PUBLIKASI. Perusahaan bidang keamanan cyber, Norton by Symantec, baru-baru ini merilis temuannya dalam Norton

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. System Administration Networking Security (SANS) Institute menyatakan bahwa

Muda, Hacker, dan Berbahaya

Siapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime?

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan transaksi online di indonesia memperlihatkan

Badan Siber Terwujud. 06 Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Commerce & Payment System

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1

ASLI atau PALSU..? REGISTRASI SIMCARD di INDONESIA

E-PAYMENT. Sistem pembayaran (E-Paymen System) memerlukan suatu persyaratan yang mencakup :

TUGAS 1 E-COMMERCE KP 2015

Public Key Infrastructure (PKI)

Perlukah Badan Cyber Nasional?

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

Manajemen Keamanan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. house) dalam berbagai kegiatan e-business, e-commerce dan usaha teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan

Nama : Ari Dwijayanti NIM : STI Keamanan Jaringan. HTTPS (Hyper Text Tranfer Protocol Secure) Sejarah dan Pengertian HTTPS

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini berkembang secara

Mengejar Aset Tipibank KBP. AGUNG SETYA

100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021

CYBER LAW & CYBER CRIME

Fathirma ruf

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

PENERAPAN DIGITAL SIGNATURE PADA DUNIA PERBANKAN Faisal Agus Nugraha, Arie Yanda Ibrahim. Pasca Sarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perekonomian yang sehat tentunya tidak lepas dari kemajuan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan tersebut adalah gadget dan kecenderungan beraktivitas di dunia

INDONESIA SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM ON INTERNET INFRASTRUCTURE. Iwan Sumantri. Wakil Ketua ID-SIRTII/CC Founder JABAR-CSIRT.

Dwi Hartanto, S,.Kom 10/06/2012. E Commerce Pertemuan 10 1

Perkembangan Cybercrime di Indonesia

oleh perdagangan secara konvensional. 1

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PENGGUNA INTERNET DI SISTEM E-COMMERCE

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan teknologi semakin canggih dan semakin membaik

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

Adapun proses yang terdapat dalam E-Commerce meliputi sebagai berikut : 1. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan.

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!

Bab 1 PENDAHULUAN. Seringkali masalah keamanan berada di urutan terakhir dalam daftar hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik dalam bentuk hardware dan software. Dengan adanya sarana

BAB I PENDAHULUAN. dan pembelian produk melalui media elektronik. Hal ini disebabkan karena

Proposal Kegiatan Sertifikasi Keamanan Informasi 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan, menjadikan keamanan informasi menjadi faktor yang

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

CYBER CRIME: PENGGUNAAN SKIMMER TERHADAP PEMBOBOLAN ATM

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

Menuju Less Cash Society Finansial Inclusion & Digital Divide

SIAP MENJADI RAJA DIGITAL ASEAN?

E-COMMERCE. Karya Ilmiah

PUSANEV_BPHN SISTEMATIKA. Latar Belakang. Rumusan Masalah. UU terkait Persandian. Tujuan Kegunaan. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

Banking Weekly Hotlist (10 Juli 14 Juli 2017)

Fathirma ruf

Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia

Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Layanan E-Channel Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang

PENILAIAN RISIKO INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

A-PDF Manual Split Demo. Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

commerce di Indonesia sebesar US$ 230 juta, dan diperkirakan akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

UNLOCKED DOORS RISET MENUNJUKKAN PRINTER DIBIARKAN RENTAN BAHAYA DARI SERANGAN CYBER

BAB. I PENDAHULUAN. Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak

Manfaat E-Commerce. Manfaat bagi perusahaan:

Banking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017)

BAB I PERSYARATAN PRODUK

Hadapi Hoax dengan Bijak, Jangan Reaktif

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya dari layanan perbankan kepada nasabah. Pelayanan yang diberikan

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

AKSELERASI PERTUMBUHAN BISNIS ICT. PASCA PAKET EKONOMI JILID XIV tentang E-COMMERCE MIRA TAYYIBA ASDEP PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any.

