1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala lapisan masyarakat. Perusahaan pun mendapatkan dampak dari adanya krisis global tersebut, sehingga banyak perusahaan menggadakan peningkatan disegala bidang yang ada dengan tujuan agar perusahaan tetap dapat beroperasi dan memperoleh laba yang maksimal melalui peningkatan penjualan disertai efisiensi biaya. Laba perusahaan tersebut tidak seluruhnya dibagikan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan tetapi sebagian dijadikan laba yang ditahan dan ada sebagian yang harus disetor ke kas negara dalam bentuk pajak penghasilan. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mencari keuntungan untuk meminimalkan beban pajak yang harus di tanggung perusahaan dengan memanfaatkan penghindaran pajak (tax avoidance) untuk meningkatkan perolehan laba bersih, namun di lain pihak, pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan negara melalui penerimaan pajak. Pemerintah memberikan kebijakan kepada perusahaan yang bersangkutan untuk menghitung sendiri nilai atau besarnya pajak penghasilan yang terutang (self assessment). Jika terjadi kesalahan dalam menetapkan besarnya pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah, perusahaan tersebut akan dikenakan denda dan diberikan bunga atas kekurangan bayar
2 atau restitusi atas kelebihan bayar. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penentuan nilai pajak, maka pihak perusahaan disarankan untuk mengerti, memahami dan mengikuti perkembangan peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. Perusahaan membayar pajak penghasilan badan untuk disetorkan ke kas negara menurut ketentuan perpajakan. Gaji karyawan merupakan komponen pengurang dalam perhitungan laba rugi perusahaan, sehingga harus dilakukan perhitungan dengan teliti dan benar. Hal ini disebabkan adanya pengaruh terhadap pajak penghasilan pasal 21 yang akan dibayar oleh perusahaan. Pajak penghasilan juga dikenakan atas penghasilan yang diterima karyawan, namun tidak boleh dimasukkan sebagai unsur pengurangan laba perusahaan. Jika pajak penghasilan karyawan dimasukkan ke laba perusahaan, maka laba perusahaan bertambah besar dan pajak yang harus dibayarkan ke kas negara bertambah besar. Perusahaan dapat membebankan pajak penghasilan karyawan sebagai deductible expenses, apabila menggunakan metode gross up di dalam perhitungan pajak penghasilan pasal 21. Metode gross up adalah metode pemotongan pajak, dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan. Tujuan dari metode gross up adalah menyamakan jumlah pajak yang dibayar dengan tunjangan pajak yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya. Menurut perpajakan perusahaan dapat melakukan tax planning atau perencanaan pajak dimana salah satu caranya adalah dengan menghitung biaya gaji secara cermat dengan
3 menerapkan metode gross up. Dengan menerapkan metode gross up ini diharapkan beban pajak dapat ditekan sehingga perusahaan juga dapat melakukan penghematan pajak penghasilan badan. Setiap perusahaan mungkin mempunyai kebijakan akuntansi sendiri dalam menghitung pajak penghasilan karyawannya, sehingga perusahaan harus bekerja dua kali yaitu menghitung pajak penghasilan karyawan untuk kepentingan perusahaan dan menghitung pajak untuk kepentingan perpajakan. Selama ini PT. Teamwork Kreasi Indonesia melakukan perhitungan pajak penghasilan menggunakan metode PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan, sehingga perusahaan menanggung pajak yang lebih besar. Dari uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui perbedaan perhitungan pajak penghasilan pada PT. Teamwork Kreasi Indonesia menggunakan metode PPh pasal 21 dan metode gross up. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perhitungan antara metode PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan dengan metode gross up pada PT. Teamwork Kreasi Indonesia?
4 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perhitungan metode PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan dengan penerapan metode gross up dalsm perhitungan PPh karyawan pada PT. Teamwork Kreasi Indonesia. b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi atau manfaat yang diharapkan dari penelitian, dengan mengatagori menjadi 3 bagian yaitu: i. Kontribusi Praktis Kontribusi Praktis merupakan kontribusi hasil penelitian bagi perusahaan atau praktik pada umumnya, terutama berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang mungkin diambil. ii. Kontribusi Teoretis Kontribusi Teoretis merupakan kontribusi hasil penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. iii. Kontribusi Kebijakan (Tergantung konteks dan lingkup penelitian) Kontribusi kebijakan merupakan kontribusi hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan bagi kalangan regulator dalam menetapkan peraturan yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
5 4. Ruang Lingkup Penelitian Tujuan dari ruang lingkup ini adalah untuk membandingkan dan mengetahui efisiensi tata cara perhitungan PPh pasal 21 seluruh karyawan PT. Teamwork Kreasi Indonesia dengan menggunakan metode gross up pada tahun 2008.