PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Nk Zahroh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

Judul BAB I PENDAHULUAN

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,


BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Diajukan Oleh : ANNISA RAHMAH A

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Nk Zahroh (IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Email: zahrohnk@gmail.com) Abstract : Professional teachers are teachers who have the competencies required to perform the task of education and teaching. This study uses a rationalistic qualitative approach and data collection techniques apply observation, interviews, and documentation, which are enhanced by triangulation to test its validity. The data then are processed and analyzed using the method of data reduction, data presentation, and verification. Once the data is processed and analyzed, then produced several research findings. Keywords : Competency, Teacher professionalism and Academic Supervision Pendahuluan Guru adalah salah satu unsur yang berperan sangat penting demi tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional dimaksud. Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus. Karena keahliannya bersifat khusus, guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan dan pembelajaran dewasa ini kedudukan guru dalam proses pembelajaran di sekolah belum dapat digantikan oleh alat atau mesin secanggih apapun. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Dalam kasus profesi yang berubah perlahan-lahan yaitu mengajar, pendidik terus berjuang menemukan jalan untuk menyeimbangkan kemampuan dengan

Akade- Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi mik tanggung jawab moral, dan untuk menyakini bahwa mereka dapat mendidik semua anak. Dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, dapat dilakukan melalui beberapa strategi atau model. Pengembangan tenaga kependidikan (guru) dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Dari perspektif institusi, pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun yang paling berperan penting adalah berdasar kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi. 1 Tuntutan untuk meningkatkan kompetensi guru bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan kreativitas yang tumbuh dari diri sendiri, maka akan sia-sia, tidak bermanfaat. Kompetensi Profesional Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tertulis bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) yang menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 2 Melalui penjabaran dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dalam pasal 10 ayat (1) yang menjelaskan tentang penguasaan materi 1 Udin, Saud, Pengembangan Profesi. 98. 2 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1). 258

NK Zahroh pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Demikian halnya dengan Peraturan Pemerintah tentang Guru yang lebih menjelaskan secara detail tentang UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu PP No. 74 tahun 2008 Pasal 3 ayat (7) sebagai berikut: Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. 3 Istilah kompetensi menurut Broke dan Stone adalah Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. 4 Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk m e- nentukan (memutuskan sesuatu). 5 Seperti dalam penjelasan Undang-Undang 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) yang dimaksud dengan kom- 3 PP 74 tahun 2008 tentang Guru Pasal 3 ayat (7) 4 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Ban dung: PT Remaja Rosdakarya, 1998). Hlm. 14 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). Hlm. 584. Volume 6. No. 02. September 2014 259

Akade- Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi mik petensi professional kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, sedang dalam PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru Pasal 7 memaparkan kompetensi professional yaitu penguasaan materi, konsep dan metode disiplin keilmuan, tetapi pembahasan hanya dibatasi pada penguasaan materi. Dan hal ini sesuai dengan fokus penelitian yang terdapat dua materi yang harus dikuasai, yaitu materi mata pelajaran pendidikan agama Islam dan materi mata pelajaran umum, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. 2. Mata Pelajaran Umum Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 260

NK Zahroh Supervisi Akademik Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. 6 Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut: 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. 2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan mata pelajaran di SMP/MTs berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengem- 6 Carl D. Glickman, Development Supervision, (Vurginia: ASCD, 1981), 36. Volume 6. No. 02. September 2014 261

Akade- Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi mik bangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. 5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. 6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. 7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran sekolah/madrasah. Pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan materi pendidikan agama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Aktifitas kepala sekolah tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ametembun yang merumuskan definisi supervisi pendidikan sebagai suatu pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. 7 Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Lantip, bahwa Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervisi akademik. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi membuat perencanaan program supervisi akademik. Selain itu pengawas seko- 7 Cicih Sutarsih dalam Tim dosen, Manajemen pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 312. 262

NK Zahroh lah dan guru juga perlu mengetahui dan memahami konsep perencanaan supervisi akademik. Karena mereka terlibat juga dalam pelaksanaan supervisi akademik. 8 Dalam kaitannya dengan prinsip kooperatif dalam pelaksanaan supervisi akademik secara lebih spesifik menurut Pidarta dalam pelaksanaan supervisi sebenarnya sangat perlu melibatkan guru yang akan disupervisi. Karena dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh supervisor perlu bersama guru, adapun pelaksanaan yang dimaksud terdiri dari: materi yang akan diajarkan, alat-alat yang akan dipakai mencatat hasil supervisi, cara menentukan waktu diberitahukan sebelumnya, datang tiba-tiba, atau hanya diberitahu bulan kedatangannya saja. Pada intinya, pengembangan kompetensi professional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan mata pelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi sudah tergolong baik, namun masih perlu disempurnakan dan diperbaiki lagi agar guru memiliki kompetensi dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik yang professional karena mata pelajaran pendidikan Agama Islam sangatlah erat kaitannya dengan aktifitas sehari-hari. Pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan materi mata pelajaran umum di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Dari keseluruhan temuan sebagaimana dikemukakan dapat ditarik sebuah teori bahwa pelaksanaan supervisi akademik dalam mengembangkan kompetensi professional guru melalui mata pelajaran umum, pertama memahami konsep, prinsip, dan lain sebagainya tiap bidang pengembangan mata pelajaran umum dan proses pengembangan mata pelajaran umum. Kedua, membimbing langsung guru dalam menyusun silabus tiap bidang mata pelajaran. Ketiga, membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi dan 8 Prasojo dan sudiyono, Supervisi pendidikan, 95. Volume 6. No. 02. September 2014 263

