BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dibawa kemana saja. Selain itu handphone juga membantu kita untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi mengalami perubahan dan peningkatan yang sangat. pesat dari waktu ke waktu sehingga membawa konsekuensi bagi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar di dunia, salah satunya perkembangan teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah memasuki era globalisasi sehingga persaingan

Bab 1. Pendahuluan. teknologi terutama dalam bidang telekomunikasi, informasi dapat tersebar dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini istilah teknologi tidaklah asing dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, selama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini teknologi komunikasi semakin berkembang dan terus maju.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi merupakan suatu unsur penting dalam pembangunan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia modern dan juga di era globalisasi

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas erat hubungannya dengan perkembangan media massa dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai penemuan dan inovasi yang semakin kompleks. Dalam waktu kurun 10

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persaingan antar merek. Merek bukan hanya dianggap sebagai sebuah nama, logo,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi sebagian masyarakat untuk melakukan komunikasi. Handphone pada


BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perkotaan mulai mengalami perubahan gaya hidup. Bagi mereka, HandPhone (HP) atau

Kesimpulan dan Saran

Pengaruh Customer Experience Terhadap Brand Image Pada Handphone Smartfren Andromax C3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi dan teknologi adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha di dunia termasuk Indonesia. Persaingan-persaingan yang terjadi terutama berupa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bagi perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang seperti teknologi, ekonomi dan sebagainya. Dampak dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang terus berkembang di kehidupan sehari-hari dimana ditandai dengan. tugas manusia, mulai dari membantu dalam pembuatan dokumen,

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi memengaruhi perkembangan di berbagai bidang dan membuat

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mengelola pelanggan mereka. Selain itu teknologi informasi yang semakin

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin berkembang seperti yang terjadi pada industri telekomunikasi. Kini industri telekomunikasi menjadi salah satu dari sekian banyak penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Industri telekomunikasi di Indonesia telah menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai dari industri telekomunikasi itu sendiri, perdagangan, manufaktur, sampai dengan sektor usaha kecil menengah sebagai penggerak ekonomi rakyat. Teknologi komunikasi melalui sarana handphone mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sampai terciptalah produk telepon pintar (smartphone) yang merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon sehingga smartphone tidak hanya dapat berfungsi untuk menelpon atau mengirim pesan singkat saja, tetapi juga dapat mengolah data seperti halnya komputer, yang memiliki fasilitas e-mail, uploading, downloading, browsing, chatting, dan sebagainya. Semakin pesatnya perkembangan di bidang telekomunikasi menyebabkan banyak bermunculannya beberapa perusahaan yang bergerak dibidang operator penyedia jasa layanan telekomunikasi, salah satunya adalah smartfren. Maraknya perang tarif yang terjadi sekarang ini diakibatkan terlalu banyaknya operator yang menawarkan produknya kepada konsumen. Namun, perang tarif kini mulai tergeser dengan maraknya perang layanan atau tarif internet yang murah. Maka, operator telekomunikasi pada saat ini mulai merambah kepada layanan telekomunikasi yang berbasis data disebabkan oleh pengguna layanan data 1

semakin meningkat seiring dengan berkembangnya kebutuhan mobile lifestyle terhadap internet dan ponsel pintar (smartphone). (www.kompas.com). Seiring berjalannya waktu PT Smartfren melanjutkan ekspansi dengan terus mengembangkan cakupan jaringan dan varian produk. Beberapa produk yang diluncurkan pada jajaran smartphone berbasis Android adalah Seri Andromax. Smartfren Andromax diminati masyarakat seiring dengan pertumbuhan pengguna website jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, Forsquare, dll, maka pertumbuhan penjualan Smartfren semakin pesat. Hal ini sesuai dengan volume penjualan Smartfren Andromax dalam tahun 2013 yang tertera pada tabel berikut ini. Tabel 1.1 Penjualan Smartfren Andromax Tahun 2013 No. Bulan Total penjualan/ unit 1 Januari 33.472 unit 2 Februari 60.616 unit 3 Maret 10.751 unit 4 April 43.201 unit 5 Mei 51.799 unit 6 Juni 58.588 unit 7 Juli 132.424 unit 8 Agustus 124.354 unit 9 September 105.505 unit 10 Oktober 138. 937 unit 11 Nopember 203. 216 unit 12 Desember 339. 000 unit Sumber : Detik.com Apabila dibandingkan dengan penjualan Samsung, pada Tahun 2013 penjualan Samsung jauh lebih banyak dari para pesaingnya dengan 1.054.000 unit telah terjual. Runner-up Smartfren Andromax menjual 339.000 unit, sementara BlackBerry menjual 330.000 unit. Posisi keempat ditempati Lenovo, yang berhasil menjual 311.000 unit. (www. Detik.com). 2

