PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

dokumen-dokumen yang mirip
SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

PANCASILA Sebagai Etika Politik

Bahasan Kajian Filsafat

Oleh: Regina Tamburian Gita Nur Istiqomah

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB VI REALISASI PANCASILA

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

Tiga macam nilai menurut Noto Negoro, antara lain: 1) Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.

PANCASILA Sebagai Sumber Nilai

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

NOVIA KENCANA STMIK MDP

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KEDUDUKAN DAN SIFAT PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

21. Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).

PAPER PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

LATIHAN SOAL_SOAL PEND> PANCASILA (Pilih jawaban paling benar)

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.

PEMBAHASAN SECARA ILMIAH (PUDJOWIYATNO)

Pancasila sebagai Dasar Negara-2

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Pancasila sebagai Sistem Etika-1

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

A. Pengertian Pancasila

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Sebagai Sistem Filsafat)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Inisiasi 1 LANDASAN SISTEM NILAI, FILOSOFIS, IDEOLOGI, YURIDIS KONSTITUSIONAL HAK AZASI MANUSIA

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK. NOVIA KENCANA, S.IP, MPA STMIK MDP

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

Hukum sebagai pengemban nilai keadilan menurut Radbruch

FILSAFAT PANCASILA. Selly Rahmawati, M.Pd

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

MODUL 7 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

Transkripsi:

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Etimologi philein - bahasa Yunani : cinta, sophos : hikmah atau kebijaksanaan cinta kebijaksanaan Sebagai sistem filsafat terkait dengan manusia, alam, pengetahuan, etika, logika, dan sebagainya. Arti filsafat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Filsafat sebagai PRODUK - Jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat atau mencari kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akal; Suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme, dsb. Filsafat sebagai suatu PROSES, yang diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan masalah menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan obyek. filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis.

RUMUSAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik. Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat organis Pancasila: suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan isi Pancasila adalah Manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan YME. Unsur-unsur hakekat manusia merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun saling berhubungan. Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan organis

SUSUNAN PANCASILA HIERARKIS & PIRAMIDA Hierarki: urutan luas (kuantitas) & sifat isinya (kualitas). Berdasarkan susunan hierarkis piramida: sila pertama menjadi basis keempat sila lainnya. Ketuhanan YME ~ Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, serta berkeadilan sosial. Hakekat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan TUHAN, MANUSIA, SATU, RAKYAT, DAN ADIL. Hakekat Pancasila sebagai dasar filsafat negara: kesesuaian antara hakekat nilai Pancasila dengan negara dalam pengertian sebab-akibat, yaitu pada sila: ketuhanan, sifat & keadaan negara sesuai hakekat tuhan; kemanusiaan, sifat & keadaan sesuai hakekat manusia; persatuan, sifat & keadaan negara sesuai hakekat satu; kerakyatan, sifat & keadaan negara sesuai hakekat rakyat; keadilan, sifat & keadaan negara sesuai hakekat adil.

RUMUSAN YANG HIERARKIS & PIRAMIDA Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang membentuk persatuan, mendirikan negara dan persatuan manusia dalam satu wilayah disebut rakyat, yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama, yaitu keadilan dalam suatu persatuan hidup masyarakat negara. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila saling mengisi dan saling mendukung kualitas rmasing-masing sila.

KESATUAN SILA - SILA PANCASILA Dasar Antropologis: manusia adalah monopluralis. Pendukung negara : rakyat, unsur rakyat adalah manusia Dasar Epistemologis: terkait dengan konsep dasar hakekat manusia. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan - terdiri dari sumber (nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia) dan susunan pengetahuan (bersifat formal dan logis, berkaitan dengan kualitas & kuantitas). Susunan isi Pancasila bersifat universal, kolektif, khusus dan konkrit. Dasar Aksiologis: pandangan obyektivitas terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan Tingkatan nilai Pancasila: nilai kenikmatan, nilai kehidupan, nilai kejiwaan, dan nilai kerohanian Pancasila memiliki nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital, yang keseluruhannya bersifat sistematik-hierarkhis

