98 ISSN: 2407-1102 Penerapan Metodologi RUP pada Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan Inventoris pada PT Tirta Kencana Tata Warna Eka Putra Sunaryo* 1, Ricko Hidayat 2, Rizani Teguh 3 1,2,3 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.14 Palembang 1,2,3 PS Sistem Informasi STMIK Global Informatika MDP e-mail : *1 husadah@yahoo.com, 2 Hidayatricko@gmail.com, 3 Rizaniteguh@stmik-mdp.net Abstrak PT. Tirta Kencana Tata Warna adalah sebuah distributor yang bergerak dibidang penjualan dan sekaligus pemasok cat Avian wilayah Sumatera Selatan. Seiring berjalannya waktu PT. Tirta Kencana mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini terbukti dari banyaknya permintaan pesanan cat oleh para pelanggan yang biasanya adalah para reseller (Toko-toko). Selain mengalami kemajuan, masalah-masalah mulai timbul didalam diri PT. Tirta Kencana, seperti kesalahan pengiriman pesanan, stok barang digudang sulit diketahui, produk hadiah tidak diberikan kepada pelanggan, keterlambatan penagihan faktur penjualan, kesulitan menghitung poin penjualan dan lain-lain. Di dalam pengembangan ini digunakan metodologi RUP (Rational Unified Process). Dalam pembuatan sistem ini, penulis menggunakan alat bantu seperti Microsoft Visual Studio.Net sebagai tools dan Microsoft SQL Server 2008 sebagai media penyimpanannya. Informasi mengenai stok barang yang ada digudang diharapkan tidak lagi sulit untuk diketahui oleh bagian gudang maupun bagian lainnya yang memang membutuhkan informasi tersebut. Dengan adanya sistem ini maka hasil yang didapat berupa pemberian produk hadiah yang akan diberikan kepada pelanggan tidak lagi mengalami keterlambatan, Informasi barang masuk dan informasi barang keluar dapat diperoleh dengan lebih akurat karena penomoran barang dilakukan secara otomatisasi dan pengolahan stok barang yang ada digudang diharapkan menjadi lebih akurat karena sistem akan langsung melakukan pemotongan pada saat barang akan dikeluarkan dari gudang sesuai dengan faktur yang sudah dicatat oleh kepala gudang. Kata kunci RUP (Rational Unified Process), Visual Studio.Net, Microsoft SQL Server 2008. Abstract PT. Tirta Kencana Tata Warna Management is a distributor engaged in sales and at the same paint supplier Avian South Sumatra. Over time PT Tirta Kencana progressing quite rapidly, it is evident from the number of requests by the customer orders the paint is usually resellers (stores). In addition to making progress, problems began to arise within themselves PT Tirta Kencana, such as orders shipping errors, warehouse inventory is difficult to know, given gift to be given to the customer forgot, sales invoicing delays, difficulties in the calculation of points of sale and other. In this development, we will use the RUP methodology ( Rational Unified Process ). To create this system, Visual Studio.Net tools such as tools for the manufacture and storage systems using Microsoft SQL Server 2008. Results are issued in the form of reports and programs that will be used by the company to resolve these problems. Given this system, the results obtained in the form of gift-giving that will be given to the customer is no longer delayed; Information goods in and goods out information can be obtained with a more accurate because the numbering of goods carried automation; and processing of the stocks held in warehouse is expected to be more accurate because the system will immediately do the cutting when the goods are to be removed from the warehouse in accordance with the invoices that have been recorded by the head of the warehouse. Key words RUP (Rational Unified Process), Visual Studio.Net, Microsoft SQL Server 2008.
