CERITA DARI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Deklarasi Dhaka tentang

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

INDONESIA Laporan Tahunan 2012

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

Sejarah AusAID di Indonesia

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Asesmen Gender Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Institute for Criminal Justice Reform

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

cerita dari indonesia

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

DEFISI DAERAH TERPENCIL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

SAYA SAVE THE CHILDREN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL EMAS TAHUN 2014

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG


2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Transkripsi:

CERITA DARI INDONESIA

INDONESIA: MENJADIKAN SETIAP ANAK MENDAPATKAN PERHATIAN Menjamin setiap anak untuk mendapatkan hak atas kelangsungan hidup, pendidikan, pertumbuhan, dan perlindungan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan sebuah bangsa. Hal ini menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa, termasuk orang tua, masyarakat, masyarakat sipil dan sektor swasta, media dan akademisi, dan terutama pemerintah untuk selalu memberikan penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi anak. bekerja di lebih dari 180 negara untuk menjamin bahwa hak asasi anak dijalankan dengan baik, termasuk mereka yang terpinggirkan dan tidak beruntung. Di Indonesia, memiliki sejarah kemitraan yang sudah berlangsung lebih dari 60 tahun dengan pemerintah dan lembaga lain dengan memberikan bantuan pembangunan dan kemanusiaan kepada jutaan anak-anak Indonesia. Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan Indonesia, wilayah kerja sama secara bertahap bergeser dari pemberian layanan pada tingkat masyarakat ke kerja sama kebijakan yang lebih strategis dengan mitra pemerintah, pada tingkat nasional dan daerah. Saat ini menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga dalam usaha membangun informasi dan bukti-bukti untuk mengidentifikasi anak-anak yang terabaikan oleh pembangunan negara; memberikan bantuan untuk penyusunan kebijakan dan program yang lebih baik untuk anak-anak; memberikan bantuan teknis tingkat tinggi pada pemerintah dan mitra pemerintah; menguji model dan inovasi yang dapat memberikan solusi pada permasalahan yang sudah lama dan berdampak langsung pada anak-anak; memperkuat kemitraan dan jaringan kerja untuk meningkatkan hak asasi anak-anak. Ruang lingkup program sudah mengalami perubahan selama beberapa tahun, tetapi inti kegiatannya tidak mengalami perubahan: di Indonesia memberikan perhatian pada anak-anak. 2 3

Ketika mulai berkiprah di Indonesia pada tahun 1948, perhatian utamanya terletak pada bantuan darurat sebagaimana yang dilakukan di negara lain pasca perang dunia kedua. Pada waktu itu, pulau Lombok mengalami kekeringan dan memberikan bantuan untuk mengantisipasi terjadinya kelaparan. Tahun 1949, kerjasama resmi yang pertama ditandatangani untuk membangun dapur susu di Yogyakarta, pusat pemerintahan pada masa itu. Tahun 1969, pemerintah mencanangkan rencana pembangunan lima tahun pertama. dan organisasi PBB lainnya seperti WHO memberikan bantuan teknis. Beberapa dekade berikutnya, terlibat dalam beberapa program lebih luas yang bertujuan memberikan bantuan kepada kaum perempuan dan anak-anak. Tahun 1990an, misalnya, menjalin kerja sama dengan pemerintah dalam proyek-proyek pembangunan pemberantasan buta huruf dan peningkatan partisipasi perempuan di dunia kerja. Sekitar tahun 2000, kerja sama antara Indonesia dan diperluas, secara geografis mencapai 65% penduduk Indonesia. Kemudian, tahun 2004, gelombang tsunami Lautan Hindia menghantam provinsi Aceh. Kurang lebih 230.000 orang meninggal dunia sebagian besar wanita dan anakanak. segera memberikan bantuan darurat kemanusiaan; menyediakan bantuan memperbaiki sarana air bersih dan sarana sanitasi, memberikan bantuan psikologis dan emosi pada anak-anak, membuka kembali sekolahan, mendata dan melacak anak-anak yang hilang, dan bekerja dengan beberapa pihak untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk setempat. Bantuan tsunami merupakan operasi pemulihan dan tanggap darurat terbesar dalam sejarah. Hampir satu dekade setelah bencana tersebut, Indonesia menjelma menjadi salah satu negara dengan kondisi ekonomi terkuat di kawasannya, mencapai status pendapatan menengah dengan pendapatan per kapita kurang lebih 4.000 dolar Amerika. Namun demikian, lebih dari 130.000 anak-anak meninggal sebelum mereka berumur lima tahun oleh penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dan ditangani dengan mudah. Indonesia berada di urutan kedua dunia sebagai negara dengan penduduk yang tidak mempunyai akses ke jamban sehingga mereka harus membuang air besar di tempat terbuka. Hal ini menjadi penyebab utama diare, pembunuh utama anak-anak. Lebih dari satu dari tiga anak menderita pertumbuhan yang terhambat (stunting), yang mengurangi kesempatan hidup dan merusak perkembangan fisik mereka. Keterlambatan pertumbuhan juga diikuti dengan pertumbuhan otak yang tidak optimal yang berpengaruh pada potensi pertumbuhan seluruh penduduk negara ini. MENGURANGI KESENJANGAN BAGI ANAK-ANAK INDONESIA Di negara besar dan beragam seperti Indonesia yang muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar, anak-anak dan remaja mempunyai peran kunci dalam pembangunan di masa depan. Dari 237,6 juta penduduk Indonesia (Sensus 2010), sekitar 81,3 juta atau sepertiga adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Dengan rata-rata tingkat kesuburan 2,4 dan usia harapan hidup 69 tahun, Indonesia akan mempunyai jumlah anak-anak dan remaja yang meningkat tajam. Fokus pertumbuhan ekonomi harus dibarengi dengan kebijakan nasional yang memberikan perhatian yang sama terhadap pemenuhan hak asasi warga negara dan jaminan keadilan sosial. Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) meningkatkan profil secara global dengan mendorong pemerintah pusat dan mitra pembangunan untuk bekerja meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan kaum wanita dan anak-anak. Sebagian besar tujuan program ini adalah pada kemajuan anak-anak, yaitu dengan menyediakan kebijakan-kebijakan dengan kerangka kerja untuk mewujudkan hak asasi anak-anak. Untuk mencapai tujuan tersebut, capaian hasil harus sepadan dengan jumlah penduduk, memberikan keuntungan pada anak-anak. Akan tetapi, di Indonesia, semua kemajuan pada tingkat nasional sering menyembunyikan perbedaan yang besar. Terlalu banyak anak yang masih belum tersentuh. Hasil studi Bappenas-SMERU- tahun 2012 terhadap Kemiskinan Anakanak, misalnya, menunjukkan sekitar 44,3 juta anak berada di bawah kemiskinan, hidup dengan kurang dari dua dolar Amerika per hari. Anak-anak dari keluarga miskin menunjukkan angka kematian dua kali lebih banyak pada usia lima tahun dibanding dengan anak-anak dari keluarga mampu. 4 5

