Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF)

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME

RANCANG BANGUN PERANGKAT KLASIFIKASI KETINGGIAN OBYEK MENGGUNAKAN ULTRASONIC RANGER DENGAN SISTEM ANTARMUKA KOMPUTER

OPTIMASI RERATA DALAM PROSES KORELASI SILANG UNTUK MENENTUKAN LOKASI RADIO TRANSMITTER

Pengukuran Kecepatan dan Amplitudo Gelombang Ultrasonik untuk Klasifikasi Kualitas Batubara

Pengukuran Aliran Udara Dalam Pipa Menggunakan Gelombang Ultrasonik Dengan Metoda Korelasi Silang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab!

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

PEMBUATAN ALAT UKUR FREKUENSI DARI GENERATOR SINYAL BERBASIS ATMEGA16 TUGAS AKHIR

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

ALGORITMA TDOA UNTUK PENGUKUR JARAK ROKET MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UHF

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

Pengolahan Sinyal Digital

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang keilmuan ataupun kehidupan sehari-hari. Para ahli di bidang keilmuan juga terus meneliti fenomena-fenomena

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Simulasi Pelacakan Target Tunggal Untuk Mengetahui Jarak, Sudut Azimuth, Sudut elevasi dan kecepatan target ABSTRAK

SISTEM PENGUKUR FREKUENSI PADA GENERATOR SINYAL MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 7.0 DAN MYSQL TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

PENGENDALIAN MOTOR STEPPER UNTUK MENDAPATKAN DAYA OPTIMUM PADA ANTENA SECARA WIRELESS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

PENGENDALI PINTU GESER BERDASARKAN KECEPATAN JALAN PENGUNJUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16. Disusun Oleh : Nama : Henry Georgy Nrp :

Komunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

Menghitung Frekuensi Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Simulator Sederhana Pembangkit Gelombang

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

Penentuan Arah Sumber Suara dengan Metode Interaural Time Difference menggunakan Mikrokontoler STM32F4

Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

SISTEM MONITORING WINDING PADA PUTARAN MESIN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK TERAKSES KOMPUTER TUGAS AKHIR

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) dengan korelasi maksimum satu Menggunakan Kode Prima Yang Dimodifikasi

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR STEPPER UNTUK DETEKSI JUMLAH OBYEK PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KECEPATAN PUTAR MOTOR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 DAN ANTARMUKA SERIAL KOMPUTER TUGAS AKHIR

Simulasi Pendeteksian Sinyal Target Tunggal Yang Mengalami Gangguan Pada Radar ABSTRAK

Sinkronisasi Sinyal RADAR Sekunder Untuk Multi Stasiun Penerima Pada Sistem Tracking 3 Dimensi Roket

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN SISTEM SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION (SCADA) UNTUK PENGONTROL LEVEL AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN RANGKAIAN TIMER OTOMATIS PESAWAT ATWOOD

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK

BAB III METODOLOGI. timbul dalam menentukan tingkat kematangan buah alpukat, mangga dan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS276 SKRIPSI VALENTINA SOPHIA MANULLANG

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN KECEPATAN ANGIN PADA SISTEM KLIMATOLOGI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Menggunakan Kode Siklik Yang Dapat Dipermutasi

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RANCANG BANGUN GROUND PENETRATING RADAR UNTUK MENDETEKSI SALURAN PIPA BAWAH TANAH