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 99 P 1. PENDAHULUAN T Tirta Kencana Tata Warna adalah sebuah distributor yang bergerak dibidang penjualan dan sekaligus pemasok cat Avian wilayah Sumatera Selatan. PT Tirta Kencana Tata Warna berdiri sejak tahun 1978 dan berlokasi di Jl.Tanjung Siapi-api Komplek Palembang Star. PT Tirta Kencana Tata Warna dalam proses bisnisnya menjual berbagai macam cat seperti, cat kayu, cat tembok, cat genteng dan cat besi. Setiap jenis cat memiliki ukuran dan warna sendiri-sendiri. Untuk ukuran tersedia dalam kemasan, ukuran 1 kg, 5 kg dan 25 kg. Untuk warna sangat beragam. Seiring berjalannya waktu PT Tirta Kencana mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini terbukti dari banyaknya permintaan pesanan cat oleh para pelanggan yang biasanya adalah para reseller (Toko-toko). Selain mengalami kemajuan, masalah-masalah mulai timbul didalam diri PT Tirta Kencana, seperti kesalahan pengiriman pesanan dimana barang milik pelanggan terkadang tertukar ataupun pelanggan yang salah menyebut kode warna, stok barang digudang sulit diketahui, produk hadiah yang diberikan kepada pelanggan lupa untuk diberikan, keterlambatan penagihan faktur penjualan, kesulitan dalam perhitungan poin penjualan dan perhitungan komisi salesman dan lain-lain. Karena banyak masalah yang timbul, penulis ingin membantu perusahaan menyelesaikan masalah tersebut dengan membangun sebuah sistem yang dapat memecahkan masalah-masalah yang ada di perusahaan seperti membantu perusahaan dalam pengontrolan pesanan pelanggan, pengontrolan stok barang digudang agar dapat diketahui persediaannya, pengontrolan terhadap hadiah-hadiah yang akan diberikan kepada pelanggan, membantu perusahaan dalam perhitungan poin dan komisi salesman. Dalam pengembangan sistem yang akan dibangun, penulis menggunakan metodologi RUP (Rational Unified Process) karena metodologi ini sudah mengarah ke perancangan sistem berorientasi objek. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Manajemen Menurut Hanif (2008, h.12), Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi pada level organisasi yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu. Sistem Informasi Manajemen mengambil data mentah dari TPS (Transaction Processing System) dan mengubahnya menjadi kumpulan data yang lebih berarti yang dibutuhkan manajer untuk menjalankan tanggung jawabnya. 2.2 Metodologi Pengembangan Sistem Menurut Jogiyanto (2005, h.59) mengatakan bahwa Untuk melakukan suatu pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. 2.2.1 RUP (Rational Unified Process) 2.2.1.1. Definisi RUP RUP (Rational Unified Process) adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang dilakukan berulang-ulang (iterative), fokus pada arsitektur (Architecture-centric), lebih diarahkan berdasarkan penggunaan kasus (use case driven). RUP merupakan proses rekayasa perangkat lunak dengan pendefinisian yang baik (well defined) dan penstrukturan yang baik (well structured). RUP menyediakan pendefinisian struktur yang baik untuk alur hidup proyek perangkat lunak. RUP adalah sebuah produk proses perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software yang diakuisisi oleh IBM di bulan Februari 2003. (Rosa, 2011, h.105). Gambar 1 menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model
100 ISSN: 2407-1102 dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar 1 dapat dilihat bahwa RUP memilik: Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal fase selanjutnya. Setiap fase dapat terdiri dari satu atau beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction dan Transition. Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Management, Project Management, Environtment. Sumber : (Rosa, 2011) Gambar 1 Tahap-tahap metode RUP (Rational Unified Process) 2.2.1.2 Fase-fase dalam Rational Unified Process Berdasarkan pada Gambar 1, menjelaskan mengenai fase-fase pada Rational Unified Process yang termasuk ke dalam dimensi pertama dari RUP : 1. Inception/Permulaan Tahap ini lebih pada memodelkan proses bisnis yang dibutuhkan (business modeling) dan mendefinisikan kebutuhan akan sistem yang dibuat (Requirements). Berikut adalah tahap yang dibutuhkan yaitu : b. Memahami ruang lingkup dari proyek (termasuk pada biaya, waktu, kebutuhan, resiko dan lain sebagainya). c. Membangun kasus bisnis yang dibutuhkan Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah memenuhi lifecycle objective milestone (batas/tonggak objektif dari siklus) dengan kriteria berikut : a. Umpan balik dari pendefinisian ruang lingkup, perkiraan biaya dan perkiraan jadwal. b. Kebutuhan dimengerti dengan pasti (dapat dibuktikan) dan sejalan dengan kasus primer yang dibutuhkan. c. Kredibilitas dari perkiraan biaya, perkiraan jadwal, penentuan skala prioritas, risiko dan proses pengembangan.
