Korelasi Pembelajaran PKN Dengan Pembentukan Karakter Siswa Dalam Kehidupan Sehari - Hari Pada Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN. Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

Studi Korelasi Keteladanan Orang Tua Dengan Budi Pekerti Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan,

BAB III METODE PENELITIAN. kajian lapangan. Sedangkan pelaksanaannya dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adalah data yang berupa kategori-kategori. 71

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami suatu

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Damai, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2013 April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR SISWA DI RUMAH PADA SMP NEGERI 2 BAYUNG LENCIR TAHUN AJARAN 2011/2012 OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN No. 1 Labean Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Korelasi Pembelajaran PKN Dengan Pembentukan Karakter Siswa Dalam Kehidupan Sehari - Hari Pada Siswa Fedri Setyawan (09110051) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Rumusan Masalah adalah adakah korelasi yang signifikan antara pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati,untuk mengetahui sejauh mana karakter siswa di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati, dan untuk mengetahui korelasi pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII,VIII,IX MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati yang berjumlah 39 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan penelitian dengan berorentasi pada korelasi antara pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif karena dalam peneltiian ini menggunakan analisa statistik untuk menganalisa selanjutnya mengambil kesimpulan dari penelitian itu. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode angket. Validasi data diperoleh dari perhitungan statistik product moment. Simpulan adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data bahwa nilai korelasi (pearson correlation) pada r hitung sebesar 0,470. Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dalam r tabel = 0,316, dengan N (jumlah responden) = 39, dan tingkat signifikansi 0,05. Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Karena r hitung (0,470) > r tabel (0,316) maka Ha diterima. Dengan demikian berarti ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Saran yang di berikan adalah lembaga pendidikan merupakan tempat untuk membimbing siswa sehingga kelak menjadi manusia yang dapat membimbing diri sendiri dan orang lain, Pembentukan karakter yang dilakukan di sekolah hendaknya ditindaklanjuti di luar sekolah, baik di lingkungan keluarga siswa maupun di masyarakat. Karena dengan kondisi yang mendukung maka karakter yang diharapkan dari lembaga pendidikan dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari, siswa hendaknya dibimbing dengan baik terutama pada masa perkembangan sebagai anak-anak agar diarahkan kepada hal-hal positif yang sesuai dengan tuntunan agama dan tidak membelok ke arah kenakalan remaja, para orang tua siswa selaku orang terdekat dengan siswa dalam kesehariannya hendaknya mau mengawasi perilaku siswa selama di rumah atau lingkungan masyarakat dan tidak segan-segan menegur anak mereka yang melakukan perilaku negatif agar tidak berkelanjutan, hendaknya ada kerjasama yang baik antara pihak lembaga pendidikan dengan orang tua dan masyarakat, baik dalam bidang pembangunan jasmaniah yang menyangkut sarana dan prasaran pendidikan, tetapi juga pembangunan moril yang mencakup pemberian keteladanan, sanksi sosial bagi palanggar perilaku negatif, serta penghargaan kepada para anak didik agar mereka termotivasi untuk berbuat baik. Kata Kunci : korelasi, pembentukan karakter, pembelajaran PKn JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 77

PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan -- atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diungkapkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad XX, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Seiring kemajuan perkembangan jaman sekarang ini JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 78

yang sudah semakin pesat maka perlahan-lahan nilai-nilai luhur yang menjadi karakter bangsa Indonesia mulai tergerus. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus maka bukan tidak mungkin, nilainilai luhur itu akan lenyap dan akhirnya tidak dikenal lagi oleh generasi berikutnya. Tentu kita tidak menginginkan hal demikian terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, sekolah sebagai benteng terakhir dari kepunahan semua nilai-nilai luhur bangsa ini harus berusaha menerapkan kembali pendidikan karakter yang selama ini secara tidak disadari tereliminir oleh aspek-aspek yang menekankan pada ranah kognitif saja. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dapati bahwa para siswa (baik dari SD sampai SMA bahkan mahasiswa) sudah mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan luhur bangsa Indonesia, mereka sudah tidak lagi meresapi peringatan-peringatan hari-hari bersejarah bangsa Indonesia, upacaraupacara yang dilakukan sebatas seremonial belaka tanpa pemaknaan esensi di dalamnya. Belum lagi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang kurang etis terhadap orang yang seharusnya dihormati, baik kepada orang tuanya atau bahkan gurunya. Keadaan yang demikian mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang korelasi pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa terutama di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses membantu anak mengembangkan dan mengubah perilaku (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor), merangkai gagasan, sikap, pengetahuan, apresiasi, dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi kurikulum sekolah yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran di sekolah sebagai proses implementasi kurikulum, menuntut peran kita sebagai guru untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program pembelajaran secara efektif. Pembelajaran yang terjadi pada seseorang pada dasarnya adalah terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Karena pembelajaran merupakan proses belajar, sedangkan proses belajar adalah perbuatan melakukan perubahan dalam diri seseorang. Perubahan itu bersifat intensional, positif-aktif dan efektif-fungsional. Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dan disadari, bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, di samping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan, bukan terjadi karena sendirinya seperti karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relatif tetap serta dapat direproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan. Pengertian Karakter Secara bahasa, karakter berarti karakter merupakan kata benda yang berarti tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Dalam JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 79