Data dari sanitasi mengungkapkan bahwa 5% dari keluarga kaya masih membuang air besar di tempat terbuka, sedangkan dari kalangan miskin angka ini mencapai 30%. Indikator bidang pendidikan menunjukkan di antara kelompok usia 13 sampai dengan 15 tahun, anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat melanjutkan sekolah 4 kali lebih besar dibanding dengan mereka yang berasal dari keluarga kaya. Bagi, setiap anak harus diperhitungkan. Kemajuan menuju MDG hanya dapat dicapai jika anak-anak mendapatkan perhatian. Untuk mewujudkan tujuan MDG, mendukung pemerintah dan lembaga mitra dalam mengidentifikasi anak-anak yang tidak dapat menikmati pembangunan, sehingga hak-hak anak-anak Indonesia mendapatkan perlindungan dan kemajuan. BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK menyediakan informasi dan pengetahuan tentang situasi anak-anak di Indonesia Perbedaan standar hidup antara keluarga kaya dan miskin di Indonesia: Pendapatan keluarga menentukan kesempatan anak-anak untuk tumbuh sehat, belajar, dan terlindung dari eksploitasi. Sumber: Kemiskinan Anak dan Disparitas di Indonesia: Tantangan Mencapai Pertumbuhan Inklusif; Bappenas/SMERU/ 2013 Melalui data yang kredibel dan mencukupi, hasil temuan dan bukti-bukti bisa mengungkapkan adanya ketidakadilan. Upaya membangun pengetahuan semacam itu menjadi dasar dukungan kepada pemerintah. Dengan cara ini, lembaga-lembaga di Indonesia dapat mengatasi dengan lebih baik tantangantantangan yang dihadapi anak. memberikan bantuan teknis terhadap penelitian kondisi anak-anak dan perempuan dalam rangka menjamin kualitas penelitian agar sesuai dengan standar internasional. juga membantu organisasi penelitian setempat untuk mendapatkan akses kepada mitra pemerintah untuk memastikan bahwa buktibukti yang mereka dapatkan mencapai sasaran yang tepat. Untuk mempermudah penelitian masalah anak, mendirikan jaringan kerja peneliti dan evaluator pertama yang bekerja menangani masalah anak-anak (JPAI), bersama-sama dengan para peneliti, pembuat kebijakan dan pihak lainnya. yang ada untuk membuat gambaran yang seluas mungkin keadaan terkini anak-anak dan kaum wanita di Indonesia, tantangan dan ketidakadilan yaitu hambatan-hambatan dalam pertumbuhan dan pembangunan yang berkesinambungan, dan kecenderungan sosioekonomi yang berpengaruh pada masa depan anak-anak. Contoh-contoh hasil kerja dalam bidang peningkatan pengetahuan, yaitu: Pelaksanaan Survei Kluster Indikator Ganda (MICS) di Papua: Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia bekerja sama dengan lembaga Penelitian dan penilaian dititikberatkan pada usaha menggali data dan menganalisa data 6 7

pemerintah seperti BPS (Badan Pusat Program Keluarga Harapan (PKH). Tujuannya mendalam terhadap sifat dan tingkat Statistik) untuk melakukan survei di enam kabupaten di Papua dan Papua Barat. Survei rumah tangga membutuhkan investasi yang besar, baik finansial maupun teknis. Data dari MICS Papua, yang diluncurkan pada bulan Desember 2013 secara nasional dan regional mengungkapkan disparitas yang besar antara provinsi dan kabupaten pada beberapa indikator, seperti kematian bayi, akses untuk mendapatkan pendidikan yang baik, dan HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa kematian bayi berhubungan dengan adalah untuk mengurangi angka ratarata stunting. juga menyediakan bantuan teknis untuk komponen bantuan tunai PKSA, dengan sasaran anak-anak yang rentan untuk memastikan efisiensi dan kesinambungannya. Selain itu, sebagai mitra teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selalu memberikan bantuan untuk memastikan upaya perlindungan sosial mencapai anak putus sekolah dengan jumlah lebih besar melalui penguatan program Bantuan Operasional kemiskinan anak-anak di Indonesia. Kajian kemiskinan anak pertama di bawah panduan Kemeneg PPN / Bappenas pada awal tahun 2013 menunjukkan bahwa di samping kemajuan dalam mengurangi kemiskinan, sekitar 55,8% anak-anak di Indonesia hidup dengan konsumsi per kapita kurang dari 2 dolar Amerika per hari. Penelitian itu juga menunjukkan bahwa hanya 18% anak yang bebas dari enam komponen utama deprivasi (pendidikan, tenaga kerja anak, kesehatan, perlindungan, sanitasi dan Bagi mitra, data yang akurat dan berkualitas memberikan pengetahuan yang sangat diperlukan untuk memastikan perencanaan yang lebih baik; alokasi sumber daya dan program bagi anak yang kurang beruntung. ketiadaan akses untuk mendapatkan air dan Sekolah (BOS), diberikan dalam bentuk air). Porsi kemiskinan anak di Indonesia sanitasi, dengan kekurangan gizi dan tingkat block grant ke sekolah-sekolah untuk lebih besar berada di pedesaan data pendidikan ibu yang rendah. Data diharapkan pengelolaan operasional. menunjukkan bahwa kemiskinan anak di dapat digunakan dalam perencanaan tingkat kabupaten dan proses penganggaran di Papua. Bantuan Perlindungan Sosial Ramah Anak di Indonesia: Beberapa tahun ini, sebagai respons terhadap bukti tentang kemiskinan dan kesenjangan, menjalin kerja sama dengan beberapa mitra utama, Satuan Percepatan Pembangunan di bawah Wakil Presiden, Kemeneg PP / Bappenas, dan Kementerian Sosial, antara lain dengan melakukan lobi untuk meningkatkan perhatian dan masalah anak-anak dalam kerangka perlindungan sosial negara. Perlindungan sosial diketahui sebagai salah satu komponen kunci untuk mengurangi disparitas dan melindungi anak-anak yang rentan, terutama mereka yang membutuhkan dukungan lebih. Studi Kemiskinan Anak di Indonesia: Untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan mitra kerja terhadap dampak kemiskinan terhadap kehidupan anak-anak, menugaskan SMERU, suatu pusat penelitian nasional, untuk melakukan penelitian pedesaan mencapai 70% jika dilihat dari kacamata keseimbangan daya beli. Data juga menunjukkan bahwa kejadian kemiskinan pada anak berkorelasi dengan karakteristik rumah tangga, termasuk latar belakang jenis kelamin dan pendidikan kepala rumah tangga dan jumlah anggota keluarga. Studi komprehensif pertama terhadap kemiskinan anak di Indonesia itu menunjukkan buktibukti bahwa mereka harus dimasukkan dalam program penurunan angka kemiskinan di daerah dan pusat dan skema perlindungan sosial. Kepemimpinan dan komitmen yang ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan dan mempublikasikan hasil penelitian dan menggunakannya sebagai bukti-bukti awal perencanaan program perlindungan sosial semakin menunjukkan komitmen yang kuat terhadap anak-anak dan pengurangan angka kemiskinan. menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat komponen nutrisi dengan Bantuan Tunai Bersyarat yakni 8 9

BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK melakukan advokasi kebijakan, undangundang dan program yang dapat meningkatkan realisasi perlindungan hak asasi anak di Indonesia Anak-anak tidak mempunyai suara sebagaimana kelompok-kelompok lain yang dapat melakukan lobi kepada parlemen, pembuat kebijakan dan pembuat keputusan untuk mempertahankan kepentingan mereka melalui negosiasi. Akan tetapi, hampir semua keputusan pemerintah, baik yang terkait dengan alokasi sumber daya, rumusan kebijakan, dan kesejahteraan sosial semua itu berpengaruh pada kehidupan anak. Sebagai salah satu organisasi PBB dengan mandat untuk melindungi hak asasi anak dan kaum perempuan, advokasi bagi terciptanya kebijakan dan program yang ramah anak menjadi peran kunci lain yang dimainkan. Contoh-contoh lobi yang bisa dilakukan adalah reformasi bidang undang-undang tentang pengadilan anak-anak, prakarsa nasional dalam pemberantasan cacing dan ketahanan tepung dan juga dimasukkannya kesadaran HIV dan AIDS dalam kurikulum di Papua: Undang-undang peradilan anak yang progresif: Setiap tahun di Indonesia, lebih dari 5.000 anak dibawa ke depan pengadilan sebagai terdakwa. Sekitar 90% berakhir di balik jeruji besi meskipun kejahatan mereka sangat ringan. Sebagai mitra satu-satunya yang memberikan bantuan teknis kepada pemerintah dalam reformasi sistem peradilan anak, berhasil melakukan advokasi perbaikan kerangka hukum untuk memperkuat perlindungan hak asasi anak. Pada tingkat kebijakan, keberhasilan dan pemerintah juga berujung pada kesepakatan antara semua mitra terkait untuk mendukung proses reformasi. Hasilnya, awal 2012, 50 anakanak dibebaskan dari lapas atas perintah presiden; dana pemerintah dikucurkan untuk perbaikan fasilitas tahanan; dan Cetak Biru Lembaga Pemasyarakatan disahkan, yang memberikan arah kebijakan pada reformasi sistem lembaga pemasyarakatan. Pada bulan Juli 2012, setelah tujuh tahun lebih dan mitra pemerintah melakukan upaya advokasi, DPR mengesahkan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak no. 11/2012. Lepas dari keterbatasannya, undang-undang ini menjadi tonggak bersejarah dalam reformasi peradilan dan menuju terbentuknya sistem peradilan khusus bagi anak sebagaimana diamanatkan oleh hukum internasional. Undang-undang ini membawa banyak perubahan pada sistem dan mensyaratkan adanya beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam agenda penegakan undang-undang dan instansi terkait lainnya sehingga pada akhirnya dapat mengimplementasikan undang-undang tersebut secara efektif ketika sudah mulai diberlakukan. Lebih penting lagi, undang-undang tersebut menambah usia minimum tanggung jawab pidana dari 8 menjadi 12 tahun. Standar Nasional Fortifikasi Tepung Terigu: Tahun 1998, Menteri Kesehatan, mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan bahwa semua penggilingan tepung terigu di Indonesia atau terigu yang diimpor harus mengandung vitamin dan mineral, termasuk zat besi, asam folik dan zink. Kekurangan zat besi dan zink dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Asam folik sebaliknya, mencegah kerusakan batang syaraf. Menanggapi surat keputusan tersebut, Menteri Perindustrian pada tahun 2012 membuat surat keputusan yang mewajibkan fortifikasi tepung terigu. Namun demikian, pada bulan Januari 2008, menindaklanjuti lobi dari para importir tepung, surat keputusan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) dicabut. Setelah menimbang pendapat dari pakar gizi anak dan beban biaya minimal fortifikasi, meyakinkan pemerintah untuk mengembalikan investasi fortifikasi tepung dalam jumlah yang besar dan berujung pada pengaktifan kembali SNI pada bulan Juli 2008. Di Indonesia, sekarang ini, semua tepung terigu untuk konsumsi manusia harus diperkaya. Akhir-akhir ini, mendesak pemerintah untuk lebih memperkuat peraturan yang didasarkan pada rekomendasi WHO 2009 yang sudah direvisi dengan mengubah kandungan besi dan besi elektrolitik menjadi sulfat ferus fumarat, yang bisa diserap tubuh dengan baik. Telah disepakati bahwa semua pengusaha terigu akan mulai memakai jenis zat besi yang tepat pada kuartal ketiga tahun 2013. Peraturan tentang Pendidikan HIV/AIDS di Sekolah: Di Indonesia, satu dari lima orang yang terinfeksi HIV/AIDS berusia di bawah 25 tahun. Dengan populasi yang hanya 1.5% dari penduduk Indonesia, di Tanah Papua tercatat ada 15% penderita dari semua kasus pada tahun 2011. Survei terhadap 10 11