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 101 d. Ruang lingkup purwarupa (prototype) yang akan dikembangkan. e. Membangun garis dasar dengan membandingkan perencanaan aktual dengan perencanaan yang direncanakan. Jika pada akhir tahap ini target yang diinginkan tidak dicapai maka dibatalkan atau diulang kembali setelah dirancang ulang agar kriteria yang diinginkan dapat dicapai. Batas/tonggak objektif digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah kebutuhan akan sistem dapat diimplementasikan atau tidak. 2. Elaboration/Perluasan atau Perencanaan Tahap ini lebih difokuskan pada perencanaan arsitektur sistem. Tahap ini juga dapat mendeteksi apakah arsitektur sistem yang diinginkan dapat dibuat atau tidak. Mendeteksi resiko yang mudah terjadi dari arsitektur yang dibuat. Tahap ini lebih pada analisis dan desain sistem serta implementasi sistem yang fokus pada purwarupa sistem (prototype). Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah memenuhi lifecycle objective milestone (batas/tonggak objektif dari siklus) dengan kriteria berikut : a. Model kasus yang digunakan (use case) di mana kasus dan aktor yang terlibat telah diidentifikasikan dan sebagian besar kasus harus dikembangkan. Model use case harus 80 persen lengkap dibuat. b. Deskripsi dari arsitektur perangkat lunak dari proses pengembangan sistem perangkat lunak telah dibuat. c. Rancangan arsitektur yang dapat diimplementasikan dan mengimplementasikan use case d. Kasus bisnis atau proses bisnis dan daftar risiko yang sudah mengalami perbaikan (revisi) telah dibuat. e. Rencana pengembangan untuk seluruh proyek telah dibuat. f. Purwarupa (prototype) yang dapat didemonstrasikan untuk mengurangi setiap resiko teknis yang diidentifikasi. Jika pada akhir tahap ini target yang diinginkan tidak dicapai maka dapat dibatalkan atau diulang kembali. Batas/tonggak arsitektur digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah kebutuhan akan sistem dapat diimplementasikan atau tidak melalui pembuatan arsitektur. 3. Construction/Konstruksi Tahap ini fokus pada pengembangan komponen dan fitur-fitur sistem. Tahap ini lebih pada implementasi dan pengujian sistem yang fokus pada implementasi perangkat lunak pada kode program. Tahap ini menghasilkan produk perangkat lunak di mana menjadi syarat dari Initial Operational Capability Milestone atau batas/tonggak kemampuan operasional awal. 4. Transition/Transisi Tahap ini lebih pada deployment atau instalasi sistem agar dapat dimengerti oleh user. Tahap ini menghasilkan produk perangkat lunak di mana menjadi syarat dari Initial Operational Capability Milestone atau batas/tonggak kemampuan operasional awal. Aktifitas pada tahap ini termasuk pada pelatihan user, pemeliharaan dan pengujian sistem apakah sudah memenuhi harapan user. Produk perangkat lunak juga disesuaikan dengan kebutuhan yang didefinisikan pada tahap inception. Jika semua kriteria objektif terpenuhi maka diaggap sudah memenuhi Product release milestone (batas/tonggak peluncuran produk) dan pengembangan perangkat lunak selesai dilakukan. Akhir dari keempat fase ini adalah produk perangkat lunak yang sudah lengkap. Keempat fase pada RUP dijalankan secara berurutan dan iteratif di mana setiap iterasinya dapat digunakan untuk memperbaiki iterasi berikutnya. (Rosa, 2011, h.109).
102 ISSN: 2407-1102 3. ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Analisis Permasalahan Dalam menganalisa masalah hasil identifikasi masalah yang penulis lakukan, penulis menggunakan PIECES Framework sebagai alat bantu analisis masalah, berikut adalah hasil pengelompokan masalah yang telah penulis temukan dengan menggunakan PIECES Framework. P : (Performance) Proses penyedia informasi atau laporan yang diminta oleh manajer membutuhkan waktu yang lama. I : (Information) 1. Stok barang yang ada digudang tidak diketahui secara pasti dan tidak akurat karena ketika ada barang yang keluar untuk sebuah faktur terkadang luput dari proses perhitungan dan baru diketahui pada beberapa hari kedepan. 2. Stok barang digudang sulit diketahui oleh bagian gudang karena catatan stok barang digudang hanya dimiliki oleh kepala gudang. 3. Informasi barang yang masuk dan barang yang keluar pada satu hari tidak dapat diberikan informasinya untuk manajer secara langsung. 4. Produk hadiah milik pelanggan terkadang tidak diberikan karena tidak ada informasi pengingat untuk pelanggan yang belum menerima hadiah. 5. Informasi barang yang harus disiapkan oleh bagian gudang terkadang tidak lengkap yang membuat terjadinya kesalahan pengiriman pesanan pelanggan seperti informasi barang yang harus dikirim ke proyek atau ke toko dan kesalahan pengiriman pada alamat toko yang salah. E : (Effciency) Pencatatan informasi penjualan milik pelanggan di catat secara berulang kali. C : (Control) Data penting seperti informasi penjualan dapat dilihat oleh siapa saja. E : (Economic) Penjualan perusahaan saat ini tidak maksimal karena banyaknya pelanggan-pelanggan yang menurunkan pesanan dengan perusahaan. S : (Service) 1. Penjualan perusahaan saat ini tidak maksimal karena banyaknya pelanggan-pelanggan yang menurunkan pesanan dengan perusahaan. 2. Produk hadiah milik pelanggan terkadang tidak diberikan karena tidak ada informasi pengingat untuk pelanggan yang belum menerima hadiah. 3.1 Analisis Kebutuhan Setelah melakukan analisis masalah yang ditemukan, penulis mulai merancang kebutuhan sistem dengan menggunakan use case diagram seperti pada Gambar 2.
