PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN POLITAMA. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN POLITAMA. Pusat Kewirausahaan POLITAMA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

PENERAPAN KURIKULUM TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS TEKNOLOGI FARMASI PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

PENERAPAN KURIKULUM TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS TEKNOLOGI FARMASI PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KEWIRAUSAHAAN TECHNOPRENEURSHIP

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONFERENSI NASIONAL INOVASI DAN TECHNOPRENEURSHIP Hilirisasi dan Komersialisasi IPTEK Tepat Guna Jakarta, 3 4 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

4.5 PRODI INFORMATIKA

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

KONFERENSI NASIONAL INOVASI DAN TECHNOPRENEURSHIP Hilirisasi dan Komersialisasi IPTEK Tepat Guna Jakarta, 3 4 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya minat siswa dapat melakukan aktivitas yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan analisis permasalahan beserta dengan pemecahannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Sumber Daya Manusia

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

Peningkatan Spirit Jiwa Entrepreneurship pada Mahasiswa LPTK melalui Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi. 1) Oleh Mutaqin 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

MENINGKATKAN MOTIVASI TECHNOPRENEURSHIP SEBAGAI POTENSI INOVASI MAHASISWA UNTUK BERBISNIS. A. Yani Ranius. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

IMPLEMENTASI CORAK FRACTAL LUKIS SEPATU SEBAGAI STRATEGI DIFERENSIASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

Peluang Bisnis untuk Mahasiswa

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

PERUMUSAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN POLITAMA Harjono 1, Ardi Widyatmoko, dan Taufik Nurhidayat Abstrak Technopreneurship merupakan salah satu materi ajar pada perkuliahan Kewirausahaan. Materi technopreneurship ini bertujuan untuk mendidik mahasiswa mampu menggali ide inovatif-solutif yang bersumber dari permasalahan di masyarakat, sesuai dengan bidang ilmu yang mereka tekuni. Selanjutnya ide tersebut dikolaborasikan dengan pengetahuan dan ketrampilan mengenai entrepreneurship secara umum, sehingga akan terwujudlah suatu ide produk berpotensi bisnis yang merupakan solusi dari permasalahan di masyarakat. Di POLITAMA, pembelajaran kewirausahaan dikoordinir oleh masing-masing program studi bersama dengan Pusat Kewirausahaan POLITAMA. Pelaksanaan pembelajaran ditempuh melalui 3 jalur, yaitu kurikuler (mata kuliah utama), kokurikuler (mata kuliah pendukung) dan extra kurikuler (UKM BIMA dan KWU- PERTAMINA). Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai salah satu target tahunan POLITAMA, yaitu 10% alumni berprofesi sebagai entrepreneur. Hasil yang sudah dicapai berkaitan dengan pembelajaran tersebut di antaranya adalah 1 orang membuka bengkel rekayasa mesin (Choiruddin), 1 orang sedang dalam proses pembentukan perusahaan baru dibawah bimbingan INOTEK (Tunggul Dian S.). Serta beberapa orang alumni sebagai entrepreneur secara umum. Kata kunci: Politama, Ukm Bima, KWU-Pertamina, technopreneurship 1. Pendahuluan Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu solusi atas berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat, yang antara lain adalah kemiskinan dan kesenjangan social, semakin meningkatnya jumlah pengangguran usia produktif, semakin menipisnya cadangan supplay energy dan lain sebagainya. Yang kesemuanya menuntut adanya tindakan yang kreatif dan innovative dalam segala bidang. Tetapi kreasi invensi dan inovasi yang sudah muncul masih dirasa belum memberikan keuntungan yang maksimal dan signifikan bagi masyarakat. Kewirausahaan bukanlah sebatas urusan kecerdasan akademis. Di samping kewirausahaan bukan pula sekedar ketrampilan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna. Kewirausahaan adalah jiwa dinamis dalam menangkap tantangan dan merubahnya menjadi peluang. Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Di era persaingan global yang sangat ketat, inovasi usaha harus diiringi dengan berbagai macam rekayasa teknologi agar dapat melipatgandakan performa dari usaha tersebut. Pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengembangan usaha yang berdasarkan pada jiwa entrepreneur yang mapan akan dapat mengoptimalkan proses sekaligus hasil dari unit usaha yang dikembangkan. Inilah yang disebut technopreneurship: sebuah kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai 1 Telp: 081229890072. Email: masjont@yahoo.com 1

instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai kebutuhan. Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi penerapan teknologi serta spirit membangun usaha. Dari sini, tumbuhlah unit usaha yang berorientasi teknologis: unit usaha yang memanfaatkan teknologi aplikatif dalam proses inovasi, produksi, marketisasi, dan lain sebagainya. Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya suatu program perkuliahan yang mampu membuka wawasan mahasiswa sehingga mampu menghasilkan ide kreatif-inovatif sebagai salah satu solusi teknologi aplikatif dari berbagai permasalahan yang ada. Mata Kuliah tersebut adalah Kewirausahaan. Di POLITAMA, pengajaran Mata Kuliah Kewirausahaan dan pengembangannya ditangani oleh sebuah unit khusus, yaitu Pusat Kewirausahaan POLITAMA. Beberapa alasan pembentukan unit khusus ini adalah : Untuk mencapai target bahwa 10% lulusan POLITAMA setiap tahun menjadi seorang entrepreneur atau technopreneur Sangat tidak mungkin jika hanya ditangani oleh satu orang dosen. Mahasiswa yang akan dan sudah berwirausaha membutuhkan pembimbingan khusus. 2. Pusat Kewirausahaan Politama Unit Kewirausahaan dibentuk pada Juni 2010, dengan tujuan : 1. Pengembangan pengajaran Kewirausahaan. Unit Kewirausahaan bersama dengan masing-masing Program Studi dan Pusat Penjaminan Mutu menentukan arah dan metode pembelajaran mata kuliah / rangkaian mata kuliah kewirausahaan. 2. Pembimbingan kegiatan kewirausahaan mahasiswa dan alumni. Unit Kewirausahaan menyelenggarakan kegiatan yang mampu menggalakan dan menanamkan jiwa kewirausahaan dan juga menjalin kerjasama dengan pihak terkait. Dengan dibentuknya Pusat Kewirausahaan ini, diharapkan 10% lulusan POLITAMA setiap tahun menjadi seorang entrepreneur atau technopreneur. 3. Strategi Pembelajaran Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, strategi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kewirausahaan merupakan Mata Kuliah Wajib pada semua Program Studi dengan metode pembelajaran praktek. Dengan materi pendukung adalah Etika Profesi, K3 & Ketenagakerjaan, Ekonomi Teknik dan Manajemen. Sedangkan dengan nama mata kuliah disesuaikan pada masing-masing Program Studi. Penyelenggaraan Mata Kuliah Kewirausahaan dan mata kuliah pendukungnya dilaksanakan pada semester II, III dan IV dengan hasil akhir yang diharapkan pada setiap semester adalah sebagai berikut : a. Semester II : mahasiswa mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan. b. Semester III : mahasiswa mampu mengali peluang bisnis dan mempunyai satu ide bisnis sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. 2

c. Semester IV : mahasiswa mampu membuat satu proposal bisnis yang siap dijalankan. 2. Menjadi salah satu kompetensi lulusan pada setiap Program Studi. Mahasiswa bias mengambil Tugas Akhir bidang Enterpreneurship (Program Studi Non Eksakta) dan bidang Technopreneurship (Program Studi Eksakta). Mahasiswa-mahsiswa dapat berkolaborasi antar Program Studi dengan pembahasan Tugas Akhir sesuai dengan bidang Ilmu Program Studi masingmasing. 3. Menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa (Extra kurikuler). BIMA (Badan Inovasi Mahasiswa) merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang menampung membimbing kreatifitas dan inovasi mahasiswa, dan diarahkan pada pengembangan enterpreneurship. Dibentuk pada bulan September 2011, dan sampai sekarang jumlah anggota aktif yang tercatat adalah 12 orang mahasiswa. KWU-PERTAMINA merupakan kegiatan untuk melatih mahasiswa berwirausaha, dengan cara menjual pelumas produksi Pertamina. Mahasiswa dituntut untuk berkreasi dan berinovasi dalam metode yang ditempuh untuk mampu menjual produk sebanyak mungkin. Standar Kompetensi dari pembelajaran kewirausahaan di POLITAMA adalah sebagai berikut : a. Memiliki pemahaman dan pengetahuan dasar kewirausahaan, memiliki jiwa dan kepribadian sebagai seorang entrepreneur (Program Studi Non Eksakta) dan technopreneur (Program Studi Eksakta). b. Memiliki kemampuan berfikir seperti layaknya seorang entrepreneur (Program Studi Non Eksakta) dan technopreneur (Program Studi Eksakta). c. Memiliki kemampuan manajerial usaha skala kecil-menengah. d. Memiliki kemampuan atau ketrampilan berwirausaha. 4. Penerapan Materi Technopreneurship Pemanfaatan teknologi mutakhir tepat guna dalam pengembangan usaha yang berdasarkan pada jiwa entrepreneur yang mapan akan dapat mengoptimalkan proses sekaligus hasil dari unit usaha yang dikembangkan. Inilah yang disebut technopreneurship: sebuah kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai kebutuhan. Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi penerapan teknologi serta spirit membangun usaha. Dari sini, tumbuhlah unit usaha yang berorientasi teknologis: unit usaha yang memanfaatkan teknologi aplikatif dalam proses inovasi, produksi, marketisasi, dan lain sebagainya. Sesuai dengan visi, misi dan kompetensi masing-masing program studi di POLITAMA, penerapan materi Technopreneurship dalam mata kuliah Kewirausahaan (tertuang dalam silabi, GBPP dan SAP) hanya bisa dilaksanakan pada program studi Teknik Komputer, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Otomotif dan Manajemen Informatika. Sedangkan pada program studi yang lain, Akuntansi, Sekretari dan Manajemen Perusahaan lebih mengarah pada kewirausahaan secara umum. Selain melalui perkuliahan, semua mahasiswa dapat memperoleh 3