pengetahuan, sikap dan kebiasaan yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan hanya sebagian kecil dari anak-anak yang masih sekolah (12,6% di Papua dan 1,67% di Papua Barat) dan putus sekolah (4,5% di Papua dan 0% di Papua Barat) yang mempunyai pemahaman yang baik terhadap HIV/AIDS. Remaja putus sekolah mempunyai risiko yang lebih besar yaitu sebanyak 51% di Papua dan 44% dari pasangan mereka menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan seksual lebih dari satu pasangan dan hanya 18% meyakini mereka berisiko mengidap penyakit HIV/ AIDS. Untuk mencegah penyebaran virus ini di kelompok umur ini, mengutamakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini dan memberikan pelatihan ketrampilan hidup. Oleh karena itu, memberikan advokasi pada gubernur Papua untuk meminta sekolah agar memainkan peran kunci dalam peningkatan kesadaran di kalangan kaum muda. Hasilnya, pada tahun 2011 Gubernur membuat peraturan wajib belajar HIV/AIDS bagi siswa Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Semua rencana pendidikan operasional di tingkat kabupaten dan provinsi mencantumkan alokasi pelatihan ketrampilan hidup tentang HIV/AIDS (lebih dari 120.000 dolar Amerika pada tahun 2012 yang diambil dari sumber dana pemerintah). Hasil penilaian terkini di kabupaten sasaran menunjukkan lebih dari 75% SD dan SMP yang disurvei telah mengetahui HIV/AIDS ada dalam kurikulum mereka. Sungguh jelas bahwa anakanak paling terkena dampak tata kelola pemerintahan dan proses pembuatan keputusan yang mendukung dan menolak. Namun kepentingan mereka sering tak terlindungi. BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK memperkenalkan prakarsa dan inovasi baru untuk menjawab tantangan berjalan yang berpengaruh pada kehidupan anak Dalam program kerja sama tingkat negara yang ditandatangani oleh dan pemerintah Indonesia, pentingnya pengujian model baru yang bisa ditingkatkan skalanya dan kebutuhan akan ketersediaan solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas layanan sosial kepada anak-anak telah didefinisikan dengan jelas. Dengan pengalamannya di sejumlah negara, menggunakan pendekatan baru terhadap masalah-masalah saat ini dan jangka panjang yang berdampak pada kehidupan anak, termasuk bidang kesehatan ibu dan anak, air dan sanitasi. Kemitraan Bidan dan Dukun: Selama beberapa tahun, ibu hamil (terutama di desa) mengandalkan bantuan dukun bayi. Peran bidan yang terampil dulu tidak dianggap penting, dan banyak ibu hamil yang tidak mempunyai akses perawatan kandungan. Saat ini, setiap jam, satu perempuan meninggal karena melahirkan atau sebab lain yang berhubungan dengan kehamilan. Tahun 2006, membuat sebuah program di Takalar (sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan) yang menjadikan dukun beranak dan bidan bekerja sama. Pada saat itu, kurang dari 50% ibu hamil di Takalar paling tidak mengikuti empat sesi perawatan sebelum kelahiran (ANC) sesuai dengan rekomendasi dan melahirkan bayi atas bantuan pendamping persalinan terlatih (SBA). Melalui, Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar (DHO) mengembangkan kemitraan dukun beranak-bidan, mendorong ibu hamil untuk memanfaatkan bantuan bidan dan juga dukun bayi tradisional. Tahun 2007, di empat tempat pusat layanan kesehatan, semua ibu hamil didampingi dukun bayi ketika mereka mendatangi bidan. Kemitraan ini menyebabkan pergeseran budaya yang mendasar. Jika sebelumnya 80% ibu hamil di Takalar melahirkan di rumah, data baru menunjukkan cakupan ANC dan persentase kelahiran di rumah sakit mendekati 100%. Program ini diperluas untuk dilakukan di puskesmas dan kecamatan di Sulawesi Selatan melalui SK Bupati (kepala pemerintahan di Kabupaten). Sejak tahun (bersambung ke halaman16) 12 13

FAKTA DAN ANGKA NASIONAL GAMBARAN DISPARITAS 2 dari 10 kelahiran tidak ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih Di tujuh propinsi Indonesia Timur, 1 dari 3 kelahiran terjadi tanpa bantuan dari tenaga terlatih 1 dari 23 anak meninggal sebelum usia 5 tahun 1 dari 11 anak meninggal sebelum usia 5 tahun di tiga propinsi Indonesia Timur 1 dari 3 anak balita terhambat pertumbuhannya 40% anak balita di daerah pedesaan terhambat pertumbuhannya rumah tangga tidak memiliki akses pada sanitasi yang memadai Rumah tangga perkotaan dua kali berkemungkinan untuk mendapatkan akses untuk meningkatkan sanitasi dibandingkan rumah tangga pedesaan % anak terdaftar di sekolah dasar Anak-anak dari keluarga miskin berkemungkinan empat kali lebih besar untuk putus sekolah dibandingkan anakanak dari keluarga kaya Indonesia punya hampir sembilan kasus HIV baru untuk setiap 100.000 penduduk Meski hanya memiliki 1,5% dari populasi Indonesia, 15% kasus HIV baru terjadi di Tanah Papua 7% anak usia 5-17 tahun terlibat dalam pekerjaan anak Prevalensi pekerja anak di daerah pedesaan empat kali lebih besar dari anak di daerah perkotaan 14 15

