2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENERBITAN IJIN GUDANG BAHAN PELEDAK

PELATIHAN AHLI PELEDAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KEGIATAN PELEDAKAN MINERAL DAN BATUBARA

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-01/BAPEDAL/09/1995

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

Data Pendukung Judul: DB No. 50 Gudang Amunisi TNI AL Meledak Tanggal terbit: 06/03/2014

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

K3 dan Lingkungan. Pertemuan ke-12

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

Ketentuan gudang komoditi pertanian

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

CHECKLIST KELENGKAPAN PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS SURAT IZIN PENGEBORAN AIR TANAH (SIP)

ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH

a. Bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada ditempat kerja perlu di jaga keselamatan dan produktivitasnya.

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Long-Term Fire Retardant, Extinguisher and Inhibiter Concentrated Powder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB II STUDI PUSTAKA

IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220)

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB III KESIMPULAN. Nama Praktikan/11215XXXX 4

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

Sanitasi Penyedia Makanan

Standard Operating Procedure STANDAR KENDARAAN SARANA (LIGHT VEHICLE)

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Gudang dalam Sistem Resi Gudang...

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

Penjelasan Estimasi Jumlah dan Penyebaran APAR

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

UNDANGUNDANG No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja UNDANGUNDANG No. 4 Tahun 2009, Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara PP No. 19 Tahun 1973, Tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 Pertambangan Umum PP No. 55 Tahun 2010, Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara MPR No. 341 LN 1930 Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2008, Tentang tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial KEPMEN No. 2555.K/201/M.PE/1993, Tentang Pelaksana inspeksi Tambang (PIT) Bidang Pertambangan Umum KEPMEN No. 555.K/26/M.PE/1995, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum BAHAN PELEDAK 2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK Suatu benda (selongsong) yang mengandung isian bahan peledak (PETN) Berguna sebagai alat lossening Semua zat yang berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila Sebagai penyala awal ledakan (Penggalak) Barang yang berbahaya terkena suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 15) Sangat Peka / Sensitif secara kimiawi menjadi zatzat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar Tidak ada pilihan lain atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung Penanganannya harus hatihati dalam waktu yang singkat disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi 3. BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR Bahan peledak yang dapat meledak dengan detonator nomor 8 (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 22) Dituntut suatu keterampilan tersendiri 4. BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER Harus terhindar dari pengaruh ekstrim dari luar Bahan peledak yang hanya dapat meledak dengan menggunakan primer atau booster bersama detonator nomor 8 (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 23) 5. BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK 8. GUDANG BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK TRANSIT Karena bahan peledak sangat peka/sensitif maka penanganannya harus dilakukan Bahan baku yang apabila dicampur dengan bahan tertentu (solar) akan menjadi Gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan peledak sebelum dengan hatihati dan harus terhindar dari pengaruh ekstrim dari luar seperti panas bahan peledak peka primer Diangkut ke gudang utama (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 26) gesekan maupun benturan (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 24) 6. GUDANG BAHAN PELEDAK Suatu bangunan atau kontener yang secara teknis mampu menyimpan bahan peledak secara aman 9. GUDANG BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK SEMENTARA tersendiri dalam mempersiapkan peledakannya sehingga aman terhadap orang maupun Penimbunan sementara menunggu gudang utama selesai dibangun peralatan (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 27) Juru Ledak kelas II adalah orang yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan tentang 10. JURU LEDAK 7. GUDANG BAHAN PELEDAK UTAMA Orang yang memiliki KIM dan diangkat sebagai pekerja untuk mempersiapkan Gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan/penimbunan Bahan peledak dan peledakan bahan peledak yang letaknya di lokasi tambang (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 17) (Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 1 Ayat 25) Orang yang menangani bahan peledak dituntut memiliki keterampilan/kemampuan Gudang yang digunakan untuk kegiatan pertambangan tahap eksplorasi atau untuk pengenalan dan cara menangani/mempersiapkan peledakan, yang dinyatakan kompeten dan memiliki Sertifikat Juru Ledak dan KIM

