BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sastra juga merupakan cerminan dari masyarakat yang di dalamnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

ASPEK BUDAYA JAWA DALAM NOVEL SETITIK KABUT SELAKSA CINTA (SKSC) KARYA IZZATUL JANNAH : TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra memberikan pelajaran penting bagi kehidupan manusia. Dalam karya terdapat pesan-pesan sosial, moral, dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala imajinasi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya sastra. Karya sastra. dapat mengerti makna kehidupan dan hakikat hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Oleh karena itu, hasil. dan imajinasi yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan.

ASPEK MORAL DALAM TOKOH NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY TINJAUAN: PSIKOLOGI SASTRA

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

KONFLIK BATIN TOKOH SRINTIL DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dari hasil kerja seni kreatif yang dapat digunakan sebagai media untuk menampung serta menyampaikan ide, teori dan sistem berpikir manusia. Sastra juga merupakan cerminan dari masyarakat yang di dalamnya menggambarkan kehidupan sosial masyarakat. Sastra dibuat dengan tujuan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra yang telah diciptakan oleh sastrawan hendaknya mampu memberikan kenikmatan pada pembaca dan dapat diambil manfaatnya Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius) setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam bentuk tertentu secara sadar (conscious) dalam bentuk penciptaan karya sastra (Semi dalam Endraswara, 2003: 22). Menurut Endraswara (2003: 89) karya sastra cenderung memantulkan keadaan masyarakat mau tidak mau akan menjadi solusi zaman. Dalam kaitan ini, sebenarnya pengarang ingin berupaya untuk mendokumentasikan zaman dan sekaligus sebagai alat komunikasi antara pengarang dengan pembacanya. Sebagai hasil imajinatif, sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Membicarakan sastra yang memiliki sifat imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis genre sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa dalam bentuk novel yang menceritakan kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang. Luar biasa karena dari kejadian ini 1

2 terlahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalih jurusan nasib mereka (Jassin, 1985: 78). Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menyuguhkan tokoh-tokoh ceritanya dapat menjadi satu pengalaman hidup yang nyata dan mempunyai tugas mendidik bagi para pembacanya. Novel lahir dan berkembang secara sendirinya, sebagai genre pada cerita serta menceritakan fenomena sosial. Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2007: 22) menjelaskan bahwa novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat dan saling menggantungkan. Dari sekian banyak novel yang hadir tersebut, salah satu di antaranya telah menarik perhatian penulis sehingga penulis merasa tergerak untuk lebih jauh mengkaji dan kemudian mengangkat novel yang berjudul Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah sebagai bahan kajian dalam penelitian ini. Novel Apa Kabar Cinta adalah salah satu karya Izzatul Jannah yang di dalamnya menggambarkan perjalanan relegius Ravenska. Penelitian terhadap novel yang berjudul Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah ini penulis anggap penting karena permasalahan yang ditampilkan pengarang dalam novelnya ini sangat relevan dengan kehidupan dan realitas sosial yang terjadi saat ini. Penulis merasa tertarik dengan kelihaian pengarang yang begitu mahir menggambarkan latar sebagai potret realitas sosial dengan beragam latar budaya. Novel ini menarik untuk dikaji karena di dalamnya mengungkapkan realitas sosial secara jernih tentang hubungan antara dua insan, hubungan pertemanan, dan hubungan dengan Allah. Pengarang novel ini memfokuskan pandangannya pada tokoh Ravenska Sovetzkaya sehingga dalam novel ini banyak ditemukan pandangan dan nilai-

3 nilai islami yang dipakai pengarang untuk melihat berbagai persoalan dalam kaitannya dengan kepribadian tokoh Ravenska. Novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah merupakan novel remaja islami. Novel remaja Islami adalah novel yang segmen usia pembacanya remaja dan di dalamnya mengandung nilai-nilai yang tercermin lewat perilaku dan penampilan-penampilan tokoh, seperti cara bergaul, berpacaran, berpakaian dan sebagainya (M. Anis Matta dalam Jannah, 2001: 8). Novel Apa Kabar Cinta memberikan gambaran kepada seseorang untuk menghargai pendapat orang lain sebab semua manusia memiliki pendapat, pandangan serta keyakinan yang berbeda tentang sesuatu. Hal ini digambarkan pada sosok Ravenska yang tidak pernah bisa melihat ketidakadilan yang dialami para kaum proletar terutama kaum buruh sehingga dia berupaya untuk memperjuangkan hak para kaum buruh demi mendapatkan kesejahteraan seperti yang mereka harapkan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap novel yang berjudul Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan judul Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah (Tinjauan Psikologi Sastra). B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis struktural novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah yang meliputi tema, alur, latar, dan penokohan dan menganalisis kepribadian tokoh utama dalam novel Apa Kabar Cinta dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. C. Perumusan Masalah Untuk melaksanakan penelitian yang terarah, diperlukan suatu perumusan masalah. Di dalam penelitian ini permasalahan dirumuskan sebagai berikut

