BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL. Pembakaran adalah Reaksi kimia dari komposisi bahan bakar terhadap oksigen.

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN ISOLASI TANGKI SETLING DAN TANGKI HARIAN BAHAN BAKAR MARINE FUEL OIL (MFO) PLTD LOPANA SEKTOR MINAHASA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I-1

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

BAB XI DIRECT MONOEVRING SYSTEM

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Bab III CUT Pilot Plant

Fuzzy Inference System

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

OPTIMALISASI OPERASIONAL LUBRICATING OIL PURIFIER SJ10G PADA KAPAL MV

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

BAB XII INDIRECT MAMOEVRING SYSTEM

Mesin Diesel. Mesin Diesel

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

OLEH : ADITYA RIZKI INDRAWAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

II. TINJAUAN PUSTAKA

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

Perancangan Perangkat Lunak Sistem. Secara Real Time. Sutrisno Fakultas Teknologi Kelautan ITS 2010

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Angket Mengenai Efek dari Kerusakan Pompa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ma ruf Ridwan K

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Transkripsi:

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine Diesel Fuel (MDF) Pada motor diesel 4 takt menggunakan bahan bakar MGO atau MDO begitu juga pada motor diesel 2 takt medium speed engine (putaran menengah) menggunakan MGO atau MDO, sedangkan motor diesel 2 takt slow speed engine (putaran rendah) menggunakan MFO atau MDF. Bahan bakar MFO bersifat kental, karenanya untuk mengencerkannya harus dipanaskan, sebagai pemanas digunakan uap yang diprodusir dari exhaut gas boiler atau menggunakan pemanas listrik. Bahan bakar jenis MGO ataupun MDO tidak perlu dipanaskan karena jenis bahan bakar ini tidak kental suah siap digunakan langsung injeksi dan pembakaran karena viscosity dan suhunya sudah sesuai untuk melaksanakan pembakaran. Sehingga bahan bakar jenis MFO dengan beberapa kali tingkat pemanasan hingga 100 C sama kondisinya dengan bahan bakar jenis MDOatau MGO tanpa pemanas menggunakan listrik lebih beresiko tinggi terhadap bahaya kebakaran, dibandingkan dengan pemanas menggunakan uap, yang jelas tahanan isolasi listrik harus betul kedap dan tidak menimbulkan short circuit, karena pemanasm pemanas ini langsung ditempatkan dalam tanki yang berisi bahan bakar MFO. 2. Pemanas pemanas dan tujuannya masing masing Bahan bakar dari banker tank dipindahkan ke Double bottom tank. Di DB tank bahan bakar dipanaskan hingga 40C dengan maksud agar mencair dan mudah di transfer ke tanki-tanki lainnya. Selanjutnya bahan bakar melalui fuel oil transfer pump dimasukan ke settling tank.

Disini bahan bakar dipanaskan hingga 55C dengan maksud untuk memisahkan bahan bakar dari kotoran kotoran dari settling tank dipanaskan lagi di Heater hingga 80C agar bahan bakar lebih bersih dari kotoran kotoran selanjutnya diteruskan ke purifier separator dengan maksud untuk memurnikan bahan bakar dengan cara memisahkan bahan bakar dengan air. prinsip kerja parifier adalah berdasarkan gaya contritugal (contritugal torac) yang berputar, bagian-bagian alat partikel-partikel yang lebih berat akan terlempar dekat dan berkumpul di bagian bawah berupa air-air sedangkan bagian partikel-partikel yang lebih ringan (minyak) akan terlempar jauh partikel-partikel ini dipengaruhi oleh berat jenisnya masing-masing air akan tebuang ke got (bilge well) sedangkan minyak akan dipompakan ke tanki dalam kondisi yang bersih. Pada beberapa instalasi bahan bakar MFO, masih ada lagi jenis clarifier sperator bahan bakar yang sudah murni akan ddijernihkan lagi, sehingga bahan bakar yang diperlukan nantinya untuk proses pembakaran lebih baik lagi. selanjutnya bahan bakar dimasukkan ke daily service tank, disini bahan bakar dipanaskan lagi hingga 90C, dengan maksud penyesuaian antara viscosity dengan temperatur yang sesuai. Bahan bakar melalui section filter diteruskan ke flow meter dimana dapat diketahui konsumsi yang digunakan oleh main engine tiap harinya. Selanjutnya melalui Boosker Pump (feed pump) dimasukan ke heater lagi yang dipanaskan hingga 100C, dengan maksud untuk penyesuaian viscositynya berdasarkan viscosity temperatur chart. Permesinan Boaster Pump (feed pump) agar dalam sistem bahan bakar hingga injector bebas dari gelembung-gelembung udara bahan bakar dari ikater ini ditruskan ke Bosch Pump melalui discarge filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang terikut. Selanjutnya dipompakan oleh fuel pump (Bosch Pump) ke injektor untuk mengabutkan bahan bakar yang diperlukan pada proses pembakaran. Untuk mendapatkan pengabutan yang baik, tekanan field pump harus tinggi mencapai 250-400 bar. Pada saat kapal olah gerak (manoevring position) baik masuk dan meninggalkan pelabuhan, bahan bakar yang digunakan MDO atau dengan blending (campuran) MFO dengan MDO, sedangkan saat kapal layar panjang (full away) dapat menggunakan MFO. Perlu diketahui harga beli MFO lebih murah dari pada MDO.

