BAB 3 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

di CV. NEC, Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Adapun diagram alir metedologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Pembahasan Materi #10

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

Perbaikan Tata Letak Gudang. Peralatan Rumah Tangga di Surabaya

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

Perusahaan BIS adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan dan mendistribusikan cat. Saat ini perusahaan BIS, punya 8 pabrik manufaktur terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK AREA PENYIMPANAN BARANG JADI PT DUTA MULIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI II-17 II-18

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Perancangan Tata Letak

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre

Perancangan Tata Letak

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan material (receiving), bagian pengiriman produk (shipping), bagian

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN USULAN TATA LETAK GUDANG BAHAN BAKU PENUNJANG DI PT. MULTI MANAO INDONESIA

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. SMART, Tbk. Medan adalah salah satu perusahaan pengolah kelapa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

PENATAAN ULANG GUDANG BENANG DAN GUDANG KAIN (Studi Kasus di PT. Kusuma Sandang Mekarjaya Yogyakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ

Demand CV.MKS. Aksesoris 19% Kaca 9%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DAN TATA LETAK GUDANG DI PT. GG NASIONAL INDONESIA

Disain Jejaring (Network Design)

BAB II LANDASAN TEORI

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN TATA LETAK PENYIMPANAN BARANG DI GUDANG UNTUK REDUKSI JARAK TEMPUH PERJALANAN MATERIAL HANDLING

ONGKOS MATERIAL HANDLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Perbaikan Tataletak Gudang untuk Produk Industri Kreatif Kerajinan Batu Alam dengan Kebijakan Dedicated Storage

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perancangan Fasilitas Apple (1990) menginterpretasikan perancangan fasilitas sebagai penentuan bagaimana unsur perancangan fasilitas mendukung pencapaian tujuan fasilitas. Pengertian perancangan fasilitas yang lebih lengkap diuraikan sebagai suatu kegiatan menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rencana lantai, yaitu susunan fasilitas fisik berupa perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lainnya yang digunakan untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif, ekonomis dan aman. Menurut Tompkins et al (2003), perancangan fasilitas merupakan penentuan terbaik bagaimana aset tetap aktivitas mendukung pencapaian tujuan aktivitas tersebut. Untuk perusahaan manufaktur, perencanaan fasilitas melibatkan penentuan bagaimana fasilitas manufaktur memberikan dukungan yang terbaik untuk aktivitas produksi. 3.2. Arti Penting dan Tujuan Perancangan Fasilitas Tata letak fasilitas dapat berpengaruh langsung terhadap aliran dalam pabrik. Tata letak yang baik memberikan aliran bahan yang efisien, jarak pemindahan 11

bahan yang lebih pendek, waktu transportasi menjadi lebih singkat, dan biaya pemindahan bahan menjadi minimum. Meyers dan Stephens (2000) menyatakan bahwa tata letak dirancang sedemikian rupa sehingga dapat: a. Memungkinkan terjadinya aliran material yang lancar dan efisien di dalam pabrik b. Meminimasi biaya pemindahan bahan c. Memberikan pemanfaatan yang efektif tenaga kerja, peralatan, ruang dan energi d. Memberikan kenyamanan dan keselamatan Tujuan perancangan fasilitas secara umum menurut Tompkins et al (2003) antara lain: a. Meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara peka terhadap kebutuhan konsumen. b. Meningkatkan return of assets (ROA) dengan maksimasi perputaran inventori, meminimasi persediaan kadaluarsa, maksimasi partisipasi para pekerja dan maksimasi perbaikan berkelanjutan. c. Maksimasi kecepatan dalam merespon kebutuhan konsumen. d. Mereduksi biaya dan pertumbuhan keuntungan rantai pasok. e. Pengintegrasian rantai pasok melalui kemitraan dan komunikasi. f. Mendukung visi organisasi melalui perbaikan penanganan material, pengendalian material, dan pengelolaan perusahaan yang baik. g. Efektivitas penggunaan manusia, peralatan, ruang dan energi. h. Maksimasi return of investment (ROI) pada semua pengeluaran perusahaan. 12