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

Peralatan Elektronika

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 1(B) 12102 Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF) Erry Koriyanti Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: Pengukuran waktu tunda pada sinyal pengukuran sering menjadi hal yang penting dalam keakuratan suatu pengukuran. Selama ini masih banyak digunakan pengukuran secara manual (langsung pada grafik sinyal) untuk mendapatkan waktu tunda. Dengan menggunakan cross correlation function (CCF), diharapkan hasil pengukuran menjadi lebih akurat. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan beberapa data uji untuk menguji kemampuan program. Selanjutnya, data dari pengukuran langsung dengan CCF menghasilkan nilai waktu tunda kedua sinyal. Hasil pengukuran yang diperoleh mempunyai simpangan 1,68%. Kata kunci: waktu tunda, cross corelation function(ccf) Abstract: The measurement of the delay time of measurement signal has become an important aspect on measurement accuracy. Manual measurement has been commonly used to obtain the delay time (directly on signal graphic). By using the cross-correlation function (CCF), it is hoped that the measurement result becomes more accurate. This research used several test data to observe the program performance. Finally, from direct measurement by using CCF will produce the time delay of both signals. The result will have error value for about 1,68%. Keywords: time delay, cross correlation function (CCF) E-mail: ekoriyanti@yahoo.com Januari 2009 1 PENDAHULUAN D ewasa ini, pengukuran waktu tunda suatu sinyal sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan, misalnya peralatan di bidang ilmu bumi seperti pencatat kekuatan gempa, pengukur kedalaman laut, dan berbagai peralatan lain yang menggunakan suara khususnya ultrasonik. Pengukuran waktu tunda juga telah dimanfaatkan untuk memprediksi viskositas biodiesel dengan metode ultrasonik [1]. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran waktu tunda untuk mengukur ketebalan bahan atau material. Pengukuran ini menjadi penting karena diperlukan hasil yang akurat pada pengukuran waktu tunda agar pengukuran ketebalan bahan menjadi akurat juga. Permasalahannya adalah bagaimana mengukur waktu tunda (time delay) sinyal keluaran terhadap sinyal yang diterima oleh sensor dengan metode cross correlation function (CCF). Penelitian ini dibatasi hanya pada pengolahan data sinyal dari sensor, sehingga diperoleh besarnya waktu tunda. Metode di atas dapat digunakan sebagai pembanding hasil untuk alat time delay analyzer yang ada dipasaran. Di samping itu, juga dapat digunakan pada banyak pengukuran yang menggunakan sensor suara, sensor ultrasonik, maupun beberapa alat eksperimen lainnya, yang membutuhkan pengukuran pergeseran waktu untuk mendapatkan besaran yang diinginkan. 2 DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Cross Correlation Cross correlation merupakan metode standar untuk mengestimasi sudut (degree) dari dua buah barisan/ deret data (series) berkorelasi [2]. Untuk dua buah deret x(i) dan y(i) dengan i = 0, 1, 2...N 1, nilai cross correlation (r) setelah tunda d dinyatakan sebagai: i (x(i) mx) (y(i d) my) r(d) = i (x(i) mx)2 i (y(i d) my)2 (1) dengan mx dan my adalah nilai rerata masing-masing barisan data. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan mengabaikan nilai ini atau mengasumsikan deret x dan y bernilai nol untuk i < 0 dan i N. c 2009 FMIPA Universitas Sriwijaya 12102-1

Erry Koriyanti Jurnal Penelitian Sains 12 1(B) 12102 Dalam banyak aplikasi pemrosesan sinyal, deret diasumsikan melingkar (circular), misalnya x( 1) = x(n 1), x(n + 5) = x(5) dsb. Jangkauan tunda d dan panjang cross correlation series dapat bernilai kurang dari N. Contoh sederhana yang menggambarkan 2 pulsa yang terdapat pergeseran waktu ditunjukkan oleh titik-titik dan garis putus-putus pada Gambar 1, sedangkan garis mulus menunjukkan nilai korelasinya. Pada gambar itu juga terlihat bahwa nilai maksimum korelasi didapat pada saat waktu tunda 3 satuan waktu. Gambar 3: Hasil dari CCF antara S1 dan S2 [2] Nilai maksimum yang identik antara dua sinyal dari setiap 2 jalur dihitung dengan menggunakan persamaan matematika cross-correlation function (CCF), 1 T Φ sls2 = lim s 1 (t)s 2 (t τ)dt. (2) T 2T T 3 METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1: Contoh sederhana cross correlation [2] 2.2 Pengukuran Cross correlation 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Desember 2006, bertempat di Laboratorium Fisika Komputasi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Kampus Unsri Inderalaya dan Laboratorium Ultrasonik Teknik Fisika ITB. 3.2 Peralatan dan Bahan 1. Data rekaman sinyal ultrasonik hasil penelitian pengukuran kecepatan dan atenuasi bahan (material) dari Lab. Ultrasonik ITB Bandung. 2. Sinyal acak yang dibangkitkan sendiri melalui program Matlab (sebagai observasi) 3. Komputer PC dengan fasilitas parallel port DB25. 4. Perangkat lunak Matlab sebagai pengolah sinyal. 3.3 Metode Gambar 2: Skema dan gambar aplikasi pengukuran dengan cross correlation [4] Penelitian ini dilakukan dengan cara memproses sinyal ultrasonik dari Lab. Ultrasonik ITB. Data mentah yang didapat merupakan data sinyal tegangan terhadap waktu. Waktu tunda didapat dengan mengolah data rekaman sinyal dari kedua pasang transduser. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. Krautkramer-Branson USIP 12 merupakan pembangkit gelombang sekaligus pemroses sinyal dan osiloskop. Instrumen pembangkit sinyal yaitu USIP 12 12102-2

Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay)... Jurnal Penelitian Sains 12 1(B) 12102 Tabel 1: Bentuk sinyal masukkan Gambar 4: Diagram alir pengukuran waktu tunda No Bentuk Sinyal Keterangan 1 Step Observasi 2 Impuls Observasi 3 Burst Observasi 4 Sinusoida Observasi 5 Data Laboratorium Data Uji Gambar 5: Diagram alir pengambilan data ultrasonik mengeluarkan pulsa pemicu pada saat awal pengukuran. Transduser pengirim mengubah sinyal listrik dari generator menjadi sinyal akustik dengan frekuensi 4 MHz. Gelombang yang dihasilkan akan merambat melalui medium dan diterima oleh transduser penerima. Transduser penerima kemudian mengubah kembali gelombang akustik yang diterimanya menjadi sinyal listrik. Sinyal ini kemudian dikirim ke USIP 12 untuk diolah dan ditampilkan. Gambar 6 menunjukkan perangkat keseluruhan. Gambar 7: (a) Sinyal bentuk step yang diukur waktu tunda-nya, (b) Hasil korelasi dengan CCF Sinyal fungsi step Sinyal uji pertama yang dicoba berbentuk step, yang sinyal kedua dikondisikan mempunyai waktu tunda sebesar 0,6 s dari sinyal pertama (Gambar 7a). Hasil pengukuran dengan CCF menghasilkan pengukuran dengan korelasi maksimum pada R = 6 (Gambar 7b). Dengan nilai setiap time step 0,1 s, hasil pengukuran dengan CCF mendapatkan nilai sebesar 0,6 s. Gambar 6: Perangkat pengambilan data ultrasonik 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Simulasi Komputer Sinyal fungsi impuls Untuk pengujian program dengan menggunakan sinyal berbentuk impuls (Gambar 8a), hasil korelasi yang didapat cukup baik. Sinyal yang telah diatur waktu tundanya sebesar 0,7s mampu diukur dengan program CCF; hasilnya juga sebesar 0,7 s. Hasil itu diperoleh dengan nilai korelasi maksimum sebesar R = 7 dan setiap time step bernilai 0,1s 12102-3

