Latar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH TEBAL DAN ARUS TERHADAP DISTORSI ARAH TRANSVERSAL PADA HASIL LAS

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Ir. Hari Subiyanto, MSc

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

ANALISA DISTORSI PADA PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN MINITAB

ANALISA PENGARUH PROSES PENGELASAN MIG TERHADAP DISTORSI SUDUT DAN KEDALAMAN PENETRASI PADA SAMBUNGAN BUTT-JOINT

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Persentasi Tugas Akhir

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

EFEK KECEPATAN PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN FCAW PADA PLAT BAJA A36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Dimas Hardjo Subowo NRP

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II KERANGKA TEORI

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Gambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN KECEPATAN SERTA KELEMBAPAN FLUX TERHADAP HASIL IMPACT

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

JURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH JENIS ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN SMAW BAJA ASTM A36

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Transkripsi:

Analisa Pengaruh Tebal Pelat Dan Kuat Arus Terhadap Distorsi Sudut, Struktur mikro Dan Kekerasan Pada Pengelasan Multilayer Pelat Datar Dengan Menggunakan GMAW Metal Transfer Type Pulsa Oleh: Sukendro. Bs Nrp. 2108201003 1 Latar belakang Baja AISI 1045 termasuk kategori baja heat treatable dan sering digunakan sebagai material komponen-komponen mesin. Didalam proses pengelasan sering muncul distorsi pada hasil lasan. Distorsi disebabkan pemuaian saat pemanasan dan penyusutan saat pendinginan tidak sebanding. Siklus thermal pada pengelasan dapat mempengaruhi struktur mikro dan distribusi kekerasan di daerah-daerah pada hasil las. Pengelasan sistem multilayer akan menimbulkan efek preheat dan postheat antar layer. Hasil las dengan kekuatan yang tinggi pada sambungan las dapat dicapai dengan menggunakan pengelasan multilayer. 2 1

Perumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap distorsi sudut arah longitudinal dan arah transversal yang muncul pada hasil lasan didalam system pengelasan multi layer? 2. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap struktur mikro hasil lasan? 3. Bagaimana pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap kekerasan pada daerah-daerah hasil lasan? 4. Bagaimana bentuk model matematis yang dapat menggambarkan pengaruh tebal (t) dan arus (I) terhadap distorsi sudut? 3 Tujuan penelitian Mengidentifikasikan pengaruh perubahan tebal pelat (t) dan kuat arus (I) terhadap distorsi arah longitudinal dan transversal pada sistem pengelasan multilayer dengan menggunakan alat las GMAW metal transfer type pulsa. Mengidentifikasikan pengaruh terbesar dari variabelvariabel faktor terhadap respon distorsi sudut, struktur mikro, struktur makro dan kekerasan. 4 2

Manfaat penelitian Dari parameter las yang diambil untuk pengelasan, dapat digunakan sebagai referensi pada proses pengelasan yang akan datang dengan parameter dan material yang sama untuk mengurangi efek distorsi sudut yang ditimbulkan pada hasil las. Dapat menentukan dalam bentuk model matematis pengaruh efek pengaruh tebal pelat (t) dan kuat arus (I) dengan sistem pengelasan multilayer terhadap distorsi sudut menggunakan las GMAW tipe pulsa. 5 Batasan masalah 1. Material benda kerja yang digunakan memiliki komposisi kimia yang homogen. 2. Bentuk dan ukuran kampuh las sebelum dilas homogen sepanjang benda kerja. 3. Ketebalan pelat material benda kerja yang digunakan dianggap merata. 4. Kondisi mesin las, alat uji, dan alat ukur dalam kondisi terkalibrasi. 5. Luas benda kerja sebelum dilas tidak dilakukan variasi dan dianggap konstan pada semua spesimen benda kerja. 6 3