3. Fuel Treatement Selain pemanasan pemanasan bahan bakar didalam tanki tanki dan pemisahan pemisahannya terhadap kotoran kotoran dan cairan cairan /air seperti disebutkan diatas, sebaiknya untuk mendapatkan bahan bakar yang betul betul murni, saat bunker BBM agar memberi campuran bahan bakar tersebut dengan bahan kimia (chemical) dengan percampuran perbandingan sesuai yang ditentukan dari produknya, biasanya dengan campuran 1:4000 liter (1 liter chemical dengan 4000liter bahan bakar). Namun yang tak kalah pentingnya adalah penggunaan viscosity. Temperature chart sebagai dasar pemanasan untuk, mendapatkan viscositynya yang selalu tepat.

Gambar 26

Gambar 27

Gambar 28 4. Perawatan Bahan Bakar (Fuel Treatement) Perawatan bahan bakar adalah : 1. Diluar instalasi pipa 2. didalam instalansi pipa: : - additive ditambahkan chemical kepada bahan bakar saat bunker - pemanasan bahan bakar dalam tanki (steam coil) - saringan saringan (filter) - pengendapan bahan bakar - pemisahan bahan bakar dengan air (purifier separator) - mempertahankan kekentalan bahan bakar (viscosity temperatur chart) 3. Memilih produk bahan bakar yang baik seperti, Shell,Standac,BPM,Umion,Esso dll

Gambar 29 SEPERATOR (PEMISAH) 1. Pendahuluan Separator (pemisah) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisah zat zat cair seperti memisah campuran minyak dengan lumpur lumput / kotoran kotoran. Separator ini digunakan untuk instalasi bahan bakar atau instalasi minyak pelumas dikapal, karena kemungkinan bahan bakar atau minyak pelumas baru digunakan ke pemakaian pemakaian untuk instalasi bahan bakar pada bahan bakar berat (Heavy ful Oil) jenis MFO (marine ful oil) menggunakan purifier seperator atau gabungan purifier seperator dan clarifier seperator, sedang dalam instalasi pelumas hanya menggunakan parifier separator saja. Perbedaan sistem purifier dan clarifier, selain susunan komponennya adalah media yang masuk ke alat tersebut. Pada purifier seperator, media yang dimasukkan adalah campuran bahan bakar dengan air, sedangkan clarifier hanya media bahan bakar saja, sedangkan purifier pada instalasi minyak pelumas hanya media pelumas saja. Tujuan bahan bakar dimasukan alat ini, agar setelah keluar dari alat ini, bahan bakar atau minyak pelumas betul betul terpisah dari pencemaran secara murni. 2. Prinsip Kerjanya Prinsip kerja alat ini berdasarkan zat cair yang diputar dengan kecepatan tinggi dalam suatu bowl disc, dengan gaya pasingan (contri tugal force) ini, maka kedua media yang diputar itu akan terpisah satu sama lain. Terpisah media ini karena perbedaan, berat jenis (spesific growity), dimana media yang berat jenisnya berat

(air) akan terlempar ke bagian bawah, sedangkan berat jenis yang lebih ringan (minyak) akan terlempar ke bagian atas. Selanjutnya air dibuang dalam alirannya ke got (bilge well), untuk selanjutnya dipompakan ke luar kapal (over board) menggunakan OWS (oily water separator). OWS adalah suatu peralatan lainnya diluar unit purifier separator. Peralatan OWS akan dijelaskan pada pelajaran kuliah berikutnya. Sedangkan minyak atau bahan bakar dimasukan ke dalam tanki (service tank) untuk di distribusi ke pemakaian pemakaian. 3. Pembersihan Pembersihan Purifier separator baik untuk bahan bakar maupun untuk minyak pelumas. Harus dibersihkan setelah selesai pemakaian memompa bahan bakar atau setiap 24 jam pada instalasi pelumas purifier ini di bersihkan karena akan terendap kotoran kotoran yang sudah terpisah dari bahan bakar atau pelumas. Untuk membersihkannya, semua komponennya satu persatu harus di buka dimulai dari bagian atas (bowl disc) yang berbentuk piringan piringan, untuk di bersihkan dari kotoran kotoran.

Gambar 30