GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

dokumen-dokumen yang mirip
From Farm to Fork...

Perbaikan zona produksi

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Sanitasi Penyedia Makanan

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Bgn-2. Penanganan Mutu Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

SANITASI DAN KEAMANAN

Untuk menjamin makanan aman

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

TITIS SARI KUSUMA 08/01/2015 1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

7 LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan

PENGGUDANGAN DAN PENYERAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

Penerapan Good Manufacturing Practices untuk Pemenuhan Manajemen Mutu pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan (Studi Kasus di PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Regulasi sanitasi Industri Pangan

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan.

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

Training Modules on Food Safety Practices for Aquaculture. Penerapan Keamanan Pangan pada Perikanan Budidaya

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

Rekomendasi nasional kode praktis - Prinsip umum higiene pangan

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

Kritis Serius Mayor Minor. Tinggi Significant Significant Significant Tidak Significant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ketentuan gudang komoditi pertanian

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Penyimpanan dan. Transportasi Pestisida,

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB IX SANITASI PABRIK

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

Jasaboga. Usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau Badan Usaha.

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES Manajemen Mutu Definisi: Prosedur dalam perusahaan yang menggaransi keamanan produksi Presenter: Nur Hidayat Manajer Mutu Lab Sentral Ilmu Hayati (LSIH) UB. Staf Jur. Tek. Industri Pertanian FTP UB. Pangan1 Pangan2 Dokumentasi dan Rekaman: Pembuatan dokumen proses HACCP Rekaman Produksi dan Kontrol Proses : Kontrol resiko Kebutuhan bahan baku hubungannya dengan suppliers Kontrol Proses Produksi Kontrol penyimpanan dan distribusi. 3 Pangan 4 1

GMP berdasar pada aktivitas proses. Perhatikan Undang undang Pangan Fokus pada sistem Ikuti perbaikan terus menerus. Pangan 5 Pangan 6 Penerangan Ketersedian air bersih mencukupi untuk fasilitas yang ada maupun untuk proses. Air bersih harus memenuhi standar yang ditetapkan keperuntukannya jika mungkin lebih baik. Lakukan analisis kualitas air yang digunakan. Antara air ledeng dan bukan sebaiknya dipisahkan terutama jika menunjukkankualitas yang berbeda. Penerangan harus mencukupi untuk operasional. Semua lampu di daerah produksi dan gudang harus terlindung. Pangan 7 Pangan 8 2

Ventilasi alami atau mekanis disediakan untuk : meminimalkan udara yang dapat mengkontaminasi makanan; Pengontrol suhu ruang; Kontrol bau, yang dapat mempengaruhi citarasa makanan; dan Mengontrol kelembapan, untuk menjamin keamanan pangan. Sistem ventilasi dirancang dan dibangun untuk mencegah aliran udara dari daerah yang terkontaminasi ke area bersih Sistem ventilasi memadai mudah dipelihara dan dibersihkan. Pembersihan dan Sanitasi memadai Minimalkan Kontaminasi oleh Bahan asing Mencegah akses hama (tikus, serangga dsb) Pangan 9 Pangan 10 Permukaan tempat kerja haruslah: Non-absorbent & Non-toxic Halus Tahan lama (mampu bertahan dari sanitasi dan pembersihan yang berulang), tdk memantulkan cahaya Tidak mempengaruhi makanan Mudah dibersihkan, dirawat dan didisinfektan Gunakan bahan yang tahan lama, halus dan mudah dibersihkan. Tahan (tidak mampu menyerap bau dll) Mampu mencegah kontaminan terjerab dicelahcelah dinding. 11 12 3

Memiliki permukaan yang halus Terbuat dari bahan yg mudah dibersihkan, tahan lama, dan tahan api. Tak ada partikel bahan yg dapat mengkontaminasi Konstruksi dari bahan yg halus dan kuat. Mampu Menahan Gerakan Mesin, Memiliki permukaan yg aman, mudah dibersihkan dan Waterproof Memiliki kemiringan untuk drainase yang benar 13 Pangan 14 Memiliki kapasitas yg memadai selama proses produksi Letak yang benar dan tidak menimbulkan genangan Dilengkapi dengan perangkap yg mudah dibersihkan Memiliki saluran yang dibangun dengan baik untuk mencegah arus balik dan Kontaminasi Makanan, Produk Makanan & Air Minum. Semua pintu harus memiliki pemukaan yg halus, permukaan Non-absorbent dan dapat ditutup dengan rapat Terdapat screen pada pintu eksternal Mudah dibersihkan jika perlu dengan diseinfektan 15 16 4

Jendela juga berfungsi sebagai ventilasi sehingga perlu dilengkapi dengan screen serangga tapi mudah dibersihkan atau diganti. Letakkan pada tempat yg benar sehingga mudah membersihkan alat maupun ruangan. Dibuat dari bahan yg mudah dibersihkan. Instalasi juga harus dilengkapi dangan fasilitas pembersihan. Semua jendela harus dapat menutup rapat dan tetap bersih. 17 18 Rancang alat yg dapat mencapai suhu yg dikehendaki dengan cepat sesuai keperluan Suhu dan kontrol lainnya mudah dimonitor Bersihkan sebelum dan sesudah proses Limbah yang dihasilkan usahakan tidak kontak dengan bahan dalam proses. Limbah harus dikumpulkan dalam wadah bertutup, terletak jauh dari pintu masuk dan jendela produksi Area dimana ditempatkan kontainer limbah harus selalu bersih dan setiap saat tumpahan harus segera dibersihkan Tempat sampah/limbah harus dibersihkan setiap hari jika tidak memungkinkan harus dihindarkan dari tikus dan serangga 19 Pangan 20 5

Cukup tempat untuk menyimpan produk/makanan dan bahan baku lainnya. Pisahkan bahan baku dan makanan/produk yang telah diproses. Perhatikan suhu dan kelembapan gudang Perhatikan jumlah fasilitas dengan jumlah personil. Fasilitas spt kamar mandi, ruang makan jangan berhubungan langsung dengan ruang produksi. Sediakan fasilitas cuci tangan dekat ruang produksi Sediakan P3K secukupnya 21 22 Pelatihan Pelatihan tentang keselamatan dan keamanan kerja Pelatihan tentang keamanan pangan, dan cara2 mencegah kontaminasi fisis, khemis dan biologis Kemampuan mengidentifikasi kesalahan proses dan cara memperbaikinya Dasar-dasar teknik penanganan bahan pangan Tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan oleh semua personel dengan semua persyaratan dari praktek-praktek manufaktur yang baik harus jelas diberikan kepada personil pengawasan yang kompeten 23 24 6

Kontrol penyakit: Pastikan staf tidak ada yg terkena penyakit menular, luka yg memungkinkan kotaminasi Kebersihan: Cuci tangan sebelum mulai kerja, setelah absensi, atau jika tangan kotor. Gunakan pakaian kerja yg disediakan Sistem sanitasi : Secara periodik cek sebelum proses produksi segala sesuatunya, lakukan sampling mikrobiologis pada lingkungan dan permukaan yang kontak dengan makanan/tempat proses. Secara teratur kaji ulang hasil pengecekan dengan kondisi yg semestinya dan lakukan perbaikan terus menerus. 25 26 Prasyarat program GMP Standard Operating Procedures (SOP) harus dibuat dan dilaksanakan. HACCP, dapat lebih efektif karena mereka akan berkonsentrasi pada pengendalian bahaya yang berhubungan dengan makanan atau pengolahan dan tidak pada lingkungan pabrik pengolahan Pangan 27 7