i. Kemudahan perawatan. j. Menjamin keamanan dan kepuasan kerja. 3.3. Pengertian dan Fungsi Gudang Gudang merupakan suatu tempat untuk kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan barang. Terdapat dua istilah gudang dalam dunia manufaktur. Kedua istilah tersebut adalah storage dan warehouse. Menurut Meyers dan Stephens (2000), storage/stores merupakan tempattempat penyimpanan bahan baku, komponen, dan bahanbahan pendukung lainnya. Setiap stores memerlukan ruang dan hal ini harus dipikirkan pada saat perhitungan luas lantai. Stores bahan baku dan stores komponen yang sudah jadi membutuhkan ruang yang paling besar. Ada beberapa tipe stores: a. Stores bahan baku b. Stores komponen jadi c. Stores persediaan peralatan kantor d. Stores persediaan peralatan perawatan e. Stores peralatan kebersihan Menurut Meyers (2000), warehouse merupakan tempat penyimpanan produk akhir. Dalam warehouse dilakukan kegiatan penyimpanan, order filling dari permintaan dan persiapan sebelum pengiriman produk. Sebagai tempat penyimpanan, area tersebut harus memenuhi kriteria yang mengandalkan kebijakan manajemen. Secara periodik, warehouse diperlukan untuk tempat persediaan produk akhir dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar. Terkadang warehouse digunakan untuk menyimpan kelebihan dari suatu produk atau komponen. 13

Menurut Tompkins et al (2003), fungsi gudang adalah sebagai berikut: a. Receiving Adalah suatu aktivitas yang meliputi kegiatan penerimaan semua material yang telah dipesan untuk disimpan dalam gudang, penjaminan terhadap kualitas maupun kuantitas barang sesuai dengan pesanan, serta pengalokasian atau pembagian barang untuk disimpan atau dikirim lagi b. Inspection and quality control Adalah perpanjangan dari proses receiving dan dilakukan ketika suppliers tidak konsisten terhadap kualitas atau produk yang dibeli sulit diatur dan harus diperiksa tiap langkah dalam proses. c. Repackaging Adalah suatu kegiatan memecah produk yang diterima dalam jumlah atau ukuran yang besar dari supplier kemudian dikemas dalam satuan yang lebih kecil atau menggabungkan beberapa produk dalam bentuk kit. Pelabelan ulang dilakukan ketika produk diterima tanpa tanda yang mudah dibaca oleh sistem atau manusia untuk tujuan pengidentifikasian. d. Putaway Merupakan kegiatan memindahkan dan menempatkan barang pada tempat penyimpanan. e. Storage Merupakan suatu keadaan dimana barang menunggu untuk diambil sesuai dengan permintaan. 14

f. Order picking Merupakan proses pemindahan barang dari gudang sesuai dengan permintaan. Hal ini merupakan layanan dasar warehouse untuk customer dan merupakan fungsi utama dari dasar desain warehouse. g. Postponement Dapat dilakukan sebagai langkah yang dapat dipilih setelah proses pengambilan barang. Seperti pada proses repackaging, barang sejenis atau campuran dikemas untuk memudahkan penggunaan. h. Sortation Merupakan kegiatan memilah barang sesuai dengan pesanan masing-masing dan akumulasi pendistribusian dari berbagai pesanan. i. Packing and shipping Adalah aktivitas yang meliputi kegiatan pengecekan kelengkapan sesuai dengan pesanan, pengepakan barang sesuai dengan shipping container yang tepat, menyiapkan dokumen pengiriman, pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk. j. Cross-docking Pengeluaran tanda terima dari receiving dock langsung ke shipping dock. k. Replenishing Merupakan kegiatan pengisian kembali lokasi pengambilan utama di gudang. 15

3.4. Tata Letak Gudang Dalam warehouse terjadi kegiatan penyimpanan, order filling dari permintaan dan persiapan sebelum pengiriman produk. Order filling merupakan porsi paling penting dari tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya dan mempengaruhi tata letak akhir gudang. Meyers dan Stephens (2000) memberikan dua kriteria desain yang penting untuk tata letak gudang. Dua kriteria desain tersebut adalah: a. Fixed location Semua produk ditempatkan pada lokasi yang tetap, sehingga pekerja dapat menemukan produk yang dimaksud dengan cepat. b. Small amount of everything Menyimpan sebagian kecil dari keseluruhan produk di tempat yang tetap, sehingga pekerja dapat melalui semua produk dalam jarak yang dekat. Dalam menentukan lokasi penyimpanan suatu barang dalam gudang, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Menurut Tompkins et al (2003), ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi penyimpanan, yaitu: a. Faktor barang 1. Prinsip popularity Adalah suatu prinsip pengelompokan produk atau barang berdasarkan frekuensi perputaran suatu barang. Kecepatan frekuensi perputaran barang dibedakan menjadi perputaran cepat (fast moving), perputaran sedang (medium moving) dan perputaran lambat (slow moving). Penempatan produk atau barang yang mempunyai tingkat rasio kuantitas 16

