BAB II KAJIAN PUSTAKA. mind mapping, kecerdasan, kecerdasan visual-spasial. kalangan meskipun sering disalahartikan atau diartikan common sense atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING JURNAL. Oleh RIKA SARI DEWI MAMAN SURAHMAN LOLIYANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

10/27/2010. Mind Mapping

Pertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dilakukan di dalam kelau maupun di luar kelas.

12/17/2011. Mind Mapping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. tenaga profesional untuk menanganinya (Mangunsong,2009:3). Adapun pengertian tentang peserta didik berkebutuhan khusus menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan penalaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB II KAJIAN TEORETIS. Mas ud Zein dan Darto, pemahaman ( comprehension ) adalah kemampuan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 2 KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):

BAB I PENDAHULUAN. perumahan menjadi gersang dan panas (Oloan, 2011). cara bertahan hidup yang paling awal (Aninditya, 2014).

HUBUNGAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS 5 SD NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu agar siswa mampu memahami konsep suatu materi berdasarkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI MIND MAPPING PADA ANAK TK AISYAH 29 SURABAYA. Endah Hendarwati, SE, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB II KAJIAN TEORITIK. Barbara Prashing mengemukakan bahwa Mind Mappingdipopulerkan oleh Tony

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU. Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori ini mengkaji tentang belajar dan pembelajaran, model pembelajaran mind mapping, kecerdasan, kecerdasan visual-spasial. 1. Belajar dan Pembelajaran Setiap orang perlu belajar. Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Istilah belajar sudah dikenal masyarakat luas di berbagai kalangan meskipun sering disalahartikan atau diartikan common sense atau pendapat umum saja, agar tidak salah dalam mengartikan belajar, berikut ini beberapa pengertian belajar. Menurut Dimyati (2006:7) bahwa, belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Sedangkan Fontana dalam Udin S. Winataputra (2008:1.8) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan

11 yang relatif menetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne dalam Udin S. Winataputra (2008:1.8) juga menyatakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Sedangkan menurut W.S Winkel dalam Ahmad Susanto (2013:4) bahwa, belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Selanjunya menurut Udin S. Winataputra (2008:1.9) bahwa, Pengertian tentang belajar tersebut memusatkan perhatiannya pada tiga hal. Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Kedua, perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Ketiga, perubahan tersebut relative menetap. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perilaku individu sebagai interaksi dari lingkungan yang mengalami perubahan dan perubahan tersebut bertahan lama. Belajar tidak terlepas dari pembelajaran, seseorang yang belajar pasti akan melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan namun pembelajaran itu sendiri mempunyai beberapa definisi diantaranya yaitu Menurut Udin S. Winataputra (2008:1.18) bahwa,

12 Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah Proses Belajar Mengajar dan Pengajaran. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata Instruction. Sedangkan menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Udin S. Winataputra (2008:1.18) bahwa, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Kemudian menurut Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam Udin S. Winataputra (2008:1.18) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan interaksi yang dilakukan oleh peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk meningkatkan kualitas belajar dari peserta didik.

13 2. Model Pembelajaran Mind Mapping a. Hakikat Model Pembelajaran Mind Mapping Model ini dikembangkan pertama kali oleh seorang bernama Tony Buzan. Model ini dapat digunakan di semua pembelajaran. Berdasarkan penelitian para ilmuwan diketahui bahwa otak mengambil informasi campuran gambar, bunyi, pikiran, aroma, perasaan, dan memisahkannya dalam bentuk linear. Ketika otak mengingat informasi, maka ia melakukannya dalam bentuk gambar warna-warni, bunyi, simbol, dan emosi. Artinya, kita merekam informasi melalui simbol, gambar, warna, dan emosi, seperti cara otak memerosesnya. Oleh karena itu, berpikirlah dengan melibatkan kedua belah otak, maka kita akan bisa mengingat informasi dengan jauh lebih mudah. Sedangkan Mind Mapping bekerja dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja dua belahan otak dalam proses belajar sehingga menjadi mudah untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik informasi yang didapat melalui tulisan maupun secara lisan. Menurut Buzan (2007: 3) bahwa, Mind Mapping adalah cara berpikir kreatif dan efektif dengan cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut yang dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat serta memudahkan untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.

