M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

dokumen-dokumen yang mirip
M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Produk Domestik Bruto (PDB)

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BERITA RESMI STATISTIK

Statistik KATA PENGANTAR

BERITA RESMI STATISTIK

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

Statistik KATA PENGANTAR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

ESI TENGAH. sedangkan PDRB triliun. konstruksi minus. dan. relatif kecil yaitu. konsumsi rumah modal tetap. minus 5,62 persen.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Katalog BPS :

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

Transkripsi:

M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik Sektor Riil 5 Nomor Telp : 62-21- 3818429 6 Nomor Fax : 62-21-3501907, 3456371 7 Email : milis-seki@bi.go.id DEFINISI DATA Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu negara. Sementara itu, PDB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. PDB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDB menurut harga berlaku dan PDB menurut harga konstan. Perhitungan Produk Domestik Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. 1. Pendekatan Produksi: Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu: (1) pertanian, Mei 2012 14

peternakan, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) Konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah). 2. Pendekatan Pengeluaran: Produk Domestik Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor). 3. Pendekatan Pendapatan: Produk Domestik Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). Produk Nasional Bruto (PNB) adalah PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto luar negeri adalah pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia. Pendapatan Nasional adalah PNB dikurangi dengan pajak tidak langsung (neto) dan penyusutan. Pajak tidak langsung neto adalah pajak tidak langsung dikurangi dengan subsidi pemerintah. Indeks implisit PDB merupakan rasio antara PDB harga Berlaku dengan PDB harga konstan. Deflator PDB adalah laju pertumbuhan indeks implisit PDB. Ekspor barang dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain. CAKUPAN DATA Cakupan: PDB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai dengan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut: 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Subsektor Tanaman bahan makanan b. Subsektor Tanaman perkebunan Mei 2012 15

c. Subsektor Peternakan d. Subsektor Kehutanan e. Subsektor Perikanan 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian a. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas c. Subsektor Penggalian 3. Sektor Industri Pengolahan a. Subsektor Industri Migas - Pengilangan Minyak Bumi - Gas Alam Cair (LNG) b. Subsektor Industri Bukan Migas - Makanan, Minuman dan Tembakau - Teksil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki - Barang Kayu dan Produk Lainnya - Produk Kertas dan Percetakan - Produk Pupuk, Kimia dan Karet - Produk Semen dan Penggalian Bukan Logam - Logam Dasar Besi dan Baja - Peralatan, Mesin dan Perlengkapan Transportasi - Produk Industri Pengolahan Lainnya 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Subsektor Listrik b. Subsektor Gas c. Subsektor Air Bersih 5. Sektor Konstruksi 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran b. Subsektor Hotel c. Subsektor Restoran 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a. Subsektor Pengangkutan - Angkutan Rel - Angkutan Jalan Raya - Angkutan Laut - Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan - Angkutan Udara - Jasa Penunjang Angkutan b. Subsektor Komunikasi 8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan a. Subsektor Bank b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan Mei 2012 16

d. Subsektor Real Estate e. Subsektor Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa a. Subsektor Pemerintahan Umum - Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan - Jasa Pemerintahan Lainnya b. Subsektor Swasta - Jasa Sosial Kemasyarakatan - Jasa Hiburan dan Rekreasi - Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sementara itu, PDB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6 komponen yaitu: 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun. 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik pemerintah pusat dan daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data yang dipakai adalah realisasi APBN. 3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal bekas atau baru dari luar negeri. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang. 4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDB hasil penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir lainnya. 5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board (fob). 6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif). Satuan: Data dinyatakan dalam miliar. Valuta: Rupiah Triwulanan PERIODISASI PUBLIKASI KETEPATAN WAKTU PUBLIKASI Minggu keenam setelah akhir triwulan laporan (Web) Minggu ketujuh setelah akhir triwulan laporan (CD dan Publikasi Cetak). JADWAL PUBLIKASI KEDEPAN/ADVANCE RELEASE CALENDAR (ARC) Mei 2012 17