BAB 3 KEBERLAKUAN DAN HAMBATAN PENERAPAN ELECTRONIC SIGNATURE Keberlakuan Electronic Signature dalam Electronic Commerce

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Perbankan Komersial dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

KARYA ILMIAH E-COMMERCE. Oleh : NURUL HIDAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hubungan global. Peningkatan teknologi informasi dan telekomunikasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG

Keamanan Jaringan. Security Challenges and Risks. Security Risks. Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar

Transkripsi:

PUBLIKASI 14 Mei 2016 Keamanan Transaksi Nontunai Perlu Ditingkatkan JAKARTA- Keamanan transaksi nontunai di Indonesia masih perlu ditingkatkan, seiring tren mulai maraknya masyarakat melakukan transaksi online, baik untuk transaksi perbankan, e-commerce, maupun pengiriman uang. Transaksi antara konsumen dan penyedia jasa tersebut masih rawan gangguan cyber crime dari pihak ketiga, yang berniat mencuri materi secara ilegal dengan membobol data perusahaan maupun pribadi. Hal ini juga menimbulkan kerugian immaterial. Perusahaan bidang keamanan cyber, Norton by Symantec, baru-baru ini merilis temuannya dalam Norton

Cybersecurity Insights Report. Kesimpulan Norton, sebagaimana dikutip dari rilis Microsoft Indonesia, penjahat dunia maya (cyber) diperkirakan telah membobol total uang sekitar Rp 33,29 miliar dari pengguna internet/layanan online di Tanah Air dalam setahun terakhir. Di tingkat dunia, mereka diperkirakan membobol total uang US$ 150 miliar per tahun, dengan rata-rata kerugian pengguna US$ 358. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan perampokan bank secara konvensional. Chairman Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, keamanan transaksi nontunai (cyber security) di sektor keuangan/perbankan dan e-commerce di Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan, baik dari segi regulasi maupun adaptasi penggunaan teknologi. Hal yang tak kalah penting, edukasi terhadap para pengambil kebijakan, pelaku usaha, dan masyarakat juga perlu gencar dilakukan. Transaksi nontunai mulai benar-benar ramai digunakan sejak 2015. Hal itu terutama di kota besar. Transaksi nontunai tidak hanya untuk jual-beli barang, namun sudah digunakan untuk membayar jasa transportasi online. Tapi, seiring berkembangnya teknologi, tentu ada ancaman baru maupun ancaman lama yang berubah bajunya, ucap Pratama kepada Investor Daily di Jakarta, Jumat (13/5). Dia menjelaskan, Indonesia tidak bisa menghindari tren global yang sudah mulai dilanda demam belanja secara online, khususnya melalui e-commerce. Seiring dengan itu di mana pun di belahan dunia ini, keamanan cyber selalu dicari celahnya oleh para peretas. Menurut data Kaspersky Lab, sektor ritel yang menjadi sasaran utama, setelah itu perbankan. Sektor ritel menjadi sasaran utama karena banyak transaksi secara tunai yang sekarang beralih menjadi e-commerce. Transaksi jual-beli melalui online terus meningkat. Seiring dengan itu, para peretas berusaha menciptakan maupun menemukan celah untuk mengambil keuntungan secara ilegal atau melakukan pencurian. Berdampak Lebih Besar Board Secretary-Professions & Associations Board Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) Ardi Sutedja menjelaskan, jenis kejahatan sekarang sudah beralih dari yang konvensional ke bentuk-bentuk baru yang lebih canggih lewat media teknologi. Kejahatan yang terjadi melalui media teknologi (siber) berdampak lebih besar ketimbang kejahatan yang dilakukan secara konvensional. Menurut dia, kejahatan jenis ini lebih sering menyerang institusi perbankan. Kejahatan model sekarang, cyber crime, tidak bisa lagi menggunakan pendekatan konvensional. Ini harus melibatkan law enforcement stakeholder. Artinya, bukan hanya penegak hukum, tetapi melibatkan berbagai disiplin ilmu, melibatkan ahli perbankan, dan ahli provider teknologi. Kemampuan kita untuk mengejar sangat terbatas sekali kalau tidak dibantu yang lain, kata Ardi. Menurut dia, di Indonesia, institusi yang paling rentan terhadap cyber crime adalah sektor perbankan. Namun, perbankan tidak pernah mempublikasikan cyber crime yang dialaminya. Sebab institusi perbankan dilindungi oleh undang-undang (UU) kerahasiaan perbankan, walaupun umunya bank-bank besar di Tanah Air sudah menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Di sisi lain, maraknya kejahatan siber di Indonesia juga dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat pengguna internet di Indonesia untuk menjaga keamanan transaksi keuangan online-nya. Hal itu juga dipicu oleh mentalitas masyarakat Indonesia yang belum memiliki budaya security, kurang mempunyai budaya antisipatif, belum memiliki budaya koordinasi, serta belum memiliki budaya etis dan disiplin.

