BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab (responsibility), mereka harus peka serta memiliki pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jasa audit terhadap laporan keuangan merupakan jasa yang paling

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (Reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, baik itu dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

Pengaruh Akuntabilitas Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor yang demikian penting dan strategis dalam berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam suatu perusahaan, pihak manajemen diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Para pemakai laporan keuangan

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB),

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan. pihak luar untuk memberikan pe nilaian atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait untuk menilai perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat pesatnya sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Profesi akuntan publik atau auditor kantor akuntan publik memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis global saat ini. Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana penganbilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (Reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diatur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk member jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Singgih dan Bawono (2010).

2 Akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan perusahaan. Melalui pemberian jasa ini akuntan publik membantu baik manajemen maupun pihak luar sebagai pemakai laporan keuangan untuk menentukan secara objektiv dapat dipercaya tidaknya laporan keuangan perusahaan. Selain itu dengan profesi akuntan publik, pihak luar perusahaan dapat mempercayai keputusan untuk menilai dipercaya tidaknya laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan, sehingga akuntan publik merupakan suatu profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Menurut De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (Join Probability) dimana seseorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2003) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kualitas pemegang saham yang menaruh harapan tinggi bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP tentunya merupakan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya

3 skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan audit dan profesi akuntan publik. Seorang auditor dalam memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan klien yang diauditnya, harus mempunyai kompetensi yang tinggi dan harus bersikap independensi terhadap tujuan kepentingan klien dan para pemakai laporan keuangan. Bebrapa penelitian menyebutkan bahwa kualitas audit sangat bergantung kepada kompetensi dan independensi auditor. Oleh karena itu, auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan yang telah mereka dapatkan dari klien dan pihak ketiga yaitu dengan cara memiliki kompetensi yang tinggi dan mempertahankan independensinya dalam menghasilkan kualitas audit yang bermutu (Christiawan 2003). Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Tetclock dan Kim (1987) mendefinisikan akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Kemudian Elisha dan Icuk (2010) yang meneliti tentang akuntabilitas yang dilihat dari tiga aspek yaitu motivasi, pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial juga berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara parsial maupun simultan. Ada banyak penelitian psikologi sosial yang membuktikan adanya hubungan dan pengaruh akuntabilitas seseorang terhadap kualitas pekerjaan. Messier dan Quilliam (1992) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognifit auditor dalam mengambil keputusan.

4 dilakukan dengan membagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok: pertama, kelompok yang diberikan instruksi bahwa pekerjaan mereka tidak akan diperiksa oleh atasan (no accountability); kedua, kelompok yang diberikan instruksi diawal (sebelum melaksanakan pekerjaan) bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan (preexposure accountability); ketiga, kelompok yang diberikan instruksi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan, tetapi instruksi ini baru disampaikan setelah mereka menyelesaikan pekerjaan (postexposure accountability). Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa subjek penelitian dalam kelompok preexposure accountability menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan kelompok lainnya. Mereka melakukan proses kognitif yang lebih lengkap, respon yang lebih tepat dan melaporkan keputusan yang lebih dapat dipercaya dan realistis. Penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Ria (2007) menyimpulkan bahwa akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kualitas hasil kerja dengan kompleksitas tugas yang rendah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Tan dan Alison (1999) tetapi konsisten dengan hasil penelitian Tetclock dan Kim (1987), yang secara umum mengungkapkan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan proses kognitif seseorang, respon yang diberikan dan keputusankeputusan yang diambil. Selain akuntabilitas yang dapat meningkatkan kualitas audit adalah kompetensi. Menurut Salsabila dan Prayudiawan, (2011) untuk mencapai audit yang berkualitas dibutuhkan juga pengetahuan, pengalaman kerja audit, dan akuntabilitas yang tinggi. Pengetahuan dan pengalaman merupakan suatu

