PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI TAHAP III DAN IV

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

2016, No dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/SR.230/6/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT USAHA RAKYAT DI SEKTOR PERTANIAN

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PENANDATANGANAN MOU. Divisi Bisnis Usaha Kecil

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Ciawi, 21 Agustus 2017

2016, No Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat; c. bahwa sehubungan dengan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.05/2015 tent

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

BAB V PENUTUP. 1. Kebijakan yang diberikan PT. Bank Nagari Cabang Sijunjung dalam. a. Kredit Kepada Masyarakat yang Berpenghasilan Tetap (Kredit

KEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

14 Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

Kredit Usaha Rakyat. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2009 TENTANG SKEMA SUBSIDI RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

(%, SBT) (%, qtq)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(%, SBT) (%, qtq)

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

BAB I. KETENTUAN UMUM

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

2017, No efisien, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman pengunaan Sistem Informasi Kredit Program dengan mendasarkan pada ketentuan sebagaiman

PEDOMAN UMUM LINKAGE PROGRAM ANTARA BANK UMUM DENGAN KOPERASI

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

Grafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13.1/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

POKOK POKOK PENGATURAN TENTANG PERHITUNGAN AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK KREDIT USAHA KECIL (KUK)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

Transkripsi:

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015

OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH PEMBIAYAAN UMKM DI BIDANG EKSPOR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM DARI OTORITAS JASA KEUANGAN PENURUNAN BOBOT RESIKO KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) YANG DIJAMIN OLEH LEMBAGA PENJAMIN/ASURANSI KREDIT BERSTATUS BADAN USAHA MILIK DAERAH PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT DAN PENYEDIAAN DANA DALAM JUMLAH KECIL YANG PENILAIAN KUALITASNYA HANYA DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT KEPADA UMKM YANG PENILAIAN HANYA DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA

Penyaluran Kredit dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun Kredit (Rp triliun) % Pertumbuhan Ekonomi (%) 2015 3679,87 11,28 4,71 2014 3674,31 11,58 5,02 2013 3292,87 21,60 5,78 2012 2707,86 23,08 6,23 2011 2200,09 24,59 6,49 2009 1765,85 22,81 6,22 2009 1437,93 9,96 4,63 2008 1307,69 30,51 6,02 2007 1002,01 26,47 6,35 2006 792,30 5,50 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Maret 2015 Ket: Penyaluran kredit kepada pihak ketiga

Penetrasi Kredit di Indonesia Masih Sangat Rendah Rasio Kredit ke Sektor Swasta Dalam Negeri (% terhadap PDB 2013) Filipina Indonesia Banglades Kamboja 36 38 42 45 India 52 Brasil 71 Vietnam 97 Malaysia Singapura 124 129 Tingkok 140 Thailand Afrika Selatan 154 156 Sumber: World Bank 2014

KONDISI & POLA PEMBIAYAAN USAHA BELUM LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE USAHA BESAR ± 4,95 ribu (0,01%) LAYAK GO PUBLIC Pasar Modal LAYAK USAHA DAN BANKABLE KLASTER 3 LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE KLASTER 2 KLASTER 4 KLASTER 1 PENDUDUK MISKIN 29,89 juta jiwa (12,36%) (Data BPS 2011) Deputi Bidang Pembiayaan, Diolah dari Berbagai Sumber KLASTER 6 KLASTER 5 Jumlah:*) 38,19 Jt (70%) KONDISI Jumlah:*) 16,36 Jt (30%) Jumlah:*) 240,9 Rb (40%) Jumlah:*) 361,3 Rb (60%) 4,4 Rb (10%) Jumlah:*) 39,85 Rb (90%) USAHA MENENGAH 44,28 ribu (0,08%) USAHA KECIL 602,19 Ribu (1,01%) USAHA MIKRO 54,55 juta (98,85%) MISKIN FAKIR MISKIN POLA PEMBIAYAAN Perbankan Sumber Lainnya Perbankan Plafon 2009:129,428 milyar UM 30,91% UK 32,34% UMi 36,75% Program KUMK SUP 005 Program LPDB KUKM Perbankan Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Program LPDB KUKM Program Pemberdayaan Usaha Mikro Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PNPM) Program Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan Fakir Miskin

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH PEMERINTAH

KREDIT MURAH BAGI EKSPORTIR Dalam rangka membantu pengusaha ekspor skala usaha kecil atau usaha menengah yang mengalami kesulitan keuangan karena menurunnya permintaan ekspor, maka Pemerintah menyediakan kredit sebesar Rp. 5 milyar hingga Rp. 50 milyar dengan suku bunga sesuai BI rate, saat ini 7,5%. Jangka waktu pinjaman sekitar 1 tahun. Kebijakan ini merupakan bagian dari skema National Interest Account yang ditugaskan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Untuk mendapatkan kredit tersebut pengusaha dapat mengajukan usulan kepada LPEI. Penawaran kredit ini sementara berlangsung 6 bulan kedepan. Jumlah kredit yang dialokasikan hingga Desember 2015 sebesar Rp. 700 milyar.