2010, program ini sepenuhnya didanai oleh melakukan dialog dengan masyarakat kabupaten. Sekarang, peraturan daerah untuk membantu mencari solusi. Awalnya, (PERDA) no. 2/2010 sedang dibahas untuk masyarakat memilih mengumpulkan air disahkan oleh DPRD untuk ditingkatkan hujan untuk mendapatkan air bersih pada skalanya menjadi program propinsi. tiap rumah tangga sebelum fokus pada Peningkatan Upaya Pemberantasan dan Pengendalian Malaria: Tingkat penyebaran penyakit malaria di Indonesia sangat beragam, dan memerlukan pendekatan yang inovatif untuk mengendalikan dan memberantasnya. Di Indonesia bagian Timur, di mana jumlah penderita malaria mencapai 70% dari keseluruhan penderita -- padahal hanya 9% jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah itu - bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mengintegrasikan program pengendalian malaria yang dijalankan secara sederhana dengan program kesehatan yang ada untuk bisa menjangkau penduduk yang tinggal di daerah terpencil yang banyak terjangkit penyakit malaria. Melalui kerja sama dengan tempat perawatan kehamilan dan imunisasi, diagnosa, pengobatan dan pencegahan malaria dilakukan yang secara sinergis membawa peningkatan dan perbaikan pada tiga program. Berkat dukungan dari Dana Global untuk AIDS, TBC dan Malaria program inovatif ini sedang ditingkatkan di sejumlah kepulauan endemik malaria, sehingga dapat memperbaiki kehidupan ibu dan anak pada masyarakat desa miskin. Pendekatan inovatif yang sama juga diterapkan di Indonesia bagian barat, terutama Aceh, di mana menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengeliminasi bahaya malaria dengan membasmi parasitnya. Dalam hal ini, memfasilitasi kolaborasi dengan masyarakat, pihak swasta (terutama dengan sektor pariwisata), dan puskesmas untuk membangun sistem surveilans yang efektif dan cepat yang memberantas semua parasit malaria di satu kabupaten sasaran Sabang dan juga untuk membasmi malaria di seantero propinsi pada akhir tahun 2015. Pulau Ende Bebas Buang Air Besar Sembarangan (ODF): Sebagai masyarakat nelayan miskin di propinsi Nusa Tenggara Timur, kepulauan kecil Ende mempunyai banyak masalah, termasuk kesulitan mendapatkan air bersih dan sanitasi yang buruk. Buang air besar di tempat terbuka adalah kebiasaan dengan sejumlah akibat, seperti penyakit diare. Mulai tahun 2007, pemerintah daerah dan menjalankan program Community Led Total Sanitation (CLTS) untuk mengakhiri kebiasaan buang air besar di tempat terbuka. Ahli sanitasi dari Kementerian Kesehatan mengubah perilaku mereka terkait dengan buang air besar. Fasilitator dan pemuka masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan dari dalam CLTS, menjadi ujung tombak aksi bersama untuk membantu masyarakat memahami bagaimana kuman yang bersemayam dalam kotoran manusia (faeces) pada akhirnya sampai dan masuk dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Proses tarik pemicu ini digunakan untuk membangkitkan rasa malu dan jijik, yang pada akhirnya memobilisasi masyarakat untuk segera mengakhiri kebiasaan buang air besar di tempat terbuka. Program CLTS menggeser pendekatan yang dipacu oleh bantuan menjadi pendekatan yang dipacu oleh permintaan dan dilakukan oleh masyarakat yang utamanya bertujuan untuk mengubah perilaku. CLTS tidak menitikberatkan pada bangunan kakus, melainkan lebih pada penggunaan dan pemberdayaan untuk mengubah kondisi sanitasi secara bersama-sama. Ende menjadi bebas dari tempat buang air besar terbuka. Diharapkan pendekatan ini akan membantu mengurangi angka penderita penyakit diare dan dampaknya pada anak-anak Ende. Program percontohan, seperti manajemen kasus masyarakat pada diare, fenomia dan malaria memberikan sumbangan pada penyediaan layanan pada masyarakat yang tidak mendapat layanan yang baik dan mendorong pemerintah membuat peraturan yang dapat dijalankan di wilayah terpencil. 16 17

BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK memberikan bantuan teknis tingkat tinggi kepada mitra untuk meningkatkan kualitas layanan sosial anak Meskipun ada kemajuan pada beberapa program MDG, masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas layanan sosial di beberapa bidang seperti kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial masih tetap ada di Indonesia. Salah satu masalahnya adalah perbedaan kemampuan penyedia layanan untuk menjamin kualitas layanan. Hal ini biasanya muncul di tingkat daerah di mana sering terjadi kekurangan pekerja sosial dan tenaga kesehatan dan kemampuan teknis pegawai dalam beberapa hal terbatas. membantu pemerintah dengan menyediakan pelatihan dan memperkuat kebijakan dan pedoman nasional yang berhubungan dengan pengembangan kapasitas untuk mencapai hasil yang maksimal pada anak. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan: menjadi lembaga terdepan yang membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan tenaga medis dan nonmedis untuk memperbaiki gizi ibu dan pemberian makanan pada anak-anak. Tahun 2006, membantu pemerintah dalam pengadopsian kursus pelatihan penyuluhan menyusui / WHO bagi tenaga medis. mengujicobakan program pelatihan ini di lima kabupaten, menyiapkan dasar-dasar dalam rangka menuju peningkatannya menjadi berskala nasional. Kurang lebih sudah ada 3.000 penyuluh yang mengikuti pelatihan. Mereka dapat membantu ibu hamil dan menyusui di berbagai daerah. Pemerintah berencana menyediakan satu tenaga penyuluh di tiap puskesmas di seluruh Indonesia pada tahun 2014. Tahun 2008 dan 2012, membantu pemerintah dalam pengadaptasian kursus pelatihan pemberian makan tambahan serta pemberian makanan bagi bayi dan balita bagi penyuluh/tenaga medis puskesmas. Pelatihan Pemberian Makanan Tambahan ini telah ditingkatkan secara nasional, sementara modul Pemberian Makan pada Bayi dan Balita akan diperluas ke 12 propinsi di seluruh negeri sampai dengan akhir 2013. Penguatan Pendekatan Perlindungan Anak Berbasis Sistem: Secara historis, kebijakan terhadap perlindungan anak di Indonesia belum mempunyai pendekatan yang komprehensif untuk mencegah tindakan kekerasan terhadap anak. Untuk menjawab permasalahan ini, membantu memberikan pengembangan kapasitas pada jajaran staf di tingkat menengah pada kementerian terkait dengan menyediakan pelatihan pendekatan perlindungan anak berbasis sistem. Pada awalnya dilakukan di Jakarta, pelatihan mulai digelar pada tahun 2011 untuk mitra pemerintah di daerah (termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) di enam propinsi di mana mempunyai perwakilannya yaitu Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, perlindungan anak ditetapkan sebagai pilar terpisah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RMPJMN) untuk tahun 2010-2014 dan dalam rencana strategis sektoral yang sangat dibutuhkan untuk memastikan anggaran dialokasikan untuk penyediaan layanan perlindungan anak secara komprehensif. Ini merupakan terobosan yang monumental yang menunjukkan adanya komitmen politik dan momentum dari pembuat keputusan kunci. Pengembangan Kapasitas di Bidang Olah Raga untuk Pertumbuhan dalam Kurikulum Sekolah: Di Indonesia, banyak anak yang mempunyai kesempatan terbatas untuk ambil bagian dalam bidang olah raga. Meskipun Pendidikan Jasmani ada dalam kurikulum, akan tetapi tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. Sebagian besar guru Olah Raga di Indonesia kurang pelatihan formal, hampir 40% tidak mempunyai latar belakang pendidikan Olah Raga. Hasil penelitian tahun 2011 tentang Pengetahuan, Sikap dan Kebiasan Olah Raga menunjukkan bahwa banyak sekolah yang belum memberikan mata pelajaran yang baik pada bidang olah raga, sedangkan fasilitas dan perlengkapannya juga terbatas. Sekolah untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus tidak mempunyai kurikulum khusus yang mencantumkan pelajaran Olah Raga dan guru tetap menggunakan kurikulum umum. Melalui prakarsa inspirasi internasional, kemitraan yang unik antara British Council, UK Sport dan dibentuk dalam kerangka Olimpiade 2012; Indonesia menerima bantuan keuangan dan teknis guna membantu sekolah dalam penyediaan kesempatan Olah Raga pada anak-anak. Tahun 2012, meluncurkan program Olah Raga untuk Pembangunan di empat kabupaten (Bone, Pasuruan, Subang, dan Jakarta). Bantuan teknis diberikan kepada 408 guru dan pelatih Olah Raga. Praktisi Olah Raga ini mengajarkan olah raga umum, permainan dan kesempatan rekreasi kepada 37.000 anak. Kunjungan dan penilaian lapangan menunjukkan perubahan positif di lingkungan sekolahan, dengan meningkatnya kesempatan untuk melakukan kegiatan olah raga dan partisipasi yang lebih besar bagi penyandang cacat. Hasil dari program ini akan menjadi bukti replikasi dan membuka kemungkinan dibuatnya kebijakan dan alokasi sumber daya lebih baik untuk menjamin hak anak terhadap olah raga. 18 19

BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK bermitra dengan pemerintah daerah untuk menjamin bahwa sumber daya dimanfaatkan secara memadai untuk memenuhi kebutuhan anak dan kaum perempuan yang sulit dijangkau Sebagai bentuk dukungan terhadap proses desentralisasi di Indonesia, lima kantor perwakilan daerah (Aceh, Surabaya, Kupang, Jayapura, dan Makasar) bekerja sama dengan kantor pusat di Jakarta melakukan analisa hambatan dalam konteks tertentu dalam rangka menciptakan lingkungan anakanak yang memberdayakan, membantu memberikan bantuan layanan dan akses mendapatkan layanan, dan mencermati beberapa norma sosial budaya yang berdampak tidak baik pada perkembangan anak. Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat di Sulawesi: Salah satu kendala dalam dunia pendidikan adalah buruknya data yang digunakan untuk mengetahui anak-anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti jenjang pendidikan dasar dan yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Data pemerintah yang dikumpulkan dari sekolah hanya menyajikan informasi anak-anak yang bersekolah dan tidak mencantumkan anakanak putus sekolah. Untuk menghilangkan perbedaan data ini, bekerja sama dengan Pusat Data dan Statistik Pendidikan mengembangkan Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat (CBEIS) di Sulawesi, yang digunakan untuk mengurangi perbedaan data di masyarakat, mengetahui anak-anak putus sekolah dan alasan tidak bersekolah. Tahun 2012, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat menerapkan data CBEIS untuk mencari anak-anak dari keluarga miskin yang tidak melanjutkan sekolah. Semua ada 2.316 dari 3.600 anak dan mereka diminta untuk meneruskan sekolah atau masuk program pendidikan nonformal melalui kampanye Anak Sekolah Kembali Bersekolah yang didanai oleh pemerintah dengan memberikan baju seragam, peralatan sekolah, dan uang transportasi. Kampanye program ini menginspirasi pemerintah pusat untuk meluncurkan gerakan yang sama ke seluruh Indonesia pada bulan November 2012. Program CBEIS ini menjadi direplikasi di beberapa kabupaten di Jawa, NTT, dan Aceh, melalui pertukaran tenaga teknis antara kabupaten-kabupaten terkait dengan mitra di Polewali Mandar. Program ini sekarang sedang ditelaah ulang untuk dikaji kemungkinan penggunaannya sebagai alat standar perencanaan di kabupaten pada bidang pendidikan. Pendekatan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak Berbasis Gugus Pulau (CIA) di Maluku Tengah Barat: Dengan bantuan teknis, pemerintah Maluku dan Papua di Indonesia Timur menggunakan Pendekatan Gugusan Pulau (Island Cluster) untuk memecahkan masalah kemudahan dalam mendapatkan layanan kesehatan. Dengan pendekatan ini, pemerintah dapat mengelola sistem kesehatan yang lebih baik di kabupaten yang berada di pulau terpencil. CIA berkonsentrasi pada pembangunan puskesmas sebagai pusat Kluster di daerah kunci yang dapat menjadi pusat rujukan kasus medis, khususnya pertolongan obstetri darurat, penyediaan logistik dan pelatihan/orientasi bagi petugas medis baru. Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengintegrasikan program kesehatan ibu dan anak yang lebih luas ke seluruh kabupaten, termasuk pemberian imunisasi dan tanggap darurat. Program ini dilanjutkan di 11 kabupaten di Maluku sehingga diharapkan tiap kabupaten akan memiliki satu pusat Kluster pada tahun 2012. Rumah Tunggu Kelahiran (MWH) untuk ibu-ibu berisiko dimasukkan ke dalam CIA untuk meningkatkan kemudahan ibu hamil dalam mendapatkan perawatan persalinan dan mempercepat penyerahan pasien jika ada komplikasi. Di Papua, CIA diterapkan di kabupaten Jayapura di mana telah dibuat ruang-ruang di puskesmas yang difungsikan sebagai pusat Kluster. Agar kebijakan nasional dan prioritas yang berpihak pada anak-anak masuk dalam rencana pembangunan daerah, kerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten sangat dibutuhkan terutama dalam formulasi rencana strategis (Renstra), peraturan daerah (Perda), kebijakan, anggaran, dan rencana kerja tahunan sektoral dan panduan layanan pengiriman. 20 21

BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK menciptakan ruang bagi anak-anak dan remaja untuk menyampaikan pikiran dan mengambil bagian dalam proses pembangunan menyadari bahwa anak-anak dan remaja perlu memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat dan mereka dapat bertindak sebagai agen perubahan. Oleh karena itu, komponen utama program di Indonesia dengan 80 juta anak-anak dan remaja usia di bawah 18 tahun adalah menciptakan peluang bagi remaja untuk mengambil bagian menentukan dalam masa depan bangsa. Dengan demikian, suara penting bagi masa depan negara ini tidak diabaikan. Advokasi pada Kebijakan Kepemudaan di Papua: Tahun 2012, untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap situasi pemuda di Papua dan memperoleh umpan balik dari mitra yang beragam, melakukan kajian terhadap dokumen yang ada secara mendalam, melakukan diskusi kelompok terarah, dan wawancara dengan para pemangku kepentingan di tingkat propinsi dan kabupaten. Bukti yang didapatkan dari kajian ini menunjukkan pentingnya sebuah kebijakan untuk pemuda yang dapat memberikan jalan keluar terhadap beberapa masalah penting yang ada. Anak-anak dan remaja memainkan peran yang penting dalam proses menghimpun pengetahuan. Melalui forumforum yang ada dan partisipasi mereka dalam program-program yang dibuat dan didukung oleh, pemuda di Tanah Papua sedang berusaha memperjuangkan hak dan kebutuhan mereka dan berkemauan membantu pemerintah dan masyarakat untuk memajukan dan membangun daerah mereka. Umpan balik dan partisipasi pemuda Papua selama lokakarya konsultatif yang diselenggarakan pada tahun 2012 membantu memvalidasi data dan informasi tentang masalah-masalah yang ada dan menjadi dasar diadakannya pertemuan konsultatif kebijakan tingkat tinggi yang pertama pada bulan Juni 2013 dengan agenda menyusun draf kebijakan untuk pemuda di tingkat propinsi yang pertama di Indonesia. Pemberian Dukungan kepada Anak untuk Menyampaikan Pendapat: Berdasar hasil evaluasi pada program partisipasi anak-anak nasional, mendukung langkah-langkah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk membentuk Forum Anak-Anak Nasional. Forum ini akan memberikan kesempatan pada anak-anak dan remaja untuk menyampaikan pemikiran dan saran di tingkat pusat dan daerah terhadap semua masalah pembangunan yang berdampak pada kehidupan mereka. Melalui kerangka kerja kota atau kabupaten ramah anak, memberikan bantuan teknis dalam pembentukan forum anakanak di Aceh Besar, Polewali Mandar, Sikka, Pemalang, Brebes, Klaten, Situbondo, dan Bondowoso. Pemetaan mekanisme yang ada yang memungkinkan anak-anak berpartisipasi ke seluruh negeri dibuat untuk melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan program partisipasi anak di Indonesia. Tahun 2012, upaya penting telah dilakukan dalam rangka advokasi bidang pendidikan jasmani dan OR inklusif, dengan dukungan dari anak-anak yang bergabung di. Kemitraan dengan Anak-Anak Penyandang Disabilitas: Stephani Handojo peraih medali emas Olimpiade Khusus berhasil mewakili pemuda Indonesia sebagai pembawa obor di Olimpiade London lewat Program Inspirasi Internasional. Stephani adalah anak muda berbakat yang terserang Down Syndrome, yang memenangkan medali emas Olimpiade Khusus Musim Panas di Athena tahun 2012 pada lomba kelas F6 50 meter renang gaya dada. Medali ini merupakan salah satu medali emas yang diperolehnya di berbagai pertandingan lain. Sebagai juru bicara untuk memperjuangkan hak asasi anak, Stephani dengan dukungan telah bertemu dengan beberapa pejabat tinggi pemerintah, termasuk Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Menteri Sosial untuk membela hak setiap anak Indonesia menikmati masa kanak-kanaknya, mempunyai kesempatan berpartisipasi dan berhasil, dan menunjukkan bahwa olah raga membuat orang dengan berbagai kemampuan dan latar belakang dapat tumbuh, berkarya, dan unggul ketika mereka mendapatkan dukungan yang memadai dari orang dewasa. 22 23

