BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia industri dewasa ini, perusahaan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam bidang percetakan semakin ketat yang. menyebabkan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya bersaing

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dagang dan jasa, dalam bidang dagang salah satunya adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini akan menjadi suatu. tantangan bagi perekonomian Indonesia karena pada kenyataannya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat terhindar dari kerugian yang timbul akibat adanya persaingan yang. sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba maksimum secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam perhitungan kos

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan. produksi yang akan berpengaruh pada harga jual.

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan perusahaan kecil. Pengaruh dari banyak berdirinya perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya transaksi yang terjadi, perubahan dan permintaan konsumen dan target laba yang diinginkan pemilik modal. Permasalahan tersebut diiringi dengan adanya situasi dan kondisi yang semakin kompetitif. Maka para pengusaha dan manajer memperoleh tantangan yang lebih berat, yaitu meningkatkan efektifitas serta efisiensi operasi perusahaan yang dikelola. Peningkatan efektifitas dan efisiensi tersebut, tidak lepas dari bagaimana manajemen perusahaan dapat merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi jalannya perusahaan. Jadi, untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan suatu manajemen dalam mengelola faktor produksi. Sehingga sumber-sumber yang ada di dalam maupun di luar perusahaan dapat dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dan daya guna yang maksimal. Dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri, yaitu perusahaan pensil, siklus kegiatan usahanya terpusat di bagian produksi pensil yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku slats dan kegiatan-kegiatan manajemennya pun berhubungan dengan perhitungan dan pengendalian biaya produksi pensil. Oleh karena itu, biaya produksi merupakan komponen biaya terbesar bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri, sehingga perlu direncanakan dan dikendalikan. Pada bagian produksi ini kegiatannya dimulai dari pengolahan bahan baku sampai menjadi produk jadi dan berakhir dengan penyerahan produk tersebut ke bagian gudang untuk diserahkan ke pembeli. Perusahaan yang mempunyai kualitas produk yang unggul dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis, tentu akan sangat membantu dalam persaingan yang begitu ketat. Dalam persaingan, harga 1

merupakan faktor internal yang dapat dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan. Maka dari itu perusahaan berusaha untuk menetapkan biaya produksi tersebut dengan cermat agar menghasilkan harga pokok produk yang tepat. Seperti yang telah diketahui bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan baiya overhead merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya tersebut merupakan elemen biaya produksi, dan elemen biaya produksi ini akan membentuk harga pokok produksi. Tinggi rendahnya penentuan harga pokok produksi tergantung dari kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya produksi seminimal mungkin. Bila biaya produksi berubah maka harga pokok produksi juga akan berubah, dengan demikian harga pokok penjualan juga akan mengalami perubahan. Dalam skripsi ini, yang akan lebih banyak dikaji adalah tentang biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak melekat dan sulit untuk diidentifikasi pada produk, sehingga memerlukan perlakuan yang khusus agar tercapainya harga pokok produk yang tepat. Biaya ini memang sulit penetapannya sedangkan jumlah dan pengaruhnya relatif besar terhadap penentuan harga pokok produk. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul : Analisis Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik untuk Penentuan Harga Pokok Produk. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini masalah yang dapat penulis kemukakan adalah : 1. Bagaimana perusahaan mengelola biaya overhead pabrik. 2. Apakah perusahaan telah mengelola biaya overhead pabrik dengan memadai untuk menentukan harga pokok produk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui cara perusahaan mengelola biaya overhead pabrik dalam menetapkan harga pokok produksinya. 2

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengelolaan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Memadainya perusahaan dalam mengelola biaya overhead untuk menentukan harga pokok produk. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari aspek pengembangan ilmu yang diharapkan memberi wawasan yang lebih dalam dan empiris. Selain itu dapat dijadikan landasan untuk penelitian lebih lanjut. Sedangkan dari aspek praktis dapat diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Sebagai bahan yang dapat menjadi sumbangan pemikiran berupa saran maupun masukkan mengenai perlakuan terhadap biaya overhead pabrik dalam menentukan harga pokok produk. 2. Bagi Penulis Terutama dapat menambah wawasan dan memperoleh gambaran mengenai teori yang selama ini penulis peroleh dengan praktiknya pada perusahaan, serta untuk memenuhi syarat dalam menempuh Sidang Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 3. Bagi pihak pengambil keputusan lainnya Merupakan bahan bacaan yang dapat berguna sebagai informasi dan pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa ataupun pihak umum khususnya tentang biaya overhead pabrik dalam penentuan harga pokok produk. 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam menentukan harga pokok produk, setiap unsur biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan produksi harus diperhitungkan dengan seksama. Ada tiga unsur biaya tersebut, yaitu : 1. Biaya bahan baku langsung, 2. Biaya tenaga kerja langsung, 3. Biaya overhead pabrik. 3