PERUBAHAN KEBIJAKAN KUR 8

KEBIJAKAN PENYALURAN KUR Beberapa usulan terkait relaksasi KUR antara lain: Revisi Permenko 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR terkait dengan : Penambahan sektor perdagangan yang dibiayai; Penambahan skala usaha untuk KUR Mikro dan KUR Ritel; Pembiayaan investasi untuk tanaman keras; Penambahan jangka waktu, suplesi, dan restrukturisasi KUR Mikro dan KUR Ritel. Penetapan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) untuk rujukan pembayaran subsidi bunga bulanan sebagaimana diatur dalam PMK 146/PMK.05/ 2015 tentang Tata Cara Pembayaran Subsidi Bunga KUR. Penguatan basis data SIKP dengan dukungan Kementerian teknis, Pemda dan TNP2K Penambahan Bank Pelaksana KUR dengan monitoring yang ketat dari OJK 9

PERUBAHAN PERMENKO 6 TAHUN 2015 No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 1 Sektor yang Dibiayai Pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang terkait 3 sektor tersebut. Sektor Pertanian: Seluruh usaha di sektor pertanian (sektor 1). Perikanan: Seluruh usaha di sektor perikanan (sektor 2); Industri Pengolahan: Seluruh usaha di sektor Industri Pengolahan (sektor 4), termasuk industri kreatif di bidang media rekaman, film, dan video. Perdagangan: Seluruh usaha di sektor perdagangan (sektor 7), tidak termasuk perdagangan barang impor. Jasa-Jasa: Seluruh sektor usaha yang masuk dalam: sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan (sektor 8), sektor transportasi pergudangan - dan komunikasi (sektor 9), real estate - usaha persewaan - jasa perusahaan (sektor 11), jasa pendidikan (sektor 13) 10

PERUBAHAN... No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 2. Jenis Pembiayaan untuk Tanaman Keras 3. Ketentuan Umum Usaha 4. Suku Bunga KUR Penempatan TKI Tidak diatur Usaha produktif, layak, namun belum memenuhi persyaratan agunan tambahan bank. Suku bunga KUR Penempatan TKI yang dibebankan kepada TKI adalah sebesar 12% efektif per tahun atau dapat disesuaikan dengan suku bunga flat yang setara. Pemerintah memberikan bantuan subsidi bunga dan biaya penagihan Jangka waktu pembiayaan investasi untuk usaha perkebunan tanaman keras dapat diberikan maksimum 10 tahun. Penerima KUR adalah individu/perseorangan atau badan hukum yang meliputi: usaha mikro, kecil, dan menengah yang produktif; calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri; anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap; dan Tenaga Kerja Indonesia yang purna dari bekerja di luar negeri. Suku bunga KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia sebesar 12% (dua belas perseratus) efektif pertahun atau dapat disesuaikan dengan suku bunga flat yang setara. 11

PERUBAHAN... No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 5. Agunan I. KUR Mikro: Agunan pokok = kelayakan usaha dan obyek yang dibiayai Agunan tambahan sesuai penilaian dari Bank Pelaksana KUR namun tanpa perikatan I. KUR Ritel Agunan pokok = kelayakan usaha dan obyek yang dibiayai Agunan tambahan sesuai penilaian dari Bank Pelaksana KUR. Agunan pokok KUR adalah usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR. Penyalur KUR dapat meminta agunan tambahan dalam hal diperlukan sesuai penilaian Penyalur KUR. 12

PERUBAHAN... No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 6. Calon Debitur KUR Mikro Usaha Mikro, Koperasi, dan Kelompok Usaha Berbadan Hukum yang Memiliki Usaha yang Produktifi, layak, namun tidak memiliki agunan yang cukup. a. Calon penerima KUR Mikro adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang produktif, anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap, TKI yang purna dari bekerja di luar negeri. b. Calon penerima KUR Mikro harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah berjalan minimum 6 (enam) bulan. c. Calon penerima KUR Mikro dapat sedang menerima kredit/pembiayaan lainnya antara lain berupa kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit, serta KUR dengan kolektabilitas lancar. d. Calon penerima KUR Mikro memiliki surat Izin Usaha Mikro dan Kecil yang diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin lainnya. 13

