Lampiran: Pakta Integritas dan Kesanggupan

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. PASAL DEMI PASAL Pasal l Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 5/PER/BP-BRR/I/2007 TENTANG

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR JAWA TIMUR,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

1 of 5 21/12/ :57

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 10 /Menhut-II/2012 TENTANG

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Transkripsi:

Lampiran: Pakta Integritas dan Kesanggupan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara Yang menandatangani Pakta Integritas dan Kesanggupan BRR (selanjutnya disebut Karyawan ) dengan mengingat dan mempertimbangkan: (a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara menjadi Undang-Undang, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4550); (b) bagian (a) menimbang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara (selanjutnya disebut Perpu BRR ) yang menyatakan bahwa: bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 di Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara dan gempa bumi lanjutan pada tanggal 28 Maret 2005 di Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan yang luar biasa di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan ; (c) bagian (b) menimbang Perpu BRR yang menyatakan bahwa: wilayah yang terkena dampak bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami sangat mendesak untuk segera ditangani, guna mengembalikan kondisi psikologis penduduk, kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan melalui usaha-usaha rehabilitasi dan rekonstruksi ; (d) bagian (c) menimbang Perpu BRR yang menyatakan bahwa: penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut harus dilaksanakan secara khusus, sistematis, terarah, dan terpadu serta menyeluruh dengan melibatkan partisipasi dan memperhatikan aspirasi serta kebutuhan masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara ; (e) pasal 6 Perpu BRR yang menyatakan bahwa: Rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan berdasarkan asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif dan responsibilitas dengan mendahulukan kepentingan umum dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme ; (f) penjelasan atas Pasal 6 Perpu BRR mengenai pengertian transparansi, akuntabilitas, partisipatif dan kepentingan umum; Page 1 of 8

dengan ini sebagai bagian dari perjanjian kerjanya, perikatan hukum dan komitmennya dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara (selanjutnya disebut BRR ) dan usaha-usaha rehabilitasi dan rekonstruksi, menyatakan dan menegaskan kesanggupannya kepada BRR sebagai berikut: 1. Istilah Istilah-istilah dalam Pakta Integritas dan Kesanggupan ini mempunyai arti yang sama dengan istilah-istilah yang sama yang didefinisikan dan digunakan dalam Perpu BRR dan peraturan dan ketentuan hukum lainnya yang terkait, kecuali diartikan secara lain dengan tegas dalam Pakta Integritas dan Kesanggupan ini; 2. Bagian Integral Pakta Integritas dan Kesanggupan ini merupakan kesatuan atau bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja yang sudah ditandatangani antara BRR dan Karyawan, dan karenanya setiap ketentuan dalam Pakta Integritas dan Kesanggupan ini merupakan janji dan kesanggupan yang sah dan mengikat serta dapat dilaksanakan oleh BRR terhadap Karyawan tanpa terkecuali; 3. Komitmen Terhadap Rehabilitasi dan Rekonstruksi Karyawan dalam melakukan pekerjaannya akan selalu mengingat, memperhatikan dan mematuhi secara ketat dan cermat jiwa, tujuan, dan misi BRR sebagaimana dimaksud dalam Perpu BRR dan peraturan lain yang terkait, dan untuk maksud tersebut Karyawan menyatakan telah mengerti sepenuhnya jiwa, tujuan dan misi BRR dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam ketentuan-ketentuan tersebut, dan akan melaksanakan pekerjaan dan tugasnya sesuai dengan jiwa, tujuan dan misi BRR dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan selanjutnya untuk menghindari keraguan, ketentuan-ketentuan tersebut telah dianggap menjadi bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Pakta Integritas dan Kesanggupan ini. 4. Pakta Integritas dan Kesanggupan Karyawan Dalam rangka membangun integritas BRR, melaksanakan tugas-tugas BRR sesuai dengan jiwa, tujuan dan misi BRR, serta keberhasilan BRR dalam melaksanakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Karyawan menyatakan dan menyanggupi hal-hal berikut dibawah ini: 1. Karyawan mengerti sepenuhnya bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Perpu BRR, Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut UUTPK ) dan ketentuan pidana lainnya berlaku terhadap setiap tindak pidana yang terjadi dalam pelaksanaan Perpu BRR, dan Karyawan selanjutnya mengerti sepenuhnya bahwa UUTPK karenanya berlaku sepenuhnya terhadap tindakan koruptif Karyawan yang termasuk dalam pengertian tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam UUTPK. Page 2 of 8

2. Sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Perpu BRR, Karyawan di dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan pekerjaan lainnya yang terkait dengan wewenang, tugas dan tanggung jawabnya sebagai Karyawan BRR akan selalu menerapkan asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif, responsibilitas dan dengan mendahulukan kepentingan umum sebagaimana dari waktu ke waktu dirinci dalam keputusan atau kebijakan Kepala Badan Pelaksana BRR atau pihak yang diberi wewenang untuk maksud tersebut oleh Kepala Badan Pelaksanan BRR. 3. Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Karyawan akan selalu mematuhi secara ketat dan cermat setiap dan semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan internal yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Kepala Badan Pelaksana BRR atau pihak yang diberi wewenang untuk maksud tersebut oleh Kepala Badan Pelaksana BRR yang diberlakukan terhadap semua Karyawan BRR yang menyangkut, termasuk tetapi tidak terbatas pada: (i) pengadaan barang dan jasa, (ii) hubungan kerja dengan pemasok, kontraktor, konsultan dan pihak ketiga lainnya, (iii) kode etik dan pedoman perilaku, Kode Etik (code of conduct) Karyawan BRR, (iv) pengalihan, penggunaan dan/atau pemanfaatan aktiva BRR, (v) pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, dan (vi) setiap dan semua transaksi, perjanjian, perikatan, dan komitmen apapun juga yang dapat berpengaruh terhadap aktiva, citra, dan kelangsungan misi, fungsi dan tugas BRR dalam melaksanakan Perpu BRR, serta (vii) Pakta Integritas dan Kesanggupan ini. 4. Sesuai dengan Perjanjian Kerja yang dibuat dan ditandatangani oleh Karyawan dan BRR, dan sesuai pula dengan Peraturan Kerja yang berlaku umum terhadap semua Karyawan BRR, maka gaji dan tunjangan-tunjangan berkala yang diterima oleh Karyawan merupakan seluruh jumlah renumerasi atau imbalan yang diterima oleh Karyawan sehubungan dengan hubungan kerjanya dengan BRR, dan karenanya Karyawan tidak berhak untuk menerima uang, imbalan lain dalam jumlah dan bentuk apapun juga dan dari pihak manapun juga selain gaji bulanannya tersebut. Karyawan tidak menerima tunjangan lain termasuk tunjangan perumahan, tunjangan kendaraan dinas atau pribadi, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional, tunjangan isteri atau suami atau anak, tunjangan beras. Setiap jumlah uang atau imbalan lain dalam bentuk apapun juga yang diterima oleh Karyawan diluar gaji bulanannya tersebut adalah suatu penerimaan yang tidak sah, melanggar hukum dan merupakan tindak pidana korupsi. Pengecualian atas hal tersebut hanya dimungkinkan untuk alasan-alasan sebagai berikut: (i) penghasilan yang berasal dari usaha keluarga yang telah dilaporkan sebelumnya secara tertulis kepada BRR, (ii) penghasilan dari pasangan hidup yang sah yang dilaporkan dari waktu ke waktu secara tertulis kepada BRR, (iii) penghasilan yang berasal dari jabatan-jabatan di pemerintah, lembaga negara atau swasta yang telah dijabat sebelum Karyawan menjadi karyawan BRR dan telah dilaporkan sebelumnya secara tertulis kepada BRR, atau setelah menjadi karyawan BRR tetapi setelah mendapat Page 3 of 8

persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kepala Badan Pelaksana BRR, (iv) hibah dari anggota keluarga langsung yang dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Badan Pelaksana BRR lengkap dengan akta hibah dalam bentuk akta notaris, (v) penghasilan dari kegiatan mengajar atau yang terkait dengan kegiatan pendidikan yang telah dilaporkan terlebih dahulu secara terulis kepada Kepala Badan Pelaksana BRR, (vi) penghasilan lain sebagaimana dari waktu ke waktu disetujui secara tertulis oleh Kepala Badan Pelaksana BRR, dengan ketentuan bahwa untuk setiap dan semua penghasilan tersebut Karyawan harus bisa memberikan bukti-bukti pendukungyang sah dan memuaskan bagi BRR mengenai kelayakan, jumlah, dan asal usulnya. Karyawan selanjutnya mengakui bahwa BRR adalah suatu badan negara yang tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sehingga setiap karyawan BRR tidak akan pernah menerima bonus, tantiem, jasa produksi, pembagian keuntungan dan pembayaranpembayaran sejenis. 5. Berdasarkan, dan tanpa mengurangi, ketentuan-ketentuan dalam bagian 4(4) Pakta Integritas dan Kesanggupan tersebut diatas maka Karyawan menyatakan dan menyanggupi untuk: (i) tidak meminta dan/atau menerima baik langsung atau tidak langsung dan dengan cara apapun juga, uang rapat yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya sebagai karyawan BRR; (ii) (iii) (iv) (v) tidak meminta dan/atau menerima baik langsung atau tidak langsung dan dengan cara apapun juga uang lelah, uang tunggu, honorarium, uang jasa, atau pembayaran lain atau imbalan apapun dan dalam bentuk apa pun dan dalam jumlah berapa pun juga, baik dari BRR maupun pihak ketiga manapun termasuk kontraktor, rekanan, pemasok, atau konsultan baik yang terkait atau tidak terkait dengan BRR; tidak meminta dan/atau menerima baik langsung atau tidak langsung dan dengan cara apapun juga uang perjalanan dinas termasuk dalam bentuk lump sum atau sisa biaya perjalanan dinas atau sisa ongkos tiket pesawat kecuali yang diberikan secara resmi oleh BRR sesuai dengan peraturan-peraturan internal yang berlaku di BRR untuk perjalanan dinas; tidak meminta dan/atau menerima baik langsung atau tidak langsung dan dengan cara apapun juga uang, hadiah atau jasa atau imbalan atau upeti atau gratifikasi dalam bentuk apapun juga dari, pejabat dan/atau karyawan BRR maupun pihak ketiga manapun termasuk kontraktor, rekanan, pemasok, atau konsultan baik yang terkait atau tidak terkait dengan BRR; dalam hal suatu pemberian sebagaimana dimaksud dalam bagian 5(5)(iv) tersebut tidak dapat atau sulit ditolak, maka Karyawan wajib melaporkan pemberian tersebut secara tertulis kepada Kepala Page 4 of 8

Badan Pelaksana BRR melalui Satuan Anti Korupsi (selanjutnya disebut SAK ) yang dibentuk oleh Kepala Badan Pelaksana BRR dengan mengisi form yang disediakan oleh SAK untuk keperluan itu, dan bilamana pemberian tersebut baik sekaligus maupun dalam serangkaian pembayaran atau pemberian melebihi atau dimaksudkan untuk melebihi nilai Rp 200.000,00 (dua ratus ribu Rupiah), maka pemberian tersebut wajib diserahkan kepada SAK pada kesempatan pertama dengan menandatangani suatu berita acara yang dibuat oleh SAK khusus untuk tujuan tersebut; (vi) (vii) melaporkan secara tertulis setiap tawaran atau percobaan oleh pihak manapun juga, baik pejabat dan karyawan BRR maupun pihak ketiga, untuk memberikan uang, hadiah, atau jasa atau imbalan atau upeti atau pemberian dalam bentuk apa pun juga dan dalam jumlah atau nilai berapa pun juga, dengan mengisi form yang disediakan oleh SAK khusus untuk keperluan itu; khusus untuk pejabat struktural BRR, tidak meminta dan/atau menerima uang lembur, untuk pekerjaan yang dilakukannya untuk kepentingan BRR dan/atau terkait dengan Rehabilitasi dan Rekonstruksi diluar jam-jam dna hari-hari kerja resmi BRR; (viii) mengisi dan menyerahkan kepada BRR daftar kekayaan pribadi termasuk tetapi tidak terbatas pada harta kekayaan baik yang tercatat atas nama sendiri maupun atas nama pasangan yang sah, keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah, atau orang lain manapun, dalam bentuk formulir yang ditentukan oleh BRR, segera setelah, tetapi tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari kalender, Karyawan menjadi karyawan BRR, dan segera setalah, tetapi tidak melebihi 30 (tiga puluh) hari kalender, Karyawan tidak lagi menjadi karyawan BRR karena alasan apapun; (ix) (x) tidak akan menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain manapun juga; wajib menjaga kerahasiaan semua data, informasi dan dokumen yang diterima atau digunakan atau disimpan atau diketahui oleh Karyawan mengenai BRR dan/atau kegiatan-kegiatannya, dan tidak akan membuat salinan dari data, informasi dan dokumen tersebut dalam bentuk apapun termasuk dalam bentuk data elektronik, kecuali untuk keperluan tugasnya yang langsung berhubungan dengan data, informasi dan dokumen tersebut sesuai dengan perintah atasannya, dan tidak akan memberikan data, informasi dan dokumen tersebut kepada pihak manapun juga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kepala Badan Pelaksana BRR; (xi) wajib menjaga kepentingan terbaik BRR, dan karenanya menghindari suatu keadaan benturan kepentingan, yaitu benturan Page 5 of 8

antara kepentingan BRR, termasuk kepentingan BRR dalam usaha Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dengan kepentingan pribadi Karyawan atau kepentingan pihak yang terafiliasi atau terasosiasi dengan Karyawan, termasuk anggota keluarga dalam hubungan garis lurus ke atas dan ke bawah, hubungan garis lurus ke samping dan semenda, dan dengan institusi atau lembaga atau pihak yang terkait dengan Karyawan atau pihak yang terafiliasi atau terasosiasi dengan Karyawan. Untuk menghindari keraguan, pengertian pihak yang terafiliasi atau terasosiasi dengan Karyawan adalah mereka yang ditentukan demikian dari waktu ke waktu oleh SAK. Dalam hal timbul keraguan, Karyawan wajib mengkonsultasikannya dengan atasan dan atau SAK untuk mendapat kepastian tentang ada tidaknya benturan kepentingan tersebut. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, maka Karyawan selain hal-hal tersebut di atas, tidak boleh langsung atau tidak langsung menjadi bagian dari sistem dan prosedur tender atau transaksi apapun dengan pihak-pihak tersebut di atas, dan wajib mengingatkan secara tertulis BRR atau atasan langsungnya bilamana karena suatu hal pelibatan atau keadaan tersebut terjadi; (xii) tidak akan melakukan pertemuan atau hubungan apapun dengan cara atau media komunikasi apapun juga dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tender BRR dan/atau proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi, kecuali hal tersebut merupakan bagian dari tugasnya yang secara tegas dinyatakan dalam penugasan oleh Kepala Badan Pelaksana BRR, dan pertemuan, hubungan atau komunikasi tersebut hanya dapat dilakukan di lingkungan kantor BRR, dan dalam hal terjadi suatu keadaan memaksa yang mengharuskan pertemuan, hubungan atau komunikasi di luar kantor BRR, maka hal tersebut harus dilaporkan kepada SAK lengkap dengan alasan-alasannya dengan tembusan kepada Kepala Badan Pelaksana BRR atau pihak yang diberi wewenang oleh Kepala Badan Pelaksana BRR. Dalam hal timbul keraguan, karyawan wajib mengkonsultasikannya dengan atasan dan atau SAK untuk mendapat kepastian tentang ada tidaknya keperluan untuk melapor kejadian tersebut; (xiii) akan selalu memperlakukan setiap dan semua rekanan, kontraktor, pemasok, konsultan, pemberi jasa dan pihak manapun yang berhubungan dengan BRR berdasarkan prinsip-prinsip kerja yang diterapkan oleh BRR, yaitu secara adil, setara, dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip good governance lainnya dan tanpa sikap dan tindakan diskriminatif; (xiv) tidak akan melakukan perbuatan atau tindakan, janji atau komitmen apapun juga atas nama atau dengan tujuan untuk mengikat BRR atau pejabat BRR tanpa adanya suatu wewenang atau kuasa khusus Page 6 of 8

tertulis dari Kepala Badan Pelaksana BRR atau pihak yang diberi wewenang oleh Kepala Badan Pelaksana BRR; (xv) (xvi) tidak akan memberikan atau memberi janji untuk memberikan uang, hadiah, jasa, atau pemberian dalam bentuk apapun juga dan dalam nilai berapapun juga kepada pihak-pihak yang terkait dengan BRR atau proyek-proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi; tidak akan melakukan atau membiarkan terjadinya suatu perbuatan tercela ata tidak etis atau yang dapat merusak atau mengurangi citra BRR dan/atau pimpinan BRR dan/atau usaha-usaha Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan dalam hal timbul keraguan mengenai apakah hal tersebut merupakan perbuatan atau pembiaran suatu hal yang tercela, tidak etis atau yang dapat merusak citra BRR, pimpinan BRR dan/atau usaha Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Karyawan pada kesempatan pertama wajib mengkonsultasikannya dengan SAK. 6. Karyawan menyadari sensitivitas yang tinggi dari daerah Aceh dan Nias dalam hal pelaksanaan kewajiban-kewajiban mayoritas rakyat Aceh dan Nias sebagai umat beragama, dan karenanya Karyawan menyatakan dan menyanggupi untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu pelaksanaan kewajiban-kewajiban keagamaan tersebut atau hal-hal lain yang dapat menimbulkan sensitivitas di Aceh dan Nias yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas-tugas BRR; 7. Karyawan menyatakan dan menyanggupi untuk menjaga independensi BRR di dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan Perpu BRR, dan tidak akan melakukan kegiatan politik atau melakukan pemihakan politik yang dapat mengganggu BRR dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan Perpu BRR. Dalam hal timbul adanya keraguan mengenai masalah-masalah keagamaan, pemerintahan, sosial, politik, hukum dan masalah-masalah sensitif lainnya, Karyawan wajib melaporkannya pada kesempatan pertama dengan cara yang secepat dan seefektif mungkin, disusul secepatnya dengan laporan tertulis, kepada Kepala Badan Pelaksana BRR atau pejabat yang diberi wewenang untuk tugas tersebut oleh Kepala Badan Pelaksana BRR; 8. Karyawan tidak akan melakukan perbuatan atau membiarkan terjadinya perbuatan yang melibatkan BRR dan Karyawan pada tindakan-tindakan terorisme atau kekerasan apapun juga, dan dalam hal Karyawan mengetahui adanya perbuatan atau rencana atas perbuatan tersebut, Karyawan wajib melaporkannya pada kesempatan pertama dengan cara yang secepat dan seefektif mungkin, disusul secepatnya dengan laporan tertulis, kepada Kepala Badan Pelaksana BRR atau pejabat yang diberi wewenang untuk tugas tersebut oleh Kepala Badan Pelaksana BRR; Page 7 of 8

9. Karyawan menyatakan bahwa pelanggaran atas satu atau lebih dari Pakta Integritas dan Kesanggupan serta hal-hal lain tersebut diatas merupakan pelanggaran hukum dan/atau perjanjian kerjanya dengan BRR, dan karenanya Karyawan mengakui bahwa pelanggaran tersebut memberikan suatu alasan yang kuat bagi BRR untuk melakukan tindakan disiplin terhadap Karyawan termasuk pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon atau kompensasi atau pembayaran apapun juga. 10. Karyawan mengakui hak, wewenang dan kekuasaan Kepala Badan Pelaksana BRR untuk memberlakukan peraturan atau ketentuan tambahan yang mengatur hal-hal tersebut di atas setiap waktu dan dari waktu ke waktu, dan mengakui pula tambahan tersebut sebagai bagian dari perjanjian kerjanya dengan BRR, tanpa kecuali. Page 8 of 8