Jadi, kalau saya melihat, kejahatan siber itu lebih banyak dipicu oleh faktor sumber daya manusia (SDM), bukan dari sisi teknologi. Komposisi kedua faktor ini, SDM sebesar 90% dan faktor teknologi hanya 10%. Jadi, faktor SDM harus benar-benar dikedepankan untuk menghadapi masalah cyber crime ini, ujarnya. Butuh UU Baru Senada, National Technology Officer Microsoft Indonesia Tony Seno Hartono menuturkan, Indonesia bisa menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber, karena belum memiliki UU tentang Perlindungan Data Pribadi. Pemerintah baru akan mengajukannya pada pembahasan DPR (proglenas) tahun 2017. Kondisi tersebut menjadi salah celah peredaran data pribadi dan rahasia yang dimanfaatkan oleh para penjahat siber. Menurut dia, perbankan di Indonesa juga masih belum sepenuhnya aman. Bahkan, setiap hari rata-rata 10 website perbankan diserang oleh aplikasi jahat (malware), yang sewaktu-waktu siap mencuri data perbankan maupun pribadi para klien yang bisa digunakan sebagai sarana untuk membobol uang yang tidak kecil jumlahnya. Kami punya data itu, tetapi tidak mungkin dibuka karena terkait UU tentang kerahasiaan perbankan. Di bank itu sebenarnya banyak malware, yang menyebabkan orang bisa me-remote control (mengendalikan) bank itu, bisa memindahkan uang dari satu account ke account lain, ungkap Tony. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Microsoft yang berjudul Security Intelligence Report v20 yang dipublikasikan 5 Mei 2016, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi malware terbesar, yaitu sebesar 50%. Karena itu, Tony menyarankan agar institusi perbankan, pemerintahan, maupun institusi lain menggunakan standar keamanan yang telah terstandarisasi secara global, yaitu ISO 27001. Ia juga menyarankan setiap institusi untuk melakukan audit security secara rutin. Bank juga perlu menggunakan jasa cloud dari provider teknologi yang terpercaya untuk mengamankan datadata. Cara lain untuk membuat bank aman adalah melakukan security audit. Kekurangannya harus ditambal. Selain itu, harus menerapkan standar ISO 27001. Ini adalah standar keamanan informasi. Tapi, di Indonesia belum aware untuk menerapkan standar ini, tutur Tony. Governance, Risk, and Compliance Kartuku Setiawan Adhiputro menyampaikan, di Indonesia, rata-rata pengguna internet maupun pengguna layanan transaksi online belum memiliki kesadaran yang optimal terkait security. Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi para pelaku usaha untuk menjaga bisnisnya tetap tumbuh, meski didera berbagai serangan siber. Kalau kami, berusaha mencari solusi dengan bekerja sama dengan provider yang terpercaya untuk mendeteksi sistemnya. Selain itu, kami bekerja sama dengan pihak ketiga yang memberikan jaminan bahwa transaksinya aman dan genuine, ujar pria yang akrab dipanggil Wawan tersebut. Cara Mengatasi Pratama berpendapat, mulai mewabahnya kejahatan siber di Tanah Air bisa diatasi. Usaha memperkecil kemungkinan serangan peretas (man in the middle attack) bisa dilakukan dengan menambahkan Secure Socket Layer (SSL) pada web sistem e-commerce maupun perbankan. Penjual jasa juga bisa menciptakan sistem pembayaran yang lebih aman dengan penambahan teknologi enkripsi dan public key infrastructure. Namun, hal itu belum diteguhkan sebagai standar utama yang wajib dilengkapi oleh perbankan dan pelaku bisnis e-commerce di Tanah Air, katanya. Dia mencontohkan, pada SMS banking, sebagian besar bank di Tanah Air secara umum belum memperkuatnya dengan pengamanan enkripsi. Kondisi tersebut bisa sangat berbahaya bila ada pihak yang

