BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar ke arah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin canggih ini diakibatkan oleh majunya dunia

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Ilustrasi pendidikan anak. usia dini dalam islam

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

prestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005:

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

...tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab (Q.S. Al An ām [6] : 38) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar bisa belajar mandiri. Anak bukan. yang berbeda dengan orang dewasa (Mansur, 2009).

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. satu dari komponen tersebut maka tidaklah akan terjadi proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan-nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekatkan

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

, 2015 MODEL PENDIDIKAN ISLAM BAGI LANSIA DI DAARUT TAUHIID BANDUNG

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa yang sangat penting (urgent) sepanjang hidup. Sebab pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian serta keagamaan yang akan menentukan pengalaman selanjutnya. Pengalaman yang dialami pada masa ini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya bahkan akan selalu membekas. Pentingnya pada usia dini ini dan uniknya karakteristik yang dimilikinya menuntut adanya pendekatan atau perhatian yang memusatkan pada anak yaitu dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki masing-masing individu. Menurut Ahmad D. Marimba (Mansur, 2005:8),pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan ibunya anak sudah dilengkapi seluruh panca indra, akal pikiran dan potensi untuk mengeksplorasi lingkungannya sebagai salah satu cara dalam membangun pengetahuanya tentang sesuatu hal. Oleh karena itu pada masa ini anak benar-benar membutuhkan stimulan guna mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.maka dengan itu pendidikan harus diberikan dari sejak anak dalam kandungan ibunya. Seperti dalam sabda nabi tentang pentingnya pendidikan yaitu tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Dengan sabda nabi tersebut jelaslah

bahwa pendidikan terjadi sejak anak dalam kandungan melalui stimulasi yang diberikan ibunya. Menurut Mansur (2005) pendidikan anak usia dini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. 2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motoric halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi. 3. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. DAP (Mansur:2005) memandang bahwa pada anak usia ini memiliki perkembangan fisik dan mental yang sangat pesat dan memerlukan peran lingkungan sekitar terutama keluarga untuk mendudukung dan memberikan bimbingan secara maksimal sesuai kebutuhannya supaya perkembangan fisik dan mentalnya dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik yang unik dan potensi masingmasing individu. Dengan demikian maka jelaslah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adala mempersiapakan serta membekali anak sejak dini untuk mendapatkan kesempatan dan pengalaman hidup yang akan membantu pada kehidupan anak selanjutnya yang semakin

hari semakin rumit dan penuh dengan tantangan yang mau tidak mau anak harus mampu menghadapinya tanpa bergantung pada orang lain. Usia dini adalah masa peka dimana anak akan sangat mudah menyerap atau mengingat apa yang dia alami terutama melalui panca indranya dengan cara mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Anak pada masa ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat sehingga jika rasa ingin tahunya pada masa peka ini tidak diarahkan maka anak akan memiliki perilaku atau sikap yang kurang baik dimasa yang akan datang seperti fenomena yang sering kita lihat sekarang-sekarang ini. Sering kita lihat pada masa sekarang tidak sedikit remaja yang terjerumus ke dalam hal yang tidak menguntungkan atau merugikan buat dirinya sendiri bahkan merugikan orang lain, seperti munculnya sikap-sikap membangkang, perilaku-perilaku negative yang akhirnya terjadilah kenakalan remaja. Tidak sedikit pengaruh negative dari pesatnya perkembangan teknologi pada masa sekarang terhadap perilaku dan kepribadian individu yang menuntut adanya bimbingan secara intensif supaya tidak mudah terbawa arus dan memiliki filter yang cukup kuat dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Seperti ungkapan Ahmad Tafsir (2002) bahwa suasana, lingkungan hidup, dan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah demikian hebatnya, sehingga media massa, baik yang bersifat elektronik maupun media cetak dan pengaruh hubungan langsung dengan budaya asing tidak dapat dielakkan dan ikut mencampuri pendidikan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ditanamkan pendidikan agama dalam kehidupan individu tersebut. Supaya pendidikan agama tersebut dapat berhasil atau tercapai dengan baik maka sudah seharusnya ditanamkan sejak anak usia dini, karena

pada usia dini anak lebih mudah menerima stimulasi sehingga melalui latihan-latian dan pembiasaan- pembiasaan dengan nilai-nilai agama pada usia ini akan membantu pembentukan kepribadian dan moral yang baik pada anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Zakiah Daradjat (1991), bahwa latihan-latihan keagamaan hendaklah dilakukan sedemikian rupa sehingga menumbuhkan nilai-nilai dan rasa aman karena mempunyai nilai-nilai tersebut sangat diperlukan dalam pertumbuhan kepribadian anak. Menurut zakiah Daradjat (1982) bahwa usia ini adalah usia paling subur untuk menanamkan dasar agama kepada anak, usia pertumbuhan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama melalui permainan dan pembiasaan perilaku dari orang tua atau orang dewasa dan guru. Anak yang memiliki kebiasaan serta berkepribadian baik sejak usia dini cenderung akan selalu mengembangkan kepribadian baik tersebut pada kehidupan selanjutnya. Oleh sebab itu janganlah kita sia-siakan kesempatan diusia yang paling berarti ini untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak dengan baik. Fenomena yang terjadi saat ini tidak sedikit orang tua menyerahkan pendidikan agama anaknya kepada pihak lembaga pendidikan (sekolah) yang mereka percaya.mereka sepertinya lebih mementingkan pengetahuan umum anak-anak mereka seperti calistung dari pada pengetahuan agama yang terkadang dianggap sepele atau diposisikan sebagai nomor dua setelah akademik anak-anak mereka.dan mereka sering beranggapan bahwa penanaman nilai-nilai agama dapat dilakukan setelah anak dewasa kelak.dan penanaman nilai agama ini terjadi secara sepihak hanya di tempat anak tersebut sekolah sehingga penanaman nilai agama kurang optimal.