14 Sedangkan menurut Windura (2010: 4) bahwa, Mind Mapping adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. Pembuatan Mind Maping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikanpercikan kreativitas dalam otak karena melibatkan kedua belah otak kita. Selanjutnya menurut Doni Swadarma (2013:2) bahwa, Mind Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan yang memberikan kunci universal untuk membuka potensi otak. Mind Mapping dapat diterapkan pada setiap aspek kehidupan di mana peningkatan belajar dan berpikir lebih jelas akan meningkatkan kinerja manusia. Hal ini bukan berarti bahwa Mind Mapping hanya cocok digunakan oleh peserta didik yang memiliki kecenderungan belajar visual saja. Sebab pada praktiknya, proses belajar selalu melibatkan ketiga aspek, baik visual, auditori, maupun kinestetik. Hanya saja dengan Mind Mapping ide, gagasan, permasalahan, solusi atau apapun yang terlintas di kepala dan membebani otak bawah sadar kita yang selama ini sulit untuk direkam, maka dapat dengan mudah langsung dituliskan di atas selembar kertas.

15 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah suatu cara berfikir aktif dan kreatif yang mengeksplorasi kemampuan otak kita menggunakan citra visual dan sarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. b. Kegunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Setiap sesuatu yang digunakan pasti memiliki kegunaan, sama halnya seperti Mind Mapping. Menurut Buzan (2007: 6) bahwa kegunaan Mind Mapping adalah, Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita pergi dan di mana kita berada; Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat; Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru; Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Sedangkan menurut Doni Swadarma (2013:8) bahwa, Kegunaan Mind Mapping adalah sebagai berikut: Mengumpulkan data; Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan; Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide gagasan; Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang mungkin; Mempermudah proses brainstorming; Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan; Menyederhanakan struktur ide dan gagasan; Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting dan sesuai dengan tujuan; Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran Mengasah kemampuan kerja otak.

16 Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan Mind Mapping adalah merangsang kerja otak kiri dan kanan, mengasah kemampuan kerja otak, menyenangkan dan mudah dilihat. c. Keunggulan Model Pembelajaran Mind Mapping Mind Mapping tidak hanya memilki kegunaan tetapi juga memiliki keunggulan. Menurut Doni Swadarma (2013:9) bahwa, keunggulan Mind Mapping adalah sebagai berikut: Menarik dan mudah tertangkap mata ( eye cathing); Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah; Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan; Memaksimalkan sistem kerja otak; Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan; Memacu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan. Sedangkan menurut Tony Buzan dalam Zaifbio (2014) bahwa, Keunggulan mapping adalah sebagai berikut: Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah; Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan; Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat; Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif. Tanggal akses 24 Maret 2014 @ 17:42, http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/23/metode-pembelajaran-mindmapping.html.

17 Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keunggulan Mind Mapping adalah: Memberi gambaran besar data, mudah dilihat dan melatih kreativitas. d. Aturan dalam Pembuatan Mind Mapping Mind Mapping memiliki aturan dalam cara pembuatannya. Menurut Doni Swadarma (2013:10-13) bahwa, pada proses pembuatannya, Mind Mapping memiliki aturan dalam pembuatannya yaitu sebagai berikut: 1. Gunakan kertas putih polos berorientasi landscape. 2. Gunakanlah spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar 2-7 warna, dan tiap cabang berbeda warna. 3. Buatlah garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal (central image) menuju ujung. 4. Pada cabang utama yang dimulai dari central image menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan huruf kecil. Posisi antara garis dan hurufpun sama panjang. 5. Gunakan keyword. Keyword merupakan kata yang mewakili pesan yang ingin disampaikan. Sebaiknya keyword jangan terlalu panjang sebab hal-hal yang penting saja yang harus dituliskan. 6. Gunakan keyimage. Lain halnya dengan keyword, keyimage adalah kata bergambar yang memudahkan kita untuk mengingat. 7. Prinsip mapping adalah radiant thinking, jadi tema besar di tengah kertas akan memancar (radiasi) melalui BOIs ke segala arah. Pada umumnya BOIs terdiri atas 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai dengan arah jarum jam. Sedangkan menurut Buzan dalam Zaifbio (2014) bahwa, Membuat Mind Mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatan Mind Mapping yaitu Mulailah dari tengah kertas kosong; Gunakan gambar (simbol) unt uk ide utama; Gunakan berbagai warna; Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat; Buatlah garis hubung yang melengkung; Gunakan

18 satu kata kunci untuk setiap garis; Gunakan gambar. Tanggal akses 24 Maret 2014 @ 17:42, http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/23/metode-pembelajaranmind-mapping.html. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa cara membuat Mind Mapping dengan menggunakan kertas kosong, gambar simbol, warna, garis melengkung, dan kata kunci yang tepat untuk setiap garis. e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping ini terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan diantaranya cara pembuatan Mind Mapping untuk siswa dan proses pengarahan terhadap siswa ketika melakukan pembahasan topik pembelajaran. Secara garis besar menurut Amri (2010 :48), langkahlangkah pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping adalah sebagai berikut. Menyampaikan kompetensi; Mengemukakan masalah; Membagi Kelompok; Mencatat alternatif jawaban; Presentasi kelompok; Guru dan siswa membuat kesimpulan. Sedangkan menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012:46), langkah-langkah model pembelajaran Mind Mapping adalah sebagai berikut.