KESATUAN SILA-SILA PANCASILA Pancasila merupakan norma Aktualisasi Pancasila merupakan realisasi konkrit Substansi Pancasila yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan merupakan suatu sistem nilai Prinsip dasar yang mengandung kualitas tertentu merupakan cita-cita yang akan diwujudkan menjadi kenyataan konkrit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Prinsip dasar tersebut menjelma dalam tertib sosial, tertib masyarakat, dan tertib kehidupan bangsa Indonesia yang ditemukan dalam adat istiadat, kebudayaan, dan kehidupan keagamaan bangsa Indonesia

PANCASILA : NILAI-NILAI BERSIFAT SISTEMATIS, FUNDAMENTAL DAN MENYELURUH FILSAFAT HIDUP BANGSA DASAR FILSAFAT NEGARA

NILAI PANCASILA NILAI PANCASILA YANG BERSIFAT OBYEKTIF Rumusan: makna terdalam; menunjukkan sifat-sifat umum yang universal & abstrak Inti nilai: tetap ada sepanjang masa dalam bangsa Indonesia Dalam Pembukaan UUD 1945: Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental, merupakan sumber hukum positif; berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi NILAI PANCASILA YANG BERSIFAT SUBYEKTIF Hasil pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia Jati diri bangsa; sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Nilai-nilai kerohanian: nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan religius

Pokok pokok pikiran NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA PERSATUAN (sila ke-3) NILAI PANCASILA landasan, dasar, dan motivasi dalam bermasyarakat, berbangsa & bernegara NEGARA HENDAK MEWUJUDKAN SUATU KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA (sila ke-5) NEGARA BERKEDAULATAN RAKYAT (sila ke-4) NEGARA BERDASARKAN ATAS KETUHANAN YME (sila ke-1 ) KETUHANAN YME BERDASARKAN KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB (sila ke-2).

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK Pancasila sebagai pedoman sistem norma: (a) Norma moral : berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, yang selanjutnya dijabarkan dalam suatu norma norma moralitas atau norma-norma etika; (b) Norma hukum : suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yang selanjutnya dikatakan Pancasila berkedudukan sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.

PENGERTIAN ETIKA, NILAI, NORMA, DAN MORAL ETIKA : suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral a. Kelompok etika umum dan etika khusus b. Etika khusus : etika individual & etika sosial NILAI : sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri NORMA : aturan tingkah laku yang ideal Bermakna NORMATIF berarti bahwa sesuatu yang ideal harus diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta. MORAL mengandung pengertian integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.

PENGELOMPOKKAN NILAI BERDASARKAN TINGKATAN I. TERDIRI DARI 4 KELOMPOK: a. Nilai kenikmatan nilai penyebab orang senang atau menderita b. Nilai kehidupan nilai yang penting bagi kehidupan c. Nilai kejiwaan nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani dan lingkungan d. Nilai kerokhanian nilai suci dan tidak suci, terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi II. TERDIRI DARI 3 KELOMPOK a. Nilai material segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia b. Nilai vital segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan c. Nilai kerokhanian segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

PENGELOMPOKKAN NILAI BERDASARKAN TINGKATAN I. NILAI KEROKHANIAN DIBEDAKAN ATAS : a. Nilai kebenaran - bersumber pada akal b. Nilai keindahan (nilai estetis) - bersumber pada unsur perasaan c. Nilai kebaikan atau nilai moral - bersumber pada unsur kehendak d. Nilai religius (nilai kerokhanian) tertinggi dan mutlak - bersumber pada kepercayaan/keyakinan II. NILAI-NILAI PANCASILA a. Nilai dasar (bersifat tetap) : hakekat, esensi, intisari b. Nilai instrumental (bersifat dinamis): pedoman yang dapat diukur dan diarahkan c. Nilai praksis (bersifat dinamis): nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (wujud boleh berbeda namun tidak bertentangan)

HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL 1. Nilai : kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir & bathin) * Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia; * Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan bathiniah manusia * Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dari penilaian manusia 2. Norma : wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma hukum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum 3. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika 4. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan tingkah lakunya norma menjadi penuntun sikap dan tingkah laku manusia. 5. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.

