KONSEP AKUISISI DATA. Rudi Susanto

dokumen-dokumen yang mirip
Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI

Sistem Pengukuran Data Akuisisi

ADC dan DAC Rudi Susanto

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip

DASAR-DASAR AKUISISI DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DIGITAL TO ANALOG CONVERTER

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Pengkondisian Sinyal. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

KUIS Matakuliah Mikrokontroler Dosen Pengampu: I Nyoman Kusuma Wardana, M.Sc.

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB III METODE PENELITIAN

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

KISI KISI SOAL UKA TEKNIK ELEKTRONIKA (532)

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

1.1 DEFINISI PROSES KONTROL

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

PERCOBAAN DAC TANGGA R-2R ( DAC 0808 )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

Input ADC Output ADC IN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

Sistem Kontrol Digital

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA ALAT UJI SUSPENSI MODEL SEPEREMPAT KENDARAAN

Materi-3 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

BAB III PERANCANGAN ALAT

Transkripsi:

KONSEP AKUISISI DATA Rudi Susanto

DASAR-DASAR AKUISISI DATA Elemen-elemen dasar dari sistem akuisisi data berbasis komputer (PC), terdiri dari : Sebuah komputer PC; => data Acquition Hardware; Transduser; => Analysis Hardware => signal conditioning); => Software.

1. Komputer Personal (PC) Komputer yang digunakan dapat mempengaruhi kecepatan akuisisi data Dan mempengaruhi unjukkerja dari sistem akuisisi data secara keseluruhan. Faktor yang mempengaruhi jumlah data yang dapat disimpan dan kecepatan penyimpanan adalah kapasitas dan waktu akses hard disk. Aplikasi-aplikasi akuisisi data secara real-time (waktunyata) membutuhkan prosesor yang cepat sehingga perlu prosesor khusus untuk pemrosesan sinyal digital (DSP Digital Signal Processor).

2. Transduser Transduser mendeteksi fenomena fisik (suhu, tekanan, cahaya, dan lain-lain) kemudian mengubahnya menjadi sinyal-sinyal listrik. Misalnya termokopel, RTD (Resistive Temperature Detectors), termistor, flow-meter dan lain-lain. Pada masing-masing kasus, sinyal listrik yang dihasilkan sebanding dengan parameter fisik yang diamati.

3. Pengkondisi Sinyal Sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh transduser harus dikonversi ke dalam bentuk yang dikenali oleh papan akuisisi data yang dipakai. Tugas pengkondisi sinyal : penguatan (amplification). Misalnya sinyal-sinyal lemah yang berasal dari termokopel, sebaiknya dikuatkan untuk meningkatkan resolusi pengukuran. Dengan menempatkan penguat cukup dekat dengan transduser, maka interferensi atau gangguan yang timbul pada kabel penghubung antara transduser dengan komputer dapat diminimalkan.

Tugas lain dari pengkondisi sinyal adalah melakukan linearisasi. Beberapa alat pengkondisi sinyal dapat melakukan penguatan sekaligus linearisasi untuk berbagai macam tipe transduser. linearisasinya menggunakan perangkat lunak (program). Aplikasi umum dari pengkondisi sinyal lainnya adalah melakukan isolasi sinyal dari transduser terhadap komputer untuk keamanan. Sistem yang diamati bisa mengandung perubahan-perubahan tegangan-tinggi yang dapat merusak komputer atau bahkan melukai operatornya. Selain itu pengkondisi sinyal bisa juga melakukan penapisan sinyal (pemfilteran) : BPF, HPF, LPF

PERANGKAT KERAS AKUISISI DATA (DAQ) 1. Masukan Analog Spesifikasi papan perangkat keras akuisisi data meliputi jumlah kanal, Laju pencuplikan, resolusi, jangkauan, ketepatan (akurasi), derau dan ketidak-linearan, Yang semuanya berpengaruh pada kualitas sinyal yang terdigitisasi (terakuisisi secara digital).

Jumlah kanal masukan analog menentukan berapa tranduser yang dapat ditangani. Laju pencuplikan (dalam Hz) menentukan seberapa banyak nilai cuplikan yang diperoleh. Laju pencuplikan yang tinggi akan menghasilkan data yang lebih banyak dan akan menghasilkan penyajian-ulang sinyal asli yang lebih baik.»teorema Nyquist

Pemultipleksan merupakan cara yang sering digunakan untuk menambah jumlah kanal masukan ke ADC (papan akuisisi data). ADC yang bersangkutan mencuplik sebuah kanal, kemudian berganti ke kanal berikutnya, kemudian mencuplik kanal tersebut, berganti lagi ke kanal berikutnya dan seterusnya. Karena menggunakan sebuah ADC untuk mencuplik beberapa kanal, maka laju efektif pencuplikan pada masing-masing kanal berbanding terbalik dengan jumlah kanal yang dicuplik.