4 1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah? 2. Bagaimana kepribadian tokoh utama yang terkandung dalam novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah 1. mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah; 2. mendeskripsikan aspek kepribadian tokoh utama yang terkandung dalam novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, antara lain sebagai berikut. 1. Mahasiswa a. sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap karya-karya sastra yang lain khususnya karya Izzatul Jannah yang lain; b. sebagai acuan pembanding dalam penelitian selanjutnya; c. sebagai sumber informasi tambahan yang telah dimiliki di bidang kesusastraan. 2. Pembaca a. memudahkan pembaca dalam memahami karya sastra; b. memperkaya pengetahuan sastra yang telah dimiliki; c. mengembangkan konsep pemikiran tentang novel Apa Kabar Cinta sebagai ajaran atau pengalaman.

5 F. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian dari karya ilmiah. Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal, tetapi umumnya telah ada acuan atau pedoman yang mendasarinya. Terlebih lagi belakangan ini bermunculan pengarangpengarang wanita Indonesia seperti Ayu Utami, Jenar Maesa Ayu, Aryanti, sampai Oka Rusmini yang lahir di era reformasi. Hal ini sebagai tolak awal untuk mengadakan suatu penelitian. Oleh karena itu, dirasakan perlu sekali peninjauan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang pertama sudah pernah dilakukan oleh Koni Winarno (2005) dengan judul skripsi Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap dan pribadi Teyi yang menonjol adalah keras, cerdas, supel, pemberani, dan pandai bergaul, selalu berambisi dan berusaha untuk mencapai cita-citanya, serta mempunyai dorongan emosi yang kuat sehingga menyimpang dari norma susila dan beragama. Selain itu, di dalam novel Gadis Tangsi ditemukan adanya tekad besar yang dimiliki Teyi untuk mengubah kehidupannya. Hal yang mendasar dalam perubahan itu adalah keinginan menjadi manusia berbudaya dan ajakan Putri Parasi yang membawanya ke Surakarta Hadiningrat untuk dicarikan jodoh guna mendapatkan wahyu dari kalangan bangsawan Surakarta. Pada dasarnya di dalam proses perubahan kepribadian yang dialami Teyi tidak hanya bermodal tekad saja, melainkan ada faktor yang mendukungnya, yaitu faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor lingkungan. Adapun penelitian kedua yang juga menggunakan pendekatan psikologi sastra adalah penelitian yang dilakukan oleh Ari Astuti (2005) dengan judul skripsi Perilaku Abnormal dalam Novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara: Pendekatan Psikologi Sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku abnormal dalam novel Pintu Terlarang meliputi neurotik dan psikotik. Di dalam novel Pintu Terlarang ada beberapa