19 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban; Membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing 2-3 orang; Setiap kelompok menginventarisasi/memcatat alternative jawaban hasil diskusi; Setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; Dari data-data di papan, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Selanjutnya menurut Zainal Aqib (2013:23), langkah -langkah model pembelajaran Mind Mapping adalah sebagai berikut. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa; Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang; Setiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternative jawaban hasil diskusi; Tiap kelompok membaca hasil diskusinya, guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; Siswa diminta membuat kesimpulan dari data-data di papan atau guru member bandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam model pembelajaran Mind Mapping dapat dilaksanakan dengan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut: Memberikan topik pembelajaran; Membagi siswa dalam beberapa kelompok; Menentukan kata kunci dari topik pembelajaran; Menambahkan informasi dari setiap kata kunci; Mempresentasikan hasil diskusi; Memberikan konfirmasi dari hasil diskusi. Pada penerapan model ini, siswa didorong untuk menggunakan kemampuan kedua belah otaknya untuk membuat Mind Map yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap siswa, dapat meningkatkan daya

20 ingatnya pada materi yang telah dipelajari dan dapat memahami materi dengan lebih menyeluruh. 3. Pengertian Kecerdasan Kecerdasan sering kali diartikan sebagai kemampuan otak dalam berpikir namun pengertian kecerdasan tidak hanya sebatas kemampuan otak dalam berpikir. Menurut Khanifatul (2013:101) bahwa, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Sedangkan menurut Gregory bahwa, Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu, diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertiankecerdasan-dan-jenis.html Selanjutnya menurut C. P. Chaplin bahwa, Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru secara tepat dan efektif. diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-danjenis.html. Kemudian menurut Anita E. Woolfolk bahwa Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan kemampuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada

21 umumnya, diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan yang diperoleh manusia dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan secara tepat dan efektif. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, melainkan pula dengan organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain. Sebab, fungsi otak sebagai organ pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas manusia. Semakin banyak kecerdasan seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, pengetahuan, pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh seorang guru profesional sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswa. 4. Kecerdasan Visual-Spasial a. Pengertian kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial memiliki arti yang berhubungan dengan makna dari kata visual dan spasial, namun dalam pengartiannya tidaklah

22 dipisahkan melainkan digabungkan. Menurut H. Douglas Brown (2008:116) bahwa, kecerdasan Visual-Spasial adalah kemampuan menemukan jalan yang harus dilalui di sebuah lingkungan, membentuk gambaran mental realitas, dan mentransformasikan gambaran itu dengan mudah. Selanjutnya menurut May Lwin, dkk (2008:73) bahwa, kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar mereka dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin tidak memperhatikan. Kecerdasan ini dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin, seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat dan penemu. Sedangkan menurut Nita Rosita (2009) bahwa, Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Tanggal akses 21 Februari 2014 @ 15:52, http://nitarosnita.blogspot.com/2009/02/indikator-8- kecerdasan-manusia.html. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan visualspasial adalah kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual serta mentransformasikan gambaran itu dengan mudah dan cermat melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan antara elemn-elemen tersebut.

23 b. Ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial Setiap orang yang memiliki kecerdasan visual yang besar akan memiliki ciri-ciri yang menonjol. Menurut Howard Gardner dalam Udin S. Winataputra (2008:5.6) bahwa, ciri-ciri kecerdasan visual-spasial seseorang sebagai berikut: Senang membaca sketsa, gambar, desain grafik, tabel; Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya; Pandai memvisualisasikan ide; Imajinasinya aktif; Mudah menemukan jalan dalam ruang. Sedangkan menurut Khanifatul (2013:93) bahwa, ciri-ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial seseorang adalah sebagai berikut: Berpikir dengan gambar; Menggunakan metafora; Memiliki indra konfiguratif; Mengingat berdasarkan gambar; Suka seni; Memiliki indera warna yang hebat; Menghasilkan citra mental; Mudah membaca peta, grafik, diagram; Menggunakan semua inderanya untuk membayangkan. Selanjutnya menurut Lestari (2013) bahwa, ciri-ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial seseorang yaitu berpikir dengan gambar, menggunakan citra mental, menggunakan metafora, indra konfigurasi kuat, suka seni, menggambar, memahat, mudah baca grafik, peta, diagram arah, mengingat berdasarkan gambar, memiliki indra warna hebat, menggunakan semua indra untuk imajinasi, senang mengamati. Tanggal akses 15 April 2014 @ 20.30 wib, http://biologilestari.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-dengan-implikasi.html Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang menonjol pada kecerdasan visual spasial seseorang adalah: senang