ETIKA POLITIK Etika politik meletakkan dasar fundamental manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya Aktualisasi etika politik harus senantiasa berdasarkan pada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia. Politik dari kata politics bermacam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, meliputi proses penentuan tujuan dari sistem, dan pelaksanaan tujuan. Pelaksanaan tujuan memerlukan kebijakan umum, dan pelaksanaan kebijakan memerlukan suatu kekuasaan dan kewenangan yang akan dipakai untuk membina kerjasama maupun menyelesaikan masalah yang mungkin timbul. Politik selalu menyangkut tujuan dari seluruh masyarakat (bukan tujuan pribadi) dan kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik, lembaga masyarakat, perseorangan Secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, pembagian, serta alokasi.

DIMENSI POLITIS MANUSIA Paham individualis (cikal bakal paham liberalis) memandang manusia sebagai makhluk individu yang bebas Paham kolektivisme (cikal bakal sosialisme dan komunisme) memandang sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial saja, sebaliknya individu dipandang sekedar sarana bagi masyarakat. Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial, sehingga sifat dan ciri khas kebangsaan dan kenegaraan Indonesia bukanlah totalitas individualistis ataupun sosialistis, melainkan monodualistis Secara moralitas negara bukanlah untuk tujuan kepentingan individu atau untuk tujuan kolektivitas saja, melainkan untuk tujuan bersama, meliputi kepentingan dan kesejahteraan individu maupun masyarakat secara bersama Pancasila merupakan basis moralitas bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, artinya segala keputusan, kebijakan serta arah dari tujuan negara Indonesia harus dapat dikembalikan secara moral kepada dasar-dasar Pancasila.

DIMENSI POLITIS KEHIDUPAN MANUSIA Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, mencakup lingkaran kelembagaan hukum & negara, sistem nilai serta ideologi yang memberikan legitiminasi manusia Dimensi politis memiliki dua segi fundamental: (a) pengertian dan kehendak untuk bertindak; (b) tindakan moral manusia Hukum dan kekuasaan negara merupakan aspek yang berkaitan langsung dengan etika politik: (a) hukum sebagai penataan masyarakat secara normatif; (b) kekuasaan negara sebagai lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial Negara tanpa tatanan hukum sama dengan kekuasaan tanpa pembatasan, sehingga akan terjadi penindasan manusia, yang dikenal dengan negara otoriterianisme Etika politik berkaitan dengan obyek forma etika, yaitu tinjauan berdasarkan prinsip dasar etika terhadap obyek materia politik, meliputi legitiminasi negara, hukum, kekuasaan & penilaian kritis terhadap legitiminasi tersebut

NILAI PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA POLITIK 1. SILA I - kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitiminasi religius, tetapi legitiminasi hukum dan demokrasi. Sila 1 berkaitan dengan legitiminasi moral 2. SILA 2 dan 3 sumber nilai moralitas dalam kehidupan negara. Azas kemanusiaan bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum, dan prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. 3. SILA 4 pelaksanaan politik praktis berkaitan dengan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta partisipasi harus didasarkan pada legitiminasi dari rakyat atau memiliki legitiminasi demokratis 4. SILA 5 setiap individu harus ikut terlibat secara nyata dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Sila 5: legitiminasi moral Semua pihak harus menyadari bahwa suatu kebijakan selain harus memenuhi legitiminasi hukum, dan legitiminasi demokratis, juga harus didasarkan pada legitiminasi moral

ETIKA POLITIK DALAM PEMERINTAHAN ETIKA POLITIK DALAM PELAKSANAAN DAN PENYELENGGARAAN NEGARA MENUNTUT AGAR KEKUASAAN DALAM NEGARA DIJALANKAN SESUAI DENGAN: 1. Azas legalitas (legitiminasi hukum): dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku 2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitiminasi demokratis); 3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan (legitiminasi moral).