Misalnya sebuah papan akuisisi data mampu mencuplik dengan laju 100Kcuplik/detik pada 10 kanal, maka masing-masing kanal secara efektif memiliki laju pencuplikan : Dengan kata lain laju pencuplikan menurun seiring dengan bertambahnya kanal yang dimultipleks.

Resolusi (dalam satuan bit) adalah istilah untuk jumlah atau lebar bit yang digunakan oleh ADC dalam penyajian-ulang sinyal analog. Semakin besar resolusinya, semakin besar pembagi jangkauan tegangan masukan sehingga semakin kecil perubahan tegangan yang bisa dideteksi.

Contoh ilustrasi: Konverter mempunyai resolusi 3 bit sehingga pembagian jangkauan sinyal analog menjadi 2 3 atau 8 bagian. Masing-masing bagian disajikan dalam kode-kode biner antara 000 hingga 111. Dengan meningkatkan resolusi hinggga 16 bit, misalnya, maka jumlah kode-kode bilangan ADC meningkat dari 8 menjadi 65.536. Dengan demikian, penyajian-ulang digitalnya lebih akurat dibanding 3-bit.

Jangkauan berkaitan dengan tegangan minimum dan maksimum yang bisa ditangani oleh ADC yang bersangkutan. Papan akuisisi data yang baik memiliki jangkauan yang bisa dipilih sedemikian rupa hingga mampu dikonfigurasi untuk menangani berbagai macam jangkauan tegangan yang berbeda-beda.

Spesifikasi jangkauan, resolusi dan penguatan (gain) pada papan akuisisi data menentukan seberapa kecil perubahan tegangan yang mampu dideteksi. Perubahan tegangan ini menyatakan 1 LSB (Least Signifincant Bit ) pada nilai digital dan sering dinamakan sebagai Lebar Kode (code width). Lebar kode yang ideal ditentukan menggunakan persamaan berikut :

Jika diketahui jangkauan tegangannya antara 0 sampai dengan 5 V dan penguatan 500 dan resolusi 16 bit, maka diperoleh : Lebar_kode_ideal = 5 / (500 x 2 16 ) = 153 nanovolt

Pada gambar 5.2 ditunjukkan sebuah grafik gelombang sinus serta grafik digital yang diperoleh menggunakan ADC 3-bit.

2. Keluaran Analog Rangkaian keluaran analog dibutuhkan untuk menstimulus suatu proses atau unit yang diuji pada sistem akuisisi data. Beberapa spesifikasi DAC yang menentukan kualitas sinyal keluaran yang dihasilkan adalah settling time, slew rate dan resolusi. Settling time dan slew rate bersama-sama menentukan seberapa cepat DAC dapat mengubah aras sinyal keluaran. Settling time adalah waktu yang dibutuhkan oleh keluaran agar stabil dalam durasi tertentu. Slew rate adalah laju perubahan maksimum agar DAC bisa menghasilkan keluaran. Dengan demikian, settling time yang kecil dan slew rate yang besar dapat menghasilkan sinyal-sinyal dengan frekuensi tinggi karena hanya dibutuhkan waktu sebentar untuk mengubah keluaran ke aras tegangan baru secara akurat.

Resolusi keluaran mirip dengan resolusi masukan. Yaitu jumlah bit kode digital yang (nantinya) akan menghasilkan keluaran analog. Semakin banyak jumlah bit resolusinya semakin besar kenaikan tegangan nya (semakin kecil perubahan tegangan yang mampu dideteksi), sehingga dimungkinkan untuk menghasilkan perubahan sinyal yang halus.

DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER) Rangkaian pada gambar 5.5, diambil dari data sheet DAC 0832 yang merupakan suatu pendekatan dengan melakukan konversi dari data-data digital menjadi analog (tegangan) menggunakan rangkaian tangga R 2R (R 2R ladder). Nilai dari R dan Rfb sekitar 15 K ohm sehingga 2R-nya sekitar 30 Kohm.

Logika "1" dan "0" mengindikasikan posisi-posisi saklar MOSFET yang ada dalam konverter. Saklar-saklar tersebut akan terhubung pada "1" jika bit yang terkait dalam kondisi ON dan akan terhubung "0" jika OFF. Suatu saklar yang terhubung ke posisi "1 akan meneruskan arus dari Vref ke loutl, sedangkan saklar yang terhubung ke posisi "0 akan meneruskan arus dari Vref ke Iout2, masingmasing melalui resistor-resistor yang terkait.

INGAT materi Inverting OP-AMP

Contoh aplikasi DAC : Jika digunakan tegangan referensi -5 volt, jika hanya bit MSB saja yang ON atau data digital 10000000 (gambar 5.5), maka satu-satunya resistor yang terhubungkan pada loutl adalah 2R yang ada di paling kiri. maka (2R = 30KB dan Rfb = 15K serta Vref = -5V) diperoleh rangkaian gambar 5.8.