bahasa Arab karakter disebut juga akhlak yang berasal dari kata "khalaq" berasal dari kata "khalqun" yang berarti percaya, tabiat, adat, bisa juga berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, Akhlak adalah perangai, adat atau sistem nilai yang dibuat. Sedangkan karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah karakter yang mengandung nilai-nilai luhur atau sering disebut Al-akhlak al-karimah. Akhlakul karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status, gejala yang ada yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pendekatan korelasional adalah pendekatan dengan melihat hubungan antar variabel. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain. Dalam hal ini adalah mengenai korelasi antara pola asuh orang tua dengan hubungan sosial anak di sekolah. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati yang berjumlah 157 siswa, dengan rincian sebagai berikut: a. Kelas VII = 55 siswa b. Kelas VIII = 54 siswa c. Kelas IX = 48 siswa Jumlah = 157 siswa 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian atau obyek penelitian diambil untuk diamati yang bisa mewakili dari populasinya. Jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil sebanyak 20 25 % atau lebih, tergantung dari luas sempitnya wilayah pengamatan, waktu, tenaga, dana dan besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Sejalan dengan pendapat diatas, maka penelitian dilakukan terhadap sampel (25% x 157 = 39) yaitu 39 siswa dari populasi. JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 80

3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik Probability Sampling. Teknik ini meliputi: a. Stratified Sampling Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi (strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling. b. Proportional Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Simple Random Sampling Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dalam hal ini menggunakan teknik simple random sampling (sampel secara acak dari jumlah populasi). Pengambilan sampel ini dilakukan ada setiap kelas, yaitu: Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian Kelas Populasi Persentase Sampel VII 55 25% 14 VIII 54 25% 14 IX 48 25% 12 Jumlah 157 25% 39 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan. Adapun metode pengumpulan data tersebut,yaitu : 1. Metode Angket/Kuesioner Metode ini dilakukan dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan lengkap. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan dimana responden tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai dengan apa yang dialami oleh responden. JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 81

2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi yang berupa (tulisan,atau gambar-gambar,rekaman suara dan sebagainya) tentang suatu fenomena yang telah tersedia (terkumpul). Dokumentasi ini digunakan untuk melihat nilai siswa (nilai harian, nilai tugas, nilai rapor, dan lain-lain), juga digunakan untuk melihat bukti historis lembaga, serta kegiatan-kegiatan yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. 3. Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala pada obyek penelitian. Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematik dari fenomena-fenomena yang diselidiki. 4. Metode Interview Metode interview atau merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sefihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dimaksudkan untuk mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan pendidikan. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses tanya jawab antara orang satu dengan orang lain untuk mendapatkan suatu informasi. Adapun data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan ini adalah data tentang hasil wawancara dengan para guru, Kepala Sekolah, kroscek dengan siswa dan para orang tua. HASIL PENELITIAN Analisis Pendahuluan Pada tahap analisa pendahuluan ini data hasil rekapitulasi dari dua variabel dikelompokkan menjadi dua menurut variabelnya, yaitu variabel X (Pembelajaran PKn) dan variabel Y (Pembentukan Karakter Siswa). Dari resume kedua variabel tersebut terlihat nilai masing-masing responden pada setiap variabel. Perolehan nilai kedua variabel tersebut digunakan sebagai dasar pengolahan analisis data pada tingkat lanjut (Dalam hal ini peneliti menggunakan program pengolah data statistik SPSS Versi 18). Adapun skor masing - masing variabel pada penelitian yang peneliti lakukan tertera pada tabel di bawah ini. JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 82

a. Data tentang Pembelajaran PKn Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pembelajaran PKn Skor Frekuensi ( f ) Percent ( % ) f.x 33 1 2.6 33 39 2 5.1 78 41 1 2.6 41 44 3 7.7 132 45 2 5.1 90 46 1 2.6 46 47 2 5.1 94 48 2 5.1 96 50 3 7.7 150 51 4 10.3 204 52 2 5.1 104 53 2 5.1 106 54 5 12.8 270 55 1 2.6 55 56 2 5.1 112 57 3 7.7 171 58 2 5.1 116 60 1 2.6 60 Total 39 100 1958 Berdasarkan tabel di atas, maka untuk proses berikutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut : 1) Mencari nilai rata rata dari variabel ( X ) yaitu Pembelajaran PKn dengan cara menjumlahkan nilai angket dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata rata untuk variabel ( X ) adalah sebagai berikut : M = fx N = 1958 39 = 50,21 Jadi nilai rata rata untuk variabel Pembelajaran PKn adalah sebesar 50,21 2) Untuk menafsirkan nilai Pembelajaran PKn dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup baik, dan kurang baik maka menggunakan perhitungan sebagai berikut : Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tertinggi dan nilai terendah serta interval kategori sebagai berikut : JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 83