PRINSIP ETIS DALAM KEHIDUPAN POLITIK 1. Menghargai dan memajukan kebebasan Tindakan politik harus diarahkan bagi perwujudan dan perluasan kebebasan manusia yang tidak bertentangan dengan hukum, tetapi hukum harus dapat menjamin kebebasan manusia. 2. Kemanusiaan Kehidupan politik adalah usaha manusia untuk membangun kehidupan bersama yang lebih manusiawi. Diharapkan manusia menjadi lebih baik, lebih menghayati kemanusiaannya. 3. Memupuk modal sosial Tindakan Jadi dalam politik pelaksanaan harus mengusahakan dan penyelenggaraan komunitas negara, kebersamaan, etika yaitu politik bangsa menuntut dan negara agar kekuasaan tetap utuh, dalam dapat negara mewujudkan dijalankan dirinya, identitas sesuai dan dengan hak-haknya. (1) azas legalitas (legitiminasi hukum), yaitu 4. Kesamaan Demokrasi dijalankan tidak sesuai dapat dengan bertahan hukum bila yang tidak berlaku; memadukan (2) disahkan kesamaan dan dan kebebasan, dijalankan serta secara demokratis mempersatukan (legitiminasi keduanya demokratis); atas nama persaudaraan. (c) dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau 5. Keadilan tidak bertentangan sosial dengannya (legitiminasi moral). Keadilan Pancasila sosial sebagai merupakan suatu sistem alasan filsafat manusia memiliki membentuk ketiga negara dasar dan bersatu tersebut. dalam wadah bangsa, dan diperlukan bagi perwujudan kemampuan individual & komunikasi serta kerjasama kolektif.

MORAL dan ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL MORAL KETAQWAAN MORAL KEPEMIMPINAN NASIONAL ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL PANCASILA MORAL KEMANUSIAAN MORAL KEBERSAMAAN & KEBANGSAAN MORAL KERAKYATAN MORAL KEADILAN

MORAL dan ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL ETIKA KEORGANISASIAN MORAL KEPEMIMPINAN NASIONAL ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL NILAI-NILAI INSTRUMENTAL PANCASILA ETIKA KELEMBAGAAN ETIKA KEKUASAAN ETIKA KEBIJAKSANAAN

GAYA dan ORIENTASI KEPEMIMPINAN NASIONAL MENURUT GABRIEL A. ALMOND : GAYA YG BERORIENTASI IDEOLOGI (IDEOLOGY ORIENTED STYLE) GAYA YG BERORIENTASI FRAGMATIK (PRAGMATIC ORIENTED STYLE) GAYA YG BERORIENTASI NILAI-NILAI ABSOLUT TRADISIONAL (ABSOLUTE VALUE AND TRADITIONAL ORIENTED STYLE) GAYA KEPEMIMPINAN NASIONAL ORIENTASI KEPEMIMPINAN NASIONAL * KOLEKTIF - KONSULTATIF * DEDIKATIF - FASILITATIF * RESPONSIF - AKOMODATIF * PROAKTIF - EKSTRAKTIF * ADAPTIF - ANTISIPATIF * STABILITAS NASIONAL * PERTUMBUHAN EKONOMI * PEMERATAAN PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN

GAYA KEPEMIMPINAN NASIONAL SALING TERKAIT DAN MENDUKUNG ORIENTASI KEPEMIMPINAN NASIONAL MORAL & ETIKA KEPEMIMPINAN NASIONAL WASANTARA & TANNAS

PARADIGMA NASIONAL * PANCASILA * UUD 1945 * WASANTARA * TANNAS * Visi & Misi KERANGKA IDEAL-NORMATIF KEPEMIMPINAN NASIONAL KEPEMP NEGARA GAYA & ORIENTASI EKONOMI POLITIK KEPEMP POLITIK SOSBUD HANKAM MORAL & ETIKA * KETAQWAAN * KEBERSAMAAN * KETERBUKAAN * KONSISTENSI * KEPASTIAN HUK KEPEMP SOSIAL JUJUR ADIL TG. JAWAB LINGKUNGAN STRATEGIS MASYARAKAT

KONDISI PENDUKUNG INTERNAL LANDASAN IDEOLOGI SAMA KETERBUKAAN/KEBEBASAN YANG BERTANGGUNG JAWAB SESUAI PER-UU-AN PERSAMAANKEHENDAK DAN KEPENTINGAN KREDIBILITAS KEMANDIRIAN KEUNGGULAN EKSTERNAL KESATUAN POLA PIKIR, SIKAP, TINDAK LINGKUNGAN STRATEGIS SEBAGAI PELUANG DAN TANTANGAN (UNTUK KESEJAHTERAAN/KEAMANAN)