5 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang auditor, terlebih pengetahuan dalam bidang akuntansi dan auditing. Kedua pengetahuan merupakan suatu dasar yang penting yang menjadi modal selama bekerja sebagai seorang akuntan, terlebih pada saat melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan. Pengetahuan audit bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal ataupun dari pengalaman khusus, yang berupa kegiatan seminar, loka karya, serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor juniornya. Pengetahuan disini juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik dalam melakukan suatu pekerjaan dalam proses pengauditan suatu laporan keuangan. Seseorang yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya. Pengetahan auditor adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas audit. Pengetahuan auditor yang tinggi dan luas juga dapat mempengaruhi kualitas audit. Pengetahuan auditor biasanya dapat diukur dengan tingkat pengalaman kerja sebagai seorang auditor. Semakin lama auditor memperoleh pengalaman kerja maka akan dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat pengetahuan yang mereka miliki. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

6 Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Namun akhir-akhir ini profesi akuntan publik mulai dipertanyakan kredibilitasnya oleh masyarakat. Ketidak percayaan masyarakat ini timbul dikarenakan terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik. Dari penjelasan diatas penulis mengambil fenomena yang dapat mendukung penelitian ini yaitu mengenai kasus PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) yang mendaptkan sanksi penghentian sementara (suspen) perdagangan saham oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sanksi ini diberikan karena ditemukan banyak kesalahan di laporan kinerja keuangan perusahaan kuartal III-2014. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto, dan rekan tersebut BEI menemukan ada delapan kesalahan dalam laporan keuangan sembilan bulan 2014 sehingga perdagangan saham Inovisi masih dihentikan sejak Jumat 13 Februari 2015. Oleh karenanya PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) melakukan penggantian KAP dilakukan agar kualitas penyampaian laporan keuangan Perseroan dapat meningkat sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. Sumber : (http://finance.detik.com/read/2015/05/25/131118/2924038/6/laporankeuangan-bermasalah-inovisi-ganti-auditor) Begitu pula dengan kasus yang terjadi pada tahun 2010 kualitas audit yang masih belum baik terjadi pada salah satu BUMN. Peneliti Senior Direktorat Penelitian BUMN mengatakan dalam prakteknya yang terjadi pada PT. PINDAD

7 (Persero) masih ada pegawai yang belum melaksanakan audit internal pada bagian operasional yang dilakukan untuk triwulan pertama pada tahun 2010 belum sesuai dengan kemampuan seorang auditor internal sehingga laporan audit yang dibuat oleh auditor internal yang dinilai belum tepat waktu dalam penyampaian laporan audit internal tersebut yang seharusnya dimulai pada 5 mei 2010 dan seharusnya selesai tanggal 28 mei 2010 mundur hingga 31 juni 2010, dampak dari permasalahan tersebut adalah terlambatnya tujuan dari pelaksanaan audit internal dan keterlambatan tersebut menyebabkan pihak manajemen tidak akan memiliki pengetahuan lengkap atas kondisi yang terjadi di perusahaan dan akan memperlambat pengambilan keputusan atau memberikan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan perbaikan yang dibutuhkan atas masalah yang terjadi diperusahaan Sumber : (www.tribunnews.com). Kasus lainnya terkait pelanggaran kode etik auditor 05 Januari 2013 yang terjadi pada Bank BTN yaitu Guntur Dwi S saat menjadi kepala divisi audit kantor pusat Bank BTN, direktur eksekutif IDM Fahmi mengatakan, Guntur Dwi S pernah terlibat kasus jual beli perkara sehingga kasus-kasus fraud Bank BTN bukan ditemukan auditor internal tapi justru ditemukan oleh pemeriksaan Bank Indonesia sebagai auditor eksternal, misalnya kredit macet di Kantor Cabang Bank BTN di Harmoni senilai Rp 141 miliar. Bukan hanya itu, Guntur Dwi S juga kerap menyalagunakan jabatannya dengan menyelewengkan audit yang tidak sesuai PSAK dalam menututupi kerugian Bank BTN akibat terjadinya kredit macet, tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa. Dalam hal ini Guntur

