PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (REVISI 1998)

dokumen-dokumen yang mirip
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 49 AKUNTANSI REKSA DANA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 52 MATA UANG PELAPORAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

02 Pernyataan ini mengatur akuntansi waran bagi penerbit baik yang diterbitkan menyertai penerbitan Efek lain maupun yang diterbitkan tersendiri.

04 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

01 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi beserta pengungkapan transaksi anjak piutang baik bagi factor maupun bagi klien.

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

03 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 47 AKUNTANSI TANAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan Keuangan Konsolidasi

Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43

04 Siklus transaksi Perusahaan Efek sangat singkat. Misalnya, transaksi perdagangan efek di Bursa Efek Jakarta selesai dalam waktu lima hari.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

1.12. PSAK No. 1 (REVISI

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan dalam tahap Pengembangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 101 Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 101 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 REVISI (1998)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 63/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

Laporan Keuangan: Neraca

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 53 AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 35 AKUNTANSI PENDAPATAN JASA TELEKOMUNIKASI

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

Akuntansi Dana Pensiun

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

Pedoman Tugas Akhir AKL2

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

05FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN POSISI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani. Fitri Indriawati, SE., M.Si.

Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

OPERASI DALAM PENGHENTIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

REPRESENTASI MANAJEMEN

Transkripsi:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 1 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (REVISI 1998)

P EN Y A J I A N L A P OR AN K E U A NGA N PSAK No. 1 (REVISI 1998) PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN telah disetujui dalam rapat Komite Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 10 Juli 1998 clan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). Jakarta, 4 September 1998 Komite Standar Akuntansi Keuangan Jusuf Halim Istini T. Sidharta Mirza Mochtar Wahjudi Prakarsa Katjep K. Abdoelkadir Jan Hoesada Hein G. Surjaatmadja Sobo Sitorus Timoty E. Marnandus Mirawati Sudjono Nur Indriantoro Rusdy Daryono. Siti Ch. Fadjriah Osman Sitorus Jusuf Wibisana Yosefa Sayekti Heri Wahyu Setiyarso Ketua Wakil Ketua Sekretaris

PENYA!IAN LAPORAN KEUANGAN PS AK No. 1 ( R Ev i s i 1 9 98 ) SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dalam memasuki era globalisasi, arus dana tidak lagi mengenal batas negara dan tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat, baik dari pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin meningkat tersebut, Standar Akuntansi Keuangan haruslah berwawasan global. Dengan keterbatasan tenaga, waktu dan dana, Ikatan Akuntan Indonesia selalu berusaha secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu standar akuntansi keuangan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan Indonesia dapat sejalan dengan perkembangan standar internasional. Peningkatan mutu tersebut dilakukan baik dengan penerbitan standar baru maupun dengan melakukan penyempurnaan terhadap standar yang telah ada. Upaya pengembangan standar akuntansi ini tentunya tidak akan berhasil tanpa dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jendral Lembaga Keuangan- Departemen Keuangan yang telah mendukung upaya pengembangan standar akuntansi ini melalui Sub-Tim Pengembangan Sistem Akuntansi di Sektor Swasta. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada badan dan instansi pemerintah lainnya, Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan, perguruan tinggi, asosiasi, perusahaan dan pihak lainnya yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan dalam proses pengembangan standar akuntansi ini. Kepada seluruh anggota Komite Standar Akuntansi Keuangan yang telah bekerja tanpa pamrih dengan semangat profesionalisme, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Jakarta, 4 September 1998 Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia L A0 4 Drs. Soedarjono Ketua Umum Hak Cipta 1998 IK AT AN AKUNTAN INDONES IA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PS AK No. 1 (R Evis i DAFTAR ISI Paragraf PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 1998)PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN... 01-04 TujuanRuang Lingkup... 01-04 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN... 0 5 TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN... 06-09 Komponen Laporan Keuangan... 07-09 PERTIMBANGAN MENYELURUH... 10-31 Penyajian Secara Wajar... 10-13 Kebijakan Akuntansi... 14-16 Kelangsungan Usaha... 17-18 Dasar Akrual... 19-20 Konsistensi Penyajian... 2 1-22 Materialitas dan Agregasi... 23-24 Saling Hapus (Offsetting)... 25-27 Informa s i Kompa ra tif... 28-3 1 STRUKUR DAN ISI... 32-76 Identifikasi Laporan Keuangan... 32-35 Periode Pelaporan... 36-37 Tepa t Wa ktu... 38 Hak Cipta 1998 IKAT AN AKUNT AN INDONESIA Dilarang memfoto kopi atau memperbanyak