Erry Koriyanti Jurnal Penelitian Sains 12 1(B) 12102 (Gambar 8b). Tabel 2: Hasil pengukuran untuk keseluruhan sinyal yang diukur baik dengan cara manual maupun dengan cara cross correlation function (CCF) Fungsi Peng. CCF Sinyal Manual Lag T Step T delay Step 0,6s 6 0,1 0,6 mpuls 0,7s 7 0,1 0,7 Burst 0,01s 10 0.001 0,001 Sinusoida N/A 25 1 25 Data Lab. ±35s 3441 0,001 3441 relasi maksimum didapat pada lag 25, yang setiap lagnya bernilai 1 s, waktu tunda-nya sebesar 25 s. 4.2 Data Pengukuran Laboratorium Gambar 8: (a) Sinyal bentuk impulse yang diukur waktu tunda-nya, (b) Hasil korelasi dengan CCF Sinyal fungsi burst Bentuk sinyal lain yang cukup sulit untuk dideteksi besarnya waktu-tunda-nya adalah bentuk fungsi burst. Dua buah sinyal dengan waktu tunda yang telah diketahui sebesar 0.01 s ditampilkan dalam Gambar 9a. Analisis dengan CCF memberikan hasil sebesar R maksimum pada lag 10 (Gambar 9b dan 9c) dengan nilai setiap lag sebesar 0.001 s, sehingga kedua sinyal mempunyai waktu tunda sebesar 0.01 s dan hasil ini sama dengan waktu tunda yang telah diketahui. Sinyal fungsi sinusoida Sinyal selanjutnya yang diobservasi adalah bentuk sinusoida. Untuk sinyal ini, waktu tunda gelombang sulit dideteksi (Gambar 10a). Sulitnya menentukan posisi awal gelombang dikarenakan bentuk sinyal yang secara kasat mata cenderung sama menyebabkan pengukuran secara manual tidak bisa dilakukan. Selanjutnya, waktu tunda diukur dengan CCF. Hasil yang didapat terlihat pada Gambar 10b. Dari Gambar 10 terlihat bahwa korelasi maksimum didapat dengan bobot yang tidak terlalu jauh perbedaannya terhadap nilai waktu tunda yang lain. Dengan perbesaran (Gambar 10c) diperoleh bahwa ko- Pengujian terhadap aplikasi Cross Correlation Function (CCF) ini dilakukan pada pengukuran waktu tunda dua buah sinyal ultrasonik yang di ukur seperti pada Gambar 5. Sama seperti pada data uji, data pengukuran laboratorium dapat diukur waktu tunda-nya secara manual melalui pengukuran kasat mata pada grafik (Gambar 11a). Hasil yang didapat sebesar 3,5 s. Selanjutnya dengan memanfaatkan CCF didapatkan hasil korelasi maksimum sebesar 3441 lag, yang setiap lagnya bernilai 0,001 s, sedangkan waktu tunda kedua sinyal tersebut, sebesar 3,441 s. Jadi hasil pengukuran menggunakan CCF ini mempunyai simpangan sebesar 1,68% dibanding hasil pengukuran manual. Hasil ini lebih dapat dipertanggung jawabkan karena tidak dipengaruhi oleh faktor kesalahan manusia (penglihatan) dalam mengukur. Akhirnya pada beberapa uji coba pada sinyal yang sudah diketahui besar waktu tunda nya, menunjukkan hasil yang cukup akurat, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2 Terlihat bahwa pengukuran pada data uji memberikan hasil yang cukup akurat. Kelebihan CCF ditunjukkan pada pengukuran yang menggunakan fungsi sinyal sinusoida. 5 SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengukuran waktu tunda dengan menggunakan cross correlation function (CCF) memberikan hasil yang cukup akurat. 2. Kelebihan (advantage) CCF adalah pada kemampuan pengukuran waktu tunda dengan fungsi sinusoida yang secara manual sangat sulit ditentukan. 12102-4

Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay)... Jurnal Penelitian Sains 12 1(B) 12102 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya ucapkan kepada Saudara Hadi, M.T. yang telah banyak membantu dalam penelitian ini, serta Jurusan Fisika FMIPA UNSRI yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di Lab. Elektronika & Instrumentasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Nurmalia, 2006, Prediksi Viskositas Dan Kompresibilitas Biodiesel Dengan Metode Ultrasonik, Tugas Akhir, Teknik Fisika, Institut Teknolgi Bandung, [2] http://astronomy.swin.edu.au/ pbourke/other/correlate, diakses pada Januari 2006 [3] Trisnobudi, A., 2001, Instrumentasi Ultrasonik, Penerbit ITB, Bandung [4] Lin, Y., 2004, Signal Processing and Experimental Technology in Ultrasonic Flow Measurement, Granted Dissertation Gambar 9: a) Sinyal bentuk burst yang diukur waktu tunda-nya, (b) hasil korelasi dengan CCF, (c) CCF dengan skala horizontal yang diperbesar 12102-5

Erry Koriyanti Jurnal Penelitian Sains 12 1(B) 12102 Gambar 10: (a) Sinyal bentuk sinusoida yang diukur waktu tunda-nya, (b) hasil korelasi dengan CCF, (c) CCF dengan skala horizontal yang diperbesar Gambar 11: (a) Data laboratorium yang diukur waktu tunda-nya, (b) hasil korelasi dengan CCF, (c) CCF dengan skala horizontal yang diperbesar 12102-6