6 perilaku yang digolongkan ke dalam neuorotik, yaitu pobia, distress, kecemasan riil, dan kecemasan neurotik. Sementara itu yang tergolong ke dalam psikotik, yaitu psikotik fungsional. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku abnormal dalam novel Pintu Terlarang antara lain faktor genetik atau keturunan, faktor lingkungan, dan faktor dari dalam dirinya sendiri. Dalam novel Pintu Terlarang, ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam diri tokoh Gambir sampai tokoh Gambir tersebut dapat berperilaku abnormal. Jadi, kesimpulannya bahwa perilaku abnormal seseorang timbul karena tidak seimbangnya fungsi id, ego, dan super ego. Perilaku abnormal seseorang timbul karena fungsi id lebih mendominasi daripada super ego. Selain itu mengungkap juga gambaran dunia fantasi tokoh Gambir ketika beranggapan bahwa benda-benda yang ada disekitarnya dapat bicara sampai akhirnya Gambir tega membunuh kedua orang tuannya. Fantasi diciptakan untuk melarikan diri dari dunia realitas karena keberadaan penderita psikotik tersebut sudah tidak bisa lagi diterima oleh masyarakat. Hubungan antara dirinya dengan lingkungan sudah tidak bisa lagi diterima oleh masyarakat. Hubungan antara dirinya dengan lingkungan sudah terputus sehingga ia menciptakan dunia sendiri yaitu dunia fantasia atau dunia imajiner. TuIisan lain yang meneliti karya Izzatul Jannah adalah skripsi yang ditulis oleh Johan Deni Kholiq (2006) dengan judul "Aspek Mental Tokoh Utama dalam Novel Gadis dalam Kaca karya Izzatul Jannah: Tinjauan Psikologi Sastra". Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek mental kurang percaya diri pada tokoh Woro Setyarini disebabkan empat faktor, di antaranya yaitu a) faktor cacat jasmaniah, b) perlindungan yang berlebihan dari orang tua (overprotection), c) lingkungan sekolah dan perguruan tinggi yang tidak menguntungkan, dan d) faktor kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang tidak terpuaskan.

7 Sepengetahuan peneliti penelitian dengan judul Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah Pendekatan Psikologi Sastra ini belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Akan tetapi jenis penelitian yang menganalisis dengan menggunakan teori psikologi sastra sudah banyak dilakukan oleh peneliti yang terdahulu. Dengan demikian, penelitian terdahulu tersebut dapat dijadikan sebagai tinjauan terhadap penelitian yang sedang dilakukan ini. Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa keaslian dan orisinalitas penelitian dengan judul Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah: Tinjauan Psikologi Sastra dapat dipertanggungjawabkan. G. Landasan Teori Novel adalah sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2000: 4). Dalam penelitian ini digunakan beberapa teori yang saling berkaitan untuk dijadikan landasan dalam analisis. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain teori struktural, dan teori psikologi sastra. 1. Teori Struktural Pendekatan struktural dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan kesastraan yang menekankan hubungan antarunsur pembangun karya yang bersangkutan. Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik karya sastra yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2000: 37).

8 Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan teks karya sastra itu sendiri. Pengkajian terhadapnya hendaknya diarahkan pada bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan dan sebaliknya. Pandangan ini merupakan reaksi terhadap pandangan mimesis dan romantik yang menekankan bahwa karya sastra sebagai tiruan objek-objek di luarnya dan dalam penilaian lebih menekankan aspek ekspresivitas yakni mempertimbangkan biografi pengarang dan sejarah kelahiran suatu karya sastra (Sukada, dalam Jabrohim (Ed), 2001: 66). Sebuah struktur mempunyai tiga sifat, yaitu totalitas, transformasi, dan pengaturan diri. Totalitas yang dimaksud adalah bahwa struktur terbentuk dari serangkaian unsur, tetapi unsur-unsur itu tunduk kepada kaidah-kaidah yang mencirikan sistem itu sebagai sistem. Dengan kata lain, susunannya sebagai satu kesatuan akan menjadi konsep lengkah dalam dirinya. Transformasi dimaksudkan adalah bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada sebuah unsur struktur akan mengakibatkan hubungan antarunsur menjadi berubah pula. Pengaturan diri dimaksudkan adalah bahwa struktur itu dibentuk oleh kaidah-kaidah intrinsik dari hubungan antarunsur akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang (Sangidu, 2004: 16). Transformasi yang terjadi pada sebuah struktur karya sastra bergerak dan melayang-iayang dalam teksnya serta tidak menjalar keluar teksnya. Karya sastra sebagai sebuah struktur merupakan sebuah bangunan yang terdiri atas berbagai unsur, yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Karena itu, setiap perubahan yang terjadi pada sebuah unsur struktur akan mengakibatkan hubungan antarunsur menjadi berubah. Perubahan hubungan antarunsur dan posisinya itu secara otomatis akan mengatur diri (otoregulasi) pada posisinya semula (Piaget dalam Sangidu, 2004: 16).