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN NERACA. 39-55 Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan Jangka Pendek dengan Jangka Panjang 39-41 Ak tiva Lanc ar 42-43 KewajibanJangka Pendek.44-48 Informasi yang Disajikan dalam Neraca 49-52 LAPORAN LABA RUGI 56-65 Informasi yang Disajikan dalam laporan Laba Rugi. 56 57 Informasi Disajikan di Laporan Laba Rugi atau di Catatan Atas Laporan Keuangan.. 58-65 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS. 66 67 LAPORAN ARUS KAS. 68 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 69-76 Struktur 69-71 Penyajian Kebijakan Akuntansi.. 72-73 Pengungkapan Lain 74 76 TANGGAL BERT AKU EFEKTIF.. 77 LAMPIRAN Ilustrasi Perubahan Ekuitas

P E NY A J I A N L A P OR A N K E U A N GA N PSAK No. 1 (REVISI 1998) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 1998) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan paragraf-paragraf penjelasan serta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk hal-hal yang tidak material. PENDAHULUAN Pemahaman dan dapat dibandingkannya laporan keuangan antar perusahaan akan semakin men in gkat a pa bila la pora n keuan ga n disa jikan dala m forma t yan g sera gam da n menggunakan deskripsi yang sama untuk pos-pos yang sejenis. Namun demikian dalam kenyataannya keseragaman tersebut mungkin sulit diterapkan bahkan dapat menghalangi perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: (a) penerapan persyaratan dalam PSAK termasuk persyaratan pengungkapan; (b) pemberian pedoman struktur laporan keuangan termasuk persyaratan minimum dari setiap komponen utama laporan, kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan; (c) penetapan persyaratan praktis untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan Materialitas, Kelangsungan Usaha, Pemilihan Kebijakan Akuntansi dalam hal tidak ada pengaturan oleh PSAK, Konsistensi dan Penyajian Informasi Komparatif. Tujuan Tujuan pernyataan ini adalah menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan un tuk tujua n umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut "Laporan Keuangan" agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam PernyataanStandar Akuntansi terkait. 1.1

PENYAPAN LAPORAN KEUANG AN Rua ng Lingkup 01 Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan. 0 2 Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang dis a jika n da lam dokumen pu blik la inn ya s eperti la poran tah un an a ta u ya ng pros pektus Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian. 0 3 Pern ya taa n in i men ggun a ka n terminologi ya ng cocok ba gi perusa h a an ya n g berorientasi profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan lainnya yang akan menerapkan s tan da r in i mungkin perlu mela kuka n pen yes ua ia n -pen yes ua ian terh ada p des krips i beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangana itu s en di ri serta da pa t pu la menya jika n komponen - komponen ta mba h an dala m la pora n keuangannya. 04 Pern ya ta a n in i men gga n tika n PSAK 1 ten ta ng Peng ungkap an K ebijaka n Akuntansi da n PSAK 9 ten ta ng Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek T UJUAN LAPO RAN KEUANGAN 05 Tujua n la pora n keuan gan untuk tujuan umum a dala h memberikan in forma s i tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi s erta men unjukka n pertan ggun gjawa ban (steward sh ip ) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (a) aktiva; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (e) arus kas. Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa 1.2

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN P SA K No. 1 (REvlsl 1998) TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 06 Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Komponen Laporan Keuangan 07 Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: (a) neraca; (b) laporan laba-rugi; (c) laporan perubahan ekuitas; (d) laporan arus kas; dan (e) catatan atas laporan keuangan. 08 Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian 09 Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. PERTIMBANGAN MENYELURUH Penyajian Secara Wajar 10 Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapkan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK. 11 Apabila PSAKbelum mengaturmasalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan keb#akan akuntansi yang sesuai dengan paragraf 14 serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang re%van, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. 1.3

