daya efektif pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar premium dan E10 dengan penambahan electromagnet pada saluran bahan bakar dengan kuat arus 0.65A di dapat data rata-rata seperti Gambar 1. Gambar 2. Grafik Hubungan Daya Efektif dengan Putaran Mesin pada bahan bakar E10 dengan magnet 0.65 A,1.30 A dan 1.90 A. Dari Gambar 2 diatas dapat kita lihat bahwa mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 4v (0.65 Ampere) memiliki daya efektif maksimum yang lebih kecil dari pada mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dan12v (1.90 Ampere). dengan nilai daya maksimum mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 4v (0.65 Ampere) sebesar 6.06 HP pada putaran mesin 7250 RPM. Kemudian untuk mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) menghasilkan daya maksimum sebesar 6.20 HP pada putaran

mesin 7250 RPM. Sedangkan untuk mesin berbahan bakar E10 denhan variasi tegangan 12v (1.90 Ampere) menghasilkan daya efektif maksimum tertinggi yaitu sebesar 6.37 HP pada putaran mesin 7250 RPM. kenaikan daya maksimum tersebut dikarenakan pengaruh dari besar medan magnet yang letakkan di selang saluran masuk bahan bakar semakin besar arus pada elektromagnet maka semakin besar juga magnet yang di hasilkan sehingga mengakibatkan bahan bakar termagnetisasi (susunan atom bahan bakar menjadi rapi) sehingga bahan bakar lebih mudah bercampur dengan udara ketika dikarburasikan, sehingga ketika dibakar di dalam ruang bakar, pembakaran menjadi lebih sempurna dan menghasilkan daya efektif yang tinggi. Berdasarkan pengujian daya efektif pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar E10 dengan penambahan electromagnet 8v (1.30 Ampere) pada saluran bahan bakar di dapat daya rata-rata seperti Gambar 3. aliran bahan bakar (dapat dilihat pada SFCe), karena pembakaran kaya akan lebih manghasilkan daya yang tinggi pada rpm yang tinggi juga sedangkan campuran miskin akan menghasilkan daya yang lebih rendah pada putaran yang sama, akan tetapi hal tersebut harus dibarengi dengan air fuel ratio yang yang sesuai. Analisa SFCe (Spesific Fuel Consumption Efectif) Berdasarkan pengujian SFCe pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar premium dan E10 dengan penambahan elektromagnet pada saluran bahan bakar di dapat data ratarata seperti Gambar 4. 3 Gambar 4. grafik SFCe bahan bakar premium dan E10 dengan magnet 4v (0.65 Ampere) Gambar 3. Grafik Hubungan Daya Efektif dengan Putaran Mesin pada bahan bakar E10 dengan magnet 8v (1.30 Ampere) Berdasarkan Gambar 3 dapat kita lihat bahwa mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar menghasilkan daya efektif maksimum lebih besar daripada mesin dengan bahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar. Dengan nilai daya maksimum mesin berbahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar sebesar 6.34 pada putaran mesin 7250 RPM. Sedangkan mesin dengan bahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar sebesar 6.20 HP pada putaran mesin 7250 RPM. Berarti jika bahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar dibandingkan dengan bahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar maka bahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar mengalami kenaikan daya maksimum sebesar 2.20%. hal ini di karenakan bahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar memiliki campuran bahan bakar yang lebih kaya, sehingga daya maksimum yang di hasilkan lebih besar dari pada bahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan Berdasarkan Gambar 4 konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada transmisi ke tiga. maka dapat kita ketahui konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada mesin berbahan bakar premium adalah 0.00141 Kg/HP.jam. Sedangkan untuk mesin berbahan bakar E10 diketahui SFCe sebesar 0.00125 Kg/HP.jam. Selisih konsunsi bahan bakar spesifik efektif mesin berbahan bakar premium dibandingkan dengan mesin berbahan bakar E10 yaitu sebesar 0.00016 Kg/HP.jam atau lebih irit sebesar 11.35%. hal ini dikarenakan nilai oktan pada mesin berbahan bakar E10 lebih tinggi sehingga untuk menghasilkan daya 1HP di butuhkan jumlah bahan bakar yang lebih sedikit dibandingkan dengan premium yang nilai oktanya lebih rendah. Berdasarkan pengujian SFCe pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet dangan tegangan 4v (0.65 Ampere), 8v (1.30 Ampere) dan 12v (1.90 Ampere) pada saluran bahan bakar di dapat data rata-rata seperti Gambar 5.

