Lucia Christyanti SMA Negeri 6 Kota Bekasi ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI A SDN TULUNGREJO 03 PADA MATERI KONSEP RANGKAIAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EDI COPI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

SITI QOTIJAH SDN Tiron 1 Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN BANYUAJUH 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB (QUESTIONS ANSWER) PADA SISWA KELAS VI SDN 26 SUNGAI LIMAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Ciptaningsih E.G 46. Keywords: learning achievement, open problem method. 46 Guru Bidang Studi IPA SMPN 2 Kalisat Kabupaten Jember

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF SISWA KELAS VII A SMP N 1 BINANGUN CILACAP

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM POKOK BAHASAN PARTIKEL MATERI MELALUI MEDIA POWERPOINT

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Elly Junaidah SMP Negeri 8 Bandar Lampung ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Surdani Yanti 1, Fazri Zuzano 1, Pebriyenni 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SD Inpres VII Labuan Baru

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN 01 LUHAK NAN DUO

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MATERI TEORI EVOLUSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) PADA SISWA KELAS XII IPA1 DI SMA NEGERI 6 KOTA BEKASI Lucia Christyanti sma6bks@gmail.com SMA Negeri 6 Kota Bekasi ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh karena rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Biologi dan masih belum terlaksana dengan baik penggunaan metode pembelajaran terutama pada proses pembelajaran Biologi di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 6 Bekasi. Hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan (Discovery Learning) memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan analisis data, aktivitas guru dalam proses pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dalam setiap siklus juga mengalami peningkatan serta berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa penerapan metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar Biologi dengan materi teori evolusi. Kata Kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, Biologi, Teori Evolusi, Metode Pembelajaran Penemuan ABSTRACT This Classroom Action Research was conducted because of the low learning motivation and learning achievements of students in the subjects of Biology and still has not done well the use of learning methods, especially in the learning process in the Biology class of XII IPA 1 SMAN 6 Bekasi. This research outputs indicated that Discovery Learning has a positive impact in improving students' motivation. Based on data analysis, the activity of the teacher in the learning process using Discovery Learning method in each cycle also increased as well as the positive impact on student achievement. This can be shown by the average value of students in each cycle which is constantly increasing. Thus the hypothesis of action in this study proved that the application of the discovery learning method (Discovery Learning) in teaching and learning can enhance students' motivation to learn Biology with the material theory of evolution. Keywords: Motivation, Achievement, Biology, Evolution, Discovery Learning Method PENDAHULUAN Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru adalah suatu jabatan profesi yaitu suatu jabatan atau pekerjaan. Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional (Usman, 2000, h. 15). Salah satu kunci sukses dalam memajukan pendidikan adalah guru. Sudjana (2002, h. 1) mengemukakan bahwa guru mempunyai posisi sentral. Guru harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian menerjemahkan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah. Bagaimanapun baiknya kurikulum jika tidak diimbangi dengan peningktan kualitas guru-gurunya, tidak akan membawa hasil yang diharapkan (Hamalik, 2002, h. 32). Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, guru bertugas mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Dengan demikian, guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik, 102

Christyanti, Upaya meningkatkan motivasi belajar biologi materi teori evolusi dengan metode pembelajaran penemuan sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001, h. 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa, khususnya pelajaran Biologi. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan cara membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya, sehingga akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi, sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 6 Bekasi, salah satu penyebab menurunnya minat belajar yang dialami oleh sejumlah siswa dikarenakan siswa tidak memiliki dorongan belajar. Siswa merasa jenuh dengan metode ceramah yang diterapkan guru. Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan Sutikno (2009, h. 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Pada metode Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaan inkuiri dan problem solving dengan Discovery Learning ialah bahwa pada discovery learning masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Menurut Berg (1991, h. 1), pada saat belajar, siswa tidak memasuki pelajaran dengan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan. Sebaliknya kepala siswa sudah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan pengetahuan. Teaching is still carried on primarily according to unconfident rules of thumb and throw accumulated individual experience amounting to little more than lore. At the same time, there probably exist enough knowledge and experience storage in individual head to provide the basis of sophisticated technology where that knowledge and experience ever to be brought together, codified. Tested for eficacy and communicated to teachers both in training program and on the job (Joyce dan Weil, 1972, h. 147) Dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa,dengan cara membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Biologi. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, namun motivasi juga dibutuhkan untuk menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh siswa dapat menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari suatu materi, sehingga siswa akan meyerap materi tersebut dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa. Untuk itu, selain menguasai materi, seorang guru juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai dengan kemampuan dan kesiapan siswa, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Dari hasil ulangan harian yang telah dilaksanakan diketahui bahwa siswa kelas XII IPA1 103

