BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. dimuat dalam berita online Vivanews.com berjudul Kekerasan Terhadap Anak. memiliki kasus dalam kurun waktu yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus

BAB I PENDAHULUAN. artikel ke-20 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia, (1) Everyone

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak kekerasan khususnya pelecehan seksual tidak pernah luput dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan kembali tercoreng. Sabtu 22 Maret 2014, Polda Metro

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem

Denpasar, tapi hampir di seluruh Bali.

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kasus korupsi di Indonesia merupakan salah satu berita yang sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Media Edisi Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengecam dan menolak keras beleid tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 LATAR 3 TEMUAN 7 KETIDAKMAMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Arus dunia komunikasi saat ini mengalir sangat cepat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SMRC) merilis hasil bahwa Partai Demokrat, mengalami penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada 5 Januari 2013, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengalami kecelakaan saat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNALISME BERPERSPEKTIF GENDER DAN ETIKA JURNALISME DALAM JURNALISME ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Jurnalisme yang jujur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telinga masyarakat Indonesia. Human trafficking adalah salah satu kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemberitaan tentang kasus korupsi yang melibatkan tersangka M. Nazaruddin,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan terhadap wanita adalah fenomena sosial yang sering kali terdengar di telinga masyarakat dan sudah lama terjadi. Baru-baru ini menjadi topik hangat yang dibahas kembali oleh banyak media seputar kekerasan terhadap perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas edisi 26 Juli 2012 dengan judul artikel Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan menyebutkan bahwa sejak 2007 hingga 2011 kekerasan terhadap perempuan naik empat kali lipat dari 25.522 kasus menjadi 119.107 kasus. Mulai dari kekerasan di ranah domestik (rumah tangga) hingga ke ranah publik. Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di ranah publik, khususnya angkutan umum pun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kekerasan tersebut meliputi pemerkosaan, percobaan pemerkosaan, pencabulan, perampokan, hingga pembunuhan. Situasi ini membuat angkutan umum menjadi alat transportasi yang menakutkan khususnya bagi perempuan hingga sekarang ini. Dalam artikel Terjadi 6 Perkosaan dalam 6 Bulan yang diakses melalui kompas.com menyatakan bahwa sepanjang tahun 2011, dalam enam bulan terakhir sudah terjadi enam kasus pemerkosaan di angkutan umum, sehingga perbaikan alat transportasi publik yang layak menjadi kebutuhan mendesak untuk 19

mengurangi kasus kekerasan seksual yang telah menghantui di dalam angkutan umum. Hal tersebut menjadi bahan diskusi dalam forum Kompas, yang menyatakan bahwa pada tahun 2011, berakhir diwarnai dengan kisah tragis kekerasan seksual yang menimpa kaum hawa. Ironisnya, beberapa peristiwa terjadi di angkutan umum yang memakan korban perempuan. Hal serupa juga ditambahkan oleh Sadono Priyo, dalam artikel yang diakses melalui portalkriminal.com bahwa tercatat data di Bidang Humas Polda Metro Jaya menyebutkan, sepanjang tahun 2012 terjadi 31 kasus kejahatan di angkutan umum yang paling sering terjadi di angkutan kota (angkot) dan taksi. Berdasarkan data tersebut, dari 31 kasus terdapat 16 kasus di antaranya yang melibatkan penumpang perempuan sebagai korbannya, seperti: kasus yang menimpa mahasiswi Universitas Bina Nusantara Livia Pavita Soelistio (21). Nyawanya meregang di tangan 4 sopir tembak angkot. Mereka merampas harta korban dan memperkosanya pada 16 Agustus lalu. Kasus serupa juga dialami seorang karyawati perusahaan swasta berinisial RS (27). Ia menjadi korban pemerkosaan di dalam angkot D 02 jurusan Ciputat-Pondok Labu. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (1/9) lalu dan pelaku pemerkosaan karyawati itu adalah Yogi (21) yang tidak lain adalah sopir D 02. Beredarnya kasus-kasus kekerasan seksual perempuan dalam angkutan umum menjadi controversial, antara pihak yang membela dan yang menuding perilaku berpakaian wanita dalam angkutan umum. Konflik tersebut mulai memanas ketika ada salah seorang public figure yang mengomentari kasus 20