Mencari nilai tertinggi ( H ) = jumlah item x skor jawaban tertinggi = 15 x 4 = 60 Mencari nilai terendah ( L ) = jumlah item x skor jawaban terendah = 15 x 1 = 15 Setelah nilai H dan L ditemukan, selanjutnya adalah mencari nilai nilai range dengan rumus sebagai berikut : R = H L + 1 = 60 15 + 1 = 45 + 1 = 46 Mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut : i = R K K = 4 ( berdasarkan multiple choice ) = 46 4 = 11,5 dibulatkan menjadi 12 Dari perhitungan di atas maka interval kategori yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Interval Kategori Pembelajaran PKn ( X ) No Interval Jumlah Persentase Kategori 1. 15 26 0 0 Kurang 2. 27 38 1 2,6% Cukup 3. 39 50 16 41% Baik 4. 51-60 22 56,4% Baik Sekali Jumlah 39 100% Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persentase bahwa kategori kurang 0%, kategori cukup sebanyak 2,6%, kategori baik sebanyak 41%, dan kategori baik sebanyak 56,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah berjalan dengan baik. JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 84

b. Data tentang Pembentukan Karakter Siswa berikut : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pembentukan Karakter Siswa Skor Frekuensi ( f ) Percent ( % ) f.x 35 1 2.6 35 37 3 7.7 111 38 2 5.1 76 39 2 5.1 78 40 2 5.1 80 41 2 5.1 82 42 2 5.1 84 43 2 5.1 86 44 1 2.6 44 45 2 5.1 90 46 1 2.6 46 47 1 2.6 47 48 1 2.6 48 49 2 5.1 98 50 1 2.6 50 51 1 2.6 51 52 1 2.6 52 53 3 7.7 159 54 2 5.1 108 55 1 2.6 55 56 2 5.1 112 57 3 7.7 171 58 1 2.6 58 Total 39 100 1821 Berdasarkan tabel di atas, maka untuk proses berikutnya dilakukan perhitungan sebagai 1) Mencari nilai rata rata dari variabel ( Y ) yaitu Pembentukan Karakter Siswa dengan cara menjumlahkan nilai angket dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata rata untuk variabel (Y ) adalah sebagai berikut : M = fx N = 1821 39 = 46,70 JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 85

Jadi nilai rata rata untuk variabel Pembentukan Karakter Siswa adalah sebesar 46,70. 2) Untuk menafsirkan nilai Pembentukan Karakter Siswa dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup baik, dan kurang baik maka menggunakan perhitungan sebagai berikut : Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tertinggi dan nilai terendah serta interval kategori sebagai berikut : Mencari nilai tertinggi ( H ) = jumlah item x skor jawaban tertinggi = 15 x 4 = 60 Mencari nilai terendah ( L ) = jumlah item x skor jawaban terendah = 15 x 1 = 15 Setelah nilai H dan L ditemukan, selanjutnya adalah mencari nilai nilai range dengan rumus sebagai berikut : R = H L + 1 = 60 15 + 1 = 45 + 1 = 46 Mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut : i = R K K = 4 ( berdasarkan multiple choice ) = 46 4 = 11,5 dibulatkan menjadi 12 Dari perhitungan di atas maka interval kategori yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 5. Nilai Interval Kategori Pembentukan Karakter Siswa( Y ) No Interval Jumlah Persentase Kategori 1. 15 26 0 0 Kurang 2. 27 38 6 15,4% Cukup 3. 39 50 19 48,7% Baik 4. 51-60 14 36% Baik Sekali Jumlah 39 100% JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 86

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persentase bahwa kategori kurang 0%, kategori cukup sebanyak 15,4%, kategori baik sebanyak 48,7%, dan kategori baik sebanyak 36%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah berjalan dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan : Ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan seharihari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Hal ini terbukti dari hasil analisis data bahwa nilai korelasi (pearson correlation) pada r hitung sebesar 0,470. Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dalam r tabel = 0,316, dengan N (jumlah responden) = 39, dan tingkat signifikansi 0,05. Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Karena r hitung (0,470) > r tabel (0,316) maka Ha diterima. Dengan demikian berarti ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Salimi, Noor, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. Aziz, Abdul, Ahyadi, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1997. Darsono, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Press, 2000. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2009. Haris, Abdul, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Rosdakarya, 1996. Shodiq, Muh., Konsep Dasar Penelitian dan Pedoman Srikpsi, Surakarta: STAIMUS,,2003. Sugiyarto, Teknik Sampling, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Sutrisno, Oteng, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung, 1985. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Taufiq, Agus, dkk, Pendidikan Anak di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, Edisi I, 2010. Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Semarang, 1996. JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG 87