J D P, Volume 8, Nomor 2, Juli 2015: 102-109 yang berjumlah 40 siswa ternyata ada 23 siswa atau 57,5% yang memiliki nilai di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 78. Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 60 75 dan hanya 17 siswa atau 42,5% yang memiliki nilai di atas KKM berkisar antara 80 90. Nilai rata-rata baru mencapai 72,5. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery). Hal ini dilakukan untuk mengungkap apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar Biologi pada materi teori evolusi. Pemilihan metode pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa akan lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. METODOLOGI PENELITIAN Menurut Mukhlis (2000, h. 5) Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas di mana guru secara penuh terlibat dalam penelitian, mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1997, h. 9) bahwa salah satu tujuan penilaian yaitu tujuan diagnostik, dimana guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya, dengan diketahui sebab- sebab kelemahan ini maka akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya dan tujuan mengukur keberhasilan, yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa observasi, tes, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerja sama dengan siapa pun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu jika sedang diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 6 Kota Bekasi yang beralamat di Jalan Asri Lestari Raya Perumahan Pondok Mitra Lestari Kota Bekasi. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak 3 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA. 1 di SMA Negeri 6 Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 27 siswi perempuan, pada pokok bahasan memahami teori evolusi serta implikasinya pada salingtemas. Penetapan siswa pada kelas di atas cukup representatif untuk penelitian tindakan kelas sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di antaranya memiliki kecenderungan; 1) kurang semangat dalam mengikuti pelajaran; 2) kepercayaan diri rendah; 3) ketergantungan pada teman kuat; dan 4) tidak dinamis dan kurang kreatif, serta 5) hasil ulangan rendah di bawah KKM. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Sesuai dengan jenis penelitian yang 104

Christyanti, Upaya meningkatkan motivasi belajar biologi materi teori evolusi dengan metode pembelajaran penemuan dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997, h. 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahaptahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Alur PTK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran penemuan (discovery) dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan pembelajaran penemuan (discovery) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran penemuan (discovery) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran penemuan (discovery). Analisis Data Penelitian Persiklus 1. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, daftar nilai, daftar hadir dan alat-alat pengajaran yang mendukung lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Februari 2013 di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 6 Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. c. Tahap Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan (discovery) diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74,50 dan ketuntasan belajar mencapai 58% atau ada 23 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai < 78 hanya ada 17 siswa atau 42% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan (discovery). Hasil observasi terhadap penilaian pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa nilai akhir diperoleh sebesar 2,7 katagori cukup baik. 105

J D P, Volume 8, Nomor 2, Juli 2015: 102-109 Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran No 1 2 3 Aspek yang dinilai Awal Inti d. Refleksi Jumlah Indikator Skor maks. Jumlah Nilai 5 25 14 8 40 20 5 25 14 Ket Penutup Jumlah 18 90 48 Rata-rata 2,7 CB Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pelaksanaan siklus I belum tercapai secara optimal dimana hasil tes kemampuan yang diberikan kepada siswa masih jauh dari yang diharapkan. Dimana siswa yang tuntas belajar baru mencapai 23 siswa atau 58% dan 17 siswa atau 42% belum tuntas. Ketuntasan klasikal baru mencapai 58% masih jauh dari yang diharapkan peneliti sebesar 85% dan nilai rata-rata baru mencapai 74,50. Begitu juga dengan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran baru mencapai nilai akhir 2,7 katagori cukup baik. hal ini menunjukkan bahwa guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum optimal. Dengan demikian peneliti perlu melakukan tindakan pada siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Pelaksanaan Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. daftar nilai, daftar hadir dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Februari 2014 di kelas XII IPA.1 SMA Negeri 6 Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. c. Tahap Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 83,00 dan ketuntasan belajar mencapai 95% atau ada 38 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan lebih baik dari siklus I dan nilai rata-rata sebesar 83,00 Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning Method). Hasil observasi terhadap penilaian pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa nilai akhir diperoleh sebesar 4,6 katagori sangat baik. d. Refleksi Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pelaksanaan siklus II sudah tercapai secara optimal dimana hasil tes kemampuan yang diberikan kepada siswa sudah sesuai yang diharapkan. Dimana siswa yang tuntas belajar mencapai 38 siswa atau 95% dan 2 siswa atau 5% belum tuntas. Ketuntasan klasikal sudah tercapai 95% dari yang diharapkan peneliti sebesar 85% dan nilai rata-rata mencapai 83,00. Begitu juga dengan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran baru mencapai nilai akhir 4,6 katagori sangat baik. hal ini menunjukkan bahwa guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah optimal. Namun demikian guru yang juga sebagai peneliti belum merasa puas terhadap hasil yang dicapai siswa dan guru juga tidak mau mematahkan semangat siswa untuk belajar dengan metode pembelajaran penemuan 106