tersebut dengan menekan korbannya (perempuan). Pernyataan tersebut ada pada artikel Foke Minta Maaf soal Rok Mini yang diakses melalui kompas.com mengenai Foke telah meralat statement-nya yang mengatakan jangan mengenakan rok mini dalam angkot yang dapat menimbulkan salah tafsir. Menurutnya, hal itu terjadi dikarenakan perempuan memakai pakaian yang minim sehingga dapat memancing orang untuk berbuat tindak kejahatan. Seolah-olah perempuan yang memakai rok mini dan tidak menutup auratnya, itu pantas untuk diperkosa. Pandangan seperti ini, pada akhirnya memenjarakan dan mendiskriminasi perempuan. Pemberitaan mengenai fenomena kekerasan seksual di angkutan umum, hampir memenuhi media massa, baik cetak maupun elektronik. Tak ketinggalan, media online pun juga menyoroti kasus tersebut sehingga banyak mengundang komunitas dan lembaga (individu maupun independen) yang membentuk gerakan anti kekerasan terhadap perempuan. Bahkan media skala internasional pun ikut berperan memberitakan, karena kasus tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan kasus serupa juga di India. Melihat betapa besarnya fenomena kasus kekerasan terhadap perempuan dalam angkutan umum yang disiarkan melalui media, maka peristiwa ini layak disebut sebagai berita. Berita menurut Indah (2011:67), merupakan informasi yang layak disajikan kepada publik. Berita yang tergolong layak adalah informasi yang sifatnya faktual, aktual, akurat, objektif, penting, dan tentu saja menarik perhatian publik. Biasanya, berita berupa pernyataan yang dipublikasikan melalui media massa dan memiliki nilai. Karena di tengah masyarakat ada banyak sekali 21

kejadian, keterbatasan untuk meliput dan serta mempublikasikannya, maka media menggunakan instrumen tertentu (seperti: news values) untuk menentukan kejadian apa yang akan diberitakan atau tidak. Menurut Sumadiria (2006: 80-92), terdapat sebelas kriteria news values, antara lain: timeless (aktual), unusualness (keluarbiasaan), newness (kebaruan), impact (akibat), proximity (kedekatan), information (informasi), conflict (konflik), prominence (publik figure), surprising (kejutan), human interest (ketertarikan manusia), dan sex (seks). Dalam kasus kekerasan terhadap perempuan ini memiliki nilai berita, sebagai berikut: 1. Sex, dalam kasus kekerasan perempuan dalam angkutan umum sangat terkait dengan pelecehan seksual yang memakan korban sebagian besar perempuan. 2. Proximity, dalam kekerasan perempuan ada nilai kedekatannya, antara lain: kedekatan fisik, yaitu kasus tersebut sangat dekat dan dapat sewaktu-waktu terjadi pada masyarakat yang lainnya. Sebagai perempuan, kasus tersebut dapat membuat trauma bagi korbannya. Pelaku mengincar perempuan karena dianggap lemah. Selama masyarakat masih menggunakan fasilitas publik yang masih jauh dari keamanan dan kelayakan, maka kasus ini masih kerap terjadi. 3. Impact, terkait kasus kekerasan perempuan dalam angkutan umum juga memiliki dampak luas yang dapat memengaruhi kondisi psikologis bagi perempuan dalam kesehariannya harus menaiki kendaraan umum. Ini menjadi masalah bersama yang harus segera pemerintah selesaikan, agar 22

fenomena ini tidak kembali muncul. Karena akan berdampak sekali bagi perempuan yang hendak pulang terlambat, khawatir akan mengalami hal serupa dengan kejadian tersebut. Pemerintah juga dipertanyakan kewajibannya dalam mengamankan dan melindungi masyarakatnya. 4. Human Interest, dalam fenomena perkosaan di angkutan umum telah mengundang perhatian dari pihak yang membela hak perempuan untuk mengutarakan ketidakadilan. Berbagai peristiwa yang terjadi sebagian besar menimpa perempuan, hanya perempuanlah yang menjadi korban pelecehan ini. Kasus tersebut menimbulkan kecemasan yang akhirnya terbentuklah gerakan anti kekerasan terhadap perempuan yang dilandasi oleh pihak pribadi maupun organisasi resmi seperti LSM, sehingga terjadi penentangan dari berbagai pihak. Selain itu, media massa memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam setiap pemberitaannya. Menurut Sen dan Hill (2006: 51), surat kabar harian nasional dan majalah berita mingguan merupakan media berita yang paling penting di Indonesia, sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam informasi / peristiwa yang diberitakannya dan masyarakat dapat mengetahui perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Media massa khususnya surat kabar menurut Eriyanto (2002:7), merupakan agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan pada masyarakat. Terlebih lagi, media juga mempunyai fungsi yakni menyampaikan informasi, mendidik, mengibur dan mempengaruhi. 23