Bahan Peledak Sensitif terhadap : A. BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK Ammonium Panas Solar, Gesekan Pukulan Nitrate dll A. KETENTUAN GUDANG BAWAH TANAH C. KELENGKAPAN GUDANG BAHAN PELEDAK D. KLASIFIKASI GUDANG BAHAN PELEDAK B. BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER Getaran Anfo Benturan Arus Liar Medan Magnit Tovex Magnafex, dll B. BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR Dinamit KETENTUAN GUDANG DI PERMUKAAN B. E. LOKASI GUDANG BAHAN PELEDAK F. KAPASITAS GUDANG BAHAN PELEDAK HDP Primer Anzomex Cordtex Detonator, dll Ijin Gudang Bahan Peledak Menurut kepekaannya : Gd. Handak Peka Detonator Gd. Handak Peka Primer Gd. Bahan Ramuan Bahan Peledak Menurut fungsinya : Gd. Handak Utama Gd. Handak Sementara Gd. Handak Transit Di permukaan tanah : (1) Handak hanya dapat disimpan dalam gudang yang mendapat ijin dengan kapasitas tertentu dari KAIT Apabila gudang terdapat diluar wilayah IUP dan akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus mendapat Lokasi penambangan Lokasi pelabuhan atau dermaga Di bawah tanah Jarak aman lingkungan persetujuan tertulis dari KAPIT (3) Permohonan Ijin melampirkan : a. Gambar Konstruksi, skala 1:100 b. Peta situasi, skala 1:5.000 (7) Masa berlaku Ijin Gudang Bahan Peledak : a. Gd. Sementara : 2 Tahun b. Gd. Transit : 5 Tahun c. Gudang Utama : 5 Tahun (8) PIT dapat membatalkan ijin gudang bahan peledak yang tidak lagi memenuhi persyaratan (9) Apabila kegiatan berhenti/dihentikan > 3 Bulan, KTT harus melaporkan ke KAPIT Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 54 e. Lampu penerangan di sekitar lokasi gudang h. Sekeliling lokasi gudang handak peka detonator a. Thermometer di dalam ruang penimbunan dilengkapi tanggul yang tingginya 2 m dan lebar bagian atas 1 m Khusus untuk perpanjangan ijin : Gd. Bahan Ramuan : 55 OC Gd. Peka Detonator : 35 OC (Pasal 62) f. Rumah jaga diluar gudang dan dapat dengan mudah b. Tanda dilarang merokok mengawasi sekitar gudang c. Tanda dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan i. Pintu masuk tidak boleh berhadapan langsung dengan pintu gudang d. Alat Pemadam Api di luar bangunan, mudah dijangkau g. Sekeliling lokasi gudang dipasang pagar dengan pintu yang dapat dikunci Pintu Gudang Pintu Tanggul Pintu Pagar

Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 56 j. Jika kapasitas gudang AN dan ANFO kurang dari 5 Ton, Gudang Handak Sementara maka di bagian dalam gudang harus dipasang CATATAN : pemadam api otomatis, dan jika lebih dari 5 Ton I. Bangunan yang didiami orang, rumah sakit, harus dipasang hidran diluar gudang 1. Gd. Handak Peka Detonator a. Berbentuk Bangunan bangunanbangunan lain/kantorkantor. II. Tempat penimbunan bahan bakar cair, tangki, bengkel dan jalan umum besar. R2. Penimbunan k. Gudang handak peka detonator harus terdiri dari dua ruangan, Dari bahan yang tidak mudah terbakar Atap seringan mungkin III. Rel kereta api, jalan umum kecil. Dinding yang pejal ruang belakang untuk menyimpan handak dan ruang depan untuk administrasi gudang handak Pintu ruang belakang tidak boleh berhadapan langsung dengan pintu ruang depan dan kedua pintu dapat dikunci Pintu dapat dikunci R1. Administrasi Gd. Handak Peka Detonator Lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah Lantai gudang dari bahan yang tidak menimbulkan percikan bunga api Hanya boleh ada satu pintu untuk akses masuk Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai 3 meter dari lantai Kapasitas maksimal 4 Ton dan keluar ruang penimbunan bahan peledak Resistans pembumian alat penangkal petir lebih kecil dari 5 ohm TAHANAN PEMBUMIAN < 5Ω PEMERIKSAAN TAHANAN PEMBUMIAN a. Berbentuk Kontener dari pelat logam dengan ketebalan minimal 3 milimeter Setiap 6 bulan lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah Jika terjadi petir yang hebat dilapisi dengan kayu pada bagian dalam air hujan tidak dapat masuk satu pintu resistans pembumian alat penangkal petir lebih kecil dari 5 ohm Kapasitas Maksimal 2 Ton Bebas kebakaran dalam radius 30 meter Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 57 2. Gd. Handak Peka Primer a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud diatas, kecuali hurup 1.a butir 3 dan mempunyai kapasitas maksimum 10 Ton b. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud diatas, kecuali hurup 1.b butir 3 ini mempunyai kapasitas tidak lebih dari 5000 kilogram Gudang Handak Transit 1. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan dalam gudang bahan peledak transit dan harus langsung disimpan dalam gudang utama a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a kecuali butir 3 dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10 Ton b. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.b kecuali butir 3 dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 10Ton sebagaimana dimaksud dalam 1.a. kecuali butir 3 dan 8 dengan ketentuan tambahan: a. I. lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan yang dapat menyerap lelehan Amonium Nitrat; ii. bangunan dan daerah sekitarnya harus kering dan 2. Gudang bahan peledak peka primer: a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam 1.a kecuali butir 3 dan 8 dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram dan 3. Gd. Bahan Ramuan Bahan Peledak 4. Gudang berbentuk bangunan untuk bahan ramuan bahan peledak harus memenuhi persyaratan b. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam 1.b kecuali butir 3 3. Gudang bahan ramuan bahan peledak : a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam 1.a. kecuali butir 3 dan 8, dan b. Gudang berbentuk kontener atau tangki hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang telah mendapat izin Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bahan ramuan bahan peledak tersebut harus tetap tersimpan dalam kemasan aslinya.kapasitas tiap kontener atau tangki tidak lebih dari 20.000 kilogram dan kapasitas tiap daerah penimbunan tersebut tidak lebih dari 2.000.000 Kg iii. bagian dalam gudang serta palet tidak boleh menggunakan besi galvanisir, seng, tembaga atau timah hitam b. Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari 2.000.000 kilogram

Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 Pasal 58 Gudang Handak Transit GUDANG UTAMA : Gudang Peka Detonator, maksimum 150 Ton Gudang Peka Primer maksimum 500 Ton Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak maksimum 500 Ton Dibatasi oleh Jarak aman lingkungan : 500 Ton : 5 Ton A. B. A. Gd. Bahan Ramuan Bahan Peledak Berbentuk bangunan : 2.000 Ton Berbentuk Kontener : 2.000 Ton dengan bobot 20 Ton / Kontener : 4 Ton : 2 Ton B. Gd. Peka Primer Berbentuk bangunan Berbentuk Kontener : 10 Ton : 5 Ton B. Gd. Bahan Ramuan Berbentuk bangunan Berbentuk Kontener : 10 Ton : 10 Ton GUDANG TRANSIT : A. Gd. Peka Primer Berbentuk bangunan Berbentuk Kontener A. Gd. Peka Detonator Berbentuk bangunan Berbentuk Kontener GUDANG BAWAH TANAH : Maksimum 5 Ton atau untuk pemakaian selama 2 x 24 jam GUDANG SEMENTARA : PERSYARATAN UMUM BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR BAHAN PELEDAK HARUS DISIMPAN DALAM KEMASAN ASLINYA DIATAS BANGKU SETINGGI 30 CM DARI LANTAI TERCANTUM TANGGAL PENERIMAAN PADA KEMASANNYA DETONATOR DISIMPAN TERPISAH DENGAN BAHAN PELEDAK LAIN DIDALAM GUDANG PEKA DETONATOR C. BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER D. BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK E. CATATAN BAHAN PELEDAK F. PEMERIKSAAN BAHAN PELEDAK BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR TIDAK BOLEH DISIMPAN DIGUDANG BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER ATAU DIGUDANG BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER DAPAT DISIMPAN BERSAMASAMA DIDALAM GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR TAPI TIDAK BOLEH BERSAMASAMA DIDALAM GUDANG BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK BAHAN RAMUAN BAHAN PELEDAK DAPAT DISIMPAN BERSAMASAMA DIDALAM GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA DETONATOR ATAU DIDALAM GUDANG BAHAN PELEDAK PEKA PRIMER ANFO Detonator Gd. Detonator Dinamit AN Gd. Handak Peka Detonator ANFO AN Gd. Handak Peka Primer AN Gd. Bahan Ramuan Bahan Peledak TINGGI TUMPUKAN MAKSIMUM 5 PETI LEBAR TUMPUKAN MAKSIMUM 4 PETI PANJANG TUMPUKAN SESUAI GUDANG DIANTARA LAPISAN PETI DIBERI PAPAN PENYEKAT JARAK ANTARA TUMPUKAN MINIMUM 80 CM RUANG BEBAS ANTARA TUMPUKAN DENGAN DINDING MINIMUM 30 CM DALAM GUDANG BERBENTUK KONTAINER KAPASITAS MAKSIMUM 2 TON DAN DISUSUN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA UDARA DAPAT MENGALIR DENGAN BAIK