4 Gambar 5. grafik SFCe bahan bakar E10 dengan magnet 4v (0.65 Ampere),8v (1.30 Ampere) dan 12v (1.90 Ampere) Berdasarkan Gambar 5 konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada transmisi ke tiga. maka dapat kita ketahui konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada mesin mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 4v (0.65 Ampere) adalah 0.00125 Kg/HP.jam. Kemudian untuk mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 8v (1.30 Ampere) diketahui SFCe sebesar 0.00107 Kg/HP.jam dan konsumsi bahan bakar spesifik efektif mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 12v (1.90 Ampere) yaitu sebesar 0.00117 Kg/HP.jam. Selisih konsunsi bahan bakar spesifik efektif mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 4v (0.65 Ampere) dibandingkan dengan mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 8v (1.30 Ampere) yaitu sebesar 0.00018 Kg/HP.jam atau lebih irit sebesar 14.4%. hal ini dikarenakan medan magnet pada bahan bakar E10 dengan variasi voltase 8v (1.30 Ampere) lebih besar sehingga menimbulkan efek magnetisasi yang lebih besar juga (susunan atom bahan bakar semakin berjajar rapi) sehingga bahan bakar akan lebih mudah tercampur dengan udara. Kemudian selisih antara mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 8v (1.30 Ampere) dengan mesin berbahan bakar E10 dengan variasi voltase 12v (1.90 Ampere) yaitu sebesar 0.00010 atau lebih boros 8.54%. hal ini dikarenakan pada electromagnet dengan voltase 12v (1.90 Ampere) mengakibatkan electromagnet menjadi panas sehingga mempengaruhi bahan bakar dan bahan bakar yang panas lebih cenderung mudah manguap sehingga mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros. Akantetapi bahan bakar yang lebih irit belum tentu menghasilkan daya yang lebih besar dari yang lebih boros (kurang efektif) hal ini bias kita lihat pada grafik daya pada gambar 4.4 terlihat ada selisih antara mesin berbahan bakar E10 dengan variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dan 12v (1.90 Ampere). Berdasarkan pengujian SFCe pada transmisi ke tiga dengan bahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet dangan tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar dan bahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar. pada saluran bahan bakar di dapat data rata-rata seperti Gambar 6. Gambar 6. grafik SFCe bahan bakar E10 dengan magnet 8v (1.30 Ampere) Berdasarkan Gambar 6 konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada transmisi ke tiga. maka dapat kita ketahui konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada mesin berbahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet dangan tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar adalah 0.00107 Kg/HP.jam. Sedangkan untuk mesin berbahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar diketahui SFCe sebesar 0.00133 Kg/HP.jam. Selisih konsunsi bahan bakar spesifik efektif mesin berbahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet dangan tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar dibandingkan dengan mesin berbahan bakar E10 variasi tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar yaitu sebesar 0.00026 Kg/HP.jam atau lebih boros sebesar 19.54%. hal ini dikarenakan arah medan magnet yang berlawanan membuat struktur atom menjadi bergejolak atau bertabrakan dengan arah aliran bahan bakar sehingga bahan bakar hanya termagnetisasi saja sedangkan struktur atom nya tetam tidak beraturan. Sedangkan pada mesin berbahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet dangan tegangan 8v (1.30 Ampere) dengan arah medan magnet searah dengan aliran bahan bakar lebih irit karena bahan bakar termagnetisasi dan srtuktur atom menjadi berjajar rapi seatah dengan arah medan magnet sehingga bahan bakar menjadi lebih irit. Analisa Emisi Gas Buang Analisa perbandingan besar tegangan electromagnet terhadap emisi gas buang CO Dan CO 2. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan elektromagnet pada selang bahan bakar yang akan menuju karburator terhadap emisi gas buang CO dan CO 2. Perbandingan tersebut digambarkan dalam Gambar 7.

