INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PLASTISISASI 14/01/2014

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. rasa bahan pangan. Produk ini berbentuk lemak setengah padat berupa emulsi

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

Bab III Metode Penelitian

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

METODOLOGI PENELITIAN

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

HIDROGENASI 14/01/2014 HIDROGENASI. Hasil reaksi hidrogenasi Penjenuhan ikatan rangkap Migrasi ikatan rangkap Pembentukan asam lemak Trans

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Zat makanan yang ada dalam susu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakterisasi Minyak Jarak. B. Pembuatan Faktis Gelap

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

4 Pembahasan Degumming

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

BAB II PERENCANAAN PROSES

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Erlenmeyer 250 ml Pyrex. Kondensor kolom hempel

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan khususnya sebagai bahan oleopangan dan oleokimia. bahan oleopangan, minyak kelapa digunakan untuk minyak goreng dan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab IV Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Percobaan

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

Ramayana : pembuatan lemak margarin dari minyak kelapa, kelapa sawit dan stearin..., USU e-repository 2008

BAB III RENCANA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN KOMPOSISI TRIGLISERIDA, ASAM TRANS DAN KANDUNGAN LEMAK PADAT PADA PEMBUATAN PENGGANT

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisikokimia Bahan Baku

Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

Adalah ester asam lemak bereaksi dengan ester atau asam lemak lain membentuk ester baru melalui reaksi pertukaran gugus asam lemak. TG mengandung 3 gugus ester peluang pertukaran banyak Gugus asil dapat bertukar posisinya di dalam satu molekul TG atau di antara molekul TG. Karena sifatnya random disebut juga randomization, rearrangement, atau modification Menghasilkan minyak atau lemak dengan titik leleh dan karakteristik kristalisasi yang berbeda dari alaminya Tidak menyebabkan penjenuhan(saturasi) maupun isomerasi ikatan rangkap Tidak merubah komposisi asam lemak, tapi hanya me rearrange asam lemak pada molekul gliserol Trigliserida Merupakan Hasil Kondensasi Dari Mol Gliserol Dg 3 Mol Asam Lemak Yg Menghasilkan 3 Mol Air Dan 1 Mol Trigliserida H2 C H H - C - H H2 C - H + R1 - CH R2 CH R3 - CH H2 - C - C - R1 H - C - C - R2 H2 - C - C - R3 KARAKTERISTIK TRIGLISERIDA SANGAT TERGANTUNG KEPADA ASAM LEMAK PENYUSUNNYANYA - (PADAT ATAU CAIR) R1 = R2 = R3 TRIGLISERIDA SEDERHANA R1 # R2 # R3 TRIGLISERIDA CAMPURAN KE 3 R BERBEDA - MEMPUNYAI 3 ISMER 2 R YG BERBEDA MEMPUNYAI 4 ISMER + 3 H2 GLISERL 3. ML ASAM LEMAK TRIGLISERIDA 3. ML AIR Di USA bertujuan untuk memperoleh nilai tambah dari lemak terutama untuk lemak yang digunakan dalam konfeksionari dan coating fat disebut hard butter substitusi cocoa butter dan aplikasi lain dengan kandungan padatan lemak (solid fat) yang tinggi pada suhu ruang dan titik leleh yang tinggi. Hard butter biasanya tdd : minyak inti sawit atau minyak kelapa yang dihidrogenasi ditambah sedikit minyak nabati lainnya untuk mendapatkan titik leleh yang sesuai Di luar USA untuk mengolah basestock atau produk akhir dalam pembuatan margarine, minyak goreng, Cocoa butter equivalents (CBEs), dll. 1

Digunakan pada pembuatan mentega putih (shortening), margarin dan enrobing fat (confectionary or coating fats), minyak goreng. Di USA hanya digunakan untuk : Modifikasi lard untuk pembuatan shortening Rearrangement secara acak produk konfeksionari berbasis laurat atau coating fats. Interesterifikasi pada lard menghasilkan komposisi TG yang berbeda dengan lemak alaminya, mempunyai karakteristik fisik sesuai dengan yang diinginkan Shortening yang diplastisisasi dibuat dari lard dengan cara randomisasi memiliki penampilan dan tekstur yang lebih halus karena perubahan struktur kristal dari beta (ß) ke beta-prime (ß'), dan penampilan ini tetap baik selama penyimpanan dengan sifat creaming yang baik. Type interesterifikasi : 1. Type Kimia, tdd : Secara acak (random rearrangement) Secara terarah (directed rearrangement) 2. Type Enzimatis Random Chemical Interesterification Process Radikal2 asam lemak pindah secara bebas dari satu posisi ke posisi lainnya pada satu gliserida atau antar gliserida keadaan seimbang (equilibrium) Tdd 3 tahap : 1. Perlakuan pendahuluan pada minyak 2. Reaksi dengan katalis 3. Deaktivasi katalis Proses : 1. Pemanasan lemak/minyak hingga suhu 120-150 o C dengan kondisi vakum minyak kering 2. Lemak didinginkan hingga suhunya 70-100 o C, dan ditambahkan katalis, kemudian diaduk selama 30-60 menit hingga diperoleh dispersi yang merata atau terbentuk warna coklat randomisasi dilakukan analisa di lab 3. Netralisasi katalis penambahan asam pospat atau C 2 ke dalam air yang digunakan untuk mendeaktivasi katalis Directed Chemical Interesterification Process Memodifikasi randomisasi asam lemak dengan cara mengganggu proses keseimbangan campuran, yang dilakukan pada suhu rendah sehingga memungkinkan terjadinya kristalisasi sebagian dari campuran sementara pertukaran asam lemak berlangsung pada bagian yang cair menghasilkan produk dengan komposisi gliserida bertitik leleh tinggi lebih banyak mencairkan trisaturated gliseria disentrigu dan dikeringkan secara vakum 2

