UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS

dokumen-dokumen yang mirip
SUASANA PEMBELAJARAN YANG BAIK Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

Diajukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi tingkat Propinsi Kalimantan Selatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Oleh : Fahruddin Kurnia, S.Pd.

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM SETIAP KEGIATAN PEMBELAJARAN. T. Pramono Universitas Terbuka UPBJJ Yogyakarta

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik (AR Ngalih,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang efektif bisa dirumuskan sebagai pengajaran yang

PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS PORTOFOLIO DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

RIA ANGGRAINI A

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PARADIGMA BARU DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN LEARNING IS FUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK

BAB I PENDAHULUAN. handal. Untuk mencapai hal tersebut, maka proses belajar mengajar merupakan inti dari

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

Transkripsi:

UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS O l e h : ASERANI, S.Pd NIP. 132091026 Karya Tulis Gagasan Sendiri Yang Disusun Sebagai Bahan Bacaan dan Didukomentasikan Pada Perpustakaan SMK Negeri 1 Tanjung PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 TANJUNG 2004

LEMBAR PENGESAHAN Makalah ini disahkan oleh Kepala SMK Negeri 1 Tanjung dan disetujui untuk didukomentasikan pada perpustakaan sekolah Tanjung, 26 April 2004 Pengelola Perpustakaan Kepala SMK Negeri 1 SMK Negeri 1 Tanjung, Tanjung, ERNAWATI, S.Pd SYAM INDRA PERMANA, S.Pt NIP. 132136637 NIP. 131632283 ii

KATA PENGANTAR m Alhamdulillah, Puji syukur kami sampaikan ke khadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan untuk menyajikan tulisan ini, kendati dalam bentuk yang sangat sederhana. Tulisan berupa makalah ini kami beri judul Upaya Guru Dalam Menciptakan Kondisi Pembelajaran Yang Efektif di Kelas, merupakan sebuah tulisan yang menjelaskan secara ringkas beberapa variabel yang perlu diperhatikan oleh guru di dalam menyajikan pelajaran di kelas, guna menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Akhirnya, kepada semua pihak yang cukup banyak membantu dalam perampungan tulisan/makalah ini, tidak lupa kami haturkan banyak terimakasih. Tanjung, 24 April 2004 Penyusun, iii

DAFTAR ISI HAL : HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 2 C. Rumusan Masalah 3 BAB II PERMASALAHAN 4 BAB III PEMECAHAN MASALAH 5 A. Melibatkan Siswa Secara Aktif 5 B. Menarik Minat dan Perhatian Siswa 6 C. Membangkitkan Motivasi Siswa 7 D. Memberikan Pelayanan Individu Siswa 8 E. Menyiapkan dan Menggunakan Berbagai Media dalam Pembelajaran 9 BAB IV PENUTUP 11 A. Kesimpulan 11 B. Saran-saran 12 iv

BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita maklum, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat guna. Tidak kalah pentingnya, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pembelajaran ini, guru juga dituntut agar dapat mengupayakan terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif. Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan 1

penggunaan media dalam pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran kurang jalan. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dipilihnya judul Upaya Guru Dalam Menciptakan 2

Kondisi Pembelajaran Yang Efektif Di Kelas adalah sebagai berikut : 1. Mengingatkan kembali bahwa tugas guru yang utama adalah melakukan kegiatan pembelajaran di kelas dan atau ruang praktek/laboratorium; 2. Menekankan kepada guru bahwa kegiatan pembelajaran di kelas/ruang praktek/laboratorium harus melibatkan guru dengan siswa, bahkan keaktifan siswa dalam belajar lebih ditonjolkan; 3. Menjelaskan lima variabel upaya yang perlu dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif di kelas. C. Rumusan Masalah Memperhatikan kenyataan yang ada dimana kegiatan pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh guru, dengan kata lain keaktifan siswa atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang diperhatikan, maka perlu dicari solusi yang tepat bagaimana menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif di kelas. 3

BAB II P E R M A S A L A H A N Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik, karena kelas merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan aspek lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik. Lingkungan kelas hendaknya diatur dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan dapat merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti pelajaran. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor, diantaranya keaktifan siswa, tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan beberapa faktor lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Permasalahannya sekarang adalah, Bagaimana upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif di kelas. Inilah permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini. 4

BAB III PEMECAHAN MASALAH Dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan. A. Melibatkan Siswa Secara Aktif Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil to learn, demikian menurut William Burton. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain : 1. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb; 2. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb; 3. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru dsb; 5

4. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek/laboratorium; 5. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb; Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa : 1. Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar; 2. Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran; 3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran; B. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri 6

seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati. Oleh karena itu tepat sekali apa yang dikatakan oleh William James bahwa Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajarsiswa. C. Membangkitkan Motivasi Siswa Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. mau belajar. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa : 7

1. Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya; 2. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut; 3. Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran; 4. Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri; 5. Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa; 6. Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin. D. Memberikan Pelayanan Individu Siswa Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka dalam menerima pelajaran berbedabeda. Disinilah sebenarnya perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi 8

pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan individu siswa. Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas tertentu. Sistem pembelajaran individual atau pembelajaran privat, belakangan ini memang cukup marak dilakukan melalui les-les privat dan atau melalui lembagalembaga pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual. Dalam sistem pembelajaran tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum materi yang sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa. E. Menyiapkan dan Menggunakan Berbagai Media dalam Pembela- jaran. 9

Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya. Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : 1. Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan; 2. Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok; 3. Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan; 10

BAB IV P E N U T U P A. Kesimpulan Dari beberapa uraikan yang telah dikemukakan, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran; 2. Di dalam pengelolaan kelas, guru merupakan fasilitator yang tangguh di dalam menciptakan kondisi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran; 3. Peran serta dan keaktifan siswa di dalam pembelajaran di kelas perlu selalu di tingkatkan guna menciptakan pembelajaran yang efektif; 4. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, setiap guru hendaknya mampu : a. Melibatkan siswa secara aktif; b. Menarik minat dan perhatian siswa; c. Membangkitkan motivasi siswa dan; d. Memberikan pelayanan individu siswa. 11

e. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran. B. Saran-saran Marilah kita tingkatkan profesionalitas guru di dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui sistem pembelajaran yang efektif. 12