Christyanti, Upaya meningkatkan motivasi belajar biologi materi teori evolusi dengan metode pembelajaran penemuan (discovery). Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya dengan materi yang berbeda akan melaksanakan pembelajaran dengan metode yang sama. Para siswa antusias mendengarnya. Guru meminta para siswa lebih siap lagi belajar dirumah, agar hasil belajar yang diperoleh siswa lebih maksimal Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran No Aspek yang Jumlah Skor Jumlah Ket dinilai Indikator maks. Nilai 1 Awal 5 25 25 2 Inti 8 40 35 3 Penutup 5 25 22 Jumlah 18 90 82 Rata-rata 4,6 SB 3. Pelaksanaan Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung, daftar nilai, daftar hadir dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b. Tahap Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2014 di kelas XII IPA1 SMA Negeri 6 Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Dalam pelaksanaan siklus III guru meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing dan membahas materi pembelajaran tentang mutasi DNA dan dampaknya, teori evolusi netral dan beberapa pandangan baru tentang teori evolusi. Kemudian guru memberitahukan bahwa setelah mempelajari materi tersebut para siswa akan diberikan soal tes c. Tahap Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 87,72 dan dari 40 siswa yang telah tuntas sebanyak 38 siswa dan hanya 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 95% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran penemuan (discovery), sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III. Hasil observasi terhadap penilaian pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa nilai akhir diperoleh sebesar 5 katagori sangat baik. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran No 1 2 3 Aspek yang dinilai Awal Inti Penutup Jumlah Indikator Skor Mak. Jumlah Nilai 5 25 25 8 40 40 5 25 25 Jumlah 18 90 90 Ratarata 5 c. Refleksi Ket SB Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana pada siklus III. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum optimal, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 107

J D P, Volume 8, Nomor 2, Juli 2015: 102-109 Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Selain itu juga pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. PEMBAHASAN Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Dalam Discovery Learning, guru memberikan kesempatan siswa untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli biologi. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulankesimpulan. Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan (discovery) memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 58%, 95%, dan 95%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 74,50, siklus II sebesar 83,00, dan siklus III sebesar 87,72. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam proses pembelajaran penemuan (discovery) dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 2,7 katagori cukup baik, siklus II sebesar 4,6 katagori sangat baik, dan siklus III sebesar 5 katagori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai perencanaan yang dibuat secara optimal. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa penerapan metode pembelajaran penemuan (Discovery) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar Biologi pada siswa kelas XII.IPA.1 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi teori evolusi. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I masing 58%, 95%, dan 95%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 74,50, siklus II sebesar 83,00, dan siklus III sebesar 87,72. 2. Penerapan metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dalam proses pembelajaran mata pelajaran Biologi dilakukan guru dengan cara menyampaikan materi secara singkat, siswa melakukan diskusi kelompok membahas materi tentang teori evolusi, dan kemudian memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. 108

Christyanti, Upaya meningkatkan motivasi belajar biologi materi teori evolusi dengan metode pembelajaran penemuan 3. Penerapan metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Biologi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model penemuan (Discovery Learning) memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model penemuan (Discovery Learning) dalam proses belajar mengajar, sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di kelas XII IPA1 SMA Negeri 6 Bekasi tahun pelajaran 2013/2014. ACUAN PUSTAKA Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Berg, E. Vd. (1991). Miskonsepsi IPA dan remidi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Hamalik, O. (2002). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Joyce, B. & Weil, M. (1972). Models of teaching model. Boston: A Liyn dan Bacon. Mukhlis, A. (Ed). (2000). Penelitian tindakan kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-kabupaten Tuban. Nur, M. (2001). Pemotivasian siswa untuk belajar. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Press. Sugiarti. (1997). Laporan penelitian tindakan kelas. Jakarta. Rineka Cipta Sutikno, M.S. (2009). Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Usman, U. (2000). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 109