perputaran tertinggi ditempatkan lebih dekat dengan area receiving dan shipping. 2. Prinsip similarity Dalam prinsip ini biasanya pengelompokan suatu barang berdasarkan barang yang diterima dan atau dikirim bersamaan ditempatkan berdekatan. 3. Prinsip size Adalah prinsip pengelompokan barang berdasarkan atas ukuran, dalam hal ini dimensi barang dan kuantitas barang. Penempatan barang yang sulit untuk dipindahkan juga menjadi pertimbangan untuk ditempatkan pada lokasi yang strategis, sehingga mudah untuk dipindahkan dan biaya perpindahannya relatif ringan. 4. Prinsip characteristic Merupakan bentuk pengelompokan barang berdasarkan karakteristik material barang yang akan disimpan. Beberapa karakteristik material penting yang perlu dipertimbangkan antara lain: a) Barang yang mudah kadaluarsa Barang yang mudah kadaluarsa atau busuk membutuhkan kontrol lingkungan yang baik dan teratur. b) Barang yang mudah hancur dan bentuk tak biasa Barang dengan bentuk tak biasa terkadang menimbulkan perpindahan penting dan masalah pergudangan. Jika beberapa barang disatukan, open space harus diterapkan pada gudang. Jika barang hancur ketika kelembaban tinggi, ukuran penyimpanan tiap unit dan metode pergudangan harus sesuai. 17

c) Barang yang berbahaya Berbagai barang seperti cat, pernis, propane dan bahan kimia yang mudah terbakar harus diletakkan terpisah. Kode keamanan harus dicek dan wajib diikuti dengan tanda barang mudah terbakar atau meledak. d) Barang yang berharga Beberapa macam barang yang mempunyai nilai tinggi dan atau berukuran kecil biasanya menjadi target pencurian. Barang seperti ini harus mendapatkan perlindungan khusus disekitar lokasi penyimpanan. e) Barang yang sensitif Beberapa bahan kimia tidak berbahaya jika disimpan secara terpisah, tetapi mudah menguap jika bersinggungan dengan bahan kimia lain. Beberapa material tidak membutuhkan gudang khusus, tetapi mudah terkontaminasi jika bersinggungan dengan material lain. b. Faktor ruang Perencanaan ruang meliputi penentuan kebutuhan ruang untuk material yang disimpan dalam gudang. Setelah mempetimbangkan faktor barang, perencanaan ruang harus memaksimalkan kegunaan ruang dan juga menyediakan pelayanan yang dibutuhkan. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan saat perencanaan ruang antara lain: 1. Space conservation Dengan memaksimalkan lokasi penyimpanan, akan meningkatkan fleksibilitas dan kapabilitas dari penanganan material dengan penerimaan yang besar. 18

2. Space limitation Penggunaan ruang akan dibatasi oleh tiang penopang, sprinkler dan tinggi langit-langit, muatan tiap lantai, tonggak dan kolom lajur, dan tinggi tumpukan material yang aman. 3. Accessibility Tekanan yang berlebih pada penggunaan ruang dapat menunjukan akses material yang buruk. Ruang warehouse harus memenuhi tujuan spesifik untuk akses material. Gang sebagai jalan utama seharusnya lurus dan harus menuju pintu dengan tujuan untuk memperbaiki pergerakan dan mengurangi waktu tempuh. Gang seharusnya cukup lebar untu mendukung aktivitas pergudangan yang efisien, tetapi bukan pemborosan ruang. 4. Orderliness Inti dari prinsip keteraturan adalah fakta bahwa warehouse keeping yang baik dimulai dari housekeeping dalam pikiran. Aisle atau gang seharusnya ditandai dengan baik menggunakan aisle tape atau cat. Sebaliknya, material yang letaknya melanggar ruang gang dan akses ke material akan berkurang. Ruang kosong dalam area gudang harus dihindarkan dan harus dikoreksi dimana hal itu mungkin terjadi. 19