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah menjadi suatu produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarakan untuk penggunaan tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam pembuatan suatu produk. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Jadi biaya overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu produk. Biaya overhead pabrik merupakan elemen biaya produksi yang relatif besar dan sulit pengendaliannya, jenis dan tingkah lakunya pun beraneka ragam, serta tidak mudah dibebankan secara langsung kepada suatu hasil produksi tertentu. Di dalam suatu perusahaan industri, menyusun anggaran biaya overhead pabrik adalah sangat penting untuk dilakukan. Karena manajemen dapat dengan cermat mendistribusikan biaya overhead pabrik untuk setiap satu periode. Anggaran biaya overhead pabrik adalah anggaran yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya overhead pabrik tersebut dibebankan. Tidak seperti anggaran bahan baku langsung dan anggaran biaya tenaga kerja, anggaran ini tidak dapat ditetapkan berdasarkan hubungan input-output. Karena itu penyusunan anggaran biaya overhead pabrik sangatlah bergantung pada tingkatan aktivitas yang diperkirakan dan perilaku biaya-biaya terhadap tingkat aktivitas. Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat kegiatana (kapasitas) yang akan dipakai untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik tersebut pada pesanan atau produk yang bersangkutan. Menurut Mulyadi (2006; 199) dasar yang dapat digunakan untuk pembebanan biaya overhead pabrik diantaranya adalah Satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, dan jam mesin. Metode pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk yang biasa dilakukan adalah dengan cara full costing dan variable costing. Jika perusahaan menggunakan metode full costing, maka produk akan dibebani biaya overhead 4

pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya overhead pabrik tetap. Sedangkan apabila menggunakan metode variable costing, maka produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel saja. Biaya overhead pabrik harus didistribusikan ke departemen-departemen setepat mungkin. Dalam beberapa hal seperti upah, supplies kantor dan biaya penyusutan suatu departemen akan dapat ditentukan biaya overhead yang akurat karena biaya-biaya tersebut dapat dilacak secara langsung atau tepat di suatu departemen tertentu. Oleh sebab itu dasar pendistribusian harus dilakukan. Menurut Supriyono (1999; 344) distribusi biaya overhead pabrik adalah Pembagian setiap elelmen biaya overhead pabrik ke setiap departemen yang ada di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun departemen pembantu, sesuai dengan manfaat atau terjadinya suatu biaya yang dinikmati oleh departemen tertentu di dalam pabrik. Pengelolaan biaya overhead pabrik sangat penting peranannya terhadap penetapan harga pokok produk, penilaian persediaan, serta pengambilan keputusan. Mengenai besarnya biaya bahan baku langsung yang harus dibebankan pada produk dapat didasarkan pada bukti permintaan bahan baku, sedangkan untuk pembebanan biaya tenaga kerja tidak langsung dapat didasarkan pada kartu kerja dari setiap tenaga kerja. Berlainan dengan keduanya, pembebanan biaya overhead pabrik yang akurat hanya dapat dilakukan jika pekerjaan telah diselesaikan sampai akhir periode tertentu. Sehingga informasi harga pokok produk yang diperoleh manajemen mungkin terlambat. Karena manajemen seringkali memerlukan laporan biaya dengan segera dan secepat mungkin dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian serta perhitungan harga pokok yang lebih teliti. Sedangkan data biaya yang dikeluarkan sebenarnya seringkali harus menunggu hingga akhir periode tertentu, maka untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk yang dihasilkan digunakan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya (predetermine cost). Penetapan tarif pembebanan untuk setiap jenis biaya harus mengikuti tingkah laku perubahan volume produksi dan biaya yang dibebankan dengan 5

menggunakan tarif dapat lebih mendekati biaya sesungguhnya dikeluarkan sehingga dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian biaya. Hal ini memerlukan perhitungan yang relatif sulit terutama dalam menganalisa tingkah laku suatu jenis biaya, kemudian menentukan dasar yang paling cocok digunakan sebagai dasar pembebanan. Tarif biaya yang telah ditentukan di muka kemudian digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk yang diproduksi. Biaya overhead pabrik sesungguhnya dikumpulkan untuk dibandingkan dengan biaya overhead yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya-biaya produksi langsung, sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi tidak langsung. Biaya-biaya tersebut akan menghasilkan penetapan harga pokok produk yang sangat berpengaruh terhadap laba dari perusahaan. Maka dari itu, perusahaan berusaha untuk menetapkan biaya produksi tersebut dengan cermat agar menghasilkan harga pokok produk yang akurat. Sesuai dengan topik dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membuat hipotesis deskriptif untuk perusahaan pensil sebagai berikut : Perusahaan telah mengelola biaya overhead pabrik dengan memadai dalam menentukan harga pokok produk. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi adalah metode deskriptif analitis. Menurut Moh. Nazir (2002:63), yaitu: Suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Dengan berusaha mengumpulkan, mengklasifikasikan, menyajikan serta menganalisa data dan kemudian dari keadaan yang ada pada perusahaan yang diteliti. 6

Dengan demikian, deskriptif analisis bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki secara terperinci. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis meliputi : 1. Penelitian Lapangan (field research) Upaya dalam meneliti dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi perusahaan dengan maksud memperoleh data primer dan informasi melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Upaya untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan oleh penulis melalui penelaahan terhadap literatur yang diteliti sebagai landasan teori dan bahan pertimbangan dalam penelitian. Untuk data yang dikumpulkan bersumber pada : a) Data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari objek penelitian. Data tersebut diperoleh dengan cara memantau langsung terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan. b) Data sekunder, yaitu data-data yang didapatkan dari buku-buku, serta catatan kuliah yang dipergunakan sebagai landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang konkrit dilaksanakan pada PT. X yang berlokasi di Padalarang. Penulis melakukan penelitian mulai dari bulan Januari 2007 sampai dengan selesai. 7