Akade- Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi mik lain-lain, memberikan bimbingan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan mata pelajaran umum. Keempat, membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, membimbing guru dalam mengelola, dan menggunakan media pendidikan serta fasilitas pembelajaran. Maka terlihat kesiapan guru dalam mengajar. Dan Kelima, memotivasi guru untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran. Dan yang tidak kalah pentingnya, keterangan dari murid atau siswa tentang sejauhmana seorang guru tersebut menguasai materi mata pelajaran. Ini terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa murid yang dimintai keterangannya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh made Pidarta bahwa dari berbagai teknik dan metode supervisi yang ada, ada tiga teknik supervisi yang sering dipakai supervisor dalam melaksanakan tugasnya mensupervisi guru-guru diantaranya: teknik observasi kelas, teknik kunjungan kelas, dan teknik supervisi klinis. 9 Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sagala memang beragamnya problem dan tantangan yang dihadapi oleh para guru hendaknya para supervisor harus menggunakan beragam teknik supervisi yang sesuai dengan permasalahan pengajaran yang dialami para pendidik. Agar dapat membantu mengatasi kesulitan guru melaksanakan pengajaran. Supervisor dalam melaksanakan supervisi mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Sebelum menentukan teknik supervisi yang akan digunakan tentu saja supervisor lebih dulu melakukan diagnosa atau menelusuri apa sebenarnya permasalahan mendasar yang dihadapi guru. Setelah ditemukan permasalahannya, kemudian supervisor menetukan teknik supervisi yang digunakan. Teknik supervisi yang digunakan akan selalu memperhatikan dan terkait dengan problem mengajar yang dilakukan 9 Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka cipta, 2009),87. 264

NK Zahroh guru, banyaknya guru dan variasi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru yang dibimbing. 10 Supervisi pendidikan mempunyai fungsi penilaian ( evaluation) yaitu penilaian kinerja guru dengan jalan penelitian yaitu pengumpulan informasi dan fakta-fakta mengenai kinerja guru dengan cara melakukan penelitian. Kegiatan evaluasi dan research ini merupakan usaha perbaikan (improvement), sehingga berdasarkan data dan informasi yang diperoleh oleh supervisor dapat dilakukan perbaikan kinerja guru sebagaimana mestinya dan ahirnya dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas mengajar. 11 Dari pembahasan di atas, ditarik kesimpulan awal yakni pengembangan kompetensi professional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan mata pelajaran umum di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi termasuk baik, tetapi perlu perbaikan dan dikoreksi agar guru menjadi pendidik yang kompeten dan professional dibidangnya. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan data, temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian yang mengacu pada fokus dan tujuan penelitian tersebut sebelumnya, maka dapatlah dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam proses pelaksanaan pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan materi pendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi sudah tergolong baik, namun masih perlu penyempurnaan dan perbaikan lagi agar guru memiliki kompetensi professional karena mata pelajaran pendidikan Agama Islam bukan hanya pada teori, melainkan juga praktiknya yang terlihat pada aktifitas sehari-hari. 10Sagala, Manajemen Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, 172-173. 11 Sagala, Supervisi Pendidikan, 106. Volume 6. No. 02. September 2014 265

Akade- Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi mik 2. Dalam proses pelaksanaan pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik dalam penguasaan materi mata pelajaran umum di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalibaru Kabupaten Banyuwangi tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran agama yakni termasuk baik, tetapi perlu perbaikan dan dikoreksi agar guru menjadi pendidik yang kompeten dan professional dibidangnya. Daftar Pustaka Glickman, Carl D. 1981. Development Supervision. Virginia: ASCD. Pidarta. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta. PP 74 tahun 2008 tentang Guru Pasal 3 ayat (7) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV. Alfabeta. Saud, Udin Syaifuddin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta. Tim dosen. Manajemen pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 312. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1). Usman, Uzer. 1998. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 266