Penelitian sejenis 1. Menurut Anggono, distorsi sudut pada hasil pengelasan dengan menggunakan las SMAW dipengaruhi secara signifikan oleh tebal pelat (1997). 2. Menurut Rusdianto, distorsi sudut dipengaruhi secara signifikan oleh tegangan, kuat arus, kecepatan pengelasan dan panjang pengelasan (1999). 3. Menurut Suanda, distorsi sudut pada pengelasan baja lunak dengan las SAW dipengaruhi secara signifikan oleh kuat arus dan luas permukaan yang dilas (2001). 4. Menurut Triyono, distorsi bowing pada pengelasan 2 baja yang tidak sejenis dengan menggunakan las GMAW dipengaruhi secara signifikan oleh masukan panas. (2006). 7 5. Menurut Pranowo, distorsi sudut yang timbul pada pengelasan sambungan T dapat dikurangi dengan pengaturan kedalam penetrasi yang ditentukan dengan oleh pemilihan parameter las yang tepat (2007). 6. Menurut Awia, distorsi sudut, struktur mikro dan kekerasan hasil las pada pengelasan dengan las GMAW metal transfer type spray dipengaruhi secara signifikan oleh kuat arus dan tebal pelat (2009). 8 4

Skema las GMAW 9 Siklus termal pada proses pengelasan Gb. Pengaruh tebal plat terhadap siklus thermal pada proses pengelasan Gb. Pengaruh masukan panas terhadap siklus thermal pada proses pengelasan 10 5

Proses solidifikasi pada hasil lasan 11 Pengaruh layer dalam sistem pengelasan multilayer SCGC (Subcritically Reheated Grain Coarsened), yaitu daerah yang mengalami pemanasan dibawah temperatur A1, tetapi lebih dari 200ºC. ICGC (Intercritically Reheated Grain Coarsened), yaitu daerah yang mengalami pemanasan diantara temperatur A1 dan A3. SCGR (Supercritically Reheated Grain Refined), yaitu daerah yang mengalami pemanasan antara temperatur A3 hingga 1200 C. UAGC (Unaltered Grain-Coarsened), daerah yang terkena pemanasan kembali lebih dari 1200 C atau daerah yang terkena pemanasan kurang dari 200 C. 12 6

Bentuk-bentuk distorsi 13 Flowchart penelitian 14 7

Setting awal software minitab untuk mendapatkan formasi model CCD 15 Level yang digunakan pada variabel X 1 dan X 2 16 8

Komposisi kimia spesimen benda kerja dan elektroda Baja AISI 1045 Elektroda AWS ASME/SFA 5.18:ER.70 S-6 diameter 0,8 mm 17 Persiapan spesimen benda kerja 1. Bentuk groove yang digunakan didalam penelitian. 2. Jumlah layer yang digunakan didalam penelitian. 18 9

Rancangan desain eksperimen 19 Kecepatan pengelasan yang terukur pada tiap layer 20 10

Koordinat titik pengukuran dan penempatan benda kerja saat dilakukan pengukuran dengan dial indikator y 1 = 90 mm untuk tebal pelat 8 mm, y 2 = 100 mm untuk tebal pelat 13 mm dan y 3 = 120 mm untuk tebal pelat 20 mm yang dicapai saat setting dial indikator = 0 21 Penempatan koordinat titik pengukuran distorsi di benda kerja pada pengelasan dengan arus 150 A (Garis merah merupakan arah pengelasan) Gb 1. Tebal 8 mm. Gb 2. Tebal 13 mm. Gb 3. Tebal 20 mm. 22 11

Lokasi pengambilan data didalam pengujian kekerasan 23 Pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap distorsi sudut maksimum 24 12

1. Plotting data kedalam bentuk respon surface Pengaruh tebal pelat pada pengelasan dengan arus 125A. Gb 1. Pengelasan dengan tebal pelat 8 mm. Gb 2. Pengelasan dengan tebal pelat 13 mm Gb 3. Pengelasan dengan tebal pelat 20 mm. 25 Distorsi sudut dalam arah longitudinal akibat pengaruh tebal pada pengelasan dengan arus 125 A. (Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi x = 80 mm) 26 13

Distorsi sudut dalam arah transversal akibat pengaruh tebal pada pengelasan dengan arus 125 A. (Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi z = 180 mm) 27 Pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm. Gb 1. Pengelasan dengan kuat arus 125 A. Gb 2. Pengelasan dengan kuat arus 150 A. Gb 3. Pengelasan dengan kuat arus 175 A. 28 14

Distorsi sudut dalam arah longitudinal akibat pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm. (Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi x = 80 mm) 29 Distorsi sudut dalam arah transversal akibat pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 20 mm. (Data yang dimasukkan merupakan data pada garis bidang posisi z = 180 mm). 30 15