PENYAJI AN LAPORAN KEUANGAN 12 PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas sehingga tujuan laporan keuangan tersebut dapat tercapai PSAK mungkin tidak mengatur pengungkapan informasi tertentu padahal pengungkapan informasi tersebut diperlukan guna menyajikan laporan keuangan secara wajar. Dalam hal tersebut maka perusahaan harus memberikan tambahan pengungkapan informasi yang relevan sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar. 13 Kecepatan inovasi dalam dunia bisnis sering mengakibatkan belum diaturnya suatu transaksi atau peristiwa dalam PSAK. Dalam kondisi tersebut, penyajian secara wajar laporan keuangan dapat dicapai dengan memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 14 serta menyajikan informasi menggunakan konsep yang terdapat dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Kebijakan Akuntansi 14 Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi: (a) re%van terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputus dan (b) dapat diandalkan, dengan pengertian: (i) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan; (ii) menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak sematamata bentuk hukumnya; (iii) netral yaitu bebas dad keberpihakan; (iv) mencerminkan kehati-hatian; dan (v) mencakup semua hal yang material. 15 Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan perusahaan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. 16 Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manjemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan: (a) persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait; (b) definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan 1. 4

P E N Y AJ I A N L A PO R A N K EU A N GA N PSAK No. 1 ( R EV I S o 1 9 98 ) (c) pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b paragraf ini. Kelangsungan Usaha 17 Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha. Apabila laporan keuangan Oak disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi kelangsungan usaha perusahaan Oak dapat digunakan. 18 Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan apakah asumsi kelangsungan usaha masih layak digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan, manajemen memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit untuk jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Tingkat pertimbangan tergantung pada kasus demi kasus. Apabila selama ini perusahaan menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan maka asumsi kelangsungan usaha mungkin dapat disimpulkan tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini maupun masa yang akan datang, jadual pemba ya ra n utan g da n s umber potens ia l pembia yaa n pen gga n ti s ebelum da pa t menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan. Dasar Akrual 19 Perusahaan harus men yusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. 20 Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengkaitan biaya dengan pendapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai komponen beban yang membentuk harga pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pengakuan penghasilan yang diperoleh dan penjualan barang yang bersangkutan. Namun demikian penggunaan konsep " match ing " tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva dan kewajiban. Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi kalau pengeluaran 1.5

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva. Konsistensi Penyajian 21 Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali: (a) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa; atau (b) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan 22 Akusisi atau pelepasan yang signifikan atau kajian ulang terhadap penyajian laporan keuangan mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan a pa bila ma n fa at perubah a n tersebut jelas a ta u struktur ya n g ba ru mempun ya i kecenderungan akan dipergunakan seterusnya. Apabila dilakukan perubahan penyajian laporan keuangan, perusahaan harus mengklasifikasi ulang informasi komparatif sesuai dengan paragraf 28. Materialitas dan Agregasi 23 Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. 24 Laporan keuangan merupakan hasil dari proses atas sejumlah transaksi yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan saldo dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi dian ggap ma teria l jika den gan tida k diu n gka pkan n ya informas i ters ebut da pat mempengaruhi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk menentukan materialitas suatu pos maka besaran dan sifat unsur tersebut harus dianalisis dimana masing-masing dapat menjadi faktor penentu. Saling Hapus (Offsetting) 25 Aktiva, kewajiban, Pos-pos penghasilan, dan beban disajikan secara terpisah