BERBEDA PERAN, SATU TUJUAN: CAPAIAN BAGI ANAK membangun dan memperkuat kerja sama dan jejaring untuk anak-anak Untuk menggali sumber daya, menghasilkan kesepakatan, dan mendorong ide-ide baru untuk kepentingan anak-anak di Indonesia, menjalin kemitraan dengan beberapa pihak di daerah, kota, dan dunia; termasuk organisasi masyarakat sipil, sektor dunia usaha, perusahaan, dan individu. Kemitraan dengan Donatur di Indonesia: Pelaksanaan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan sebagian besar didanai oleh kontribusi sukarela dari individu, perusahaan, dan donor bilateral. Satu sumber dana penting adalah 35.000 lebih orang Indonesia yang mendonasikan uangnya setiap bulan ke. Kelompok lainnya adalah perusahaan swasta yang menyumbangkan dana ke atau melalui konsumen yang memberikan kontribusi secara sukarela. Kemitraan yang berlanjut dengan mitra seperti Australia (AusAid), Amerika (USAID), Selandia Baru, dan Norwegia telah membuat dapat menerapkan program penting di beberapa bidang, seperti kesehatan, gizi, pendidikan, HIV/AIDS, dan perlindungan anak. Program juga didukung oleh lembaga lain seperti Dana Global untuk memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria atau Global Fund to fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, Bill and Melinda Gates Foundation yang mengerjakan program sanitasi yang diprakarsai oleh masyarakat, Bank Dunia yang bertujuan memperkuat komponen gizi dari program pengurangan kemiskinan, atau GAIN mendorong pengayaan kandungan yodium dalam garam secara universal di Indonesia. juga bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, seperti Save the Children dan Plan International di bidang pendidikan, pengurangan risiko bencana dan tanggap darurat. Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak: Dikembangkan oleh, bersama Global Compact dan Save the Children Prinsipprinsip Usaha dan Hak Asasi Anak-Anak merupakan prinsip-prinsip panduan yang komprehensif bagi sektor swasta berkenaan dengan tindakan yang dapat dilakukan di tempat kerja, pasar, dan masyarakat untuk menghargai dan mendukung hak asasi anak. Prinsip bisnis ini memperkuat arti penting perspektif hak asasi anak dalam bisnis dan keuangan. Secara eksplisit, prinsip ini membicarakan standar yang ada, program, dan praktek-praktek terbaik yang berkaitan dengan bisnis dan anak sambil mencoba menutup jurang perbedaan untuk menampilkan visi yang koheren dalam bisnis. Pendekatan ini diharapkan dapat memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif pada anakanak, kelompok yang sering diabaikan sebagai pemangku kepentingan dalam dunia bisnis. Di Indonesia,, Global Compact Network Indonesia dan Save the Children bekerja sama dengan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan pihak terkait lainnya dalam menghimbau masyarakat bisnis untuk meletakkan hak asasi anak dalam agenda utama tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Setelah pembentukannya pada awal 2013, Asosiasi Perusahaan Ramah Anak di Indonesia didukung oleh Kementerian terkait berkomitmen untuk memainkan peran penting dalam mengawasi penerapan prinsip-prinsip tersebut di Indonesia. membantu pemerintah dalam pembuatan regulasi dan panduan bagi masyarakat bisnis mengenai bagaimana menjadi lebih ramah anak. Program Nokia Life Info Bidan: Untuk memperluas ruang gerak melalui penggunaan teknologi secara efektif bagi pembangunan, membangun kemitraan dengan perusahaan telepon genggam Nokia dan penyedia layanan PT XL Aviata dengan memprakarsai Nokia Life s Info Bidan, aplikasi telepon genggam via SMS untuk para bidan. Teknologi ini menjanjikan terutama dengan cepatnya peningkatan kepemilikan telepon seluler dan cakupannya yang luas, bahkan di tempattempat terpencil. Tahun 2010, 62% orang Indonesia menggunakan telepon genggam secara reguler. Separuh dari 115 juta orang yang tinggal di desa menggunakan telepon genggam. Di Indonesia, bidan berada di garis depan pelayanan perawatan ibu hamil dan anak-anak. Akan tetapi, sebagian dari mereka mempunyai kemampuan terbatas dan tidak mempunyai informasi teknis yang diperlukan dalam pekerjaan. Karena usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan secara konvensional, seperti pelatihan tatap muka tidak selalu efektif dari segi pembiayaan, teknologi telepon menawarkan opsi yang menarik karena dapat mengatasi kendala geografis dll. Menurut hasil penelitian formatif yang mengungkap pengetahuan bidan dan pola penggunaan teknologi telepon genggam, dibuatlah 180 pesan teks. 24 25

Orientasi teknis diberikan dan pengawasan reguler dilakukan untuk memastikan bahwa proses berjalan secara partisipatif dan para bidan benar-benar bisa berhubungan dengan ibu hamil. menjadikan Nokia dan Kementerian Kesehatan sebagai mitra dalam prakarsa kerjasama ini untuk pertama kalinya menyatukan sektor swasta dan pemerintah dalam sebuah kolaborasi untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kualitas penyediaan pelayanan, dengan menggunakan teknologi yang ada untuk mengatasi hambatan dalam mengakses pengetahuan di sektor publik. KREDIT FOTO Sampul Depan Indonesia/2004/Estey Halaman 16 Indonesia/2013/Hasan Melalui kemitraan yang kuat di tingkat daerah, nasional dan global, anakanak bisa mendapatkan yang lebih. Dukungan semua pihak, solidaritas dan tindakan akan menjamin hak asasi setiap anak. Halaman 2 Indonesia/2007/Estey Indonesia/2005/Estey Indonesia/2012/Esteve Indonesia/2005/Estey Indonesia/2005/Estey Halaman 3 Indonesia/2006/Estey Halaman 5 Indonesia/2012/Estey Halaman 7 Indonesia/2012/Estey Halaman 10 Indonesia/2010/Estey Halaman 12 Indonesia/2011/Estey Halaman 17 Indonesia/2007/Purnomo Halaman 19 Indonesia/2012/Esteve Halaman 20 Indonesia/2008/Billhardt Halaman 22 Indonesia/2011/Estey Halaman 23 Photo courtesy of Maria Yustina Halaman 26 Indonesia/2012/Hasan 26 27

Wisma Metropolitan II, Lantai 10-11, Jl. Jend. Sudirman Kav. 31 Jakarta, Indonesia Telp. (021) 2996 8000 Fax. (021) 571 1326 Website www.unicef.or.id