24 membaca desain gambar, grafik dan tabel; pandai memvisualisasikan ide; mengingat berdasarkan gambar; senang mengamati. c. Cara yang mudah dalam belajar Seseorang yang memiliki kecerdasan visual-spasial yang besar memiliki cara yang mudah dalam belajar. Namun, cara ini bisa digunakan untuk melatih kecerdasan visual-spasial bagi siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial yang rendah. Menurut Khanifatul (2013:93) bahwa, cara yang mudah dalam belajar pada kecerdasan visual-spasial yaitu: Gunakan gambar untuk belajar; Buat coretan symbol; Gunakan pemetaan pikiran ( mind mapping); Lakukan visualisasi; Buat pengelompokkan; Tandai dengan warna; Gunakan grafik computer; Berpindah ruangan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda; Gunakan organisator tingkat lanjut atau grafik penetapan sasaran. Sedangkan menurut STKIP Persis bahwa, cara yang mudah dalam belajar pada kecerdasan visual-spasial yaitu Gunakan gambar untuk belajar; Buat coretan, symbol; Padukan seni dengan mata pelajaran lain; Gambar diagram, peta, denah; Gunakan pemetaan pikiran; Lakukan visualisasi; Belajar pakai VCD, film, video; Gunakan mimik; Buat pengelompokan; Tandai dengan warna, diakses tanggal 16 April 2014 pukul 8:35wib http://www.stkip-persis.ac.id/berita/detail/4/upaya-meningkatkan-prosespembelajaran-yang-efektif-dalam-rangka membangun-mutu-pendidikan-2 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang mudah dalam belajar pada kecerdasan visual-spasial gunakan gambar dalam

25 belajar, buat coretan symbol, gambar diagram, peta dan denah, gunakan visualisasi, gunakan pemetaan pikiran, buat pengelompokkan, dan tandai dengan warna. B. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang sudah dilakukan. Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Riska Sahara (2012 ) dalam penelitiannya tentang penerapan model pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS Geografi pada materi hidrosfer litosfer siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS Geografi pada materi hidrosfer litosfer siswa. Penggunaan model pembelajaran yang sama dalam penelitian yang dilakukan Riska Sahara dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran mind mapping. Sedangkan hal yang akan ditingkatkan berbeda yaitu hasil belajar pada yang dilakukan Riska Sahara, pada penelitian ini yaitu kecerdasan visual-spasial. 2. Harto Kambaton (2013) dalam penelitiannya tentang peningkatan kecerdasan visual-spasial melalui pemanfaatan bahan limbah anorganik. Dalam penelitian ini terbukti bahwa dengan pemanfaatan bahan limbah anorganik dapat

26 meningkatkan kecerdasan visual spasial siswa. Hal yang sama dilakukan oleh Harto Kambaton dengan penelitian ini yaitu kecerdasan visual-spasial sedangkan hal yang berbeda yaitu pemanfaatan bahan limbah anorganik pada penelitian Harto Kambaton, sedangkan penerapan Mind Mapping pada penelitian ini. C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tindakan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan melalui sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Skema kerangka pemikiran ini dapat disusun seperti pada gambar 2.1. Kondisi awal Tindakan I Tindakan II (Perbaikan) Kondisi Akhir Guru belum pernah menerapkan Mapping Dalam pembelajaran guru menerapkan Mind Mapping melalui media gambar, teks, dan bernyanyi. Dalam pembelajaran guru menerapkan Mind Mapping melalui media gambar, teks, metode demonstrasi. Bagaimana penerapan Mind Mapping terhadap peningkatan kecerdasan visual-spasial siswa? Kecerdasan visual-spasial siswa rendah, hanya 8% siswa yang mencapai kategori baik di semua aspek kecerdasan visual-spasial mencapai Apakah semua aspek kecerdasan visual-spasial siswa tercapainya dengan kategori baik? Apakah semua aspek kecerdasan visual-spasial siswa tercapainya dengan kategori baik? a semua aspek kecerdasan Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.