8 Dwi S melakukan pelanggaran integritas karena telah menyalahgunakan kekuasaan atau abuse of power Tindakan Mas Guntur dikatagorikan sebagai Pemalsuan Laporan Keuangan yaitu tindakan penipuan terhadap pencatatan Laporan Keuangan Bank yang dilakukan oleh Manajemen maupun oleh karyawan Bank untuk tujuan kepentingan diri sendiri maupun orang lain yang mengakibatkan kerugian bagi Bank maupun Pemegang Saham Sumber : (www.kompasiana.com). Selain fenomena-fenomena skandal akuntansi keuangan tersebut, kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik juga telah menjadi sorotan dari masyarakat umum, seperti kasus yang menimpa Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta pada tahun 2006 yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River International, Tbk. Pada kasus tersebut AP Justinus Aditya Sidharta melakukan konspirasi dengan kliennya untuk menggelembungkan account penjualan, piutang, dan asset lainnya hingga ratusan milyar rupiah. Oleh karenanya Menteri Keuangan Republik Indonesia terhitung sejak tanggal 28 Nopember 2006 telah membekukan izin praktik bagi Akuntan Publik Justinus Aditya Sidaharta selama dua tahun karena telah melanggar Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Fenomena ini hanya satu dari beberapa Akuntan Publik yang terbukti telah melanggar SPAP, masih banyak lagi kasus pelanggaran pada akhir-akhir ini yang dilakukan oleh akuntan publik. Maka dari itu kualitas audit sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya

9 skandal keuangan dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. Sumber : (http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol16310/nasib-karyawangreat-river-semakin-tidak-jelas) Dari kasus diatas dapat tersimpulkan bahwa banyaknya auditor yang melakukan pelanggaran kode etik, tidak mengikuti akuntabilitas yang ada dan kompetensi serta menyalahi sikap profesionalisme. Dimana dengan sangat jelas melakukan manipulasi laporan keuangan. Kasus diatas menyebabkan buruknya kualitas audit. Hal itu mempertegas perlunya auditor untuk menerapkan standar akuntabilitas dan memperkuat kompetensi sebagai auditor profesional. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Latifah Rosiyana (2014) dengan judul Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Independensi, dan Due Profesional Care Terhadap Kualitas Audit. Karena masih banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh auditor maka penulis tertarik meneliti pengaruh Akuntanbilitas dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit. Perbedaan dalam penilitian ini adalah pengurangan variabel X3 dan X4 yang digunakan dalam periode penelitian. Pertama, pengurangan variabel yang dipilih Latifah Rosiyana (2014) adalah independensi, dan due profesional care. Sedangkan penelitian ini memilih variabel akuntabilitas dan kompetensi. Kedua, tahun penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan tahun 2016 pada Kantor Akuntan Publik di Bandung, sedangkan penelitian Latifah Rosiyana menggunakan tahun 2014 pada Kantor Akuntan

10 Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti tentang kualitas Audit, karena masih terdapat perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit. 1.2. Identifikasi Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah kurang baiknya kualitas audit yang dihasilkan, dan berdasarkan latar belakang dan tinjauan dari beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh akuntabilitas dan kompetensi terhadap kualitas audit. 1. Kurang telitinya auditor dalam mengaudit laporan keuangan sehingga terjadi banyak kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, harga persediaan digelembungakan dan kesalahan pencatatan penjualan. 2. Masih adanya akuntan publik yang melanggar SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik). 3. Rusaknya kualitas audit atas laporan keuangan, maka dari itu dituntut pula auditor untuk meningkatkan akuntabilitas dan kompetensi untuk mencapai kualitas audit yang baik.

11 1.3. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana Akuntabilitas Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 2. Bagaimana Kompetensi Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 3. Bagaimana Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 4. Seberapa besar Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung baik secara parsial maupun silmutan. 1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1. Maksud Penelitian Maksud dari tujuan penelitian adalah untuk mengumpulkan data, mengolah dan kemudian membuat kesimpulan, guna memberikan gambaran tentang Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 1.4.2. Tujuan penelitian Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian diatas, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan : 1. Untuk menganalisis dan mengetahui Akuntabilitas Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

12 2. Untuk menganalisis dan mengetahui Kompetensi Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 4. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 1.5. Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak yang berkepentingan antara lain : 1.5.1. Kegunaan Teoritis Penulis berharap hasil dari penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan manfaat dalam pemeriksaan laporan keuangan (audit) khususnya dan ilmu ekonomi pada umumnya 1.5.2. Kegunaan Praktis a. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dalam bidang audit, khususnya memahami pengaruh akuntabilitas dan kompetensi terhadap kualitas audit dan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

13 b. Perusahaan Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kantor akuntan publik mengenai akuntabilitas dan kompetensi terhadap kualitas audit. c. Pihak Lain Masyarakat akademik pada umumnya dan mahasiswa yang pada khususnya sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah ini.