Directed Chemical Interesterification Process (2) Proses : 1. Minyak dikeringkan secara vakum hingga kadar air 0.01% 2. Didinginkan hingga suhunya sedikit di atas titik leleh 3. Ditambah katalis NaK dan dihomogenisasi 4. Campuran didinginkan secara cepat sehingga mulai terjadi kristalisasi trisaturated gliserida 5. Dipindahkan ke bejana berpengaduk trisaturated gliserida akan mengristal sedangkan fase cair akan melanjutkan interesterifikasi membentuk trisaturated gliserida 6. Kristal trisaturated gliserida melepas sejumlah panas meningkatkan suhu shg perlu pendinginan tahap kedua 7. Produk dipindahkan ke bejana lain dengan agitasi terkontrol presipitasi trisaturated gliserida dan interesterifikasiberlanjut hingga titik yang diinginkan 8. Deaktivasi katalis dengan penambahan air dan C 2 untuk membentuk ph basa 9. Produk dipanaskan untuk mencairkan kristal trisaturated gliserida disentrifude dan didinginkan. Enzymatic Interesterification Process Interesterifikasi dengan enzim : digunakan di Eropah untuk memproduksi produk TG untuk konfeksionari. Menggunakan katalis lipase lebih spesifik dan reaksi terkontrol Modifikasi lemak dengan lipase dibuat dalam kondisi anhidrous, suhu 70 o C. 2 Type enzim yang digunakan secara komersial : 1. Lipase yang bersifat random menghasilkan produk yang mirip dengan interesterifikasi kimia 2. Lipase dengan spesifitas 1,3 asam lemak menghasilkan TG spesifik dengan rendemen yang tinggi. Katalis kimia yang digunakan secara komersial untuk interesterifikasi : Sodium methylate digunakan untuk interesterifikasi pada suhu rendah Biaya rendah Tidak memerlukan kondisi vakum Mudah terdispersi dalam lemak Digunakan dalam bentuk bubuk atau bentuk dispersi dalam larutan seperti xylene Konsentrasi 0.2-0.4% Sodium potassium alloy Konsentrasi 0.05-0.1% Cair pada suhu ruang, tidak memerlukan pelarut Dapat mengatalis reaksi pada suhu rendah dengan laju yang lebih cepat drpd katalis lain, tapi memerlukan agitas yang tinggi dan harganya mahal Sodium atau potasium hidroksida Harganya paling murah, tapi harus dikombinasikan dengan gliserol dan membutuhkan 2 tahap reaksi pada kondisi vakum dan suhu tinggi : - Tahap I : dilakukan pada suhu 60 o C untuk menetralisasi ALB, mengeringkan minyak dan mendispersikan katalis - Tahap II campuran dipanaskan pada suhu 140-160 o C. penggunaan gliserol biasanya membentuk sejumlah kecil Mono dan di-gliserida Parameter Mutu Lemak/Minyak Hasil Interesterifikasi (End Point Control) 1. Melting Point 2. Solid Fat Index 3. Differential Scanning Calorimetry 4. Gliceride Compositional Analysis 3

Melting Point Interesterifikasi dapat menurunkan, meningkatkan atau tidak mempengaruhi melting point, tergantung dari komposisi gliserida awal Interesterifikasi pada campuran yg tdd lemak yang dihidrogenasi dalam proporsi > dan melting point yang lebih tinggi menurunkan melting point Interesterifikasi pada minyak biji kapas dengan jumlah asam lemak padat yang proporsinal tapi sedikit mengandung gliserida jenuh meningkatkan melting point, karena meningkatnya proporsi TG jenuh. Solid Fat Index Differential Scanning Calorimetry Mempelajari kinetika kristalisasi dan melting point campuran trigliserida pada kondisi dinamis 4

Glyceride Compositional Analysis FRMULASI ASAM LEMAK MEGA 3 PADA PRDUK PANGAN.ppt Interesterifikasi menyebabkan perubahan komposisi trigliserida Dianalisa dengan metode HPLC 5