Berangkat dari hasil pemikiran di atas, peneliti ingin melakukan penelitian bagaimana Harian Kompas mengonstruksikan realitas kekerasan pada perempuan di dalam angkutan umum pada tahun 2011-2012. Alasannya, berita mengenai kekerasan yang melecehkan kaum hawa ini, meningkat dari tahun sebelumnya dan Kompas menjadi salah satu media yang telah berperan dalam memberitakan kasus tersebut. Peneliti memilih harian Kompas, karena Kompas merupakan media yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pemberitaannya. Menurut Sen dan Hill (2006:57-58), Harian Kompas merupakan surat kabar paling bergengsi dengan penjualan harian terbesar (lebih dari setengah juta eksemplar terjual setiap hari pada tahun 1995) dan surat kabar terbesar di Indonesia yang 'berkualitas' se- Asia Tenggara. Oleh karena itu, Harian Kompas cukup memberikan pengaruh kepada masyarakat terhadap setiap kasus dalam pemberitaannya. Sen dan Hill juga menambahkan (2006:57-58), Kompas merajai sekitar tiga puluh delapan anak perusahaan, yang dikenal secara kolektif sebagai Kelompok Kompas-Gramedia. Menurut Albertus Prestianta dalam penelitiannya mengenai Konstruksi Berita Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan dalam Media Indonesia dan Harian Kompas bahwa pada tahun 2011, Harian Kompas adalah media massa terbesar di Indonesia dengan oplah sekitar 520.000 eksemplar. Hal serupa juga disebutkan oleh Berthy B Rahawarin, yang diakses melalui kompasiana.com bahwa pada tahun 2011, Harian Kompas Cetak (bukan versi digital) memiliki sirkulasi oplah rata-rata 500.000 eksemplar per hari, dengan rata-rata jumlah pembaca mencapai 24

1.850.000 orang per hari yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan oplah rata-rata 500 ribu eksemplar setiap hari dan mencapai 600 ribu eksemplar untuk edisi Minggu, Kompas tidak hanya merupakan koran dengan oplah (sirkulasi) terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Untuk memastikan akuntabilitas distribusi Harian Kompas, Koran Kompas menggunakan jasa ABC atau Audit Bureau of Circulations untuk melakukan audit semenjak tahun 1976. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Harian Kompas mengkonstruksikan peristiwa kekerasan terhadap perempuan dalam angkutan umum pada tahun 2011-2012? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana Harian Kompas mengkonstruksikan realitas kekerasan terhadap perempuan di angkutan umum pada tahun 2011-2012. 1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Secara Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan menambah khasanah kajian di bidang komunikasi khususnya jurnalistik. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan juga dapat membantu penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil penelitian framing dan memberikan 25

gambaran tentang pembingkaian berita yang berkembang di Harian Kompas ketika terjadi peristiwa berbeda. 1.4.2 Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan pengetahuan sebuah peristiwa dibuat menjadi sebuah sajian berita untuk masyarakat pada harian Kompas. Dan bagaimana Harian Kompas dapat mengkonstruksikan realitas kekerasan terhadap perempuan dalam angkutan umum pada tahun 2011-2012. 1.5 Pembatasan Masalah Pemberitaan kekerasan terhadap perempuan cukup banyak. Oleh karena itu, peneliti hanya ingin meneliti kasus kekerasan di dalam angkutan umum yang dimuat di Harian Kompas, namun penelitian ini membatasi periode 2011-2012 tepatnya pada bulan September 2011 Desember 2012. 26