5 mengetahui pengaruh variasi tegangan elektromagnet pada selang bahan bakar yang akan menuju karburator terhadap emisi gas buang HC. Perbandingan tersebut digambarkan dalam Gambar 9. Gambar 7. grafik emisi gas buang CO dan CO 2 terhadap arus elektromagnet Pada Gambar 7 menunjukan adanya kenaikan kadar CO dari 0.05% pada bahan bakar premium manjadi 0.06% pada bahan bakar E10, kenaikan CO tersebut juga diikuti dengan kenaikan CO 2 dari bahan bakar premium jumlah CO 2 sebesar 1.63% kemudian 1.97% pada bahan bakar E10. kadar CO 2 dalam gas buang menandakan kesempurnaan pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi kadar CO 2, maka pembakaran yang terjadi semakin mendekati sempura dan sebaliknya jika kadar CO 2 dalam gas buang rendah maka pembakaran yang terjadi semakin jauh dari sempurna. Analisa perbandingan besar tegangan electromagnet terhadap emisi gas buang O 2. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan elektromagnet pada selang bahan bakar yang akan menuju karburator terhadap emisi gas buang O 2. Perbandingan tersebut digambarkan dalam Gambar 8. Gambar 9. grafik emisi gas buang HC terhadap tegangan electromagnet Pada Gambar 9 nilai tertinggi gas buang HC terdapat pada bahan bakar E10 dengan tegangan 4v (0.65 Ampere) yaitu sebesar 108.67 ppm. Kemudian yang tertinggi kedua terdapat pada bahan bakar E10 dengan tegangan 8v (1.30 Ampere) dan arah medan magnet berlawanan dengan aliran bahan bakar dengan HC sebesar 100.33 ppm. kemudian pada bahan bakar E10 dengan tegangan elektro magnet 8v (1.30 Ampere) di dapat HC sebesar 94.67 ppm. Bahan bakar premium menghasilkan HC sebesar 78.67 ppm. kemudian HC yang paling rendah terdapat pada bahan bakar E10 dengan tegangan elektro magnet 12v (1.90 Ampere) yaitu didapat HC sebesar 58.67 ppm. HC adalah sisa dari bahan bakar yang tidak terbakar akibat pembakaran yang kurang sempurna, naik turunya HC ini sangat di pengaruhi oleh kemampuan bahan bakar untuk mengikat atau bercampur dengan udara sehingga ketika kemampuan bahan bakar untuk bercampur dengan udara sangat rendah maka bahan bakar yang terbuang akan semakin banyak. Kesimpulan Gambar 8. grafik emisi gas buang O 2 terhadap tegangan electromagnet Pada Gambar 8 dapat kita lihat adanya penurunan O2 dari 17.53% pada bahan bakar premium menjadi 17.05% pada bahan bakar E10. Hal ini dikarenakan pada bahan bakar E10 lebih tinggi nilai oktannya dan lebih kaya oksigen, sehingga campuran bahan bakar bisa terbakar lebih sempurna dan menjadi CO 2 dibandingkan dengan bahan bakar premium. Analisa perbandingan besar tegangan electromagnet terhadap emisi gas buang HC. Analisa ini dilakukan untuk Dari hasil pengujian mengenai analisa variasi kuat arus dan arah medan magnet pada alat penghemat bahan bakar terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang motor bakar 4 langkah adalah sebagai berikut: 1. Variasi kuat arus electromagnet mepengaruhi unjuk kerja motor bakar empat langkah. Dengan variasi arus 4v (0.65 Ampere) sudah dapat meningkatkan unjuk kerja mesin. Namun hasil optimal diperoleh pada variasi arus 12v (1.90 Ampere). Karena pada electromagnet 1.90Ampere mampu menghasilkan medan magnet yang lebih besar sehingga pengaruhnya terhadap bahan bakar lebih besar juga. 2. Dari hasil pengujian didapatkan peningkatan daya maksimal sebesar 4.87% yaitu dari daya dari bahan bakar premium dengan penambahan elektro magnet 4v (0.65 Ampere) 6.05HP menjadi 6.37 HP menggunakan bahan bakar E10 dengan penambahan elektromagnet 12v (1.90 Ampere). 1. Konsumsi bahan bakar menurun dengan di tambahkanya Elektro magnet. Penurunan maksimal

6 terjadi pada variasi bahan bakar E10 dengan variasi kuat arus 8v (1.30 Ampere) yaitu dari konsumsi bahan bakar premium dengan penambahan elektromagnet 4v (0.65 Ampere) sebesar 0.00141 kg/hp.jam menjadi 0.00107 kg/hp.jam. dengan demikian SFCe mengalami penurunan sekitar 24.11%. 3. Dengan penambahan electromagnet bisa menurunkan emisi gas buang CO dan HC penurunan CO paling kecil terjadi pada penanmban elektromagnet dengan arus 8v (1.30 Ampere) yaitu sebesar 0.04%. kemudian HC paling kecil didapat pada penambahan elektromagnet 12v (1.90 Ampere) yaitu sebesar 58.67 ppm. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian ini yaitu antara lain: 1. Mengingat semakin besarnya arus listrik pada elektromagnet mangakibatkan elektromagnet manjadi panas dan mempengaruhi suhu bahan bakar, maka sebaiknya dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan data yang berikutnya. 2. Dalam pengambilan data, sebaiknya diberi interval waktu istirahat yang lebih lama lagi antara satu pengambilan data dengan pengambilan yang lain agar kondisi mesin dapat benar-benar dalam keadaan optimal. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk aplikasi penggunaan elektromagnet sebagai alat penghemat bahan bakar pada mesin disel yang menggunakan bahan bakar solar. Daftar Pustaka [1] Kementerian Negara Ristek (KNRT), 2006, Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Jakarta. [2] Siregar, Houtman P.2006. Pengaruh Diameter Kawat Kumparan Alat Penghemat Energi yang Berbasis Elektromagnetik Terhadap Kinerja Motor Diesel. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Indonesia, Jakarta. [2] Sugiarto, Bambang. 2003. Pengaruh Kinerja Mesin Otto Dengan Magnetisasi Bahan Bakar. Dalam Prosiding Seminar Nasional Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri III. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.