Secara teori (berdasar rumus datasheet)

Jika data digital 01000000 ke data Analog

Jalur R4 diputus dari rangkaian dan disederhana kan menjadi gambar berikut : Maka Rpengganti = 30K

Vi = ((30//30) /( 15+(30//30))) x -5 V = -2,5V Vo = -(Rf/ Ri) x Vi = 1,25 V

Aplikasi Rangkaian DAC0808

Rumus tegangan keluar (Vo)

ADC (ANALOG-TO-DIGITAL CONVERTER) yaitu suatu alat yang mampu untuk mengubah sinyal atau tegangan analog menjadi informasi digital yang nantinya akan diproses lebih lanjut dengan komputer. Perlu dicatat bahwa data-data digital yang dihasilkan ADC hanyalah merupakan pendekatan proporsional terhadap masukan analog. Hal ini karena tidak mungkin melakukan konversi secara sempurna berkaitan dengan kenyataan bahwa informasi digital ber-ubah dalam step-step, sedangkan analog berubahnya secara kontinyu. Misalnya ADC dengan resolusi 8 bit menghasilkan bilangan 0 sampai dengan 255 (256 bilangan dan 255 step), dengan demikian tidak mungkin menyajikan semua kemungkinan nilai-nilai analog. Jika sekarang resolusinya menjadi 20 bit maka akan terdapat 1.048.575 step, semakin banyak kemungkinan nilai-nilai analog yang bisa disajikan. Penting untuk diingat, bagaimanapun juga pada sebuah step terdapat tak terhingga kemungkinan nilai-nilai analog untuk sembarang ADC yang dapat diperoleh di dunia ini. Sehingga apa yang dibuat manusia (Human-made) tidak akan pernah bisa menyamai kondisi dunia-nyata.

Skema rangkaian ADC Kerja komparator menerima masukan analog dan menghasilkan suatu keluaran digital. Keluaran akan HIGH ("1") jika masukan analog arus + lebih besar dari arus -, selain itu keluarannya akan selalu LOW ("0").

Proses konversi ADC menggunakan pendekatan beruntun atau succesive approximation

Sebagai contoh akan dilakukan konversi tegangan 3,21 volt. Diasumsikan bahwa konverter analog ke digital menyediakan suatu tegangan dan komparator akan membandingkan tegangan. Konverter pendekatan beruntun yang sebenarnya menggunakan arus. Dari penjelasan tentang DAC diperoleh persamaan

Akhirnya tiga bit dipertahankan, menghasilkan 10100100 (=164 10 ) untuk menyajikan tegangan 3,21 volt.

Contoh: akuisisi data via jaringan komputer

Aplikasi Misalnya administrator JTE ingin mengetahui daya listrik yang digunakan pada setiap lab dan ruang kelas Pengamatan dilakukan secara online administrator tinggal duduk di depan PC untuk mengamati daya listrik setiap ruangan

implementasi Bagian sistem secara global: Sensor pengkondisi isyarat Slave komputer (pada tiap ruangan) Jaringan ethernet Host computer (pada admin)

sensor Sensor arus Sensor tegangan Biasanya keluarannya masih analog

Pengkondisi isyarat Pengondisi isyarat analog: penyesuaian sinyal analog yang dibaca misal: dikuatkan, dilemahkan, atau disearahkan Pengondisi isyarat analog-digital: ADC

Gambaran sistem dengan PC Lab 1 Sensor tegangan Sensor arus Signal cond ADC lab2 administrator Switch jaringan lab3

Jika memakai PC sebagai host tiap ruang boros Tiap ruang harus punya PC khusus untuk monitoring

Alternatif: pakai mikro Kendala: mikro tidak punya interface LAN Penanganan: memakai modul ethernet Modul eternet menghubungkan sinyal dari mikro ke eternet Dari mikro, jalur UART/bus data dan alamat disambungkan ke modul

Contoh modul ethernet Seri: EG-SR-7150MJ Interface dengan host: serial (UART) Mode koneksi:bisa menjadi server,client, atu terkoneksi dengan protokol UDP Diperintah oleh host menggunakan commandcommand tertentu(lihat datasheet) Kecepatan UART s/d 230 Kbps

Diagram blok sistem dengan mikro Lab 1 Sensor tegangan Signal cond ADC mikro Ethernet modul IP: 192.168.1.10 Sensor arus lab2 administrator Sensor tegangan Signal cond ADC mikro Ethernet modul Switch jaringan Sensor arus IP: 192.168.1.11 lab3 Sensor tegangan Sensor arus Signal cond ADC mikro Ethernet modul IP: 192.168.1.12

Terima kasih