KEMASAN 25 Kg Tinggi tumpukan maksimum 5 Peti Lebar tumpukan 4 Peti Panjang tumpukan sesuai panjang gudang KEMASAN 1000 Kg KEMASAN 25 Kg Tetap dalam kemasan aslinya Tinggi tumpukan maksimum 10 tumpukan Lebar tumpukan maksimum 8 tumpukan Panjang tumpukan sesuai panjang gudang Jarak antar tumpukan, 80 cm Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding Disimpan dengan paletnya Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 75 cm Tinggi tumpukan maksimum, 3 Tersedia lorong untuk operasi alat angkut Jarak antara tumpukan sesuai alat angkut dapat manuver dengan aman Alat angkut tidak boleh ditinggal di dalam gudang 30 cm KEMASAN 1000 Kg Disimpan dengan paletnya Ruang bebas antara tumpukan dengan dinding 75 cm Tinggi tumpukan maksimum 3 tumpukan Tersedia lorong untuk operasi alat angkut Jarak antara tumpukan sesuai alat angkut dapat manuver dengan aman Alat angkut tidak boleh ditinggal di dalam gudang PERMUKAAN KERING DAN DATAR KONSTRUKSI BANGUNAN KUAT TERLINDUNG DARI KEJATUHAN BATU TERDAPAT LUBANG VENTILASI DAN ALIRAN UDARA CUKUP 100 m dari sumuran tambang KETENTUAN PENGANGKUTAN Handak harus diserahkan dan disimpan di gudang tidak lebih dari 24 jam sejak tiba atau gudang handak lainnya MEMENUHI JARAK AMAN TERHADAP JALAN UTAMA SHAFT DAN TEMPAT KERJA di wilayah kegiatan pertambangan. 25 m dari tempat kerja Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau dari gudang bahan peledak atau disekitar tambang 10 m dari lubang naik atau turun untuk orang kecuali dalam peti aslinya yang belum dibuka atau wadah tertutup yang digunakan khusus. dan pengangkutan Apabila dalam pemindahan bahan peledak dari peti aslinya ke dalam wadah tertutup terdapat sisa 50 m dari lokasi peledakan maka sisa tersebut harus segera dikembalikan ke gudang bahan peledak. Apabila tidak tersedia gudang dan pemakaian KAPASITAS PEMAKAIAN 2 x 24 JAM lebih besar dari 50 kilogram dalam waktu (MAKSIMUM 5 TON) kurang dari 24 jam, maka harus tersedia tempat untuk menyimpan sementara yang mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang A. PENGANGKUTAN DARI/KE TEMPAT TUJUAN B. PENGANGKUTAN PADA PERMUKAAN C. KENDARAAN KHUSUS

Dari Gd. Handak Utama ke lokasi peledakan Dari Gd. Handak utama ke Gd. Handak bawah tanah Dari Gd. Handak bawah tanah ke lokasi peledakan Dari Gd. Handak Transit ke Gd. Handak Utama MENGGUNAKAN ALAT ANGKUT KHUSUS KENDARAAN DILENGKAPI DENGAN BENDERA KHUSUS MENGHINDARI RUTE YANG RAMAI TIDAK BOLEH KELUAR AREA TAMBANG DETONATOR DAN HANDAK TERPISAH DILAKUKAN PADA SIANG HARI UNTUK TAMBANG BAWAH TANAH MEMAKAI LAMPU DAN TULISAN ANGKUTAN BAHAN PELEDAK SAFETY LAMP PADA JAM KERJA, MELALUI SUMUR SECARA MEKANIS JUMLAH SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DI DALAM PETI ATAU TAS TERTUTUP TIDAK TERKENA LANGSUNG MATAHARI TIDAK BOLEH TERBANTING BANTING PETUGAS DILARANG MEROKOK 1. TERSEDIA BUKU UNTUK MENCATAT NAMA JENIS DAN JUMLAH SERTA TANGGAL PENERIMAAN BAHAN PELEDAK 2. TERSEDIA DAFTAR PERSEDIAAN DENGAN RINCIAN : * NAMA DAN TANDA TANGAN PETUGAS * JUMLAH SETIAP JENIS HANDAK ATAU DETONATOR YANG KELUAR MASUK DARI GUDANG * TANGGAL DAN WAKTU PENGELUARAN SERTA PENGEMBALIANBAHAN PELEDAK * NAMA DAN TANDA TANGAN PETUGAS YANG MENERIMA BAHAN PELEDAK * LOKASI PELEDAKAN ATAU TUJUAN PERMINTAAN 1. SETIAP SATU KALI DALAM SEMINGGU HARUS DIPERIKSA MENGENAI ISI GUDANG BAHAN PELEDAK 2. PENANGKAL PETIR HARUS DIPERIKSA SETIAP 6 BULAN SEKALI DAN ATAU SETIAP TERJADI PETIR YANG HEBAT 3. HARUS MEMERIKSA PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENGELUARAN BAHAN PELEDAK