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 103 Gambar 2 Use Case Diagram PT Tirta Kencana Tata Warna 4. RANCANGAN SISTEM 4.1 Activity Diagram Berikut adalah activity diagram untuk pengambaran pada proses pengecekan stok barang yang ada di dalam sistem.
104 ISSN: 2407-1102 Gambar 3 Activity Diagram Proses Cek Stok Barang 4.2 Hubungan Antar Class (Class Diagram) Gambar 4 adalah hubungan antar class pada sistem yang dibangun. Gambar 4 Class Diagram PT Tirta Kencana Tata Warna
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 105 4.3 Sequence Diagram Gambar 5 adalah sequence diagram untuk pengambaran pada proses pengecekan arus barang dari dalam sistem. Gambar 5 Sequence Diagram Pengecekan Arus Barang PT Tirta Kencana Tata Warna 4.4 Tampilan Antarmuka Form Login Form login berisi user id ada password yang harus diisi terlebih dahulu untuk masuk ke aplikasi. Bila user id dan password benar, maka aplikasi bisa dijalankan. Button login digunakan untuk login, button keluar untuk keluar dari aplikasi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Tampilan Form Login 4.5 Tampilan Antarmuka Form Pengeluaran Barang Form pengeluaran barang berfungsi untuk mencatat barang yang keluar dari gudang. Tampilan form pengeluaran barang dapat dilihat pada Gambar 7.
106 ISSN: 2407-1102 Gambar 7 Tampilan Form Pengeluaran Barang 4.6 Tampilan Antarmuka Form Cetak Laporan Form cetak laporan berfungsi untuk mencetak seluruh laporan teks. Tampilan cetak laporan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Tampilan Form Cetak Laporan 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis setelah diselesaikannya Penerapan Metodologi RUP Pada Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan Inventory pada PT Tirta Kencana adalah sebagai berikut :
Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 107 1. Informasi mengenai stok barang yang ada digudang diharapkan tidak lagi sulit untuk diketahui oleh bagian gudang maupun bagian lainnya yang memang membutuhkan informasi tersebut. 2. Pemberian produk hadiah yang akan diberikan kepada pelanggan tidak lagi mengalami keterlambatan. 3. Informasi barang masuk dan informasi barang keluar dapat diperoleh dengan lebih akurat karena penomoran barang dilakukan secara otomatisasi. 4. Pengolahan stok barang yang ada digudang diharapkan menjadi lebih akurat karena sistem akan langsung melakukan pemotongan pada saat barang akan dikeluarkan dari gudang sesuai dengan faktur yang sudah dicatat oleh kepala gudang. DAFTAR PUSTAKA [1] Al-Fattah, Hanif, 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta [2] Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta. [3] Kendall, Kenneth E, 2002, Analisis dan Perancangan Sistem, Jilid 1, PT Prenhallinda, Jakarta. [4] Nazir, M, 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. [5] Ristono, Agus, 2009, Manajemen Persediaan Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta. [6] Rangkuti, Freddy, 2007, Manajemen Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta [7] Salahuddin, M dan A.S, Rosa, 2011, Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Modula, Bandung. [8] Sri Dharwiyanti dan Romi Satria Wahono, 2011, Pengantar Unified Modeling Language(UML), Diakses 15 November 2013 dari http://setia.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/6039/materisuplemenuml.pdf. [9] Sutabri, Mohamad, 2006, Sistem Informasi Manajemen, Andi Offset, Yogyakarta. [10] Wahana Komputer, 2010, Panduan Aplikatif & Solusi : Membuat Aplikasi Client Server dengan Visual Basic 2008, Andi, Yogyakarta. [11] Whitten, Bentley dan Dittman, 2006, Metode Desain dan Analisis Sistem: Edisi ke-6. Andi, Yogyakarta. [12] Widodo, Prabowo P., Heriawati, 2011, Menggunakan UML(Unified Modeling Language), Informatika, Bandung.