2. Struktur makro hasil lasan. L4 L2 L3 L1 L5 a. Tebal 8 mm. L3 L4 L2 L1 L5 b. Tebal 13 mm. Logam induk Logam induk HAZ Logam las a. Kuat Arus 125 A. HAZ Logam las b. Kuat Arus 150 A. L3 L1 c. Tebal 20 mm. Gb 1. Pengaruh tebal pada kuat arus 125 A. L5 L4 L2 Logam induk HAZ Logam las c. Kuat arus 175 A. Gb 2. Pengaruh kuat arus pada tebal 31 20 mm. 3. Struktur mikro hasil lasan Gb 1. Daerah logam las Gb 2. Daerah HAZ. Gb 3. Daerah logam induk. 32 16

4. Pengaruh tebal pelat dan kuat arus terhadap distribusi kekerasan didaerah-daerah lasan 1. Pengaruh tebal pelat dengan arus pengelasan 125A. 33 2. Pengaruh kuat arus pada pengelasan pelat datar dengan tebal 8 mm 34 17

5. Model matematik 1. Model matematik untuk distorsi sudut maksimum didapat sebagai berikut: Ў = 2,03 + 0,84X 1-0,93X 2 + 0.48X 12 + 0,61X 22 0,29X 12 + ε (4.1) 2. Model matematik untuk distorsi sudut arah longitudinal didapat sebagai berikut: Ў = 1,996 + 0,83X 1-0,92X 2 + 0,48X 1 2 + 0,61X 22 0,297X 12 + ε (4.2) 3. Model matematik untuk distorsi sudut arah transversal didapat sebagai berikut: Ў = 1,369 + 0,68X 1-0.69X 2 + 0,41X 1 2 + 0,496X 2 2 0,262X 12 + ε (4.3) 35 Kesimpulan 1. Efek kenaikan tebal pelat dan interaksinya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan distorsi sudut pada hasil lasan arah longitudinal dan transversal, dimana kenaikkan tebal pelat dapat menyebabkan kenaikan distorsi sudut pada level kuat arus 125 A sebesar 45% untuk arah longitudinal dan 50% untuk arah transversal. Sedangkan untuk distorsi sudut maksimum mengalami kenaikan sebesar 45%. Distorsi sudut arah longitudinal cenderung mendekati liniear dan pada arah transversal berbentuk melengkung (curvature) pada hasil lasan dengan tebal 8 mm dan 13 mm. 2. Efek kenaikan kuat arus dan interaksinya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan distorsi sudut pada hasil lasan arah longitudinal dan arah transversal, dimana penurunan distorsi sudut pada level tebal 20 mm mencapai 48% untuk arah longitudinal dan 50% untuk arah transversal, sedangkan untuk distorsi sudut maksimum terjadi penurunan sebesar 48%. Distorsi sudut arah longitudinal cenderung mendekati liniear dan pada arah transversal berbentuk melengkung (curvature) pada hasil lasan dengan tebal 8 mm dan 13 mm. 36 18

3. Efek tebal pelat dan kuat arus dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur mikro hasil lasan saat proses solidifikasi di logam las dan pembentukan struktur ferrit dan pearlit daerah HAZ. 4. Efek tebal pelat dan kuat arus dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap distribusi kekerasan didaerah hasil lasan, yang meliputi logam las, HAZ dan di logam induk pengaruhnya tidak terlalu signifikan. 5. Efek tebal pelat dan kuat arus terhadap respon distorsi sudut dapat dimodelkan kedalam model matematik berbentuk kuadratik yang dapat menggambarkan model sistem dari penelitian dengan harga R2 = 98,2% untuk distorsi sudut maksimum, harga R2 = 98,1% untuk distorsi sudut arah longitudinal dan harga R2 = 97,9% untuk arah transversal, dimana secara statistik model dapat menggambarkan sistem dengan baik dan terjadi iteraksi antara tebal pelat dan kuat arus lebih didominasi kuat arus terhadap pengaruh respon distorsi sudut yang ditandai nilai negatif untuk faktor X12 pada model matematik untuk distorsi sudut maksimum, distorsi sudut arah lonngitudinal dan distorsi sudut arah transversal. 37 Terima kasih 38 19

Gb 1. Sisi awal pengelasan Gb 2. Sisi akhir pengelasan 39 20