3.5. Pengaturan Lokasi Penyimpanan Francis et al (1992) menjabarkan empat metode yang dapat digunakan untuk mengatur lokasi penyimpanan suatu barang, yaitu: a. Metode dedicated storage Dapat juga disebut fixed slot storage. Pada metode ini lokasi penyimpanan barang dibagi menjadi beberapa tempat berdasarkan karakteristik barang yang akan disimpan. Barang tidak dapat diletakkan pada sembarang lokasi karena karakteristik barang, seperti dimensi, berat, dan jaminan keamanan setiap jenis barang tidak sama. Kelamahan dari metode ini adalah penggunaan ruang yang lebih banyak karena tidak setiap jenis barang dapat dimasukkan ke dalam area kosong yang tersedia. Kelebihannya adalah lokasi penyimpanan menjadi lebih teratur dan lebih teroganisir. b. Metode randomized storage Metode ini dapat digunakan apabila setiap jenis barang yang akan disimpan dapat diletakkan pada setiap lokasi penyimpanan yang ada. Penempatan barang hanya memperhatikan jarak terdekat menuju suatu tempat penyimpanan, dengan perputaran penyimpanannya menggunakan sistem first in first out. Kelemahan dari metode ini adalah penempatan barang menjadi kurang teratur karena tidak memperhatikan karakteristik barang dan faktor lain, seperti data keluar masuk barang. Kelebihannya adalah membutuhkan ruang yang lebih sedikit karena setiap lokasi penimpanan dapat digunakan untuk setiap jenis barang. 20

c. Metode class-based dedicated storage Merupakan kompromi dari randomized storage dan dedicated storage. Dengan metode ini produkproduk yang ada dibagi dalam tiga, empat atau lima kelas didasarkan pada perbandingan throughput dan rasio storage-nya. Pada metode ini pengaturan tempat dirancang lebih fleksibel, yaitu dengan cara membagi tempat menjadi beberapa bagian, tetapi di tiap tempat tersebut dapat diisi secara random oleh beberapa jenis barang yang telah diklasifikasikan baik itu berdasarkan jenis maupun karakteristik dari barang tersebut. d. Metode shared storage Sebagai jalan keluar untuk mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan dalam metode dedicated storage, maka beberapa manajer gudang menggunakan variasi dari metode dedicated storage dengan penentuan produk secara lebih hati-hati terhadap ruang yang dipakai. Produk yang berbeda menggunakan slot penyimpanan yang sama, walaupun hanya satu produk menempati satu slot ketika slot tersebut terisi. Model penyimpanan inilah yang disebut shared storage. 3.6. Pallet Dalam sistem pemindahan bahan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah unit load. Tompkins et al (2003) secara sederhana mendefinisikan unit load sebagai unit yang harus dipindahkan atau ditangani pada satu waktu. Salah satu cara yang sering digunakan untuk memudahkan pemindahan bahan adalah menempatkan satu 21

atau lebih barang pada pallet. Pallet dapat dirancang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Dimensi pallet akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi ruangan yang dipakai untuk menyimpan pallet. Menurut Tompkins et al (2003), pallet juga dapat diklasifikasikan menjadi two-way pallet dan four-way pallet. Two-way pallet adalah pallet dengan dua jalan masuk yang berseberangan pada sisi pallet untuk garpu alat pemindahan bahan. Sedangkan four-way pallet adalah pallet dimana garpu alat pemindahan bahan dapat masuk pada semua sisi pallet. Berbagai bentuk pallet dari kayu dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Bentuk Pallet (Tompkins et al, 2003) 22

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan bentuk dan ukuran pallet adalah sebagai berikut (Tompkins et al, 2003): a. Ukuran alat pengangkut pada departemen shipping dan receiving. b. Ukuran dan berat barang yang ditempatkan pada pallet. c. Dimensi ruangan yang digunakan untuk menyimpan pallet. d. Peralatan yang digunakan untuk memindahkan pallet. e. Pertimbangan antara slave pallet dan nonslave pallet. f. Pertimbangan biaya, pasokan, dan perawatan. g. Lebar aisle, ukuran pintu, dan tinggi tumpukan. 3.7. Single-Deep Selective Rack Menurut Tompkins et al (2003), single-deep selective rack adalah rak logam sederhana yang memiliki konstruksi tegak lurus dan menbentang, dan menyediakan akses yang cepat pada barang yang disimpan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Single-Deep Selective Rack (Tompkins et al, 2003) 23

3.8. Mobile Rack Menurut Tompkins et al (2003), mobile rack merupakan single-deep selective rack dengan roda atau rel. Desain ini memungkinkan seluruh baris pada rak dipindahkan dari rak yang berdekatan. Yang perlu digarisbawahi adalah aisle hanya diperbolehkan ketika dibutuhkan. Desain rak ini sangat berguna pada ruangan sempit dan pergantian persediaan rendah. Bentuk mobile rack dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Mobile Rack (Tompkins et al, 2003) 24