9 Dengan demikian, teori struktural adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu struktur yang terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya. Tujuan analisis struktural adalah membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan dan keterjalinan berbagai unsur yang secara bersama-sama membentuk makna (Staton dalam Nurgiyantoro, 2000: 37). Adapun langkah kerja dalam teori strukturaiisme adalah sebagai berikut: a. mengidentifikasikan unsur intrinsik yang membangun sastra secara lengkap dan jelas, mana tema dan mana tokohnya, b. mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasikan sehingga diketahui tema, tokoh, alur, latar dari suatu karya sastra, c. menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh, aiur, latar dalam sebuah karya sastra tersebut (Nurgiyantoro, 2000: 36). Stanton (dalam Jabrohim, 2001: 56), mendeskripsikan unsur-unsur pembangun struktur itu terdiri atas tema, fakta cerita dan sarana sastra. Fakta cerita terdiri atas alur, tokoh, dan latar, sedangkan sarana sastra biasanya terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, imajinasi, dan juga cara-cara pemilihan judul di dalam karya sastra. Fungsi sarana sastra adalah memadukan fakta sastra dengan tema sehingga makna karya sastra itu dapat dipahami dengan jelas. 1) Tema Tema menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2000: 70) adalah makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara sederhana, yang dapat bersinonim dengan ide cerita (central idea) dan tujuan utama (central purpose).

10 2) Alur Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2000 : 113) mengemukakan aiur adalah cerita yang berisi kejadian, tetapi kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain 3) Penokohan Tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra biasanya merupakan rekaan, tetapi tokohtokoh tersebut adalah unsur tertentu daiam suatu cerita. Pentingnya unsur tersebut terletak pada fungsi tokoh yang memainkan suatu peran sehingga cerita tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Stanton (dalam Jabrohim, 2001: 31) mengatakan bahwa karakter itu mempunyai dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokohtokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, keinginan, keterkaitan, emosi, dan moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam cerita. 4) Latar Stanton (dalam Jabrohim, 2001: 18) mengelompokkan latar, bersama tokoh dan aiur, ke daiam fakta (cerita) karena ketiganya yang akan dihadapi dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Latar mempunyai fungsi untuk membuat cerita rekaan terasa lebih hidup dan segar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis strukturai berusaha memaparkan dan menunjukkan unsur-unsur yang membangun karya sastra, menjelaskan fungsi unsur-unsur tersebut dalam membentuk makna yang utuh. Tujuan dari analisis struktural yaitu untuk menggali dan mengetahui kebulatan makna intrinsik atau makna unsur-unsur karya sastra tersebut.

11 2. Teori Psikologi Sastra Psikologi sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu karya yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh imajiner yang ada di dalamnya atau mungkin juga diperankan oleh tokoh-tokoh faktual. Hal ini merangsang untuk melakukan penjelajahan ke dalam batin atau kejiwaan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk manusia yang beraneka ragam (Semi dalam Sangidu, 2004: 30). Banyak ragam definisi yang menunjukkan kepada pengertian psikologi sebagai ilmu juga yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada perilaku manusia (human behavior or action). Hal ini dapat dipahami karena perilaku merupakan fenomena yang dapat diamati dan tidak abstrak. Jiwa merupakan sisi dalam (inner side) manusia yang tidak teramati, tetapi penampakannya tercermati dan tertangkap oleh indera, yaitu lewat perilaku (Siswantoro, 2005: 26). Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Penelitian psikologi sastra dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis (Ratna, 2004: 342-344). Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui perbedaan psikologi dengan psikologi sastra. Psikologi merupakan suatu ilmu yang menekankan tingkah laku atau aktivitas-aktivitas sebagai manisvestasi kehidupan kejiwaan, sedangkan psikologi sastra yaitu menekankan perhatian pada unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fungsional yang terkandung dalam karya sastra.

12 Psikologi sastra sebagai disiplin ilmu ditopang oleh tiga pendekatan studi. Menurut Roekhan (dalam Endraswara, 2003: 9), pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh dalam sebuah karya sastra 2. Pendekatan reseptif pragmatik yaitu mengkaji aspek psikologi sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya sastra yang dibacanya, sastra diproses resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra 3. Pendekatan ekspresif yaitu aspek psikologi sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wali masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis meneliti novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah dengan menggunkan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh dalam sebuah karya sastra. H. Metode Penelitian Metode merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil atau tidaknya sebuah penelitian akan sangat dipengaruhi oleh tepat atau tidaknya peneliti dalam memilih metode yang akan dipakai. Jika metode yang dipakai kurang tepat, hasil penelitiannya pun akan menjadi kurang sempurna. Metode penelitian merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu (Al Barry, 2001: 45). Setiap penelitian selalu menggunakan suatu metode untuk membuktikan bahwa hasil penelitian tersebut benar. Adapun metode penelitian yang akan penulis terapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor ( dalam Moleong, 2005: 4) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang atau perilaku yang diamati. Jadi,