LEVEL SUPRA STRUKTUR MORAL DAN ETIKA SESUAI NILAI DASAR PANCASILA SECARA KONSISTENSI PELAKU KEPEMIMPINAN LEVEL INFRA STRUKTUR BUDAYA KOMPROMI SERTA PERSATUAN & KESATUAN TERHADAP KEBIJAKSANAAN DAN PERATURAN PER-UU-AN LEVEL SUB STRUKTUR SUMBER ASPIRASI DAN PARTISIPASI AKTIF MELALUI PENCIPTAAN KONDISI KETERBUKAAN, KONSISTENSI DAN KEPASTIAN HUKUM SUPRA DAN INFRA STRUKTUR

1. SASARAN 2. SARANA SUPRA STRUKTUR INFRA STRUKTUR SUB STRUKTUR KUALITAS SDM MEDIA MASA DIPLOMATIK STRATEGI LEMBAGA (PENGAWASAN,FORMAL, FUNGSIONAL, LSM) 3. UPAYA 4. LANGKAH KREDIBILITAS KEPEMIMPINAN NASIONAL KEMANDIRIAN KEPEMIMPINAN NASIONAL JARINGAN KEMITRAAN INTERNASIONAL PEMUULIHAN KEPERCAYAAN MASY, EKONOMI & MONETER PEMULIHAN EKONOMI PEMBANGUNAN

PENUTUP (1) FENOMENA PENGALAMAN 1. Pada masa Orde Baru, politik kebangsaan dilaksanakan melalui desiminasi Pancasila yang cenderung di ideologisasikan melalui homogenisasi budaya dengan dominasi kebudayaan Jawa, birokratisasi dan penyeragaman struktur pemerintahan sampai ke desadesa, sehingga ciri-ciri khas setempat hilang 2. Ancaman terhadap NKRI dihadapi dengan cara koersif Jadi dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) azas legalitas (legitiminasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku; (2) disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitiminasi demokratis); (c) cenderung dilaksanakan mengarah berdasarkan kepada prinsip-prinsip homogenisasi, moral dan atau tidak bertentangan dengannya (legitiminasi moral). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki ketiga dasar tersebut. melalui kekuatan militer dan persuasif melalui berbagai indoktrinasi 3. Negara merupakan ekspresi politik dari bangsa. Sebagai masyarakat multikultural, bangsa Indonesia perlu melakukan rekonsiliasi politik nasionalisme yang melakukan politik multikultural yang mengakui dan memberi tempat pada pengembangan beragam budaya.

PENUTUP (2) 4. Politik sebagai dimensi kehidupan tidak dapat dihindari, karena segala kegiatan mengandalkan kerangka negara & masyarakat, dan berbagai masalah yang dihadapi dunia modern tidak dapat diselesaikan dengan meninggalkan politik. Justru transformasi politik perlu dilakukan agar kehidupan manusia dapat dibentuk dan dikelola. 5. Faktor konflik di Indonesia yang masih dirasakan sampai Jadi dalam saat pelaksanaan ini terutama dan penyelenggaraan dikotomi politik, negara, ekonomi etika dan politik kultural. menuntut Perlu agar dilakukan kekuasaan dalam penempatan negara dijalankan kesatuan sesuai dengan masyarakat (1) azas legalitas dalam (legitiminasi kehidupan hukum), politik yaitu yang dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku; (2) disahkan diterima dan dijalankan bersama, secara terutama demokratis (legitiminasi yang tidak demokratis); dalam adat dan (c) dilaksanakan praktek budaya berdasarkan tertentu prinsip-prinsip moral atau 6. Untuk tidak bertentangan mengatasi dengannya kemerosotan (legitiminasi moral moral). dan kemerosotan Pancasila sebagai politik suatu yang sistem dirasakan filsafat memiliki oleh ketiga banyak dasar pihak, tersebut. perlu ditempuh upaya mengembalikan keterkaitan antara politik, demokrasi dan etika