mengerti dan memiliki kemampuan melakukan intercept terhadap SMS banking melakukan serangan. Jika bisa dibobol, nomor rekening tujuan dan jumlah nominal bisa diubah oleh para pelaku kejahatan, tandasnya. Karena itu, pelaku usaha wajib menyiapkan sistem pengamanan transaksi nontunai yang mumpuni untuk mencegah cyber crime. Sebab, kelangsungan usaha pebisnis e-commerce dan perbankan sangat bergantung pada kepercayaan para nasabah. Selain itu, krisis ekonomi dan jatuhnya perbankan bisa dimulai dari krisis kepercayaan nasabah. Jangan sampai karena nasabah mulai tidak percaya dengan keamanan sistem perbankan, terjadi penarikan dana besar-besaran. Ini bisa memicu krisis ekonomi dalam waktu relatif cepat, katanya. Pelaku bisnis e-commerce juga disarankan jangan hanya memperhatikan faktor diskon dan barang-barang yang menarik untuk mendongkrak penjualan. Faktor keamanan dan kenyamanan dalam pembayaran bagi konsumen juga harus diperhatikan. Kartu kredit misalnya, jangan sampai informasi sensitif kartu kredit bisa dijebol. Ada kejadian di AS, di mana data nasabah JP Morgan bisa jebol oleh peretas dan bebas beredar di internet, katanya. Dia juga mengingatkan, pembayaran dengan kartu kredit misalnya, tak bisa dijamin sepenuhnya bahwa informasi dan transaksi yang menyertainya aman. Kenyataannya, masih ada perbankan yang memperbolehkan pembayaran belanja di e-commerce dengan kartu kredit tanpa melalui autentifikasi tambahan lewat nomor seluler. Padahal, hal ini cukup berbahaya. Jadi, konsumen juga harus diberikan akses dan informasi yang jelas untuk mendukung keamanan bertransaksinya. Jangan sampai setiap ada kasus selalu konsumen yang disalahkan, tuturnya. Badan Keamanan Siber Terkait kesiapan regulasi untuk mencegah dan menangani cyber crime di Indonesia, Pratama menilai, Indonesia tergolong terlambat dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Mereka juga telah memiliki badan keamanan siber sejak 2009. Keinginan Presiden Joko Widodo memperkuat sektor ekonomi digital dan menjadi terbesar di Asean pada 2020 juga harus disadari perlu penguatan keamanan cyber, imbuhnya. Secara strategi jangka panjang, Indonesia juga sebaiknya tidak hanya mengurusi regulasi. Tapi, pemerintah harus mendorong industri keamanan cyber dalam negeri untuk tumbuh dan bersaing, termasuk perangkat lunaknya, karena hal ini merupakan isu sensitif. Disinggung soal kesiapan pemerintah dan pelaku usaha dalam menciptakan less-cash society di Indonesia, Pratama mengatakan, kini sudah ada keinginan dan program dari Bank Indonesia untuk mengurangi peredaran uang kas. Yang sudah ada di masyarakat, khususnya di perkotaan, adalah jual beli lewat e-commerce. Meski demikian, banyak e-commerce besar menyesuaikan diri dengan karakter masyarakat yang belum siap, dengan masih menyediakan pembayaran tunai lewat cash on delivery (COD), paparnya. Dengan potensi ekonomi digital kita sebesar US$ 28 miliar, kata dia, tentu sulit dibayangkan bagaimana pencapaiannya bila tetap bergantung pada transaksi dengan uang tunai. Transaksi nontunan juga bisa mencegah terjadinya kejahatan korupsi dan suap dengan uang tunai. Oleh karena itu, lanjut dia, pelaku usaha juga harus berani berinovasi dan bersama pemerintah menggalakkan program penggunaan e-money.

* Tulisan di atas dimuat pada koran Investor Daily, Sabtu 14 Mei 2016. CISSReC Indo @CISSRec CISSReC RSS