P E NY A J I A N LA P OR A N K E U A N GA N PSAK No. 1 (REVosi 1998) kecuali sating hapus diperkenankan dalam Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan. 26 Saling hapus akan mempengaruhi pemahaman pengguna laporan terhadap suatu transaksi yang telah dilakukan dan mempengaruhi penilaian pengguna laporan atas arus kas perus a ha a n pa da mas a depa n kecua li men cerminka n subs ta n s i tra ns a ks i a ta u peristiwa. Aktiva yang dilaporkan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penyisihan tidak termasuk kategori saling hapus. 27 Dalam aktivitas normal, perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil. Hasil dari transaksi tersebut disajikan dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban yang berkaitan s epa n jan g pen ya jia n tersebut mengga mba rka n subs ta n s i tra ns a ks i a ta u peris tiw a tersebut. Contoh: (a) keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva tidak lancar termasuk investasi dan aktiva operasional dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul akibat pelepasan aktiva tersebut; (b) pengeluaran yang diganti berdasarkan perjanjian kontrak dengan pihak ketiga disajikan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penggantian yang diterima; dan (c) pos luar biasa disajikan sebesar nilai setelah dikurangi pajak terkait dan hak minoritas sedangkan nilai bruto disajikan pada catatan atas laporan keuangan. Informasi Komparatif 28 Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali apabila rele van untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan. 29 Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi, dimana hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna laporan akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada tanggal neraca sebelumnya dan langkah-langkah yang telah dilakukan pada periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. 31 Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat, 1.7

PENYAUAN LAPO RAN KEUANGAN PSAK No. 1 (REVisi 1998) jumlah serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan. 31 Terdapat suatu keadaan dimana reklasifikasi guna menjaga daya banding informasi komparatif dengan informasi pada periode berjalan tidak praktis dilakukan, misalnya pada periode sebelumnya data dikumpulkan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan dilakukan reklasifikasi serta tidak praktis untuk menciptakan kembali informasi tersebut. Dalam keadaan demikian maka sifat penyesuaian terhadap informasi komparatif yang seharusnya dilakukan harus diungkapkan. STRUKTUR DAN ISI Identifikasi Laporan Keuangan 32 Laporan keuangan diidentifikasikan dan dibedakan secara jelas dari informasi lain da/am dokumen publikasi yang sama. 33 Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan tahunan atau prospektus. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengguna untuk mampu membedakan laporan yang disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dari informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan tetapi tidak perlu disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 34 Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Di samping itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan: (a) nama perusahaan pelapor atau identitas lain; (b) cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas; (c) tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan; (d) mata uang pelaporan; dan (e) satuan angka yang digunakan dalam pen yajian laporan keuangan. 35 Ketentuan paragraf 34 dapat dipenuhi dengan menyajikan judul halaman dan singkatan judul kolom pada setiap halaman laporan keuangan. Diperlukan pertimbangan 1.8

PENYAIIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK No. 1 (R E V I o 1 9 9 8 ) dalam menentukan cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut diatas. Disamping itu, laporan keuangan sering lebih mudah dipahami dengan cara menyajikan informasi keuangan dalam ribuan, jutaan atau milyaran rupiah. Hal ini dapat diterima sepanjang tingkat ketepatan penyajian diungkapkan dan informasi yang relevan tidak hilang. Periode Pelaporan 36 Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan: (a) alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan; dan (b) fakta bah wa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan. 37 Dalam keadaan sangat luar biasa, perusahaan mungkin terpaksa atau memutuskan untuk mengubah tanggal neracanya misalnya akibat di akuisisi oleh perusahaan lain yang mempunyai tanggal neraca yang berbeda. Dalam kasus seperti ini, pengguna laporan perlu mengetah ui ba h wa jumla h ya n g dis ajika n pa da periode berja lan dan jumla h komparatif tidak dapat dibandingkan dan alasan perubahan tanggal neraca diungkapkan. Tepat Waktu 38 Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporankeuan ga nn ya pa lin g la ma 4 bul a n s etela h ta n gga l nera ca. Faktorfaktor s eperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu. NERACA Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan Jangka Pendek dengan Jangka Panjang 39 Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. 1.9

40 Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua betas bulan dari tanggal neraca. 41 Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menonjolkan aktiva yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan kewajiban yang akan jatuh tempo pada periode yang sama. Informasi tentang tanggal jatuh tempo aktiva dan kewajiban bermanfaat dalam menilai likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Aktiva Lancar 42 Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: (a) (d) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki un tuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau (b) (e) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau (c) (f) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi, Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut di atas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. 43 Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun aktiva tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua betas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua betas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih layak. 1.10