3 Dengan semakin banyaknya jenis smartphone yang dijual dipasaran,maka konsumen harus bisa membedakan merek(brand) yang satu dengan yang lain. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler dan Amstrong, 2005:82). Menurut Urde (1994 dalam Widiyatmoko, 2005) perusahaan dimasa depan akan semakin bergantung kepada merek, yang berarti tidak cukup berorientasi pada produk. Pelanggan yang relatif puas akan memberikan suatu citra bahwa merek tersebut merupakan produk yang diterima luas, berhasil, beredar di pasaran, dan sanggup memberikan dukungan pelayanan yang luas dan peningkatan mutu produk. Kesadaran merek juga dapat dibangkitkan dari kelompok pelanggan. Teman dan kolega para pengguna akan menjadi sadar akan produk tersebut hanya dengan menyaksikannya dan akan membangkitkan semacam kenangan yang berkaitan dengan konteks penggunaan dan pengguna yang sulit dijangkau oleh iklan manapun. Jadi, loyalitas merek dapat memikat pelanggan baru dengan dua cara, yakni menciptakan kesadaran merek dan meyakinkan kembali. Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan (Shimp, 2003:11). Indikator utama untuk dapat mengukur brand awareness antara lain yaitu merek mudah diingat, merek mudah dikenali, merek menjadi pilihan utama, kemampuan membedakan dengan merek lain (Kotler dan Keller 2007:213).

4 Teori yang dikemukakan oleh Pappu et al.,(2005) menegaskan bahwa "brand awareness mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap brand loyalty", sehingga dapat dikatakan dengan meningkatkan brand awareness maka akan meningkatkan pula brand loyalty suatu merek. Rangkuti, (2002:60-65), pengertian loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Sedangkan menurut Susanto dan Wijanarko (2004:127-129) loyalitas merek sudah lama menjadi gagasan inti dalam pemasaran dan merupakan ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Inilah yang menyebabkan mengapa seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut membuat perubahan terhadap harga atau unsur-unsur produk. Bila loyalitas merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat berkurang. Loyalitas merek merupakan satu indikator dari ekuitas merek yang nyata terkait dengan laba masa depan karena secara langsung dihubungkan dengan tingkat penjualan di masa depan. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen. Loyalitas merek dapat diukur melalui tiga indikator yaitu antara lain main choice, word of mouth, join program Pappu et al., (2005). Beberapa penelitian (Fournier, 1998, Dodson, 1996, Kalra & Ronald, 1998) mengindikasikan bahwa konsumen yang mempunyai hubungan erat dengan merek tertentu koneksi antara citra diri dengan citra merek yang positif memandang merek tersebut sebagai perwakilan akan aspek-aspek diri mereka (Ratri, 2007). Bagi pemasar, hubungan koneksi seperti ini merupakan langkah penting untuk pembentukan loyalitas merek

5 dan pembentukan jalinan relasi yang positif dengan konsumen. Citra merek yang positif bisa diasosiasikan dengan loyalitas merek, kepercayaan konsumen terhadap nilai merek yang positif, dan kemauan untuk terus melanjutkan pembelian merek tersebut, selain itu juga berfungsi untuk mempengaruhi minat konsumen terhadap promosi merek di masa yang akan datang dan jaminan kekebalan konsumen terhadap aktivitas promosi dari merek pesaing. (Schiffman & Kanuk, 2000:113-141 ) Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Fandy, 2005: 49). Menurut Kotler dan Armstrong (2001:225) Brand image adalah keyakinan tentang merek tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur brand image antara lain friendly, usefull, inovatif, accurate, modern, satisfactory, attractive. Pappu et al., (2005). Hasil dari penelitian Suyadi dan Fannani (2014) mengindikasikan bahwa loyalitas yang besar dari seseorang terhadap merek akan menciptakan keinginan untuk selalu menggunakan merek tersebut. Hal ini dipandang dari sisi produk, akan meningkatkan kekayaan nilai dari produk tersebut di mata konsumen yang berarti ekuitas merek produk tersebut mangalami peningkatan. Brand loyalty merupakan suatu ukuran loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Ukuran loyalitas konsumen ini dapat memberikan gambaran mungkin tidaknya konsumen beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut mengalami perubahan baik yang menyangkut harga maupun atribut lain. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian terhadap merek tersebut, walaupun dihadapkan pada banyak alternatif