13 metode ini adalah diskriptif kualitatif karena data tersebut berupa uraian dan catatancatatan dari sumber yang berupa tulisan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam hubunganya dengan objek yang akan diteliti. 1. Objek Penelitian Menurut Sangidu (2004: 61) objek penelitian sastra adalah pokok penelitian sastra. Obyek penelitian dapat berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya dan sebagainya. Objek penelitian ini adalah kepribadian tokoh utama yang terkandung dalam novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah. 2. Data dan Sumber Data a. Data Data yang dikumpulkan dalam analisis deskriptif adalah data berupa katakata, atau gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif (Moleong, 2007: 11). Jadi, wujud data dalam penelitian ini adalah kata-kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang terdapat dalam novel Apa Kabar Cinta. Data pada dasarnya merupakan bahan mentah yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian dari aspek yang dipelajari atau diteliti. Adapun data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud kata, frase, ungkapan dan kalimat yang terdapat dalam novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah. b. Sumber Data Sumber data adalah subjek penelitian dari mana data diperoleh. Dalam penelitian sastra, sumber data berupa teks novel, cerita pendek, drama, dan lainlain (Siswantoro, 2005: 53). Sumber data penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder.

14 1) Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara (Siswantoro, 2005: 54). Sumber data primer penelitian ini adalah novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah, diterbitkan oleh Era Intermedia, tahun 2001 Surakarta, setebal 192 halaman. 2) Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara tetapi masih berdasarkan pada konsep (Siswantoro, 2005: 54). Sumber data sekuder penelitian ini berupa makalah, buku-buku yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian, artikel di internet. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Menurut Subroto (1992: 42) teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Data diperoleh dalam bentuk tulisan, yang harus dibaca, disimak, hal-hal yang penting dicatat, kemudian disimpulkan dan dipelajari sumber tulisan yang dapat dijadikan sebagai landasan teori dan acuan hubungan dengan objek yang akan diteliti. Teknik simak dan catat berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat terarah dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran penelitian karya sastra berupa teks novel Apa Kabar Cinta dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan terhadap sumber data primer dan sumber

15 data sekunder tersebut kemudian ditampung dan dicatat untuk dugunakan dalam penyusunan laporan penelitian dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong. 2007: 280). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembacaan semiotik, yaitu heuristik dan hermeneutik. Menurut Riffaterre (dalam Imron, 1995: 357) pembacaan heuristik, pembaca melakukan interprestasi secara referensial melalui tanda-tanda linguistik. Pembacaan ini berasumsi bahwa bahasa bersifat referensial, artinya bahasa harus dihubungkan dengan hal-hal nyata. Pada tahap ini pembaca menemukan arti secara linguistik. Pembacaan hermeneutik merupakan kelanjutan dari pembacaan heuristik untuk mencari makna secara linguistik. Selanjutnya langkah kedua pembacaan hermeneutik merupakan cara kerja yg dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Dengan pembacaan bolak-balik itu, pembaca dapat mengingat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tesebut antara yang satu dengan yang lainnya sampai dapat menemukan makna karya sastra pada sistem sastra yang tertinggi, yaitu makna keseluruhan teks sastra sebagai sistem tanda. I. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman serta untuk mewujudkan penulisan yang sistematis, penulisan akan dibagi berdasarkan bab dan masing-masing bab akan dibagi menjadi beberapa subbab.

16 BAB I : Pendahuluan, memuat antara lain Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB Il : Riwayat Hidup Pengarang, Hasil Karya Pengarang, Latar Belakang Sosial Pengarang dan Ciri Khas Kepengarangannya. BAB III : Memuat antara lain AnaIisis Struktural yang akan dibahas dalam tema, aiur, penokohan dan latar. BAB IV : merupakan bab inti dari penelitian yang akan membahas kepribadian tokoh utama dalam novel Apa Kabar Cinta karya Izzatul Jannah. BAB V : merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran