UPAYA HUKUM (BAB XVII KUHAP)

dokumen-dokumen yang mirip
STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

HUKUM ACARA PIDANA. Welin Kusuma

MATERI PKPA ETIKA PROFESI

PEMERIKSAAN DALAM SIDANG PENGADILAN. Welin Kusuma

LANJUTAN ACARA PEMERIKSAAN DAN PUTUSAN. Welin Kusuma

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak Pidana Militer dibedakan dalam dua jenis tindak pidana, yaitu:

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK

ALUR PERADILAN PIDANA

BAB VII PERADILAN PAJAK

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATASAN UPAYA HUKUM KASASI DALAM PERKARA PIDANA. Muh. Priyawardhana Dj.

Pelayanan Perkara Pidana

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Jakarta, 31 Agustus 1951 SURAT EDARAN NOMOR 3 TAHUN 1951

I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LARANGAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PRAPERADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PEMBAHASAN Suatu putusan hakim tidak luput dari kekeliruan atau kekhilafan, bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Maka oleh karena itu demi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

PETUNJUK PENGISIAN ADVISBLAAD HAKIM BANDING

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nomor : 121/Pdt.G/2011 /PTA.Bdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

TATA CARA PENGAJUAN UPAYA HUKUM BERDASARKAN KUHAP Atoy Yoga Prasetya, Asti Handini, Ita Sulistyawati

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap. Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. PENUTUP. 1. Alasan yang menjadi dasar adanya kebijakan formulasi Hakim Komisaris. dalam RUU KUHAP Tahun 2009 atau hal utama digantinya lembaga pra

P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

P U T U S A N Nomor : 339/PID/2011/PT-Mdn.

Transkripsi:

UPAYA HUKUM (BAB XVII KUHAP) Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, MT, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, Aff.WM, BKP http://peradi-sby.blogspot.com http://welinkusuma.wordpress.com/advokat/

Upaya Hukum adalah Hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa : 1. Perlawanan atau 2. Banding atau 3. Kasasi atau 4. Hak terpidana untuk mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU (Pasal( 1 (12) KUHAP).

Upaya Hukum Dalam Teori Upaya Hukum Biasa : 1. Perlawanan 2. Banding 3. Kasasi Upaya Hukum Luar Biasa : 1. Peninjauan Kembali (PK) 2. Kasasi demi kepentingan hukum yang diajukan oleh Jaksa Agung.

Perlawanan Perlawanan sering disebut sebagai verzet yang bersifat insidentil dan bukan ditujukan bukan atas putusan akhir. Perlawanan diajukan dalam hal : 1. Atas perpanjangan penahanan sebagaimana dimaksudkan oleh pasal 29 (2) KUHAP. 2. Penuntut umum berkeberatan terhadap penetapan pengadilan negeri yang menyatakan Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksanya (Pasal 149 (1) huruf a KUHAP. 3. Penuntut umum berkeberatan atas diterimanya eksepsi penasehat hukum (Pasal 156 (3) KUHAP. 4. Penasehat hukum berkeberatan atas ditolaknya eksepsi (Pasal 156 (4) KUHAP. 5. Perlawanan atas keputusan sela.

Tenggang waktu Perlawanan Tidak ada pengaturan waktu,jadi boleh sewaktu- waktu,terhadap keberatan atas penahanan (Pasal 29 (2) KUHAP. Perlawanan terhadap penetapan sebagaimana dimaksud pasal 149 (1) KUHAP,ditentukan 7 hari. Perlawanan atas ketentuan pasal 156 (3) KUHAP tidak ditentukan batas waktunya.

Banding Upaya hukum atas kekeliruan atau kekhilafan hakim misalnya tidak mempertimbangkan semua hal-hal berkenaan dengan facta-facta yang terungkap di persidangan atau keliru menerapkan unsur-unsur tindak pidana.

Tujuan Banding Para atau berpendapat pihak Hakim yang tingkat melakukan kesalahan atau kekeliruan. berkepentingan pertama telah Putusan Hakim telah dibuat secara se wenang- wenang dengan penyalahgunaan jabatan. Adanya Pengadilan pengawasan. idealisme tingkat para atau banding pihak agar melakukan

Akibat Banding Konsekuwensi banding berakibat putusan hakim tingkat pertama menjadi mentah,sehingga kewenangan seluruhnya berada pada hakim tingkat banding. Kewenangan meliputi Pemeriksaan ulang terhadap seluruh berkas perkara dan putusan dilakukan oleh hakim tingkat banding. Kewenangan penahanan beralih ke tingkat banding sejak adanya pengajuan banding (Pasal( 238 (2) KUHAP).

Tenggang Waktu Pengajuan 1. Banding diajukan 7 hari sejak diucapkan putusan/dijatuhkan, dan 2. Atau dalam waktu 7 hari setelah putusan diberitahukan secara sah kepada terdakwa yang tidak hadir. Catatan : Lewatnya waktu tersebut berakibat putusan memiliki kekuatan hukum yang pasti (inkracht),panitra dilarang menerima permohonan banding yang telah lewaat waktu,dan ia membuat penolakan permohonan banding yang diketahui serta ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri.

Memori Banding Tidak ada keharusan membuat atau mengajukan memori Banding ( hak( hak ),dan batas waktunya hanya dibatasi sepanjang belum diperiksa/diputus di tingkat banding. Isi memori banding : 1. Memuat tanggapan atas sebagian atau seluruh pemeriksaan dan putusan pengadilan. 2. Tanggapan meliputi arti seluas-luasnya luasnya meliputi penerapan hukum,penafsiran hukum serta kewenangan mengadili dan penilaian atas keadaan dan pembuktian. 3. Tanggapan dapat pula mengemukakan hal-hal baru dan memerlukan pemeriksaan tambahan. Catatan : Pihak lawan dapat mengajukan contra memori banding.

Penolakan Banding Tidak semua putusan hakim tingkat pertama dapat dibanding (Pasal 67 KUHAP), yaitu : 1. Putusan Bebas (vrjispraak) 2. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum(onslaag van rechtsvervolging) 3. Putusan acara cepat.

Tindakan sebelum berkas perkara di tingkat banding Pemohon banding membuat memori banding ( tidak wajib ).Memori banding dibuat setelah mempelajari secara seksama isi putusan terutama bagian bagian pertimbangan. Mempelajari dan berkas perkara khususnya tentang alat/barang bukti-inzage inzage (Pasal 236 KUHAP).Inzage adalah merupakan hak sepanjang dilakukan sesuai ketentuan hukum yaitu dalam waktu 7 hari sebelum berkas perkara dikirim oleh Panitra ke Pengadilan Tingkat banding.

Putusan Tingkat Banding Menguatkan putusan pengadilan negeri (secara murni atau tambahan pertimbangan atau pertimbangan lain). Mengubah atau memperbaiki amar putusan pengadilan negeri. Membatalkan putusan pengadilan negeri. 1. Ada perbedaan penilaian atas nilai pembuktian. 2. Isi dakwaan bukan merupakan tindak pidana. 3. Surat dakwaan batal demi hukum. 4. Surat dakwaan tidak dapat diterima. 5. Kewenangan penuntutan telah daluwarsa. 6. Delik aduan yang tidak disertai pengaduan. 7. Tidak ada kewenangan untuk mengadili. 8. Putusan tidak memuat secara rinci sesuai ketentuan pasal 197 (1)KUHAP.

Hal-hal khusus (Pasal 157 yo 220 KUHAP) Ada hubungan kekeluargaan,keluarga sedarah atau semenda. Kekeluargaan tersebut berlaku bagi Hakim,jaksa dan panitra.

Pengiriman Putusan dan Berkas Perkara Berkas Perkara adalah meliputi ; berita acara penyidikan,pemeriksaan di Pengadilan Negeri semua alat dan atau barang bukti di pengadilan negeri. Salinan putusan pengadilan tinggi (asli putusan PT merupakan dokument di PT yang bersangkutan. Catatan : Pasal 243 ayat (1) menentukan salinan putusan dan berkas perkara dikirimkan dalam waktu 7 hari setelah putusan dijatuhkan.(das sollen).

Kasasi Kasasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut :Pembatalan atau pernyataan tidak sah oleh Mahkamah Agung terhadap putusan hakim karena putusan itu tidak sesuai dengan Undang- undang.

Kasasi (Bab XVII Pasal 244-258 258 KUHAP) Mahkamah Agung merupakan peradilan tingkat terakhir bagi semua lingkungan peradilan (Tingkat pertama dan banding). Tujuan Kasasi : 1. Memperbaiki putusan pengadilan bawahan 2. Pembentukan hukum baru. 3. Pengawasan terciptanya penerapan hukum yang seragam (yurisprudensi). Catatan : Putusan terakhir diluar MA,terkecuali Putusan bebas dapat diajukan kasasi ke MA (Pasal( 224 KUHAP).

Putusan Yang Dikasasi Putusan pidana di tingkat terakhir. Dikecualikan putusan MA dan putusan bebas (Terobosan,Putusan MA Reg No.275 K/Pid/1983,kasus Natalegawa, terjadi: ius contra legem. (Pasal 244 KUHAP) Terdakwa dan/atau Penuntut umum berhak mengajukan kasasi.

Tenggang waktu Kasasi Diajukan dalam kurun waktu 14 hari sejak putusan dijatuhkan. Lewatnya waktu mengakibatkan hak kasasi gugur dan putusan menjadi final atau inkracht. Memori kasasi harus disampaikan 14 hari sejak menyatakan kasasi,demikian pula kontra memori kasasi harus disampaikan pula 14 hari sejak diterimanya memori kasasi. Catatan : Tambahan memori dan/atau contra memori kasasi harus diajukan dalam kurun waktu 14 hari juga.

Alasan Kasasi Permohonan dan isi pengajuan kasasi dilakukan untuk menjawab pertanyaan (Pasal 253 KUHAP) : 1. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak ditrapkan atau ditrapkan tidak sebagaimana mestinya. 2. Apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang Undang. 3. Dan apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Dasar Pemeriksaan Kasasi Berkas perkara yang diterima oleh MA ; berita acara yang dibuat oleh penyidik,berita acara sidang,surat- surat yang ada selama persidangan berlangsung dan putusan pengadilan tingkat pertama dan/atau terakhir. Bilamana dipandang perlu MA dapat memeriksa saksi,terdakwa atau penuntut umum atau memerintahkannya kepada pengadilan di bawahnya tentang apa yyang diinginkannya (Pasal 253 ayat (3) KUHAP).

Isi Putusan Kasasi Menyatakan kasasi tidak dapat diterima,bila kasasi diajukan terlambat,tidak mengajukan memori kasasi,memori kasasi diajukan terlambat. Menolak Permohonan kasasi. Mengabulkan permohonan kasasi

Pemberitahuan Putusan kasasi Oleh Mahkamah Agung diberitahuan : 1. Petikan Putusan kepada terdakwa atau penasehat hukumnya dan jaksa penuntut Umum. 2. Salinan putusan disampaikan kepada terdakwa atau penasehat hukumnya dan jaksa penuntut umum setelah menerima putusan kasasi. 3. Juga kepada penyidik disampaikan pula salinan putusan.

Upaya Hukum Luar Biasa Bab XVIII Bagian Ke-satu menyebut pemeriksaan Kasasi demi kepentingan hukum. Bab XVIII Bagian ke-dua menyebut Peninjauan kembali putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang pasti. telah