pembimbingan melaui kegiatan ukm BIMA serta kegiatan kewirausahaan yang lain yang bersifat esidentil dan kegiatan usaha mandiri. Muatan Technopreneurship disajikan dengan materi : a. Definisi technopreneurship b. Permasalahan di masyarakat c. Sentuhan rekayasa teknologi d. Penerapan rekayasa teknologi sederhana e. Rekayasa teknologi sebagai peluang bisnis f. Tugas I (UTS) : survey permasalahan di masyarakat sekitar dan mencari ide inovasi teknologi yang mungkin dilakukan. 5. Hambatan Hambatan Pengembangan Materi Technopreneurship Beberapa hambatan terhadap penerapan Meteri Technopreneurship antara lain adalah : 1. Materi Technopreneurship merupakan materi baru, sehingga banyak yang belum mengenal dan belum memahami tujuan dan hasil yang bisa diperoleh dari pengembangan materi technopreneurship. 2. Banyak pihak yang lebih mehendaki pembelajaran kewirausahaan umum (bukan technopreneurship) dengan alasan bahwa aplikasi kewirausahaan umum lebih mudah dan lebih populer daripada technopreneurship. 3. Pada GBPP dan SAP yang tidak memuat materi technopreneurship, materi technopreneurship hanya bisa disisipkan, dengan tidak melanggar / keluar dari kompetensi yang sudah diberlakukan. 4. Untuk menjadi materi utama diperlukan perubahan kurikulum sehubungan dengan kontribusinya dalam membentuk kesatuan kompetensi tersendiri. 5. Referensi / literatur mengenai technopreneurship masih sangat sedikit. Upaya / Solusi Terhadap Hambatan Beberapa upaya yang sudah ditempuh dalam mengatasi hambatan yang dihadapi antara lain adalah : 1. Melakukan sosialisasi baik secara formal maupun informal. 2. Menjelaskan peluang dan kesempatan mahasiswa untuk berinovasi teknologi masih terbuka lebar dan akan banyak membantu mengatasi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. 3. Melakukan pendekatan dengan bidang akademis dan pejabat program studi untuk bisa menyisipkan materi technopreneurship atau sedikit melakukan perubahan pada GBPP dan SAP yang berlaku. 4. Mengusulkan penerapkan materi technopreneurship sebagai materi utama perkuliahan Kewirausahaan pada jurusan-jurusan exact melalui agenda review kurikulum. 5. Mencari literatur / referensi yang memuat technopreneurship dan melakukan diskusi Tim. 6. Hasil yang Sudah Dicapai Pengajaran kewirausahaan umum dan technopreneurship di POLITAMA sudah menunjukan hasil yang cukup baik, walaupun belum maksimal. Alumni POLITAMA 4

yang berwirausaha baik sebagai technopreneur maupun entrepreneur secara umum, dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang cukup bagus. Dari hasil pendataan sementara yang kami lakukan, berikut sebagian daftar alumni POLITAMA yang berwirausaha. Tabel 1. Daftar alumni POLITAMA yang berwirausaha No. Nama Bidang Usaha Lokasi Prog. Studi 1. Rahmad Bengkel Sepeda Boyolali T. Otomotif Motor 2. Choiruddin Bengkel Rekayasa Sukoharjo T. Mesin Mesin 3. Agus Rifai CV. Telematika Bali T. Komputer Okta Persada 4. Santosa Oli Mart Boyolali T. Mesin 5. Farid Wibowo Distributor & Service Kompor Klaten Manj. 6. Armel Asesoris Wanita (online) Sukoharo Manj. 7. Dayah Server pulsa Elektronik Manj. 8. Happy Nuraini Toko Komputer Sukoharo T.Komputer 9. Farih Nur S. Toko Komputer & Sragen T.Komputer Warnet 10. Arif Lukmanto Supplayer Laptop Sukoharjo T.Komputer (Assus) 11. Anang Supplayer Sragen T.Komputer Komputer 12. Retmanto Toko Komputer, Balikpapan T.Komputer Service & Warnet 13. Harry Isdianto Bengkel Sepeda Sragen T. Otomotif Motor 14. Catur Persewaan Alat Sukoharjo T. Otomotif Pesta 15. Krismo Toko Material Wonogiri T. Otomotif 16. Heru Widayat Video Editing & Sukoharjo T. Komputer Web Programmer 17 Edi Puspito Warnet (Edop-Net) Bogor Manj. Informat Selain daftar di atas, salah seorang alumni Teknik Komputer POLITAMA, Tunggul Dian Santosa atas bantuan dan bimbingan RAMP-IPB dan INOTEK telah berhasil menciptakan alat pengusir hama pertanian, dan saat ini sedang dalam proses mentoring (INOTEK) dan penyusunan perusahaan (lokasi di Sragen). Kami harapkan nantinya Tunggul Dian Santosa juga akan menjadi seorang technopreneur. 5