Sangat disayangkan jika pendidikan anak diserahkan begitu saja kepada pihak lain tanpa ada bimbingan langsung dari orang tua di rumah sebagai lingkungan yang paling utama dan pertama terjadinya pendidikan bagi anak. Karena orang tua adalah pendidik pertama yang ditemui oleh anak serta berperan penting dalam proses pendidikan tersebut terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama terhadap anak. Seperti yang telah diungkap oleh Zakiah Daradjat (1991) yaitu sebagai berikut: karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya terdahulu. Sebelum anak mengenal pendidikan atau belajar di sekolah, lingkungan pendidikan pertama yang harus dikembangkan adalah pendidikan di lingkungan keluarga yaitu di rumah yang merupakan lingkungan pertama ditemui seorang anak. Perlu disadari pula bahwa anak merupakan titipan dan amanah dari Alloh SWT yang dianugrahkan kepada sepasang suami istri. Maka dengan itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tuanya untuk membimbing, dan mengarahkan anaknya supaya memiliki sikap, ucapan, tindakan, perilaku, kepribadian yang berlandaskan norma yang ada, dalam hal ini berlandaskan pada ajaran agama islam. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakannya apa yang diperintahkannya. (QS. 6666 ( Disadari atau tidak sikap anak adalah cermin dari sikap orang tua, apa yang dilakukan oleh orang tua maka anak akan mengikutinya. Oleh karena itu orang tua

memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan agama anak usia dini dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang baik bagi anaknya. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadits yag diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim berikut ini: Tiada seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (berakidah yang benar). Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu beragama yahudi, nasrani, atau majusi Maka beradasarkan Quran surat At-tahrim ayat 6 dan hadits Bukhori Muslim di atas maka pembinaan dan pendidikan agama anak usia dini adalah tugas utama dan pertama orang tua terutama di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama yang anak temukan sebelum lingkungan pendidikan di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2002) sebagai berikut: Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya.disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya.disebut pendidik pertama, karena karena merekalah yang pertama mendidik anaknya. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari kewajibannya ter hadap anakanak mereka dan memenuhi segala kebutuhannya yang memerlukan asuhan, perawatan serta pendidikan yang baik guna kelangsungan hidupnya. Serta menciptakan lingkungan keluarga yang aman, nyaman, kondusif supaya anakpun merasa tentram, tenang berada di lingkungan keluarganya. Sebagai orang tua, seharusnya memiliki dan memahami tujuan yang akan dicapai dalam penanaman nilai-nilai agama dan berusaha supaya anak memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dapat tumbuh dan berkembang serta mempersiapkan anak sejak dini supaya menjadi manusia unggul.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Agama pada Anak Usia Dini. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Pendidikan agama sangatlah penting untuk ditanamkan kepada anak usia dini guna memberikan dasar perkembangan kepribadian dan moral bagi anak secara optimal. Pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang ditemukan oleh anak sebelum pendidikan di sekolah, oleh karena itu orang tualah yang memiliki peran penting dalam pendidikan agama tersebut. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya dengan memberikan contoh atau keteladanan melalui pembiasaan perilaku sehari-hari. Oleh karena itu orang tua harus berupaya dengan baik supaya anak memiliki dasar pendidikan agama yang baik untuk bekal kehidupan selanjutnya, meskipun banyak hambatan yang harus orang tua hadapi dalam menanamkan pendidikan agama sejak anak usia dini ini. Maka dengan latar belakang tersebut penulis mengidentifikasi dan merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran orang tua dalam menanamkan nilai agama bagi anak usia dini? a. Memperkenalkan nilai aqidah b. Memperkenalkan nilai ibadah c. Meneladankan akhlaqul karimah 2. Hambatan apa yang dihadapi orang tua dalam mananamkan nilai agamaterhadap anak usia dini?

C. Tujuan Penelitian Seluruh individu beraktivitas akan memiliki tujuan, begitu pula peneliti dalam melakukan penelitian ini memiliki tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diteliti. Sesuai dengan apa yang terurai dalam latar belakang masalah maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan orang tua terhadap anak usia dini. 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh orang tua dalam menanamkan nilainilai agama pada anak usia dini. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan kondisi yang terjadi pada saat ini.penelitian deskriptif dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan tantangan yang sedang dihadapi. Metode deskriptif memiliki karakteristik tersendiri seperti yang diungkapkan oleh Furchan dalam Aries (2008) yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian deskriptif cenderung mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena dengan cara meneliti secara teratur dan mengutamakan objektivitas. 2. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan.

3. Dalam penelitian deskriptifpun tidak ada uji hipotesis. Oleh karena itu dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif guna mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada pada saan ini. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkjan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi kepada penulis tentang peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini 2. Penulis mendapatkan informasi tentang hambatan yang dihadapi orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini. 3. Penulis memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi hambatan dala menanamkan nilai-nila agama dapa anak usia dini. F. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Teori tentang Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama pada Anak Usia Dini. Bab III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil pengolahan data.

Bab IV Pembahasan, di dalamnya membahas hasil penelitian tentang peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini, hambatan yang dihadapi serta upaya yang dilakukan orang tua dalam menghadapi hambatan tersebut. Bab V Kesimpulan dan Saran, menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti serta rekomendasi penulis sebagai peneliti selaku peneliti terhadap hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan data.