PERUBAHAN... No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 7. Calon Debitur KUR Ritel Usaha Kecil, Koperasi, dan Kelompok Usaha Berbadan Hukum yang Memiliki Usaha yang Produktifi, layak, namun tidak memiliki agunan yang cukup a. Calon penerima KUR Ritel adalah adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang produktif, anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap, TKI yang purna dari bekerja di luar negeri. b. Calon penerima KUR Ritel harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah berjalan minimum 6 (enam) bulan. c. Calon penerima KUR Ritel dapat sedang menerima kredit/pembiayaan lainnya antara lain berupa kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit, serta KUR dengan kolektabilitas lancar. d. Calon penerima KUR Ritel memiliki surat Izin Usaha Mikro dan Kecil yang diterbitkan pemerintah daerah setempat dan/atau surat izin lainnya. 14

PERUBAHAN... No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 8. Calon Debitur KUR Penempatan TKI 1. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun, dibuktikan dengan KTP atau akte kelahiran/surat kenal lahir dari instansi berwenang; 2. Surat izin dari suami/istri/orang tua/wali untuk bekerja di luar negeri; 3. Surat hasil Medical Check Up yang menyatakan fit untuk bekerja dari rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah; 4. Memliki kemampuan baca tulis dan ketrampilan yang diperlukan untuk bidang kerja tertentu; 5. Memiliki perjanjian penempatan bagi TKI yang ditempatkan oleh PPTKIS; 6. Memiliki perjanjian kerja dengan pengguna bagi TKI baik yang ditempatkan oleh PPTKIS, Pemerintah atau TKI yang bekerja secara perseorangan. a. Calon penerima KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia, mempunyai persyaratan sebagai berikut: memiliki Perjanjian Penempatan bagi TKI yang ditempatkan oleh PPTKIS; dan memiliki Perjanjian Kerja dengan Pengguna bagi TKI baik yang ditempatkan oleh PPTKIS, Pemerintah atau TKI yang bekerja secara perseorangan. b. Calon penerima KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia selain memiliki persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap harus memenuhi persyaratan lainnya yang diperlukan dalam rangka penempatan Tenaga Kerja Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. 15

PERUBAHAN No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 9. Jangka Waktu Pinjaman KUR Mikro Jangka waktu KUR Mikro maksimal 2 tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja dan maksimal 4 tahun untuk kredit/ pembiayaan investasi. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu sebagaimana di atus di atas, khusus untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimal 6 tahun dan untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimal 8 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal I. Jangka waktu KUR Mikro: paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi. II. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu sebagaimana di atas di atas, khusus untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 6 tahun dan untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimum 10 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal. III. Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan maksimal Rp75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) per penerima KUR. 16

PERUBAHAN No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 10. Jangka Waktu Pinjaman KUR Ritel Jangka waktu KUR Ritel maksimal 3 tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja dan maksimal 5 tahun untuk kredit/ pembiayaan investasi. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu sebagaimana di atas, khusus untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimal 6 tahun dan untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimal 10 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal I. Jangka waktu KUR Ritel: paling lama 4 (empat) Tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau paling lama 5 (lima) Tahun untuk kredit/pembiayaan investasi. II. Jangka waktu KUR Ritel khusus untuk tanaman keras paling lama 10 (sepuluh) tahun dengan grace period yang disepakati oleh penyalur KUR sesuai karakteristiknya. III. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu sebagaimana diatur dalam angka 1 khusus untuk kredit/pembiayaan modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 8 (delapan) tahun dan untuk kredit/pembiayaan investasi dapat diperpanjang menjadi maksimum 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal. 17

PERUBAHAN No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 11. Bank Pelaksana KUR Persyaratan bagi Bank untuk dapat menjadi Pelaksana KUR, yaitu: (Butir 5) Bank yang telah ditunjuk sebagai Bank Pelaksana Program KUR sebelumnya yang mempunyai NPL < 5% pada periode Oktober 2014 Desember 2014 dapat menjadi Bank Pelaksana KUR. Sedangkan Bank dengan NPL 5% ke atas selama Perioder Oktober 2014 Desember 2014 dan sebelumnya, tidak dapat menjadi Bank Pelaksana KUR sampai tingkat NPL < 5% selama 3 bulan berturut turut. 1) Penyalur KUR adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank yang disetujui oleh Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 2) Bank atau lembaga keuangan bukan bank untuk dapat ditetapkan sebagai Penyalur KUR, memiliki persyaratan sebagai berikut: memenuhi kriteria bank dan/atau lembaga keuangan bukan bank yang sehat dari Otoritas Jasa Keuangan; melakukan kerjasama dengan Perusahaan Penjamin dalam penyaluran KUR; dan memiliki online system data KUR dengan Perusahaan Penjamin dan Sistem Informasi Kredit Program. 12. Pola Linkage Linkage Pola Channeling Penyaluran KUR oleh Penyalur KUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat menggunakan pola linkage yaitu secara channelling atau executing. 18