6 merek. Menurut Aaker dalam Durianto dkk.(2001:4) brand equity adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Menurut Soehadi (2005:147), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator yaitu Leadership, Stability, Market, Internationality, Trend, Support, Protection. (sumber: http://jurnalsdm.blogspot.com/) Walaupun Smartfren Andromax ini cukup diminati konsumen, tetapi jika dibandingkan dengan Samsung dan Sony, Smartfren masih kalah unggul dalam hal branding, terbukti konsumen lebih mengenal Samsung dan Sony dari pada Smartfren Andromax. Dari uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh brand awareness dan brand image terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna smartfren andromax di surabaya. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh M., Juntunen, J. &Juga, J. (2011) yang berjudul: Corporate brand equity and loyalty in B2B markets. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah brand awareness berpengaruh terhadap brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 2. Apakah brand image berpengaruh terhadap brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya?

7 3. Apakah brand awareness berpengaruh terhadap brand loyalty pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 4. Apakah brand image berpengaruh terhadap brand loyalty pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 5. Apakah brand equity berpengaruh terhadap brand loyalty pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 6. Apakah brand awareness berpengaruh terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 7. Apakah brand image berpengaruh terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui: 1. Pengaruh brand awareness terhadap brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya. 2. Pengaruh brand image terhadap brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya. 3. Pengaruh brand awareness terhadap brand loyalty pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya. 4. Pengaruh brand image terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya? 5. Pengaruh brand equity terhadap brand loyalty pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya.

8 6. Pengaruh brand awareness terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya. 7. Pengaruh brand image terhadap brand loyalty melalui brand equity pada pengguna Smartfren Andromax di Surabaya 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi dunia akademik dan praktik, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Akademik Sebagai bukti sumbangan literatur yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peneliti berikutnya yaitu agar peneliti berikutnya lebih paham tentang pengertian dan contoh penerapan serta pengaruh dari variabel brand awareness, brand image, brand loyalty, brand equity. 2. Manfaat Praktik Sebagai sumbangan pemikiran mengenai pertimbangan brand loyalty pada pelanggan Smartfren Andromax di Surabaya yang nantinya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan stratejik Smartfren di Surabaya contoh masyarakat sudah mengetahui tentang brand image dari Smartfren, sehingga mereka tidak perlu bingung lagi dalam memilih Smartfren hal ini menciptakan brand equity dan brand image yang kuat di mata masyarakat dipandang dari brand awareness Smartfren Andromax, sehingga menciptakan brand loyalty pada perusahaan Smartfren Andromax di Surabaya

9 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika atau tahapan penulisan skripsi ini secara runtut dijelaskan sebagai berikut: BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan terakhir disajikan sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan. BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian pertama berisi mengenai penelitian terdahulu, bagian kedua berisi teori-teori, dan hubungan antar variabel dan bagian ketiga menyajikan model penelitian dan bagian terakhir menyajikan hipotesis. BAB 3. METODE PENELITIAN Pada bab tiga ini dijelaskan mengenai metode penelitian untuk mencapai tujuan penelitian, yang berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan indikator variabel, pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik analisis data dan prosedur pengujian hipotesis. BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab empat ini disajikan mengenai karakteristik responden, statistik deskriptif variabel penelitian, hasil analisis data yang berisi uji-uji menggunakan SEM dan pembahasan hasil penelitian guna penarikan simpulan dan penyajian saran.

10 BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini disajikan mengenai simpulan dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang dilakukan seta mengajukan saran sebagai masukan bagi perusahaan maupun maupun bagi peneliti yang akan datang.