3.9. Drive-Thru Rack Menurut Tompkins et al (2003), Drive-thru rack terdiri dari lima sampai sepuluh jalur rak. Drive-thru rack memungkinkan truk pengangkut barang melewati bagian dalam rak untuk menempatkan dan mengambil barang dari kedua sisi akhir (ujung) rak. Hal ini mungkin dilakukan karena rak ini terdiri atas kolom yang memiliki rel horisontal untuk menunjang barang pada ketinggian di atas truk pengangkut barang. Dalam www.cisco-eagle.com disebutkan bahwa drive-thru rack menjamin aliran barang yang first in first out. Drivethru rack digunakan apabila barang yang disimpan di gudang sejenis dan dalam jumlah yang besar. Drive-thru rack dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Drive-Thru Rack (www.steelking.com) 25

3.10. Pallet Flow Rack Menurut Tompkins et al (2003), secara fungsional, pallet flow rack digunakan seperti drive-thru rack, tetapi barang yang disimpan digerakkan oleh roda atau roller dari salah satu ujung jalur ke ujung lainnya. Ketika barang di bagian depan dipindahkan, barang di belakangnya akan bergerak maju dan mengisi bagian tersebut. Tujuan utama dari pallet flow rack adalah memberikan kelancaran pergerakkan barang sekaligus kepadatan penyimpanan. Oleh karena itu, pallet flow rack digunakan untuk barang-barang dengan pergantian persediaan yang tinggi. Dalam www.materialflow.com dikatakan bahwa pallet flow rack terdiri atas rak statis dan rel. Rel atau roller ini tidak sejajar, tetapi membentuk sudut sepanjang rak statis. Dalam www.cisco-eagle.com disebutkan bahwa keuntungan penggunaan pallet flow rack ini adalah mengendalikan persediaan sehingga aliran barang yang tercipta adalah first in first out. Untuk lebih jelasnya, pallet flow rack dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Pallet Flow Rack (www.materialflow.com) 26

3.11. Forklift Menurut Apple (1990), forklift merupakan kendaraan yang mempunyai penyeimbang, dapat bergerak dan memiliki roda, dikemudikan oleh operator, dan dirancang untuk membawa muatan di atas garpu (atau alat lain) yang terpasang di bagian depan agar dapat mengangkat dan menumpuk muatan. Bentuk forklift dapat dilihat pada Gambar 3.6. Energi penggerak yang digunakan antara lain bensin, solar, baterei, atau mesin gas-cair. Penyangga dapat dijulurkan ke depan atau ke belakang untuk memudahkan pengankutan dan pembongkaran barang. Forklift dapat digunakan antara lain untuk: a. Mengangkat, menurunkan, menumpuk, mengambil, mengangkut, membongkar muatan dan mengubah posisi b. Mengangkut muatan sedang sampai besar c. Mengangkut muatan berbentuk seragam d. Mengangkut barang dengan volume rendah sampai sedang e. Pemindahan sebagian Gambar 3.6. Forklift (chancay.manufacturer.globalsources.com) 27

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Sekarang dan Penelitian Terdahulu Tempat Obyek Tujuan Penelitian Metode Penelitian Penelitian Chandra PT. Hemart Gudang Menyusun sistem kodefikasi, merancang Randomized (2001) Retail barang jadi ulang rak dan pallet serta mengatur storage dan Indonesia tata letak penyimpanan tiap barang di dedicated gudang storage Setiawan PT. Sumber Gudang Merancang ulang sebagian fasilitas Class-based (2004) Metal barang jadi gudang dan memperbaiki pengaturan dedicated Indonesia tempat penyimpanan barang jadi serta storage dilengkapi sistem untuk memasukkan jenis barang baru untuk mengatasi adanya perubahan jenis barang Kurniati CV. Andi Gudang Menganalisis kapasitas gudang barang (2007) Offset barang jadi jadi dan merancang beberapa alternatif Yogyakarta untuk tata letak gudang baru Tabel 2.1 Lanjutan Perbedaan Penelitian Sekarang dan Penelitian Terdahulu 30

Tempat Obyek Tujuan Penelitian Metode Penelitian Penelitian Budiono Toko Setia Gudang Memberikan usulan perbaikan tata letak Dedicated (2008) Surakarta barang jadi gudang agar proses peletakan dan storage pengambilan barang lebih teratur, dengan meminimalkan kesalahan informasi jumlah grouping persediaan barang serta dapat mempersingkat waktu tunggu konsumen Penelitian PT. Kusuma Gudang Memberikan rancangan Gudang Benang Class-based sekarang (2009) Sandang Mekarjaya Yogyakarta Benang dan Gudang Kain dan Gudang Kain agar memperbaiki aliran bahan di dalam gudang. Rancangan yang dihasilkan harus dedicated storage memudahkan pergerakan forklift di dalam gudang, tetapi tetap memberikan kapasitas penyimpanan yang optimum. 31