PERUBAHAN No. Uraian Permenko 6 Tahun 2015 Perubahan 13. Pengaturan Penyaluran KUR melalui Lembaga Linkage Executing Tidak diatur I. KUR Mikro a. Plafon KUR yang dapat diberikan oleh Penyalur KUR kepada lembaga linkage maksimal sebesar Rp2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) yang wajib meneruspinjamkan kepada debitur dan dapat dilakukan secara bertahap. b. Suku bunga dan plafon kredit/pembiayaan dari lembaga linkage kepada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan maksimum sebesar 12% (dua belas persertaus) efektif pertahun dan maksimal Rp25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) per debitur. II. KUR Ritel a. Plafon KUR yang dapat diberikan oleh Penyalur KUR kepada lembaga linkage maksimal sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) yang wajib meneruspinjamkan kepada debitur dan dapat dilakukan secara bertahap. b. Suku bunga dan plafon kredit/pembiayaan dari lembaga linkage kepada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan maksimal sebesar 12% (dua belas perseratus) efektif pertahun dan maksimum Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) per debitur. 19

USULAN PERUBAHAN PMK No.146/PMK.05/2015 No. Uraian PMK 146 Tahun 2015 Perubahan 14. Mekanisme Pembayaran Subsidi Bunga Pasal 8 ayat (2) dan (3): Bank Pelaksana mengajukan permohonan pembayaran Subsidi Bunga kepada KPA pada bulan berikutnya untuk pembayaran bunga yang telah jatuh tempo; Dalam SIKP belum ditetapkan perhitungan subsidi bunga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan setiap 3 bulan kepada Bank Pelaksana. 1. Pembayaran subsidi bunga dilakukan setiap tanggal 5 bulan berikutnya setelah pencairan kredit berdasarkan data realisasi KUR yang disampaikan oleh bank pelaksana. Verifikasi dilakukan kemudian. 2. Verifikasi hanya dilakukan pada tiga aspek yaitu: Sesuai maksimum plafond. Sesuai maksimum jangka waktu kredit. Sesuai dengan suku bunga yang berlaku. Sedangkan hal-hal selain tiga poin di atas menjadi objek audit internal Bank. 20

Sektor 1 " Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan" 21

Sektor 2 "Perikanan" 22

Sektor 4 "Industri Pengolahan" 23

Sektor 4 "Industri Pengolahan" 24

Sektor 7 " Perdagangan Besar dan Eceran" 25

Sektor 7 " Perdagangan Besar dan Eceran" 26

JASA - JASA 27

Sektor Perdagangan yang Dilarang 28

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

Penurunan bobot resiko kredit kepada UMKM yang dijamin oleh lembaga penjamin/asuransi kredit berstatus BUMD Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan yang mendukung program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi khususnya dalam penyaluran kredit kepada UMKM Regulasi yang diterbitkan Kredit kepada UMKM yang dijamin oleh Lembaga Penjamin/Asuransi Kredit berstatus BUMD dapat dikenakan bobot risiko sebesar 50% sepanjang: Skema penjaminan / asuransi kredit memenuhi persyaratan; Lembaga penjaminan / asuransi kredit berstatus BUMD tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan ; dan Lembaga penjaminan /asuransi kredit berstatus BUMD memiliki peringkat dari lembaga pemeringkat yang diakui oleh OJK setara BBB- atau mendapat rekomendasi dalam bentuk tertulis dari OJK untuk melakukan program penjaminan Manfaat yang diberikan Mendorong peran lembaga penjamin / asuransi kredit berstatus BUMD dalam penyaluran kredit kepada UMKM Meningkatkan kredit kepada UMKM 30

Peningkatan batasan nominal kredit dan penyediaan dana dalam jumlah kecil yang penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit kepada debitur kecil Regulasi yang diterbitkan Penetapan kualitas kredit kepada 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek dengan jumlah sampai Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan /atau bunga. Manfaat yang diberikan Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada debitur kecil yang penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan / atau bunga. 31

Peningkatan batasan nominal kredit kepada UMKM yang penilaian hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan untuk mendukung program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada UMKM Regulasi yang diterbitkan Kredit kepada UMKM dengan jumlah: lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 20 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3; lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 10 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3; Manfaat yang diberikan Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM yang penilaian kualitas kreditnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan / atau bunga 32

T E R I M A K A S I H KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN www.ekon.go.id