SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

dokumen-dokumen yang mirip
OUTLOOK ZAKAT INDONESIA Kata Pengantar Ketua BAZNAS: Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA

Potensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ibadah yang juga termasuk dalam rukun Islam yang ketiga. Adapun

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Kamis, 8 Desember 2016

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Statistik KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

ANALISIS KOMPARATIF MODEL SHARIAH GOVERNANCE LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: STUDI KASUS NEGARA ASEAN

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

dalam jangka panjang (Boediono, 1994). Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jl. Babakan Tengah No. 127 RT 02/08 Desa Babakan Kec. Dramaga Kab. Bogor 16680

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL ZAKAT Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

TUJUAN PENGELOLAAN ZAKAT UU No. 23/2011 : Pengelolaan zakat ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan (Pasal 3).

PENGHIMPUNAN DANA ZIS 2002 2013 (13 TAHUN) Penghimpunan dana ZIS mengalami peningkatan sebesar 5310,15 persen dalam kurun waktu 13 tahun dari tahun 2002 sebesar Rp68,39 Miliar ke tahun 2015 sebesar Rp3,700 Triliun. 2013 2017 2002 Rp. 68,39 M Rp. 3,7 Triliun + 5.310,5% Rp. 6 Triliun 2,76 % POTENSI ZAKAT Rp. 217 Triliun

86% (216,66 JUTA) PENDUDUK INDONESIA: MUSLIM (BPS 2015) POTENSI ZAKAT Rp. 217 Triliun/Tahun 217 Triliun : 217 Juta = Rp 1 JUTA Rp 1 JUTA : 12 Bulan = Rp. 90.000/Bulan Rp. 90.000 : 30 Hari = Rp. 3.000/Hari

Fungsi Zakat & Efisiensi- Efektifitas Kinerja Amil Zakaat Zakat ini tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik, tetapi juga dapat menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional. 2015 Rp3,7 Triliun (US4269,29), Pertumbuhan 21,21% dibandingkan pertumbuhan GDP 4,79%. Pertumbuhan zakat dan prestasi di tingkat internasional yang luar biasa ini, pada kenyataannya belum dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja amil zakat di dalamnya

Kemiskinan & Biaya Kehidupan 28 Juta x US$ 2 = US$ 56 juta/hari X Rp. 14.000 = Rp. 784.000.000.000 x30 hari= Rp. 23.520 Triliun/bulan x12 bulan = Rp. 282.240 Triliun

JUMLAH TENAGA KERJA INDONESIA 2011 Pangsa (%) 2012 Pangsa (%) Pertumbuhan Jumlah % Tenaga Kerja 104.613.681-110.808.154-6.194.473 5,92 UMKM 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16 5.935.051 5,83 -Usaha Mikro (UMi) 94.957.797 90,77 99.859.517 90.12 4.901.720 5,16 -Usaha Kecil (UK) 3.919.992 3,75 4.535.970 4,09 615.977 15,71 -Usaha Menengah (UM) 2.844.669 2,72 3.262.023 2,94 417.354 14,67 Usaha Besar (UB) 2.891.224 2,76 3.150.645 2,84 259.422 8,97

TENAGA KERJA INDONESIA (BPS 2012) 111 Juta 97,8 % di UMKM = 108 Juta 28 Juta/108 Juta = 25,9 %

Proporsi Penyaluran Zakat berdasarkan Bidang Penyaluran BIDANG BAZNAS BAZNAS Prov BAZNAS Kab/Kt LAZ NASIONAL PNYALURAN RP (Juta) % RP (Juta) % RP (Juta) % RP (Juta) % RP (Juta) % Ekonomi Sosial TOTAL 5.161 9,09 29.662 12,98 119.878 21.46 183.330 13,02 338.031 15,01 15.342 27,01 115.928 50,73 222.406 39,81 575.564 40,89 929.239 41,27 56.803 100 228.504 100 558.634 100 1.407.649 100 2.251.63 5 100 Ekonomi: 15,01% Sosial: 41.27%

Proporsi Penyaluran Zakat Per Asnaf No. ASNAF RP % 1 2. 3. 4. Fakir Miskin 1.524.058 74,36 Ghorimin 13.214 0,64 Fisabilillah 459.056 22,44 Ibnu Sabil 23.484 1,15 TOTAL 2.049.537 100

Perbandingan Peringkat Pendapatan Per Kapita Negara-negara ASEAN dan BRICS pada tahun 2010 Dari Terbesar ke Terkecil Peringkat Negara Pendapatan Per Kapita (USD) i) Singapura 40.920 ii) Brunei Darussalam 31.180 iii) Rusia 9.910 iv) Brazil 9.300 v) Malaysia 7.900 vi) South Africa 6.100 vii) China 4.260 viii) Thailand 4.210 ix) Indonesia 2.580 x) Philippines 2.050 xi) India 1.340 xii) Vietnam 1.100 xiii) Lao PDR 1.000 xiv) Cambodia 760 xv) Myanmar --- Sumber: http://data.worldbank.org/country

Political Will Pemerintah UU 23/2011 PP 14/2014 Inpres 3/2014 Zakat Pres 2016 Zakat Mente -ri2 2016 Kepres/Kepmen2 UPZ Lmbg Pmrnth+ Korporasi+Zakat Inclusion (Dana Keagamaan)

BAZNAS & LAZ Secara umum, BAZNAS memiliki dua tugas utama: (1) mengelola keseluruhan sistem zakat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, serta pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat, (2) melaksanakan fungsi koordinasi terhadap seluruh organisasi pengelolaan zakat (OPZ) di Indonesia. Terdapat tiga kategori LAZ yaitu LAZ Nasional (jika penghimpunan zakat mencapai Rp 50 miliar), LAZ Provinsi (jika penghimpunan zakat mencapai Rp 20 miliar), LAZ Kabupaten/Kota (jika penghimpunan zakat mencapai Rp 3 miliar).

MAKSI BAPPENAS memasukkan zakat ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015 sebagai satu pilar penting dalam Religious Financial Sector Berdasarkan MAKSI, BAZNAS diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan, dan distribusi zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas kinerja BAZNAS. BAPPENAS juga memasukkan zakat ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015.

Posisi Indonesia dalam Potensi Zakat Pertama, studi PIRAC menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei ke 10 Gambar 1.1 Struktur Kelembagaan Zakat di Indonesia Sumber : Islamic Social Finance Report (2014) 6 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat per muzakki mencapai Rp 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat dari sebelumnya yaitu Rp 416.000,00 pada tahun 2004. Kedua, PEBS FEUI menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi Muslim Indonesia dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar zakat, maka dapat diproyeksikan potensi penghimpunan dana zakat pada tahun 2009 mencapai Rp 12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010). Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa potensi zakat nasional dapat mencapai Rp 19,3 triliun. Keempat, penelitian Firdaus et al (2012) menyebutkan bahwa potensi zakat nasional pada tahun 2011 mencapai angka 3,4 persen dari total PDB, atau dengan kata lain potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 217 triliun (3,4 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2010).

Terima Kasih