ARC (terlampir) akan dikeluarkan pada bulan Desember setiap tahun. SUMBER DATA Badan Pusat Statistik (BPS): Survei Khusus Triwulanan (SKT) institusi (lembaga) dan perusahaan, Survei Khusus Tabungan dan Investasi Rumah tangga (SKTIR), Sensus Ekonomi, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus tahunan untuk perusahaan besar dan menengah, survei untuk perusahaan kecil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN, survei adhoc dan data IHK & IHPB. Data ekspor barang diperoleh dari publikasi tahunan BPS, sedangkan untuk ekspor jasa diperoleh dari neraca pembayaran yang dipublikasikan Bank Indonesia. METODOLOGI Selama ini, data PDB yang dipublikasikan oleh BPS menggunakan pendekatan produksi (lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran (penggunaan). Pengumpulan data PDB dilakukan sebagai berikut: - Untuk PDB sektoral, data dikumpulkan dari departemen/intansi terkait. Data yang dikumpulkan dari setiap sektor antara lain berupa data produksi, data harga di tingkat produsen, dan biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi, serta data pengeluaran, yang diperoleh baik melalui survei maupun estimasi. - Untuk PDB pengeluaran, data dikumpulkan departemen/intansi terkait yang secara resmi mengeluarkan data (seperti ekspor-impor, pengeluaran dan investasi pemerintah, serta investasi swasta) dan melalui survei-survei khusus (seperti survei khusus pengeluaran rumah tangga). Secara rinci, penjelasan metode kompilasi data PDB dapat diperoleh dari Publikasi Tahunan Pendapatan Nasional Indonesia, BPS. Teknis kompilasi yang digunakan adalah: a. Data dari masing-masing sektor yang dihitung di setiap satuan kerja terkait di BPS disampaikan kepada Direktorat Neraca Produksi dan Direktorat Neraca Konsumsi (BPS) untuk dikonsolidasikan dan dilakukan estimasi perhitungan. b. Perhitungan Produk Domestik Bruto untuk masing-masing sektor mempunyai karakteristik yang berbeda sebagaimana terdapat dalam penjelasan metodologi perhitungan Produk Domestik Bruto pada publikasi tahunan Pendapatan Nasional BPS. Perubahan tahun dasar untuk perhitungan PDB harga konstan dilakukan secara periodik (1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000). Sejak tahun 2004, data PDB yang disajikan menggunakan tahun dasar 2000 yang mencakup periode data sejak triwulan I-2000. Perubahan tahun dasar dari 1993 menjadi 2000 dilakukan karena struktur perekonomian Indonesia dalam kurun waktu tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan, meliputi perkembangan harga, cakupan komoditas produksi dan konsumsi serta jenis dan kualitas barang maupun jasa yang dihasilkan. Mei 2012 18

INTEGRITAS DATA Pada saat release data PDB triwulanan, data masih bersifat sangat sangat sementara (***). Data berubah menjadi sangat sementara (**) setelah data triwulanan lengkap satu tahun kalender. Data berubah menjadi sementara (*) setelah satu tahun sejak data tahun yang bersangkutan berakhir. Data berubah menjadi final (angka tetap, tanpa tanda bintang) setelah dua tahun sejak data tahun yang bersangkutan berakhir. Perubahan mendasar terhadap metodologi national account, yang biasanya dinyatakan dalam publikasi tahunan BPS berjudul Pendapatan Nasional Indonesia, akan diinformasikan ketika data dengan metodologi baru tersebut dikeluarkan untuk pertama kalinya. AKSES DATA Data dapat dilihat pada: Website BI (http://www.bi.go.id/). Publikasi SEKI (cetak maupun CD). Data yang sama juga dapat dilihat pada: Website BPS (http://www.bps.go.id/). Website SDDS/IMF (http://www.bi.go.id/sdds). Mei 2012 19