SISTEM JUST IN TIME ( JIT ) PENTING BAGI PERUSAHAAN INDUSTRI Oleh : Putu Sulastri

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik

MENGENAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

Prepared by Yuli Kurniawati

SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SISTEM JUST IN TIME

Akuntansi Biaya. Just In Time and Backflushing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Just in time dalam Manajemen Logistik

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

BAB II LANDASAN TEORI

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Akuntansi Biaya. Just in Time. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

14 PRINSIP TOYOTA WAY

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KELIMA BELAS BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB 2 LANDASAN TEORI

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KELIMA BELAS BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

BAB I PENDAHULUAN. adanya aktivitas usaha ke arah persaingan untuk meraih pangsa pasar yang terbesar.

Addr : : Contact No :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

JUST-IN-TIME ( JIT )

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI FUNGSI BISNIS

Pembahasan Materi #5

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi adalah perubahan tuntutan customer terhadap kualitas produk dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

TOC dan Just In Time (JIT)

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang secara kontinue diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali. Ada beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu memberikan sesuatu terbaik dari apa yang mereka produksi.

Bab 14 MANAJEMEN PRODUKSI YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Isnaini Febrina, Kusni Hidayati, Mahsina Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

IMPLEMENTASI JUST IN TIME DALAM MENINGKATKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

SISTEM JUST IN TIME ( JIT ) PENTING BAGI PERUSAHAAN INDUSTRI Oleh : Putu Sulastri Abstraksi Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman dan meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. I. PENDAHULUAN Just In Time ( JIT ) adalah filosofi yang merupakan suatu paradigma baru dari strategi bisnis bergeser dari manajemen persediaan tradisional ke manajemen rantai pasokan berbasis web yang meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi penumpukan persediaan. JIT merupakan suatu konsep yang dapat diterapkan pada banyak aspek dari bisnis selain persediaan. Sistem pemanufakturan tradisional mengatur jadwal produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan dimasa yang akan datang dengan pasti walaupun ia memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar. JIT tergantung pada logistik termasuk transportasi, pergudangan dan beberapa strategi untuk menangani ketidak pastian pasokan rantai potensial.

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik karena keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya sebab ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta karena tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen- komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

II. PEMBAHASAN 1. Pengertian Just in Time (JIT). JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang. JIT sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. 2. Konsep Dasar Sistem Just In Time. Sistem produksi just in time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diabdosi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setelah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya system produksi just in time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industry secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus-menerus (john A. White : Production Hand Book, Georgia Institute of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal ( Capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam system industry. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas dari pada sekedar suatu program pengendalian inventori. JIT Ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time (JIT) dalam kegiatan industri yaitu : 1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan. Sistem JIT biasanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.

2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size). Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persediaan barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata yaitu : memproduksi bermacam-mcam dalam satu lini produksi. 3. Menghilangkan pemborosan. Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang datang, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainya persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya. 4. Memperbaiki aliran produksi. Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/ perawatan yaitu manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin. 5. Menyempurnakan kualitas produk. Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengan melihat prinsip manajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggung-jawab terhadap

tercapainya mutu, meningkatkan pandangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengan tegas, memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian mutu produk, menghendaki koreksi terhadap produk cacat oleh karyawan, tercapainya inspeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadap pengedalian mutu jangka panjang. 6. Orang-orang yang tanggap. Penerapan sistem JIT ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalam perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawan bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan. 7. Menghilangkan ketidak pastian. Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan sistem produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata. 8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang. Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan. 3. Manfaat JIT. JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan tetapi juga merupakan system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsidan aktivitas. Manfaat JIT antara lain : a) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang, b) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi, c) Mengurangi pemborosan barang rusak

dan cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya, e) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik, f) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok, g) Layout pabrik yang lebih baik, h) Pengendalian kualitas dalam proses. 4. Persyaratan-persyaratan JIT yang harus dipenuhi dalam penerapan JIT: 1. Organisasi Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi. 2. Pelatihan/ Tim / Keterampilan. JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional dan bagaimana cara kerja JIT. Membentuk Aliran/Penyederhanaan. Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal. Kanbal Pull System. Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan : a) Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya, b) Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan, c) Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya, d) Meratakan beban produksi, e) Mentaati instruktur kanban pada saat fine tuning, f) Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses. 3. Visibiltas/ pengendalian visual. Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan. 4. Eliminasi Kemacetan. Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan. 5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup. Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk

menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi. 6. Total Productive Maintance (TPM) merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut. 7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan berkesinambungan. Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal : Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima. 5. Strategi-strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan yaitu: Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan diperusahaan. Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

6. Hubungan antara JIT dan TQM. Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya system total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat merespon kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT tetapi organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan Total Quality Management (TQM), maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen yang memiliki komitmen untuk berubah. Perbaikan secara terusmenerus (kaizen) selalu beriringan dengan TQM. Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus-menerus (just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen juga bisa merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprenhensif dan terintegrasi. 7. Keuntungan JIT antar lain yaitu : 1. Seluruh system yang ada pada perusahaan dapat berjalan lebih efisien. 2. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya. 3. Barang produksi tidak selalu harus di cek, disimpan atau di retur kembali. 4. Kertas kerja bisa lebih simple. 5. Penghematan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya : mengadakan promosi tambahan. 8. Sistem Just In Time (JIT) penting bagi Perusahaan Industri. Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya persaingan telah mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk merampingkan kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu muncullah ide Just In Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada permintaan. Akibatnya pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta

perbaikan kinerja pengiriman. Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terusmenerus untuk merespon perubahan dengan meminimalisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam sistim JIT yaitu : a) Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk. b) Komitmen terhadap kualitas prima. c) Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. d) Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan nilai tambah. Just In Time adalah suatu sistem keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan : bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya. Persediaan- persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu sudah barang tentu memakan biaya besar. Sistem Just In Time (JIT) merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persedian. Perusahaan yang mengadopsi system Just In Time (JIT) ke proses produksinya pastilah merancang kembali fasilitas - fasilitas pabrikasinya dan kejadian-kejadian yang memicu proses produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi dari pada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya oleh karena itu munculah ide Just In Time (JIT) yang memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif karena tujuan utama Just In Time (JIT) adalah untuk meningkatkan laba dan posisi

persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. III. SIMPULAN. Persediaan, JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unitunit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi. Dalam sistem JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan digudang. Produksi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan. Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dengan JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukan pesanan terhadap perusahaan dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih keperusahaan yang lain. JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just in Time (JIT) mendasarkan pada 8 ( delapan) kunci utama, yaitu : a) menghasilakan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan, b) memproduksi dengan jumlah yang kecil, c) menghilangkan pemborosan,d) memperbaiki aliran produksi, e) menyempurnakan kualitas produk, f) orang-

orang yang tanggap, g) menghilangkan ketidak pastian, h) penekananan pada pemeliharaan jangka panjang. IV. DAFTAR PUSTAKA Fandy Tjiptono & Anatasia Dianan, Total Quality Manajemen, Andi offet Yogyakarta. http://pakguruonline.pendidikan.net./mpmbs4.html http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan -mutu-berbasis.html Schonberger, R.J, Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simlpicity in Manufacturing Management, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984. Mursyidi, Akuntansi Biaya : Conventional Costing, Just in Time dan Activity-Based Costing, Penerbit Karisma, 2009 http://mistc.unila.ac.id/filelemlit/1-semua-%20(word).pdf http://saintek.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/kaunia.pdf Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kualitas, Andi offset Yogyakarta.

Judul : Sistem just in time ( jit ) penting bagi Perusahaan industri Penulis : Putu Sulastri Revisi : 1.